Anda di halaman 1dari 36

PELAYANAN KESEHATAN KERJA

DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI


KOMPOSISI PEKERJA INDONESIA
(BPS, 20014)

PENDUDUK
INDONESIA USIA KERJA = USIA PRODUKTIF
(15 – 64 TAHUN) : (121,87 JUTA) - 51.3 %
(237,64 JUTA)

PEKERJA
114 JUTA (48 %)
Prov Kalsel Pddk : 3.989.793
jiwa
FORMAL Pekerja :
45,6 Juta (40%) 2.752.957 jiwa
INFORMAL Perempuan
Sektor Formal :
68,4 Juta (60%) +31.171 jiwa 745.722
Sektor Informal
:1.706.833

Kerugian Negara 90 T pada pekerja :


1. Hari absen karena sakit rata2 4 hr /tahun
2. Kematian 15 orang per100.000
3. Kecelakaan 7 orang /1000

2
MASALAH KESEHATAN PADA PEKERJA
GIZI

REPRODUKSI PAK
•Abortus
•Gangguan Haid
•ASI Waktu dan Tempat

PEKERJA

PTM KAK

PM
Imu Kesehatan Kerja:
 Merupakan bagian dari ilmu Kesehatan Masyarakat yang secara
khusus mempelajari secara luas dan mendalam permasalahan
kesehatan yg berkaitan dengan pekerjaan

Kesehatan Kerja (WHO, 1950):


 Kesehatan fisik maupun psikis pekerja sehubungan dgn
pekerjaannya (mencakup metode kerja, kondisi kerja dan
lingkungan kerja ) yang mungkin dapat menyebabkan
kecelakaan, penyakit ataupun perubahan kesehatan pekerja
 Joint WHO/ILO 1995  Upaya Peningkatan, pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, rehabilitasi
pekerja yang sakit dan pengendalian lingkungan kerja dan
adaptasi pekerja dengan jabatannya disemua jenis pekerjaan

 Kesehatan Olahraa :
Upaya Kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik
melalui Peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan, rehabilitasi untuk meningkatkan derajat kesehatan
CONTOH KEGIATAN
DI KAB/KOTA DAN PUSKESMAS

DIT KESJAOR, MARET 2017 5


Penerapan Kesehatan Kerja
di Kabupaten

Penerapan
Pel Sos /tempat
Pembin
Ori Bentuk Koordinasi aan
ati iali kerjaRS/pus dan
Lapora
ent Tim LP LS kesmas dan n
ha sas evaluas
asi perusahaan i
n i

PENERAPAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RS
 Pengadaan Ruang ASI yang
standar
 Pemeriksaan kesehatan berkala sebelum hamil  Kesempatan utk memerah
 Pemeriksaan kehamilan 4 x selama hamil ASI
 Melahirkan di Fasyankes  Ada Motivator
 Menyusui sehat dan ASI Ekslusif  Konselor ASI
 Konseling KB  KIE tentang ASI

GP2SP  Pemeriksaan Anemia


 Pemberian tablet tambah
 Pencegahan dan darah selama
Pengendalian faktor menstruasi dan
pajanan risiko kehamilan
 Penggunaan APD  Kecukupan gizi selama
 Penyesuaian jenis kerja bekerja
bagi ibu hamil dan  PHBS  Kantin Sehat
menyusui  Deteksi Penyakit TB –
IMS, HIV/AIDS, Malaria
 KIE tentang pajanan  Deteksi faktor risiko PTM
risiko pada pekerja
perempuan
IMPLEMENTASI DI PUSKESMAS
• Penerapan K3 Puskesmas
• Pelayanan Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskesmas :
– Pembinaan Kesehatan Kerja ke sektor informal (Petani, nelayan, perajin,
pedagang pasar tradisional, ojek dll)
– Pembinaan Kesehatan Kerja ke sektor formal (perusahaan, kantor
pemerintah dll)
– Pemberdayaan masyarakat melalui Pos UKK  sektor informal
• Pencatatan dan pelaporan di Puskesmas
IMPLEMENTASI K3 DI
PUSKESMAS
• Puskesmas - tempat kerja Risiko tinggi
• Perlu perlindungan K3 bagi petugas Puskesmas, pasien dan
pengunjung
• Amanah UU 36 tahun 2009
• K3 - salah satu persyaratan akreditasi Puskesmas
• Perlu dukungan dan komitmen Kapuskesmas
• Implementasi - perlu Tim K3 Puskesmas
• Kegiatan K3 Puskesmas ---> contoh universal precaution,
penanganan jarum suntik, pemakaian APD, Apar, Jalur evakuasi,
pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala, dll
IMPLEMENTASI K3 DI
PUSKESMAS
• Puskesmas - tempat kerja Risiko tinggi
• Perlu perlindungan K3 bagi petugas Puskesmas, pasien dan
pengunjung
• Amanah UU 36 tahun 2009
• K3 - salah satu persyaratan akreditasi Puskesmas
• Perlu dukungan dan komitmen Kapuskesmas
• Implementasi - perlu Tim K3 Puskesmas
• Kegiatan K3 Puskesmas ---> contoh universal precaution,
penanganan jarum suntik, pemakaian APD, Apar, Jalur evakuasi,
pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala, dll
PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

• KEPMENKES NO 1758 TAHUN 2003


TTG STANDAR PELAYANAN
1 KESEHATAN KERJA

• KEPMENKES 038 TAHUN 2003


TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
2 KERJA DI PUSKESMAS
KAWASAN/SENTRA INDUSTRI
• Tanggung Jawab Perusahaan/pengusaha
• Promotif dan Preventif melalui unit
PEKERJA penanggung jawab pelaksanaan kesehatan
FORMAL kerja (P2K3)
• Kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan oleh
Klinik Perusahaan atau kerjasama dgn sarana
kesehatan yang ada

• Tanggung Jawab Pemerintah dan masyarakat


pekerja (puskesmas)
PEKERJA
• Pelaksanaanya dapat melalui pemberdayaan
INFORMAL
masyarakat pekerja
• Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

PUSKESMAS 14
Jenjang Pelayanan Kes Kerja

Tertier
(kemkes, dinkes prop, RSUP,
subspesialis)

Skunder
(dinkes kab,RSUD,BKKM,
spesialis)

Primer
(pusk, Klinik, swasta)

15
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Adalah : Program pelayanan paripurna


terdiri dari :
1. Pelayanan promotif,
2. Pelayanan preventif,
3. Pelayanan kuratif
4. Pelayanan rehabilitatif

Yang dilaksanakan dlm suatu sistem terpadu


• Pendidikan dan penyuluhan ttg kesehatan
kerja
• Pemeliharaan berat badan ideal;
Perbaikan gizi, menu seimbang dan pemilihan
makanan yang sehat
dan aman, Higiene Kantin
• Pemeliharaan lingkungan kerja yg sehat
(Hygiene&sanitasi)
• Kegiatan fisik,Olah raga,kebugaran
• Konseling mis: berhenti merokok/napza
• Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus.
• Imunisasi
• Kesehatan Lingkungan Kerja
• Perlindungan diri thd bahaya-bahaya pekerjaan
• Penyerasian pekerja dgn mesin alat kerja
• Pengendalian bahaya lingkungan kerja (Faktor Fisik,
Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikososial)
• Suplemen Gizi
• Survailance Kesehatan Kerja
• Pelayanan diberikan pada pekerja yang
sudah mengalami gangguan kesehatan
• Pelayanan diberikan meliputi pengobatan
thd penyakit umum maupun penyakit
akibat kerja
• Terapi PAK dengan terapi kasual/utama
dan terapi simtomatis

MOTTO
Pada penyakit akibat kerja
“Mencegah lebih baik dari pada mengobati”
• Latihan dan pendidikan pekerja
untuk dapat menggunakan
kemampuannya yg masih ada
secara maksimal.
• Penempatan kembali pekerja yang
cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
• RUJUKAN MEDIK 
pengobatan & rehabilitasi 
Pos UKK  Pusk  BKKM  RSU/RS.Khusus

• RUJUKAN KESEHATAN 
- Sampel Lingkungan  BTKL/Balai
Hyperkes
- Sampel Lab  BLK
- Kasus Pencemaran  Kab/Kota
Kegiatan dan Penerapan di Puskesmas

POS UKK
PEKERJA SEKTOR INFORMAL
• Berisiko untuk terkena PAK
• Berdiri sendiri/ dan KK
• Meningkatkan akses
membentuk
pelayanan kesehatan kerja
kelompok kecil,
• Berpindah-pindah
• Bekerja dengan
berbagai
keterbatasan
(modal, penguasa-
Diberdayakan dalam bidang
an teknolo-gi, kesehatan kerja sehingga mereka
pengetahuan) dapat hidup sehat dan selamat
serta produktif dalam bekerja

POS UKK
POS UKK
POS UKK
• Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja
informal utamanya di dalam upaya promotif, preventif untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan.
• Wadah pelayanan kesehatan kerja yang berada di tempat
kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (Kader) yang
berkoordinasi dengan puskesmas sebagai pembina dalam
meningkatkan derajat kesehatan pekerja untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya
• Prinsip Pos UKK dari, oleh, untuk kelompok pekerja mandiri,
kecil dan mikro di masyarakat
• Pos UKK terintegrasi dengan UKBM lainnya  Posbindu dll
LANGKAH PEMBENTUKAN
POS UKK
1. Pertemuan tingkat desa  meningkatkan
kepedulian pekerja terhadap kesehatan
2. Survei Mawas Diri (SMD)  untuk
melakukan identifikasi masalah
3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 
menetapkan prioritas masalah dan
rencana pemecahan masalah
4. Pelatihan kader Pos UKK  meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
5. Pembentukan Pos UKK
6. Pembinaan Pos UKK
KEGIATAN DI POS UKK
Kegiatan dilaksanakan oleh kader Pos UKK
dibantu oleh petugas Puskesmas secara berkala
meliputi kegiatan:

1. Promotif
(PHBS, penyuluhan, konsultasi kesehatan
kerja sederhana, sarasehan dan
pencatatan/pelaporan)
2. Preventif
(Mendata jenis pekerjaan, pengenalan risiko
bahaya, mendorong upaya perbaikan
lingkungan, membantu pelaksanaan
pemeriksaan dan contoh APD)
3. Kuratif  P3K, P3P, pencatatan dan pelaporan
PEMBINAAN POS UKK
1. Aspek Kesehatan  petugas
Puskesmas/kesehatan yang terlatih
2. Aspek kelembagaan  perangkat
desa/kelurahan
3. Aspek teknis yang berhubungan
dengan pekerjaan  lintas sektor
terkait (PPL, LSM, Swasta dan lain-lain)
POS UKK BAHARI LESTARI
INTEGRASI PELAYANAN
KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS
1. PROMOSI KESEHATAN
DI TEMPAT KERJA
2. KESEHATAN LINGKUNGAN

3. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN


PENYAKIT MENULAR
4.KIA & REPRODUKSI PEKERJA

5. PERBAIKAN GIZI PEKERJA

6.PENYEMBUHAN PENYAKIT DAN


PELAYANAN KESEHATAN PEKERJA Erna T
PERAN INSTITUSI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
A. Peran Dinas Kesehatan KERJA
Kabupaten/kota
 Menggalang dukungan LS terkait, Organisasi profesi, Dunia Usaha
dan Serikat Pekerja dalam penyelenggaraan Yankesja di
Puskesmas kawasan industri
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
pekerja disarkes pemerintah, swasta, & Pos UKK
 Melakukan koordinasi dan jejaring kerja LP terkait melalui
advokasi dan sosialisasi
 Melakukan bimbingan teknis dan fasilitasi pelaksanaan Yankesja
di Puskesmas kawasan industri
 Menyelenggarakan pelatihan teknis dan keterampilan terhadap
petugas kesehatan maupun swasta, serta kader kesehatan kerja
dalam pelaksanaan Program UKK
 Melaksanakan orientasi program pelayanan kesehatan kerja pada
setiap pergantian dokter Puskesmas di kawasan industri
PERAN INSTITUSI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (2)

A. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/kota


 Melaksanakan orientasi program pelayanan kesehatan kerja
pada setiap pergantian dokter Puskesmas di kawasan industri
 Menerapkan syarat kesehatan pada berbagai lingkungan
tempat kerja
 Menerima rujukan medis maupun rujukan kesehatan kerja
 Melaksanakan surveilans kesehatan kerja termasuk memetaan
bahaya potensial kesehatan kerja
 Mengupayakan ketersediaan dukungan dana, sarana dan
prasarana, panduan serta alat kesehatan kerja guna
mendukung penyelenggaraan
Peran Dinas Tenaga Kerja
1.Melaksanakan pembinaan norma kesehatan kerja (di luar lingkup
teknis medis) sebagai bagian norma K3 sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
setempat).
2. Pengawasan (termasuk penegakan hukum) terhadap pelaksanaan
kewajiban pengusaha dalam pelayanan kesehatan kerja dalam
rangka perlindungan norma kesehatan kerja.
3. Melakukan pendataan penyakit akibat kerja berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan setempat.
4. Penyelesaian kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
sesuai mekanisme dan peraturan perundangan nyang berlaku
dengan memberdayakan Dokter Penasehat Jamsostek dan Dokter
Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja.

PENUTUP

Pekerja adalah penentu pembangunan bangsa -


separuh dari jumlah penduduk adalah pekerja
dengan berbagai permasalahan kesehatan pada
pekerja - perlu pendekatan khusus melalui
pemberdayaan masyarakat pekerja dan pelayanan
kesehatan kerja

Penyelesaian masalah kesehatan kerja harus


dilakukan melalui kerjasama LP/LS dan pemangku
kepentingan lainnya  demi terwujudnya pekerja
sehat, bugar dan produktif
35

Anda mungkin juga menyukai