Anda di halaman 1dari 126

 Pengertian

 Jumlah dan komposisi penduduk


 Kualitas penduduk
 Aspek-aspek kependudukan
 Menyajikan informasi data kependudukan
 Permasalahan kependudukan di Indonesia
 Berasal dari bahasa Latin
 Antropos = manusia
 Sphare = lapisan
 Lapisan bumi yang terdiri dari unsur
kehidupan berupa manusia dan berkaitan
dengan peranan penduduk sebagai
penghuni bumi terhadap unsur-unsur
lain di Bumi
 Ilmu yang mempelajari tentang
menyelidiki, mencatat dan mengolah
data penduduk dengan statistik untuk
mengetahui segala sesuatu yang
berhubungan dengan perkembangan,
kepadatan, kelahiran, kematian,
perpindahan dan persebaran penduduk
disebut Demografi
Antroposfer adalah objek dari studi geografi yang
mempelajari tentang seluk beluk manusia
berkaitan erat dengan jumlah dan persebaran
serta bentuk-bentuk hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungan.

Demografi
adalah cabang dari studi geografi yang mempelajari
tentang struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.

Komposisi penduduk
menggambarkan susunan penduduk yang
berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut
karakteristik tertentu
 Komposisi Penduduk : gambaran keadaan penduduk
di suatu daerah yang didasarkan atas karakteristik
khusus dari penduduk
 Dapat dibagi menjadi 4 kelompok :
 Biologis
 Sosial
 Geografis
 Ekonomi
 Biologis : usia dan jenis kelamin
 Geografis : perbedaan wilayah tempat tinggal
penduduk, misalnya perbedaan jumlah penduduk
kota dan penduduk desa
 Sosial : karakteristik sosial penduduk, seperti
tingkat pendidikan, kesehatan, dan status
perkawinan
 Ekonomi : mata pencaharian, seperti kelompok
petani, pedagang, karyawan, pegawai negeri, dan
kelompok lainnya
 Survey : perhitungan penduduk dengan cara
mengambil contoh dari suatu daerah
 Registrasi : pencatatan mengenai kelahiran dan
kematian, serta segala kejadian penting yang
dialami penduduk, seperti perceraian, pernikahan,
pengangkatan anak, juga perpindahan penduduk
 Sensus dari bahasa Latin : “census” , pada zaman
Babilonia, Persia, China, hingga Mesir. Di
Indonesia : pemerintahan Belanda (1930) disebut
volkteling
 Sensus penduduk (cacah jiwa): rangkaian
kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, dan penertiban informasi
kependudukan mengenai seluruh penduduk di
suatu daerah/negara pada waktu tertentu
 Sensus de facto : perhitungan penduduk yang
dikenakan pada orang yang ada di wilayah sensus pada
saat pelaksanaan sensus

Sensus de jure : perhitungan


penduduk yang dikenakan pada orang yang benar-
benar berdiam di wilayah sensus
 Metode house holder : petugas
sensus menyerahkan satu daftar untuk diisi oleh
kepala rumah tangga.
 Cara ini hanya dilaksanakan untuk negara maju karena
tingkat membaca masyarakatnya sudah maju

Metode cansaver : petugas sensus


mendatangi responden, mengajukan pertanyaan dan
mengisi daftar pencacahan sesuai jawaban yang
diberikan oleh responden (penduduk)
 Survey Penduduk Antarsensus (SUPAS) :
dilaksanakan pada periode pertengahan antara 2
sensus penduduk.
 Registrasi Sipil : diperoleh dari catatan
administrasi kepala desa. Kegiatan ini dilakukan oleh
kementerian dalam negeri menggunakan cara de jure.
1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
2. Pertumbuhan Penduduk
3. Fertilitas dan Mortalitas
4. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
5. Komposisi Penduduk
6. Kualitas Penduduk
7. Mobilitas Penduduk
 Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara
merupakan modal negara atau menjadi beban negara
 Kondisi perkembangan jumlah penduduk Indonesia
Tahun Jumlah Tahun Jumlah

1920 52.3 juta 1970 97,2 juta

1930 60,7 juta 1980 146,9 juta

1940 70,4 juta 1990 178,5 juta

1950 77,3 juta 2000 205,4 juta

1960 87,2 juta 2010 237 juta


 Fenomena ledakan penduduk (population boom).
Fase ini dikenal dengan masa transisi demografi.
 Terjadi pada tahun 1970-1980
 Upaya untuk mengatasi ledakan penduduk:
 Program Keluarga Berencana (KB), melalui
program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS), yang terdiri atas suami, istri,
dan dua orang anak.
 Menentukan batas terendah usia perkawinan
pertama, yaitu bagi perempuan berusia 19 tahun
dan laki-laki 21 tahun
 Menambah jumlah fasilitas pendidikan sekolah
sehingga dapat menunda usia perkawinan.
 Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke
waktu.
 Faktor penyebabkan perubahan jumlah penduduk.
Misalnya: peperangan, wabah penyakit atau epidemi,
kelaparan, dan bencana alam, kestabilan negara,
peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan
jumlah penduduk cenderung naik.
 Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu wilayah
tertentu dinamakan dinamika penduduk.
 Gejala dinamika penduduk dipengaruhi oleh
Faktor kelahiran (fertilitas atau natalitas), kematian
(mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi)
• Macam pertumbuhan penduduk:
 Pertumbuhan penduduk alami
 Pertumbuhan penduduk total
 merupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah
kelahiran dan kematian.
 Rumus : Pt = Po + ( L - M )
 Rumus persentase pertumbuhan penduduk alami :
L-M Keterangan :
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
%= X 100% Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
Po M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk alami
 Contoh soal:
Jumlah penduduk Kecamatan A pada 2004 adalah
25.000 jiwa. Selama 2004 - 2005 terjadi kelahiran
sebanyak 1.200 bayi, sedangkan penduduk yang
meninggal dunia adalah 650 jiwa. Hitung berapa
jumlah penduduk Kecamatan A 2005 dan berapa
persentase pertumbuhan penduduk alaminya?
 Diketahui: Po = 25.000 L = 1.200 M = 650
 Ditanyakan: Jumlah penduduk Kecamatan A 2005
dan persentase pertumbuhan penduduk alami?
 Jawab:
Pt = Po + (L - M)
Pt = 25.000 + (1.200–650) 550
Pt = 25.000 + 550 2,2 % = X 100%
Pt = 25.550 jiwa 25000
 pertumbuhan penduduk alami selama periode 2004–2005
adalah 550 jiwa sehingga jumlah penduduk Kecamatan A
2005 menjadi 25.550 jiwa. Persentase pertumbuhan
penduduk adalah 2,2 %.
 merupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah
kelahiran, kematian, dan migrasi (imigrasi dan
emigrasi)
 Rumus : Pt = Po + ( L - M ) + ( I - E )
 Rumus persentase pertumbuhan penduduk total:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu
wilayah)
E = jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau
meninggalkan suatu wilayah)
% = persentase pertumbuhan penduduk total.
Jumlah penduduk Kecamatan B pada 2005 adalah
30.000 jiwa. Selama 2005–2006 terjadi kelahiran
sebanyak 1.500 bayi, sedangkan penduduk yang
meninggal dunia adalah 700 jiwa. Penduduk yang
datang dan menetap di daerah tersebut berjumlah
50 jiwa, sedangkan yang pindah ke daerah lain
adalah 25 jiwa. Hitung jumlah penduduk
Kecamatan B 2006 dan berapa persentase
pertumbuhan penduduk totalnya.
 Diketahui: Po = 30.000 L = 1.500 I = 50 M = 700 E = 25
 Ditanyakan: Jumlah penduduk Kecamatan B 2006 dan
persentase pertumbuhan penduduk total?
 Jawab:
Pt = Po + (L - M) + (I - E)
Pt = 30.000 + (1.500 - 700) + (50 - 25)
Pt = 30.000 + 800 + 25
Pt = 30.000 + 825 2,75% =
Pt = 30.825 jiwa
pertumbuhan penduduk total selama 2005–2006 adalah 825
jiwa, sehingga jumlah penduduk Kecamatan B 2006 menjadi
30.825 jiwa. Persentase pertumbuhan penduduk totalnya
adalah 2,75%.
 Pertumbuhan penduduk eksponensial

Pt = Po . e rn

 Pertumbuhan penduduk geometris

Pt = P0.(1 + r) n

Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan


Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
1 = bilangan konstanta geometris
e = bilangan eksponensial, nilainya 2,7182819
r = rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun (%)
n = lama waktu perhitungan

Diketahui: Pt = 205.843.000
Po = 178.500.000 Pt = Po . ern
n = 10 tahun
Ditanyakan: r ?
205.843.000 = 178.500.000. (2,7182819) r.10
205.843.000
= (2,7182819)r.10
178.500.000
1,15318 = (2,7182819)r.10
log 1,15318 = 10. r . log 2,7182819
0,0619 = 10. r . 0,4343
0,0619 = 4,343 . r
0,0619
r= = 1,43%
4,343
 Contoh soal:
Pada tahun 2000 penduduk Indonesia
berjumlah 209.597.000. Pertumbuhan
penduduk 1,6%. Kapan penduduk
menjadi dua kali lipat jumlahnya dan
berapa jumlahnya?
 Jadi dengan pertumbuhan 1,6% pertahun, penduduk
akan menjadi dua kali lipat dalam waktu 44 tahun

Jadi dengan pertumbuhan 1,6% pertahun, penduduk akan menjadi dua kali lipat
dalam waktu 44 tahun (2044)
tiga faktor utama dinamika penduduk, yaitu fertilitas,
mortalitas, dan migrasi
Kelahiran
(Natalitas)
Kelahiran adalah lahirnya seorang bayi dengan adanya tanda-
tanda kehidupan, seperti menangis, bernafas, jantung
berdenyut, dan sebagainya.

Faktor penentu kelahiran ada dua, yaitu faktor


penghambat dan faktor pendukung

Faktor-Faktor pendukung Faktor-faktor penghambat


kelahiran (pronatalita) kelahiran (antinatalitas)
kawin muda Keluarga berencana
anggapan banyak anak banyak UU perkawinan
rejeki Penundaan usia nikah
penilaian tinggi tentang anak peraturan pegawai negeri
Angka kelahiran atau fertilitas diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu
 angka kelahiran kasar,
 kelahiran umum, dan
 kelahiran menurut kelompok-kelompok usia
Angka kelahiran kasar, yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk
dalam periode tahun tertentu, dengan rumus:
B
CBR = X 1000
P

Keterangan:
CBR : tingkat fertilitas kasar
B : jumlah bayi yang lahir hidup
P : jumlah penduduk
 Contoh:
Pada 2006, jumlah penduduk Kelurahan A adalah
200.000 jiwa. Dalam periode satu tahun, di wilayah
tersebut telah terjadi kelahiran hidup sebanyak 400
bayi. Tentukan angka kelahiran kasar di Kelurahan A
tersebut.
 Diketahui: B = 400
P = 200.000 K = 1.000
 Ditanyakan: CBR?
 Jawab: B
CBR = X 1000
P
400
CBR = X 1000
200000
CBR = 2 bayi per seribu penduduk
 Angka kelahiran umum, yaitu angka yang menunjukkan
jumlah komposisi bayi lahir hidup dari setiap seribu
penduduk wanita usia reproduksi dalam periode tahun
tertentu.
 Usia reproduksi adalah usia di mana wanita sudah berpotensi
untuk melahirkan, yaitu antara umur 15–49 tahun, dengan
rumus
Keterangan:
GFR : tingkat fertilitas umum
B : jumlah bayi lahir hidup(kelahiran)
Pf : jumlah penduduk wanita
produktif (15-49 tahun)
 Diketahui: B = 200
Pf (15-49) = 5.000
 Ditanyakan: GFR?
 Jawab:

200
GFR = X 1000
5000

GFR = 40 bayi perseribu penduduk wanita subur


 Angka kelahiran menurut kelompok usia, yaitu angka
yang menunjuk kan banyaknya bayi lahir hidup dari
setiap seribu penduduk wanita perkelompok umur
pada usia reproduksi dalam periode tahun tertentu
 Dalam demografi, interval usia yang biasa digunakan
adalah lima tahun.
 Kelompok-kelompok umur dalam usia reproduksi
adalah 15–19, 20–24, 25–29, 30–34, 35–39, 40–44, dan
45–49 tahun.
 tingkat akurasi paling tinggi adalah angka kelahiran
menurut kelompok usia. Hal ini dikarenakan dalam
perhitungannya mempertimbangkan faktor jenis
kelamin, usia reproduksi perkelompok umur, dan
banyaknya bayi yang lahir dari tiap penduduk wanita
tiap kelompok umur dalam usia reproduksi., dengan
rumus:
Bx
ASFRx = X 1000
Pf (15-49)
 Keterangan:
 ASFRx = angka kelahiran menurut kelompok usia
 Bx = jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita
kelompok usia tertentu
 Pf = jumlah penduduk wanita usia subur pada kelompok
umur tertentu
 Contoh:
Pada 2011, jumlah penduduk wanita kelompok usia
15-49 tahun di Kelurahan C adalah 8.000 jiwa.
Dalam periode satu tahun, di wilayah tersebut
telah terjadi kelahiran hidup sebanyak 100 bayi
dari wanita usia 20-24 tahun, kelahiran bayi hidup
sebanyak 200 bayi dari wanita usia 25-29 tahun,
kelahiran bayi hidup sebanyak 150 bayi dari wanita
usia 30-34 tahun . Tentukan angka kelahiran
kelompok usia 30-34 tahundi Kelurahan C
tersebut.
 Diketahui: B(20-24) = 100 bayi
B (25-29) = 200bayi
B (30-34) = 150 bayi
Pf (15-49) = 8.000
 Ditanyakan: ASFR usian 30-34?
 Jawab:
150
ASFR = X 1000
8000

ASFR = 18,75 (19) bayi perseribu penduduk wanita subur


usia 30-34
Kematian ( Mortalitas))
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda
kehidupan.
Faktor penentu kematian ada dua, yaitu faktor
penghambat dan faktor pendukung

Faktor-Faktor pendukung kematian Faktor-faktor penghambat


(promortalitas) kematian (antimortalitas)
kurangnya sarana kesehatan tersedia sarana kesehatan
tingkat kesehatan masyarakat bahan makanan dan gizi
rendah yang cukup
bencana alam Kesehatan masyarakat yang
Peperangan dll tinggi
 Angka kematian kasar menunjukkan banyaknya
jumlah penduduk yang meninggal dunia dari tiap-tiap
seribu penduduk, dengan rumus:
 Keterangan
CDR = angka kematian kasar
D = jumlah penduduk yang meninggal dunia
P = jumlah penduduk
D
CDR = X 1000
P
 Contoh:
Pada 2000, jumlah penduduk adalah 250.000 jiwa.
Dalam periode satu tahun telah terjadi kematian
sebanyak 500 orang. Tentukan angka kematian
kasarnya di daerah tersebut.
 Diketahui: D = 500 jiwa
P = 250.000 jiwa
 Ditanyakan: CDR ?
D
 Jawab: CDR = X 1000
500 P

 CDR = X 1000
250000

CDR = 2 orang perseribu penduduk


 Angka kematian menurut usia menunjukkan jumlah
penduduk yang meninggal dunia dari seribu penduduk
pada kelompok usia tertentu, dengan rumus:
Dx
ASDR = X 1000
Px
 Keterangan
ASDR = angka kematian menurut kelompok usia
Dx = jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok
usia tertentu
Px = jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
 Contoh:
Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kota C adalah
3.000.000 jiwa. Dari jumlah tersebut persentase
kelompok penduduk yang berusia 55–59 tahun adalah
5%. Dalam kelompok usia tersebut telah terjadi
kematian sebanyak 300 orang. Tentukan ASDR kota C.
 Diketahui: Dx = 300 (55-59),
Px = 3.000.000 jiwa x 5%,
 Ditanyakan: ASDR?
 Jawab:
D(55-59)
ASDR (55-59) = X 1000
P(55-59)

300
ASDR (55-59) = X 1000
(3000000 x 5%)
 ASDR (55-59) = 2 orang

pada 2005 jumlah penduduk yang meninggal dunia pada


kelompok usia 55–59 tahun adalah 2 orang setiap 1.000
penduduk
 Angka kematian bayi menunjukkan jumlah bayi
meninggal dunia dari seribu bayi yang lahir hidup
pada periode tahun tertentu. Infant mortality
merupakan salah satu indikasi kualitas penduduk,yaitu
berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak,
pemenuhan gizi keluarga, dan kesiapan fisik saat
proses persalinan. Dengan rumus:
Do
 IMR = X 1000 Keterangan:
IMR = angka kematian bayi
B
Do = jumlah kematian bayi
B = jumlah kelahiran hidup
 Contoh:
Tahun 2005 di Daerah X telah terjadi kelahiran bayi
berjumlah 3.500 jiwa. Dari proses kelahiran tersebut
45 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun.
Tentukan nilai infant mortality daerah X
 Diketahui: Do = 45 bayi
B = 3.500 jiwa
 Ditanyakan: IMR?
 Jawab:
45
 IMR = X 1000
3500
IMR = 12, 86 orang
 telah terjadi kematian bayi sebanyak 13 jiwa (tepatnya
12,8) dari setiap 1.000 proses kelahiran bayi
 Temukan ciri-ciri wilayah yang mempunyai tingkat
kepadatan penduduk?
 Kepadatan penduduk adalah angka yang
menunjukkan jumlah penduduk dalam satuanwilayah
tertentu. Angka kepadatan penduduk dapat dibedakan
menjadi tiga : Kepadatan Penduduk Kasar,
Kepadatan Penduduk Fisiologis, Kepadatan
Penduduk Agraris.
 Kepadatan penduduk kasar adalah angka yang
menunjukkan jumlah penduduk dalam satuan wilayah
tertentu. Satuan yang biasa digunakan untuk
menggambarkan angka kepadatan adalah
orang/hektar atau orang/km2.
Keterangan:
P
KP = KP= angka kepadatan penduduk kasar
L P = jumlah peduduk
L = Luas wilayah/ lahan
 Jika jumlah penduduk DKI Jakarta 8.860.381 jiwa dan
luas wilayahnya 740 km2 , maka kepadatan
penduduknya adalah .......
 Kepadatan penduduk = Jumlah Penduduk / Luas
Wilayah
 Kepadatan penduduk = 8.860.381 / 740
 Kepadatan penduduk Jakarta = 11973
 Kepadatan penduduk fisiologis adalah angka yang
menunjukkan perbandingan banyaknya penduduk
dengan luas lahan pertanian.
Keterangan:
P
KPf = KPf= kepadatan penduduk
Lt
fisiologis (oran orang/ha atau orang/km2)

P = jumlah peduduk
L = Luas lahan pertanian
 Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang
menunjukkan perbandingan banyaknya penduduk
petani dengan luas lahan pertanian.
Keterangan:
Pt
KPa = KPa= kepadatan penduduk agraris
(oran Lt orang/ha atau orang/km2)

P = jumlah peduduk petani


L = Luas lahan pertanian
 Kecamatan Suka-suka memiliki luas lahan 100
Km2, 40 % lahan berupa persawahan, 10 %
berupa ladang, 10 % perkebunan. Sedang sisa
lahan digunakan sebagai pemukiman dan
lahan kosong. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk tercatat sebanyak 100000 jiwa yang
terdiri dari 50 % sebagai petani, 25 % sebagai
buruh dan sisanya anak-anak dan usia lanjut.
Hitunglah kepadatan fisiografis dan kepadatan
agrarisnya?
 Komposisi penduduk merupakan gambaran penggolongan
atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria-
kriteria tertentu, seperti :Biologis, Sosial, Geografis,
Ekonomi
 Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis
kelamin dinamakan piramida penduduk
 Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi
penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
(piramida penduduk) diklasifikasikan menjadi tiga
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif :
 bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut
 Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar,
sedangkan usia tua sedikit.
 Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan angka kematian.
 Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
 Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang,
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat
Cina, Mesir, dan India.
 Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner:
 bentuk piramida penduduk menyerupai batu nisan
 Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok
usia muda dan dewasa relatif seimbang.
 Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi,
demikian pula dengan angka kematian relatif lebih
rendah.
 Pertumbuhan penduduk kecil.
 Terdapat di beberapa negara maju antara lain
Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
 Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif
 bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik
 Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia
64 tahun) sangat kecil.
 Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia
dewasa.
 Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
 Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan
pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
 Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
 Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia,Jerman, dan
Belgia
 data komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis
Kelamin dapat untuk menentukan perbandingan
tingat rasio jenis kelamin (sex ratio) pada berbagai
wilayah.
Pm
Sex Ratio = 100%
Pf

 Keterangan:
Sex Ratio = rasio jenis kelamin
Pm = jumlah penduduk laki-laki
Pf = jumlah penduduk wanita
 Sex Ratio = jumlah penduduk laki-laki x 100 %
jumlah penduduk perempuan

 Sex ratio = 2238/2317 x 100 % = 96,6 %


 jadi dalam 100 orang perempuan terdapat 96,6 (97)
laki-laki
 komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin
dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan angka
beban tanggungan (Dependency Ratio).
 Angka tersebut dapat menggambarkan perbandingan
jumlah penduduk usia nonproduktif dengan usia
produktif.
 Adapun yang dimaksud dengan usia nonproduktif
adalah kelompok usia anak-anak (0–14 tahun) dan
penduduk dengan usia lanjut (65 tahun lebih),
sedangkan usia produktif adalah penduduk pada
kelompok usia (15–64 tahun).
 DR = Usia tidak produktif / usia produktif X 100%
 Dependency ratio = 47 + 4878/2699 x
100 = 182,4
 jadi setiap 100 orang usia produktif
menanggung beban 182 orang
penduduk non produktif
 Beberapa aspek yang dijadikan tolok ukur kualitas
penduduk antara lain tingkat pendidikan, kesehatan,
dan pendapatan.
 Pendidikan merupakan proses pendewasaan dan
pengem bangan potensi penduduk agar dapat
berkembang. Penduduk dengan tingkat pendidikan
relatif lebih tinggi memiliki kemampuan beradaptasi
terhadap kemajuan ilmu penge tahuan dan teknologi
jika dibandingkan dengan penduduk dengan tingkat
pendidikan rendah
 Temukanlah faktor –faktor yang mempengaruhi
rendahanya tingkat pendidikan di Indonesia?
 Bagaimana usaha nyata yang dapat dilakukan untuk
meningkatan tingkat pendidikan di Indonesia?
 Bagaimana pendapat anda tentang peranan
pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia?
 Bagaimana pandangan anda tentang kurikulum yang
selalu berganti? Apakah ini dapat meningkatkan
kualitas pendidikan?
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan:
 membangun prasarana pendidikan sekolah ke
berbagai penjuru tanah air;
 menggalakkan wajib belajar duabelas tahun
 program buku dan perpustakaan masuk desa;
 penayangan acara-acara pendidikan di berbagai media
massa
Propensi Angka kematian
Jawa Tengah 35
Jawa Timur 11
NTT 97
Aceh 195
Indonesia 395/ 100.000
No Negara Angka A HH Laki- AHH Wanita
harapan laki
hidup

1 Monako 89.73 85.77 93.84


2 San Marino 84.41 81.45 87.52
3 Andora 82.43 80.35 84.64
4 Jepang 82.25 78.96 85.72
5 Singapura 82.14 79.53 84.96
6 Australia 81.81 79.4 84.35
108 Indonesia 70.76 68.26 73.38
Tingkat kesehatan penduduk dapat diukur dengan :
o Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality)
o Angka Harapan Hidup

1. Mengapa angka kematian bayi di Indonesia


masih tinggi?
2. Mengapa angka harapan hidup orang Indonesia
masih kalah dari negara-negara lain?
3. Bagaimana cara mengurangi angka kematian
bayi?
4. Bagaimana cara meningkatkan angka harapan
hidup?
 Seimbang makan/minum + olah raga + istirahat =
hidup sehat
 Ciri manusia sehat:
- badan sehat segar bugar
- terhindar dari berbagai penyakit
- jasmani dan rohani/pikiran berfungsi dengan baik
- dapat berkatifitas secara optimal
- tubuh tidak mudah capai dan metabolisme lancar
- jantung kuat tidak mengalami kecemasan/depresi?
- dll
 Bangun sebelum matahari terbit
 Berdoa/ibadah sebelum beraktifitas
 Minum air putih
 Olah raga secukupnya
 Makan dan minum yang bergizi seimbang
 Beraktifitas secara teratur
 Bekerja dengan semangat
 Istirahat yang cukup
 Pendapatan per kapita adalah salah satu indikator
kemakmuran suatu negara.
 pendapatan per kapita mencerminkan penghasilan yang
diperoleh setiap penduduk melalui aktivitas produktif.
Angka ini dihitung dari jumlah GNP (Gross National
Product) dibagi jumlah penduduk suatu negara.
 GNP merupakan pendapatan yang dihasilkan negara dalam
setiap tahunnya
 semakin besar jumlah GNP suatu negara, maka
pendapatan perkapitanya pun ikut naik, dengan catatan
jumlah penduduk tidak bertambah dengan cepat
Tahun Income Perkapita (US$)

2006 1.660,00
2007 1.946,00
2008 2.271,20
2009 2.590,10
2010 3.004,9
2011 3.550,00
1 Qatar $ 80,900
2 Luxembourg $ 80,500
3 Bermuda $ 69,900
4 Jersey $ 57,000
5 Malta $ 53,400
6 Norway $ 53,000
7 Brunei $ 51,000
8 Singapore $ 49,700
9 Cyprus $ 46,900
10 United States $ 45,800
158 Indonesia $ 3,700
 Apa penyebab income perkapita Indonesia rendah?
 Apa dampak bagi penduduk bila income perkapita
negara rendah?
 Bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatan income perkapita?
 Prediksilah bagaimana income perkapita Indonesia di
tahun 2020?
 Mobilitas penduduk merupakan gerak perpindahan
penduduk dari satu unit geografis (wilayah) ke dalam
unit geografis lainnya
 Proses pergerakan penduduk dapat dibedakan
menjadi dua,yaitu permanen dan nonpermanen.
 Individu yang melakukan mobilitas disebut
migran,
 Individu yang tidak melakukan perpindahan
disebut nonmigran
 temukan penyebab seseorang melakukan
migrasi?
 Temukan ciri-ciri/ karakteristik individu yang
bermigrasi?
 desakan ekonomi,
 situasi politik,
 kebutuhan pendidikan,
 gangguan keamanan,
 terjadinya bencana alam di daerah asal,
 Perkawinan
 dll
 Kaum migran pada umumnya merupakan penduduk usia muda
(usia produktif ).
 Pada umumnya kaum wanita mengikuti laki-laki (istri ikut
suami).
 Kelompok penduduk dengan tingkat pendidikan dan
keterampilan tinggi, umumnya memiliki kecenderungan relatif
tinggi intensitas migrasinya.
 Kuantitas mobilitas penduduk umumnya berbanding terbalik
dengan jarak, artinya semakin jauh jarak antara dua wilayah
semakin sedikit jumlah penduduk yang melakukan mobilitas.
Sebaliknya semakin dekat jarak dua unit geografis, semakin
tinggi intensitas penduduk yang melakukan mobilitas diantara
dua wilayah tersebut.
 Mobilitas penduduk dilakukan secara bertahap.
 Terjadi arus pergi dan balik (arus mudik)
1) Migrasi dan jarak
a) Para migran banyak yang hanya menempuh jarak
dekat dan jumlah migran di suatu pusat
penampungan migran-migran tersebut makin
menurun karena makin jauhnya jarak yang
ditempuh.
b) Migran yang menempuh jarak jauh pada umumnya
cenderung menuju ke pusat-pusat perdagangan
dan industri yang penting
2) Migrasi bertahap
a) Pada umumnya terjadi suatu perpindahan penduduk
berupa arus migrasi terarah ke pusat-pusat industri dan
perdagangan penting yang dapat menyerap para migran
tersebut sebagai tenaga kerja.
b) Penduduk daerah perdesaan yang berbatasan langsung
dengan kota yang tumbuh cepat, cenderung
berbondong-bondong menuju ke kota. Menurunnya
jumlah penduduk di perdesaan sebagai akibat migrasi
akan diganti oleh para migran dari daerah-daerah yang
jauh terpencil. Fenomena ini akan terus berlangsung
hingga daya tarik salah satu dari kota-kota yang tumbuh
cepat tersebut setahap dan terasa pengaruhnya di
pelosok-pelosok desa yang sangat terpencil.
3) Arus dan arus balik
4) Terdapat berbagai perbedaan antara desa dan
kota
5) Kebanyakan wanita lebih suka bermigrasi ke
daerah-daerah yang dekat
6) Teknologi dan migrasi
7) Motif ekonomi merupakan dorongan utama
 mobilitas non permanen merupakan berpindah untuk
sementara waktu, baik dalam durasi waktu harian
(pulang-pergi), mingguan, bulanan.
 Berdasarkan lamanya waktu di tempat tujuan,
mobilitas non permanen dibedakan menjadi dua,
yaitu komutasi dan sirkulasi.
 macam mobilitas permanen, yaitu migrasi
internasional dan migrasi internal
 Migrasi internasional merupakan proses
perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lain.
 Migrasi internasional dapat dibedakan menjaditiga,
yaitu imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
 Migrasi internal merupakan bentuk perpindahan
penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya dalam
satu negara
 bentuk-bentuk migrasi internal yang biasa dijumpai
Indonesia antara lain urbanisasi, ruralisasi, dan
transmigrasi.
a) Faktor Pendorong Urbanisasi
(1) Menyempitnya lahan pertanian yang menjadi mata
pencarian utama sebagian besar penduduk perdesaan.
(2) Perubahan fungsi lahan dari kawasan pertanian
menjadi lahan permukiman penduduk, pembangunan
fasilitas sosial, atau menjadi kawasan industri.
(3) Jumlah penduduk perdesaan yang semakin tinggi memerlukan
pekerjaan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, sedangkan lapangan kerja di sektor pertanian semakin
berkurang akibat menyempitnya lahan.
(4) Tingkat upah kerja di desa umumnya relatif lebih kecil jika
dibandingkan dengan di kota.
(5) Harapan masyarakat desa untuk meningkatkan taraf hidup
dan status ekonomi dengan bekerja di kota.
(6) Fasilitas sosial, seperti jenjang pendidikan, kesehatan, olah raga,
dan hiburan di wilayah perdesaan relatif terbatas.
(1) Kota yang dileng kapi dengan berbagai fasilitas sosial yang
lebih memadai tentunya banyak memberikan kemudahan
bagi warganya dalam melakukan aktivitas sosial sehari-
hari.
(2) Lapangan pekerjaan di kota yang lebih beragam terutama
dalam sektor industri dan jasa dengan upah relatif tinggi
dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
(3) Tersedianya fasilitas pendidikan yang lebih memadai baik
dari jenjang maupun jumlah lembaga pendidikan.
(4) Tersedianya fasilitas kesehatan, olah raga, hiburan, dan
rekreasi dengan jumlah dan kualitas yang lebih baik.
(1) Wilayah perdesaan banyak kehilangan tenaga kerja
produktif karena banyaknya orang yang pergi ke kota.
(2) Lahan-lahan potensial di perdesaan banyak yang
terlantar.
(3) Meningkatnya gejala urbanisme pada masyarakat desa,
yaitu pola dan gaya hidup yang meniru masyarakat kota.
(4) Proses pembangunan desa terhambat karena salah satu
modal dasar pembangunan, yaitu tenaga kerja yang
terdidik atau terlatih banyak yang melakukan urbanisasi.
(1) Persentase jumlah dan kepadatan penduduk kota me
ningkat dengan cepat.
(2) Tingkat pengangguran meningkat karena banyak
penduduk desa yang tidak terserap oleh lapangan
kerja yang ada.
(3) Tingkat kriminalitas tinggi.
(4) Timbulnya permukiman-permukiman kumuh (slum
area), seperti sepanjang rel kereta api yang dihuni oleh
pen duduk urbanisan yang gagal mendapat kehidupan
yang layak di kota.
1) Dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah:
a) tenaga kerja usia muda berkurang,
b) produksi pertanian menurun, dan
c) pembangunan terhambat.
2) Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah:
a) jumlah pengangguran di desa berkurang dan
b) taraf hidup penduduk di desa meningkat
3) Dampak negatif urbanisasi bagi kota adalah:
a) banyak berdirinya rumah-rumah kumuh;
b) tingkat pengangguran di kota semakin tinggi;
c) pengangguran yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat
kejahatan yang tinggi. Seperti perampokan
penjambretan dan penipuan;
d) kepadatan penduduk di kota semakin meningkat; dan
e) kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan
kualitas lingkungan hidup, seperti pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran suara.
1) melakukan pembangunan di daerah-daerah,
2) meningkatkan sarana transportasi di desa,
3) meningkatkan sarana komunikasi di desa,
4) meningkatkan kegiatan industri kecil di desa untuk
menyerap tenaga kerja lebih banyak,
5) menambah fasilitas seperti fasilitas pendidikan,
perumahan, dan kesehatan.
 Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari
daerah yang padat penduduknya ke daerah yang
jarang penduduknya di pulau yang berbeda.
a) Meratakan penyebaran jumlah penduduk
b) Mengurangi kepadatan penduduk
c) Meningkatkan kesejahteraan penduduk
d) Mengurangi pengangguran di daerah asal
transmigrasi
e) Menambah tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
f) Meningkatkan hasil pertanian di daerah tujuan
transmigrasi
g) Memperlancar pembangunan di daerah tujuan
transmigrasi
(1) Daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi
(2) Daerah kering dan tandus
(3) Daerah rawan bencana alam, seperti banjir, gempa,
gunung meletus, dan lain-lain.
(4) Daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah
(5) Daerah yang digunakan sebagai proyek
pembangunan.
(1) Memiliki tanah yang subur untuk pertanian
(2) Adanya sumber pengairan untuk pertanian
(3) Aman dari bencana alam
(4) Memiliki fasilitas yang cukup, seperti pendidikan
dan kesehatan
(5) Sarana dan prasarana transportasi baik
 Daerah asal transmigrasi yang diutamakan
adalah pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok.
 Daerah tujuan transmigrasi adalah Pulau Sumatera
(Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Riau, NAD, dan Lampung), Kalimantan ( Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan), Papua, Maluku dan
Nusa Tenggara
a) Transmigrasi umum: transmigrasi yang pelaksanaan
dan pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah.
Pembiayaan meliputi biaya perjalanan, biaya hidup,
perumahan, lahan pertanian, bibit, dan alat-alat
pertanian.
b) Transmigrasi swakarsa: transmigrasi yang dibiayai
oleh transmigran. Pemerintah hanya menyediakan
tanah pertanian seluas dua hektar setiap keluarga.
c) Transmigrasi bedol desa: transmigrasi yang dilakukan
oleh seluruh penduduk desa beserta aparatur pemerintah
desa. Semua harta benda yang ditinggalkan penduduk
mendapat ganti rugi dari pemerintah. Transmigrasi ini
dilaksanakan karena daerah asal transmigran terkena
proyek penting dari pemerintah. Contoh dari program
trasmigrasi bedol desa adalah penduduk Wonogiri dan
Kedungombo, Jawa Tengah yang terkena proyek Waduk
Gajah Mungkur dan ditransmigrasikan ke Sitiung
(Sumatra Barat).
d) Trasmigrasi spontan: transmigrasi yang dilaksanakan
atas kesadaran dan kemauan sendiri.
(e) Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi yang
dilaksanakan oleh pemerintah karena suatu keadaan
atau tujuan tertentu, seperti ada bencana, dan
transmigrasi yang dilakukan oleh para veteran
TNI/Polri demi menjaga stabilitas keamanan di
kawasan tertentu
(f)Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan
dari suatu daerah ke daerah lain yang masih dalam
kawasan tujuan transmigrasi dan masih dalam
satu provinsi.
(g) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang
dilakukan oleh seluruh penduduk desa termasuk
seluruh aparatur desanya ke pulau lain, dikarenakan
desa tersebut terkena proyek pemerintah, seperti
pembuatan jalan, jembatan, atau bendungan.
(h) Transmigrasi sektoral, adalah transmigrasi yang
dilakukan oleh penduduk suatu daerah menuju pulau
lain, dimana pembiayaan ditanggung oleh pemerintah
daerah asal para transmigran dan pemerintah daerah
yang menjadi tujuan transmigrasi
1. Bentuk Tabel
Semua informasi dari data kependudukan dapat
tayangkan dalam bentuk tabel.
Tabel adalah sebuah bentuk gambar yang berisi
deretan angka-angka hasil perhitungan.
Tabel akan memudahkan orang dalam menyusun
data yang rumit menjadi gampang dimengerti.
 Pada tahun 2000, Pulau Kalimantan, yang terdiri atas Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, memiliki luas wilayah dan jumlah
penduduk yang berbeda-beda.
a. Kalimantan Barat jumlah penduduknya sebesar 3.740.017 orang dengan luas wilayah
sebesar 146.760 km2, atau hampir 7,65% dari luas Indonesia.
b. Kalimantan Selatan memiliki jumlah penduduk sebesar 2.970.244 orang menempati
areal seluas 37.660 km2 atau sekitar 1,96% dari luas Indonesia.
c. Kalimantan Tengah mempunyai jumlah penduduk sebesar 1.801.504 orang dan
menempati areal seluas 152.600 km2, berarti hanya menempati 7,95% luas Indonesia.
d. Kalimantan Timur memiliki jumlah penduduk sebesar 2.436.545 dengan menempati
areal seluas 202.440 km2 atau sekitar 10.55% luas Indonesia.
a. Identifikasi ada berapa variabel yang terdapat dalam
data itu, sebagai dasar dalam membuat kolom dan
baris pada tabel.
b. Tentukan tahun data.
c. Tentukan sumber data.
d. Buat rancangan variasi dalam membuat tabel.
e. Buat tabel dengan benar dan rapi.
Luas Penduduk
No Propensi
Km % Jumlah %

1 Kalimantan Barat 146.760 7,65 3.740.017 1,84

2 Kalimantan Timur 202.440 10,55 2.436.545 1,20

3 Kalimantan Selatan 37.660 1,96 2.970.244 1,46

4 Kalimantan Tengah 152.600 7,95 1.801.504 0,89

Jumlah 539.460 28,11 10.948.310 5,38


 Grafik adalah cara menayangkan data dengan
bantuan titik koordinat yang menghubungkan dua
variabel atau lebih.
Jenis Grafik , yaitu grafik garis, grafik batang, dan
grafik pie.
1) Sulawesi Utara dan 3) Sulawesi Selatan
Gorontalo Tahun 1980: 83 orang/km2
Tahun 1980: 111 orang/km2 Tahun 1990: 112 orang/km2
Tahun 1990: 90 orang/km2 Tahun 2000: 125 orang/km2
Tahun 2000: 103 orang/km2 4) Sulawesi Tenggara
2) Sulawesi Tengah Tahun 1980: 34 orang/km2
Tahun 1980: 18 orang/km2 Tahun 1990: 35 orang/km2
Tahun 1990: 27 orang/km2 Tahun 2000: 46 orang/km2
Tahun 2000: 32 orang/km2
Tahun 1980 orang/km2
• Jawa Barat/Banten : 593 • Jogyakarta : 914
orang/km2 orang/km2
• Jawa Tengah : 742 Pada tahun 2000
orang/km2 • Jawa Barat/Banten : 1.009
• Yogyakarta : 868 orang/km2
orang/km2 • Jawa Tengah : 948
Pada tahun 1990 orang/km2
• Jawa Barat/Banten : 819 • Yogyakarta : 976
orang/km2 orang/km2
• Jawa Tengah : 876
 Contoh:
Penduduk desa X pada tahun 2002 berjumlah 1.000
orang. Dari jumlah itu, 450 orang
bermata pencaharian bertani, 350 orang berdagang,
150 orang PNS, dan 50 orang lain-lain.
 Contoh:
 Pada tahun 2000, ada lima kawasan di Indonesia yang
dikategorikan padat penduduknya, yaitu Sumatra
Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan
Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara

Anda mungkin juga menyukai