Anda di halaman 1dari 34

Muhammad Reza Arlas

 Fungsi utama dari cristalin lensa


 Menyalurkan masuknya cahaya agar tepat jatuh pada
retina
 Lensa bersifat transparan
 Susunan sel yang padat dan teratur
 Tingkat protein dalam sitoplasma yang tinggi
 Membuat perbedaan indeks refraksi dengan media
cairan di sekitar lensa
 Katarak terjadi apabila lensa kehilangan
kejernihannya
 Umur menjadi resiko terbesar terjadinya katarak
Penyebab katarak
 Usia
 Keturunan genetik
 Gangguan metabolik seperti Lowe’s syndrom dan
hipokalemia
 Diabetes
 Keracunan (obat, zat kimia atau ion logam)
 Nutrisi
 Dehidrasi
 Trauma
 Radiasi
 Penyakit mata seperti galucoma, uveitis
 Penyakit sistemik seperti gagal ginjal
Pertumbuhan lensa
 Lensa tumbuh selama hidup
 Komponen lensa terus bertambah
 Menambah fiber sehingga massa lensa bertambah
 Tingkat pertumbuhan maksimal pada janin
 Massa lensa saat lahir 90 mg
 Setelah lahir tingkat pertumbuhan lensa 1.3mg/tahun
antara 10-90 tahun
 Protein : 33% berat lensa
 Saat Lahir, diameter lensa 6,5 mm dan lebar sagital 3mm
 Saat usia 90 tahun, diameter lensa 10 mm dan lebar sagital
6 mm.
Presbiopia
 Kehilangan kekuatan akomodasi telah dimulai sejak
bayi dan maksimum saat usia 50 tahun
 Faktor yang menyebabkan presbiopi
 Badan siliar bergeser ke depan, menurunkan fungsi otot
 Meningkatnya jaringan ikat pada badan siliar
 Meningkatnya jarak antara korteks dan nukleus
 Meningkatnya kelengkungan permukaan lensa anterior,
menurunkan kemampuan otot siliar untuk berkontraksi
Oksidasi dan penuaan lensa
 Peningkatan paparan sinar matahari (komponen UV)
dan penuaan berhubungan dengan katarak
Gangguan penghamburan dan
penyerapan cahaya
 Pada pertambahan usia, penghamburan dan
penyerapan cahaya meningkat pada lensa.
 Penyerapan terbesar pada gelombang cahaya biru (460
nm) karena penumpukan kromofor kuning
 Kromofor adalah bagian dari pigmen yang paling
sensitif dengan cahaya
Klasifikasi katarak
 Cortical
 Nuclear
 Posterior subcapsular
 Mixed
 Mature dan hipermatur
 Capsular
 Anterior capsular
 Retrodots
 Kongenital dan juvenil
 Traumatik
Katarak kortikal
 Angka kejadian tertinggi
 Cenderung menjadi overhidrasi hasil dari
ketidakseimbangan elektrolit yang nantinya memicu
kerusakan fiber cortikal lensa (terutama pada
diabetes)
 Pasien dengan jenis katarak ini baik melihat di dalam
ruangan dan kesulitan pada cahaya yang terang.
Katarak kortikal
Katarak nuklear
 Muncul dari sklerosis yang normal atau penebalan dan
kekuningan pada nukleus pada pasien usia lanjut.
 Progres lambat dengan visus 6/9 bertahan pada periode
yang panjang
 Refraksi lensa berubah sesuai dengann penebalan lensa
 Katarak nuklear berhubungan dengan perubahan
psikokimia dari struktur protein lensa( kristalin α-,β-, dan
δ)
 Modifikasi kimia dari protein nuklear lensa memicu
kekuningan diikuti kecoklatan dan berkembang sampai
kehitaman
Katarak nuklear
Katarak Subcapsular Posterior (PSC)
 Kasus lebih jarang dibanding katarak nuklear dan kortikal
 Lebih mudah dinilai pada retroiluminasi bagian central,
dan mengganggu pada pemeriksaan funduskopi
 Keluhan fase awal
 Silau
 Sulit memfokuskan cahaya terutama benda dekat
 Saat pupil konstriksi, maka cahaya masuk terkonsentrasi
ditengah menyebabkan penghamburan cahaya dan
terganggunya memfokuskan cahaya ke makula
Katarak Subcapsular Posterior (PSC)
 Katarak ini diperiksa dengan iluminasi langsung
untuk menentukan sisi luar yang keruh seperti terlihat
bayangan pada bagian kapsul posterior.
 Pada fase awal terlihat seperti partikel debu pada area
subkapsular posterior sentraldangan penyinaran
langsung.
 Kekeruhan ini menjadi lebih tebal yang cukup
membentuk bayangan
 PSCs juga bisa merupakan hasil dari radiasi,
penggunaan steroid, atau berhubungan dengan
penyakit diabetes, miopia tinggi, dan degenerasi retina
Katarak Subcapsular Posterior
Katarak Mixed
 Beberapa jenis variasi katarak yang muncul secara
bersamaan
 Terjadi karena pada regio lensa yang lain ikut
mengalami proses degenerasi
Katarak Mature
 Lensa terjadi pembengkakan dan peningkatan volum
secara cepat karena terjadi hidrasi yang cepat pada
korteks lensa
 Kekeruhan yang sempurna dinamakan katarak matur
 Jika cairan komponan kortikal lensa tidak diserap
maka nukleus yang padat akan jatuh ke bagian
belakang bawah lensa (katarak morgagni)
Katarak Mature
Katarak Kapsular
 Kapsul lensa akan mmengalami kekeruhan berhubungan
dengan penuaan
 Katarak kapsular dapat terjadi pada bagian kapsul anterior
dan posterior
 Posterior polar katarak biasanya lebih padat, terlokalisir
dan tidak progresif
 Polar katarak cenderung stabil, pasien masih mendapatkan
penglihatan yang adekuat dengan terapi konservatif( obat
dilatasi pupil atau menggunakan kacamata pada cahaya
terang
 Pembedahan/operasi harus waspada resiko robeknya
kapsul posterior lensa
Katarak Subkapsular Anterior
 Terdiri dari epitel anterior lensi yang berlapis-lapis da
penumpukan kapsul lensa yang tidak normal
 Terjadi bersamaan dengan PSCs
 Juga diakibatkan luka lokal dan iritasi seperti uveitis
atau luka akibat zat kimia dan radiasi
Retrodots
 Bulat, kekeruhan yang tembus cahaya yang biasanya
terjadi pada kortek dalam atau regio perinuklear
 Pada umumnya tidak mengganggu fungsi penglihatan
sampai katarak campuean terjadi.
Katarak Kongenital dan Juvenil
 Katarak kongenital terdeteksi saat kelahiran
 Katarak kongenital menjadi peringkat ke-3 penyebab
kebutaan pada anak
 Katarak juvenil berkembang sampai usia 12 tahun
Klasifikasi kongenital katarak
Total
- Terjadi kekeruhan yang sempurna saat lahir
- Biasanya berhubungan dengan gangguan sitemik atau gangguan
abnormalitas seperti galaktosemia, rubella, dan sindrom lowe
Parsial
1. Katarak polar anterior dan posterior
2. Katarak zonular
a) Lamellar
b) Stellata
c) Nuklear
d) Coronary
e) Serulen
3. Katarak membran
Katarak Traumatik
 Terjadi karena adanya trauma pada lensa
 Karakteristik Morfologi katarak berbeda antara
trauma tumpul dan trauma tembus
 Katarak trauma tumpul sering memiliki bentuk
kenampakan seperti bunga mawar
 Katarak akibat trauma tembus, ukuran terbukanya
kapsul lensa menentukan bentuk morfologinya
Penilaian Pasien dengan Katarak
 Optometrist harus mengetahui riwayat pasien
 Untuk mengetahui pengobatan agar meningkatkan
kualitas hidup dan keuntungan dari pengobatan
 Tujuan utama untuk meningkatkan fungsi
penglihatan
Operasi Katarak
 Menentukan apakah efek katarak pada fungsi penglihatan
 Mengetahui keseharian pasien, pekerjaan, dan aktivitas sosial
 Mengidentifikasi kondisi okular sebagai prediksi visual yang
buruk setelah operasi
 Patologi kornea
 Glaucoma
 Uveitis
 Pseudoexfoliasi
 Opasiti vitreus
 Retinopati diabetik
 ARMD
 Gangguan vaskular retina
 Ambliopia
 Penyakit saraf optik dan penyakit saraf lainnya
Operasi Katarak (Mendesak)
 Katarak mature
 Reaksi peradangan dapat meningkatkan TIO
Penilaian sebelum Operasi
 Menetapkan koreksi visus terbaik
 Memastikan diagnosis katarak
 Menyingkirkan penyakit okular
 Merencanakan rencana optik
 Mendiskusikan prosedur operasi dengan pasien
Investigasi pengobatan sebelum
operasi
 Hipertensi sistemik
 Angina
 Pasien diabetes
 PPOK
 Penyakit katup jantung
 Pasien dengan menggunakan warfarin
Pemeriksaan setelah operasi
 Refraksi
 Ketajaman visual dekat dan jauh
 Biometry
 B- Scan USG
 Topography kornea

Anda mungkin juga menyukai