100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
164 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep dasar analisis pertumbuhan tanaman dan beberapa pendekatan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman secara kuantitatif, seperti analogi uniseluler, autokatalisis, kuasi zat, dan indeks efisiensi. Dokumen ini juga membahas aplikasi analisis kuantitatif pertumbuhan tanaman dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar analisis pertumbuhan tanaman dan beberapa pendekatan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman secara kuantitatif, seperti analogi uniseluler, autokatalisis, kuasi zat, dan indeks efisiensi. Dokumen ini juga membahas aplikasi analisis kuantitatif pertumbuhan tanaman dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar analisis pertumbuhan tanaman dan beberapa pendekatan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman secara kuantitatif, seperti analogi uniseluler, autokatalisis, kuasi zat, dan indeks efisiensi. Dokumen ini juga membahas aplikasi analisis kuantitatif pertumbuhan tanaman dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pertumbuhan tanaman.
OLEH JEREMY LAMHOT P. NABABAN 150301124 AGRONOMI KONSEP DASAR
• Penampilan organisme hidup sebagai suatu target
analisis kuantitatif pertumbuhan merupakan resultante dari berbagai macam faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisme tersebut. • Faktor-faktor ini kemudian bekerja melalui suatu mekanisme yang rumit dan sistem organisme. • Mekanisme atau proses tersebut berubah dengan waktu sesuai dengan perkembangan tanaman atau karena perubahan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam penampilan tanaman. 1. Analogi Uniselluler • Suatu analisis kuantitatif yang dikembangkan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman yang didasarkan pada proses pembelahan sel. • Penerapan konsep ini terbatas pada bagian tanaman tertentu seperti bagian meristematik dimana pembelahan sel terjadi secara aktif. • Pada konsep ini, pertumbuhan tanaman pada tingkat sel dianalogikan dengan pertumbuhan organisme uniselluler (bersel tunggal) dimana proses yang dipertimbangkan terjadi terdiri hanya dari pembelahan sel dan pembesaran sel dan diferensiasi terjadi hanya pada skala yang relatif kecil. • Asumsi yang dipegang adalah bahwa setiap sel dalam suatu koloni mempunyai potensi melakukan pembelahan yang sama per satuan waktu (masa generasi). Satu generasi ... N = No x 2 = No. 21 Dua generasi ... N = No x 2 x 2 = No. 22 N generasi ... N = No x 2 x 2 x .. = No. 2n
• Jika pertumbuhan tanaman tingkat tinggi dianalisis
menggunakan cara ini, pendekatannya lebih bersifat tidak langsung. • Melibatkan aspek ekologi yang dihadapi tanaman. • Pertumbuhan tanaman tingkat tinggi lebih mengarah kepada pertambahan besaran sekumpulan individu pada suatu komuniti (pertanaman/vegetasi). • Laju pertumbuhan tanaman keseluruhan tanaman (organ) sebagai suatu kesatuan akan sulit diinterpretasi. 2. Autokatalisis • Brailsford Robertson (1908) mengemukakan bahwa pertumbuhan tanaman mengikuti “perkembangan suatu reaksi kimia autokatalisis dengan waktu” dalam suatu sistem tertutup. • Asumsi dasar konsep ini adalah bahwa produk yang dihasilkan mengkatalisa pembentukannya sendiri dengan menggunakan substrat yang tersedia, dimana tingkat pertambahan produk yang eksponsil dengan waktu pada masa awal pertumbuhan, karena semakin banyak produk yang dibentuk akan semakin banyak produk yang dihasilkan. • Akan tetapi setelah waktu tertentu, substrat sudah terbatas dan produk yang dihasilkan menurun, sehingga laju pertumbuhan semakin lama akhirnya mencapai nol. • Logarima ukuran dipetakan sebagai fungsi waktu, hubungan tidak menghasilkan garis lurus tetapi suatu liku yang agak konveks. • Banyak kasus pertumbuhan, maksimum pertumbuhan bertahan selama jangka waktu yang cukup lama, sehingga liku laju pertumbuhan tanaman mendatar pada bagian atas. • Terdapat contoh liku pertumbuhan bahkan tidak mendekati bentuk S yang khas. • Buah ceri dan persik pada suatu bagian menunjukkan pertumbuhan mendatar selama jangka waktu tertentu setelah melewati fase lambat pada awal pertumbuhan, dan meningkat lagi mengikuti bentuk S ganda, dan pada bagian lain menunjukkan peningkatan langsung dari awal dengan kecepatan maksimum tanpa melewati fase logaritma dan kemudian mendatar. • Penyimpangan dari bentuk S juga ditunjukkan oleh pertambahan berat dan khususnya tinggi manusia dengan umur. 3. Kuasi Zat • Nol (1906) melalui muridnya Heckenberg (1909) menuliskan mengenai “kuasi atau nisbah zat” (substanzquotient) yang diperoleh dengan menentukan kuantitas bahan kering tanaman pada interval yang sama. • Masing-masing bahan kering dihubungkan satu sama lain dengan cara membagi bahan kering yang diperoleh pada suatu waktu tertentu dengan yang diperoleh sebelumnya. • Hasil bagi digunakan sebagai ukuran “energi asimilasi” dari suatu tanaman pada berbagai periode dalam hidupnya. • Kuasi zat (Kz) merupakan fungsi dari laju pertumbuhan tanaman dan jangka waktu (T) yang ditempuh diantara kedua waktu penentuan berat tanaman • Kuasi zat tidak hanya menggambarkan kecepatan tumbuh tanaman atau kemampuannya menimbun bahan baru tetapi juga tempo dari proses ini berlangsung. • Sehingga perbandingan antara Kz yang berasal dari hasil pengamatan dengan tempo yang berbeda sulit dilakukan. 4. Indeks Efisiensi • V.H Blackman (1919) menyatakan bahwa, asalkan laju asimilasi per satuan luas daun dan laju respirasi per satuan massa tetap dan ukuran sistem daun mengandung suatu hubungan konstan dengan berat kering seluruh tanaman, laju produksi bahan baru akan proporsional dengan ukuran tanaman. • Peningkatan berat kering tanaman akan mengikuti “hukum bunga berganda (the compound interest law)”. • Tingkat bunga diistilahkan dengan “indeks efisiensi produksi” (efficiency index of production) yang berbeda dari “substanzquotient”. • Konsep ini berlaku apabila bahan baru tanaman yang dihasilkan digunakan menjadi modal (organ fotosintesis) untuk menghasilkan bahan baru tanaman kemudian. • Tingkat bunga adalah suat konstanta fisiologi tanaman sebagai suatu produsen bahan baru yang dapat diistilahkan sebagai “indeks efisiensi produksi bahan kering” • Est et al (1920) mengusulkan istilah “laju pertumbuhan relatif” ( relative growth rate), dimana perbedaannya hanya terletak pada asumsi yang mendasari konsep tersebut, namun hakikatnya sama yaitu merupakan parameter pertumbuhan hasil integrasi keseluruhan proses yang menghasilkan pertambahan berat kering tanaman. APLIKASI ANALISA KUANTITATIF
• Kegunaan analisis kuantitatif pertumbuhan adalah
bahwa gambaran pertumbuhan tanaman secara kuantitatif dan peristiwa-peristiwa yang mendukung proses pertumbuhan tersebut dapat diketahui lebih jelas. • Analisis pertumbuhan tanaman bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi sebagai jalan untuk mendapatkan sesuatu tujuan. • Dalam banyak penelitian, pengamatan parameter pertumbuhan tanaman dan analisisnya sering dilakukan secara tradisional yang tanpa didasarkan atas tujuan ilmiah yang direncanakan, akibatnya data yang diperoleh tidak dimanfaatkan secara optimal. • Dalam keadaan demikian analisis pertumbuhan tidak akan memberikan sumbangan yang berarti tetapi justru memperumit hasil penelitian. • Untuk itu, tujuan pengikut sertaan analisis pertumbuhan harus ditegaskan pada awalnya, apakah sebagai tujuan utama penelitian atau sebagai data penunjang. BAHAN PEMIKIRAN
• Semua proses berhubungan satu sama lain dibawah
kendali program genetik dan pengaruh lingkungan, dan perubahan dari satu proses dapat mempengaruhi proses yang lain. • Hubungan diantara proses dapat sangat rumit dan tidak sesederhana mekanisme umpan balik karena keterlibatan faktor lain. • Oleh karena itu, pelaksanaan dua atau lebih percobaan sederhana dimana hanya satu faktor diuji untuk setiap percobaan yang direncanakan berdasarkan kaidah statistik jauh lebih baik dari pelaksanaan suatu percobaan yang menguji banyak faktor sekaligus.