Anda di halaman 1dari 40

PERENCANAAN RADIOTERAPI

Presented By :
1. Achmad Haries Firmansyah’
2. Diah Rochmawati
3. Erlin Nasocha
4. Inganatul Islamiya
5. Prima Sari

6 MEI 2014
PRAKTIKUM RADIOLOGI,DIAGNOSA DAN RADIOTERAPI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Apa itu Radioterapi?
Radioterapi adalah Pengobatan sel kanker dengan radiasi
pengion.

Radiasi Pengion : berkas pancaran energi atau partikel


yang bila mengenai sebuah atom akan menyebabkan
terpentalnya electron keluar dari orbit electron tersebut
PRINSIP DASAR RADIOTERAPI
Menimbulkan kerusakan pada jaringan tumor sebesar
mungkin, dengan kerusakan jaringan normal disekitar
tumor seminimal mungkin
Menentukan Volume Tumor
A. GTV (gross tumor volume) . Dapat dideteksi melalui:
1. Diagnostic modalities : pathology dan histological report
2. Imaging modalities :CT, MRI, ultrasound,dll
3. Tes klinis
Menentukan Volume Tumor
B. CTV (clinical target volume).CTV = GTV + 1 cm.

C. ITV (internal target volume).ITV terdiri atas CTV dan batas


internal.
Menentukan Volume Tumor

ITV = CTV dan Batas Internal


Menentukan Volume Tumor
D. PTV (planning target volume).PTV = CTV +1 Cm

E. OAR (Organ at Risk )


Model Penentuan Volume pada Kanker Prostat
Perolehan Data Pasien dan Simulasi
1. Rencana Perawatan 2D
 kontur pasien tunggal, diperoleh menggunakan timah kawat atau plester stribs,
ditranskripsi pada selembar kertas grafik, dengan titik referensi diidentifikasi.
 simulasi radiografi diiambil untuk membandingkan dengan prt fil selama terapi.
 Untuk perhitungan bidang yang tidak biasa,tempat tujuan dapat diidentifikasi
pada simulasi radiografi dan SSD sebaik kedalaman tujuan dapat ditentukan
pada siimulasi.
 OAR dapat dikenali dan kedalamannya dapat ditentukan pada simulasi
radiografi.
PEROLEHAN DATA PASIEN DAN SIMULASI
2. Rencana Perawatan 3D
 Dataset CT pada wilayah yang akan diterapi dibutuhkan dengan sebuah irisan
tempat yang cocok. (khususnya0,5-71cm untuk thorax,0,5 cm untuk pelvis,0,3
untuk kepala dan leher)
 Sebuah kontur luar (digambarkan pada kulit atau immobilization mask) harus
digambarkan pada setiap CT slice yg digunakan untuk rencana terapi.
 Tumor dan volume target biasanya digambarkan pada CT slices
 OAR dan struktur penting yg lainnya harus digambarkan secara
keseluruhan.jika dosis volume histogram ingin dihitung.
2D DAN 3D TREATMENT PLANNING

Gambar: Treatment Planing 2D Gambar: Treatment Planing 3D

Gambar : CT simulator Gambar : CT image


Tehnik Penyinaran

Tehnik Penyinaran sangat bergantung pada letak


dan luas tumor, distribusi dosisi, dan toleransi
jaringan sehat.
Letak dan Luas Tumor
Tumor yang letaknya pada kulit dapat disinari dengan voltage rendah atau menengah,
sedangkan yang terletak di bawah kulit menggunakan voltage tinggi dan yang terletak jauh
dibawah kulit seperti ovarium, bronchus dan oesafogus perlu melakukan terapi super voltage.

Klasifikasi Energi Radiasi


Terapi voltage rendah: 50 KV
Terapi voltage menengah: 100-140 KV
Terapi voltage tinggi: 200-400 KV
Terapi super voltage: >>1000KV
Letak dan Luas Tumor
Tehnik penyinaran berkaitan dengan letak dan luas tumor pun dapat dilakukan dengan dua
pilihan lagi
A. Satu lapangan

B. Beberapa lapangan
Distribusi dosis
Berdasar distribusi dosis yang hendak dicapai ada pilihan tehnik penyinaran :
1. Teknik terapi lapangan tetap
Yang tergolong dalam teknik lapangan tetap adalah :
a. Satu lapangan
b. Dua lapangan dengan mempergunakan Cross Fire Technic dan Teknik Tangensial.
c. Tiga lapangan berhadap-hadapan (opposing field).
Distribusi Dosis
Untuk dua lapangan dengan menggunakan:
A. Cross fire technic
Distribusi dosis
B. Teknik tangensial
C. Tiga lapangan berhadap-hadapan (opposing field)
D. Teknik rotasi

Gambar : Distribusi Dosis dengan teknik rotasi


Perhitungan Dosis
Dosis serap adalah adalah energi rata-rata yang diserap bahan per satuan massa bahan tersebut.
Satuan dosis serap adalah joule/kg atau gray (Gy). Pada dasarnya prinsip dasar untuk menghitung
dosis serap suatu radioterapi adalah sama tetapi pada aplikasinya untuk masing-masing alat
radioterapi akan berbeda. Hal ini karena teknik yang digunakan berbeda sehingga parameter dan
nilainya juga akan berbeda untuk setiap alat radioterapi tersebut.
Kalkulasi dosis radiasi dari LINAC menggunakan teknik 4 lapangan :

AP 60%

Foton energi 6 MV metode SAD dengan nilai TDnw


200 cGy, Depth AP/PA =10 Cm, Depth R/L 17 Cm,
L 40% R40%
Weight Factor 30° = 0.75, % Tar 10 Cm =0.7, % Tar 17
Cm= 0.59.
30° 30°

PA 60%
Perhitungan Dosis
Foton energi 6 MV metode SAD dengan nilai TDnw 200 cGy, Depth
AP 60% AP/PA =10 Cm, Depth R/L 17 Cm, Weight Factor 30° = 0.75, % Tar 10 Cm
=0.7, % Tar 17 Cm= 0.59. Luas lapangan pada AP/PA dan R/L adalah
10X10 Cm2, maka dosis yang harus diberikan dari AP/PA dan R/L adalah
sebagai berikut : 𝐺 𝑅
L 40% R40% 𝐺𝑃𝐴 MU =
%𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 𝐷𝑜𝑠𝑒 𝑥 𝑂𝐹 𝑥 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
MU = 40
%𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 𝐷𝑜𝑠𝑒 𝑥 𝑂𝐹 𝑥 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
60 =
0.59 𝑥 1 𝑥 0.75
=
30° 30° 0.7 𝑥 1 𝑥 1 = 90.3954
= 85.7142
PA 60% 𝑅
𝐴𝑃 GR = 𝑥 𝑇𝐷𝑛𝑤
GAP = 𝑥 𝑇𝐷𝑛𝑤 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 40
60 = 𝑥 200
= 𝑥 200 200
200 = 40
= 60 𝐺𝑅
𝐺𝐴𝑃 MU =
MU = %𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 𝐷𝑜𝑠𝑒 𝑥 𝑂𝐹 𝑥 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
%𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 𝐷𝑜𝑠𝑒 𝑥 𝑂𝐹 𝑥 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 40
60 =
= 0.59 𝑥 1 𝑥 0.75
0.7 𝑥 1 𝑥 1 = 90.3954 Jadi dosis yang harus diberikan dari AP dan PA adalah
= 85.7142 𝐿 sebesar85.7142 𝑀𝑈, sedangkan dosis yang harus
𝑃𝐴 GL = 𝑥 𝑇𝐷𝑛𝑤
GPA = 𝑥 𝑇𝐷𝑛𝑤 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 diberikan dari R dan L adalah sebesar 90.3954 𝑀𝑈.
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 40
60 = 𝑥 200
= 𝑥 200 200
200 = 40
= 60
Contoh kalkulasi pada Brachyterapy
Suatu bahan radioaktif memiliki Aktivitas radioaktif 100 mCi Iodine-125 (energi- =
0.03 MeV) digunakan untuk meradiasi jaringan gondok yang massanya 20g yang
hanya diserap 35%.
Maka perhitungannya adalah:
Aktivitas Radioaktifnya sebesar : 0.35 x 100 mCi = 35 mCi
Aktivitas tersebut akan sama dengan : 35 x 3.7 x 107 = 129.5 x 107 foton/detik.
Energi yang akan dilepas ke kelenjar gondok : 129.5 x 107 x 0.03 MeV/detik = 3,885 x
107 MeV x 1.602 x 10-13 J/MeV = 6.22377 x 10-6 J
Dosis yang diterima kelenjar gondok = 6.22377 x 10-6 J/0.02 Kg = 3.11 x 10-4 J/Kg.
MAGNETIC RESONANCE IMAGING(MRI)
Pengertian MRI
MRI adalah alat di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi yang dapat menampilkan
penampang tubuh dan organ manusia yang menggunakan medan magnet yang
berkekuatan antara 0,064-1,5 tesla dan resonansi terhadap inti atom hidrogen.
Instrumen MRI
1. Sistem magnet
2. Sistem penggambaran radio
3. Sistem komputer (pengolahan data)
4. Sistem pencetakan gambar
Cara kerja MRI
Putaran nukleus atom atau molekul otot disesuaikan dengan menggunakan medan
magnet yang berkekuatan tinggi.
Denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan
magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.
Frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal.
Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung
yang mengelilingi pasien.
Laju pelepasan energi ini, E(t) bersfat khas pada berbagai jenis jaringan. Tulang yang lebih
padat melepas energi lebih lambat dari otot.
Energi yang dilepaskan ini menjadi sinyal yang dicatat dan diproses menggunakan
transformasi Fourier yang kemudian diolah untuk menghasilkan citra.
Kegunaan MRI
1. Diagnosa Multiple Sclerosis (MS)
2. Diagnosa Tumor
3. Diagnosa infeksi pada otak, tulang belakang, dan persendian
4. Memvisualisasikan ligamen pada pergelangan tangan, kaki, dan pergelangan kaki
5. Memvisualisasikan sakit pada bahu

6. Diagnosa otot Tendon

7. Mengevaluasi jaringan otot pada tubuh

8. Mengevaluasi tumor pada tulang , kista, dan penyakit hernia

9. Diagnosa Struk
Kekurangan MRI
1. Tidak semua orang dapat masuk ke mesin ini. Contoh:karena ukuran tubuh yang besar.
2. Adanya penyakit claustrophobic yang menyebabkan ketakutan yang berlebihan jika
masuk kedalam tabung
3. Terdapat Noise yang sangat berlebihan selama masa scanning
4. Diharapkan kepada pasien agar tetap menjaga posisi tubuhnya selama masa scanning
5. MRI sangat mahal sekali, sehingga untuk melakukan diagnosa membutuhkan biaya yang
besar
6. peralatan yang digunakan juga mengalami interferensi, sehingga mempengaruhi pola
image yang dihasilkan
Keunggulan MRI
1. Gambar yang dihasilkan lebih jelas serta dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa
melibatkan pengunaan radiasi.
2. Memberikan hasil tanpa perlu mereposisi pasien
3. Tidak menggunakan kontras untuk sebagian besar pemeriksaan MRI.
4. Menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih
sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak, sumsum
tulang belakang dan susunan saraf.
Pada mri dapat lebih detail dalam menampilkan
organ dalam tubuh karena memanfaatkan gerakan
proton hidrogen dalam tubuh sehingga dapat lebih
detail dalam menampilkan kadar air dan lemak
penyusun organ tersebut. Sedangkan pada ct-scan,
hanya menscanner organ dengan menggunakan
radiasi pengion sehingga tidak dapat lebih jelas
menampilkan organ dalam tubuh.
GAMBAR HASIL MRI
Citra MRI pada kepala Gambar MRI pada lutut
Citra MRI pada Dada
CT Scan
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur
yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut
kecil dari tulang tengkorak dan otak.CT-Scan merupakan alat
penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal utk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot
dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara
suatu kelainan, yaitu :
1. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
2. Perubahan Vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infrak.
3. Brain contusion.
4. Brain atrofi.
5. Hydrocephalus.
6. Inflamasi.
Peralatan CT Scan
Peralatan sistem CT Scan terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. Sistem Pemroses Citra.
2. Sistem Komputer dan Kendali.
3. Stasiun Operasi dan Stasiun Pengamat
Sistem Pemroses Citra (Scanner)
Sistem pemroses citra terdapat dalam frame pipa dari mesin dan merupakan bagian sistem yang
langsung berhadapan dengan objek/pasien. Scanner terdiri atas sumber sinar-x, collimator,
detektor, dan bagian akuisisi data. Diagram blok dari scanner mesin CT Scan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Sistem Pemroses Citra (Scanner)
Sumber sinar-x (x-ray tube dalam gambar di atas) menembakkan sinar-x ke arah pasien.
Collimator adalah penghalang sinar radiasi dan berfungsi memfokuskan sinar-x yang
ditembakkan oleh x-ray tube pada satu slice (potongan) saja.
Detektor radiasi biasanya berupa detektor ionisasi gas. Jika tabung pada detektor ditembus
oleh radiasa maka akan terjadi ionisasi gas-gas di dalamnya.
Ionisasi tersebut menimbulkan arus listrik pada keluaran detektor yang sebanding dengan
intensitas sinar radiasi yang mengenai receiver detektor.
Keluaran detektor kemudian dikirim ke bagian akuisisi data yang berfungsi mengubah
besaran-besaran listrik dari detektor menjadi sinyal analog yang kemudian akan melalui
konversi Analog-to-Digital. Hasil pengkonversian A/D itu dikirim ke bagian komputer dan
kendali untuk di-compile oleh komputer.
Sistem Komputer dan Kendali
Bagian komputer bertanggung jawab atas rekonstruksi gambar dan sistem kendali seluruh
sistem CT Scan. Sistem Komputer dan Kendali ini terdiri atas prosesor, sistem I/O, dan hard
disk.
Processor atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca dan
menginterprestasikan instruksi, melakukan penghitungan, dan menyimpan hasil-hasil dalam
memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe komputer yang
digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer, namun harus memenuhi unjuk kerja
dan kebutuhan sistem CT Scanner. Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan
software.
Stasiun Operator dan Stasiun Pengamat
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dan keyboard. Masing-
masing sebagai operator station dan viewer station dan keduanya mempunyai tugas yang
berbeda. Operation Station mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk mengontrol
beberapa parameter scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya arus filamen.

Sedangkan viewer station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem pemroses citra.
Bagian ini mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard
copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat dilakukan pekerjaan
untuk menganalisa hasil scanning.
Manfaat dari penggunaan CT Scanner
CT scan tidak menimbulkan rasa sakit, non-invasif dan akurat.
Keuntungan utama dari CT Scan adalah kemampuannya untuk pencitraan tulang, jaringan
lunak dan pembuluh darah, semua pada waktu yang sama.
CT scan memberikan gambar sangat rinci dari banyak jenis jaringan seperti paru-paru,
tulang, dan pembuluh darah.
Pemeriksaan CT Scan cepat dan sederhana dan dalam kasus-kasus darurat dapat
menunjukkan luka atau pendarahan dengan cukup cepat untuk membantu menyelamatkan
nyawa.
Diagnosis dengan CT scan dapat menghilangkan kebutuhan untuk eksplorasi operasi dan
biopsi bedah.
Tidak ada radiasi yang masih berada dalam tubuh pasien setelah pemeriksaan dan Sinar-
X yang digunakan dalam CT scan biasanya tidak memiliki efek samping.
Resiko dari penggunaan CT Scan
Ada sedikit kemungkinan timbulnya kanker dari paparan radiasi yang berlebihan. Namun,
manfaat dari diagnosis yang akurat jauh melampaui risiko.

CT scan tidak dianjurkan untuk wanita hamil, kecuali jika secara medis diperlukan karena
potensi resiko bagi bayi sedangkan pemeriksaan pada ibu yang sedang dalam masa menyusui
harus menunggu selama 24 jam setelah injeksi bahan kontras sebelum melanjutkan
menyusui.
Kesimpulan
1. Volume adalah bagian yang menunjukkan jaringan yang terkena tumor dan jaringan
sekitar tumor tersebut.Volume dalam radioterapi terdiri atas GTV,CTV, ITV dan PTV.
2. Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa prosentase maupun distribusi radiasi
sangat tergantung pada ukuran lapangan penyinaran, besar sudut rotasi, dan bentuk
permukaan bagian tubuh yang mendapat penyinaran.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran dibidang pemeriksaan
diagnostik radiologi, yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh
atau organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 –
1,5 Tesla (1 Tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
4. CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan
otak.CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang
universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan
tulang, tenggorokan, rongga perut.
Kesimpulan
1. Keunggulan MRI dari radiodiagnostik yang lain antara lain, MRI lebih unggul untuk
mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta
muskuloskeletal.Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas. Dapat
melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi
yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan. Mampu membuat gambaran potongan
melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien. Selain itu pada MRI tidak
menggunakan radiasi pengion.
2. Perhitungan dosis serap untuk pesawat teleterapi Linac, Cobalt 60 dan Brachyterapy
akan berbeda cara perhitungannya meskipun pada dasarnya memiliki prinsip
perhitungan dosis yang sama.
Sekian dan Terima Kasih

6 MEI 2014
PRAKTIKUM RADIOLOGI,DIAGNOSA DAN RADIOTERAPI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Anda mungkin juga menyukai