Anda di halaman 1dari 15

Oleh dr.

Agus Andreas Santoso


 Silikosis merupakan suatu penyakit saluran pernafasan akibat inhalasi
dari silikon dioksida (SiO2) atau silika yang menyebabkan peradangan
dan pembentukan jaringan parut pada paru.
 Silikosis merupakan salah satu pneumoconiosis restriktif akibat inhalasi
okupasional debu, biasanya dari pasir, batu, batubara, dan serat buatan.
 Secara klinis terdapat 3 bentuk silikosis, yakni
1. Silikosis Akut
2. Silikosis Akselerata
3. Silikosis Kronis Simplek
 Epidemiologi: Temuan Pasien Silikosis di Spanyol

Ramon et al, 2014


2
Lanjutan
silikosis

3
Lanjutan
silikosis

Ramon et al, 2014

4
Lanjutan
silikosis

 Foto Toraks
 ILO mengklasifikasikan foto toraks dada sesuai
dengan sifat, ukuran, dan kekeruhan untuk
melihat sejauh mana keterlibatan parenkim
paru
 Tampak gambaran nodul dan jaringan parut
pada gambaran foto toraks

Jeyaratnam,
2009
5
Lanjutan
silikosis
 High Resolution Computed Tomography (HRCT)
 HRCT terlihat perubahan subpleura yang berlanjut
membentuk sarang lebah. Di bawah daerah fibrosis
pleura, bisa terjadi kolaps berbentuk nodul yang
pada foto toraks nampak sebagai massa. HRCT bisa
membedakannya dari gambaran karsinoma.

Chong S, 20066
Lanjutan silikosis

Ramon et al, 2014 7


Lanjutan silikosis

8
Ramon et al, 2014
Lanjutan silikosis

 Salah satu terapi yang cocok untuk penderita silikosis adalah terapi
suportif antitusif, bronkodilator, dan oksigen.
 Jika terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik.
 Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan
tindakan pengobatannya.
 Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. Membatasi pemaparan terhadap debu silika.
2. Merubah pola hidup dengan berhenti merokok.
3. Menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin setiap tahunnya
karena penderita silikosis memiliki resiko tinggi
menderita tuberkulosis (TBC)

9
 Silikotuberkulosis adalah kelainan tuberkulosis yang ditemukan
bersamaan dengan silikosis
 Penelitian di Jepang tahun 2003  200 pekerja yang terpapar silika
pada tahun 1955-1995  99 pekerja yang mengalami kematian 10
diantaranya dikarenakan silikotuberculosis.
 Pasien silikosis memiliki risiko 2.8 sampai 39 kali lebih besar resiko
terkena TB dibandingkan pasien sehat, selain itu risiko terkena TB
ektrapulmonal juga meningkat pada pasien silikosis sebesar 3.7 kali
dibanding subjek yang sehat.
 TB terjadi rata-rata setelah 7 tahun pekerja berhenti terpapar oleh silica,
hal ini mengindikasikan bahwa pekerja masih berada dalam risiko TB
walaupun telah menghentikan paparan.

10
Lanjutan silicotuberculosis
 silika dapat memodifikasi respon imun paru, mengganggu
metabolisme dan fungsi makrofag paru dan bersamaan dengan
paparan yang sering menyebabkan apoptosis makrofag. Penemuan
ini sesuai dengan insidensi TB yang lebih tinggi pada pekerja yang
terpapar silika walaupun tanpa silikosis dibanding pekerja yang
tidak terpapar.
 Manifestasi silikotuberkulosis serupa dengan tuberkulosis antara
lain:
 batuk
 Malaise
 Fatigue
 Demam
 keringat malam
 Pemeriksaan awal pemeriksaan sputum dengan tes cepat molekuler,
BTA S/P dan kultur sputum serta pemeriksaan rontgent toraks.
 Pada kasus-kasus yang masih meragukan adanya TB aktif maka
dapat dilakukan pemeriksaan bronkoskopi dengan mengambil
cairan BAL pasien dan jika memungkinkan dapat dilakukan biopsi
transbronkial 11
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan silicotuberculosis

Radiologi
 Gambaran radiologi pada fase awal penyakit sulit untuk
dideteksi, karena bertumpang tindih dengan silikosis.
 Pada pemeriksaan foto toraks pasien silikotuberkulosis
dapat ditemukan gambaran cavitas berdinding tebal,
cavitas biasanya di daerah apex.
 Pada CT scan toraks cavitas berdinding tebal,
konsolidasi, nodular dan progresi penyakit yang cepat
 Pada silikotuberkulosis tidak hanya parenkim paru yang
terkena tetapi juga arteri dan vena. Terjadi penebalan
lapisan intima, degenerasi lipoid dan hyalin dan skar pada
pembuluh darah.

Nenhaus, 2012 12
Lanjutan silicotuberculosis

 Terapi pada pasien silikotuberkulosis sama dengan pasien


tuberkulosis tanpa silikosis.
 Lama terapi lanjutan sampai dengan 6 bulan dapat menurunkan
kasus kekambuhan
 Pada silikotuberkulosis tidak hanya parenkim paru yang terkena
tetapi juga arteri dan vena. Terjadi penebalan lapisan intima,
degenerasi lipoid dan hyalin dan skar pada pembuluh darah.
 kavitas seringkali didalam nodul silikotik, sehingga akan sulit
dicapai oleh obat-obat tuberkulosis yang diberikan.

13
Lanjutan silicotuberculosis

Dosis yang dianjurkan Dosis (mg/kgbb/hari


Obat Dosis Dosis
(mg/kgbb maks/ < 40
Harian Mg/kgbb/ Intermittent 40- >60
hari
/hari) hari Mg/kgbb/ (mg)
hari 60

R 8-12 10 10 600 300 450 600

H 4-6 5 10 300 300 300 300

Z 20-30 25 35 750 1000 1500

E 15-20 15 30 750 1000 1500

S* 15-18 15 15 1000 Sesuai BB 750 1000

*Pasien berusia lebih dari 60 tahun tidak bisa mendapatkan dosis lebih dari 500 mg per hari
14

Anda mungkin juga menyukai