terapi antiansietas, antikonvulsan, dan sedatif. Indikasi dari diazepam adalah untuk status epileptikus, ansietas atau insomnia, konvulsi akibat keracunan, kejang demam, dan untuk spasme otot • Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7- kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4- benzodiazepin-2-on. Merupakan senyawa Kristal tidak berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air MEKANISME KERJA DIAZEPAM
• Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan
memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. MEKANISME KERJA DIAZEPAM
• Pada reseptor ini, benzodiazepin akan
bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan MEKANISME KERJA DIAZEPAM
• Dengan adanya interaksi benzodiazepin,
afinitas GABA terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel PROFIL FARMAKOKINETIKA
• t½ : Diazepam 20-40 jam, DMDZ 40-100 jam. t½
meningkat pada mereka yang lanjut usia dan bayi neonatus serta penderita gangguan liver. • Volume Distribusi : Diazepam dan DMDZ 0,3-0,5 mL/menit/Kg. • Waktu untuk mencapai plasma puncak : 0,5 – 2 jam. PROFIL FARMAKOKINETIKA
• Distribusi dalam Darah : Plasma (perbandingan
dalam darah) Diazepam 1,8 dan DMDZ 1,7.Ikatan Protein : Diazepam 98 – 99% dan DMDZ 97%. • Jalur metabolisme : Oksidasi • Dimetabolisme terutama oleh hati. Beberapa produk metabolismenya bersifat aktif sebagai depresan SSP. METABOLISME DIAZEPAM
• Metabolisme utama diazepam berada di
hepar, menghasilkan tiga metabolit aktif. Enzim utama yang digunakan dalam metabolisme diazepam adalah CYP2C19 dan CYP3A4. N-Desmetildiazepam (nordiazepam) merupakan salah satu metabolit yang memiliki efek farmakologis yang sama dengan diazepam, dimana t1/2- nya lebih panjang yaitu antara 30-200 jam • Ketika diazepam dimetabolisme oleh enzim CYP2C19 menjadi nordiazepam, terjadilah proses N-dealkilasi. N- Desmetildiazepam dengan bantuan enzim CYP3A4 diubah menjadi oxazepam, suatu metabolit yang dieliminasi dari tubuh melalui proses glukuronidasi. Oxazepam memiliki estimasi t1/2 antara 5-15 jam • Metabolit yang ketiga adalah Temazepam dengan estimasi t1/2 antara 10-20 jam. Temazepam dimetabolisme dengan bantuan enzim CYP3A4 dan CYP 3A5 serta mengalami konjugasi dengan asam glukuronat sebelum dieliminasi dari tubuh. METABOLIT AKTIF DIAZEPAM NORDIAZEPAM
ENZIM = CYP2C19
OXAZEPAM
ENZIM = CYP3A4
TEMAZEPAM
ENZIM = CYP3A4, CYP3A5
Jalur metabolisme umum 5-aril-1,4-benzodiazepin. Senyawa dalam huruf tebal adalah benzodiazepin farmasi. Dari (401); direproduksi dari Journey of Analytical Toxicology dengan izin dari Preston Publications, sebuah divisi dari Preston Industries, Inc. Contoh kasus
• Seorang ibu mengalami kecemasan dan
mengalami kesulitan tidur. Dan dia diberikan oleh dokter diazepam. Ibu ini mempunyai riwayat penyakit lambung dan dia sudah rutin meminum obat omeprazole. Bolehkan jika obat tersebut diminum saat waktu berdekatan? • Sebaiknya tidak diminum disaat berdekatan, karena kedua obat tersebut terjadi interaksi. Omeprazol bersifat inhibitor dan dapat mengahambat metabolisme dari diazepam. Sehingga efek terapi diazepam tidak akan terjadi. Kesimpulan
• Diazepam termasuk obat dengan kelas
terapi antiansietas, antikonvulsan, dan sedatif • Mekanisme kerja diazepam. Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. • Metabolit diazepam, nordiazepam = CYP2C19, oxazepam = CYP3A4, temazepam = CYP3A4,CYP3A5 . Saran
• Hindari penggunaan diazepam sebisa
mungkin, diazepam tidak boleh digunakan dalam waktu yang panjang. Karena memiliki t1/2 yang cukup panjang, ditambah t1/2 N-desmetildiazepam mempunyai 2x t1/2 diazepam. Dan masuk golongan obat psikotropika yang memiliki efek ketagihan. Daftar pustaka
• Anonim, 2000, Informatorium Obat
Nasional Indonesia, 128-131, 153, Depkes RI, Jakarta • Dollery, C, Therapeutic Drugs, 2nd Edition, D80-D82. Churchil Livingstone, London • Ashraf Mozayani, Lionel P. Raymon- Handbook of drug interactions_ a clinical and forensic guide,hal.10-15, Humana Press (2004), New Jersey