DEFENISI • respon jaringan otak terhadap adanya peningkatan TIK, jika kompensasi terhadap CSF dan CBV tidak dapat mengimbangi terhadap kenaikan TIK akibat adanya penambahan massa, maka komponen jaringan otak akan melakukan kompensasi dengan bergerak ketempat lokus minoris melewati struktur dalam intrakranial Herniasi otak akan mengakibatkan: a. Kerusakan otak secara mekanik b. Terjepitnya pembuluh darah → infark/ nekrosis c. Kenaikan ICP umum → Iskemia luas →
• Dikatakan TIK meningkat bila TIK > 10 mmHg
a. Ringan : 10-20 mmHg b. Sedang : 20-40 mmHg c. Berat : > 40 mmHg Klasifikasi Herniasi terdiri dari: A. Herniasi Supratentorial 1. Uncal(Transtentorial lateral/Desendens) 2. Central (Transtentorial bilateral) 3. Subfalcine/ Cingulate 4. Transcalvarial B. Herniasi infratentorial 5. Upward (Transtentorial Asendens) 6. Tonsillar(Herniasi down ward/Foraminal/ArnoldChiariMalformation) 1. Herniasi Uncal • Disebut juga Herniasi Tentorial Lateral/unilateral • PF : umumnya terjadi karena pembesaran hematoma akibat trauma pada darah lateral fossa media atau lobus temporalis mendorong uncus bagian medial dan gyrus hypocampal melalui tepi tentorium sehingga menekan N III , midbrain dan posterior cerebal arteri. Gejala/ Tanda : • Fase awal belum tampak gangguan kesadaran. Gejala klinis: a. Kompresi N.III → Anisokoria/midriasis ipsilateral dengan lesi, Ptosis (kelumpuhan M. Levator palpebra), deviasi mata ke arah bawah lateral akibat dari hilangnya inervasi pada semua otot penggerak mata kecuali rectus lateral (diinervasi N VI) dan obliquus superior (diinervasi N IV). b. Kompresi A. Cerebri Posterior → infark regio occipitalis → Hemianopsia Homonim c. Hemiparesis kontralateral dengan lesi : Uncus → Pedunculus Cerebri → Traktus Piramidalis → Hemiplegia d. Penekanan oleh tepi tentorium cerebelli pada sisi yang berlawanan dari pedenculus cerebri (Kernohan’s notch) akan menyebabkan hemiparese plegi pada sisi yang sama dengan lesi. e. Lebih lanjut akan menekan batang otak menyebabkan letargi, bradikardia, abnormalitas pernafasan, dilatasi pupil dan penurunan kesadaran secara cepat ( coma dalam dapat terjadi dalam beberapa jam ) 2. CENTRAL HERNIATION • Disebut juga herniasi transtentorial Downward bilateral/Axial Brain Stem • PF : massa di frontal, parietal atau occipital Terjadi herniasi pada Diensefalon dan Mid brain (mesensefalon) melalui hiatus tentorii menyebabkan kerusakan pada struktur tersebut akibat iskemik yang disebabkan stretching/tekanan pada A. Perforantes. Gejala / Tanda : A. Diencephalic Stage Awal terjadi akibat disfungsi diffuse kedua hemisfer (akibat penurunan CBF & peningkatan ICP) dan disfungsi diencephalic bilateral (akibat pergeseran kebawah). Hal ini dapat mengarah ke kerusakan irreversibel midbrain, namun seringkali masih reversibel jika penyebab herniasi segera berhasil diterapi. B. Midbrain – Upper Pons State • Jika gejala ini tampak jelas maka prognosa sangat jelek iskemia hebat pada midbrain. Harapan untuk pulih < 5 % C. Lower Pons – Upper Medulary Stage • Pernafasan Regular, shallow, & rapid ( 20-40x/mnt) • Pupil Midposition ( 3-5 mm), fixed • oculomotor Doll’s eye & CWC (-) • Motorik Flaksid, babinski (+) bilateral • Kadang ekstremitas inferior fleksi thd rangsang nyeri D. Medullary Stage • Pernafasan Lambat, ireguler dan dalam. Sighs/gasps • Kadang hyperpnea diselingi dengan apnea • Pupil Dilatasi maksimal 3. Herniasi Cingulate • Herniasi cingulate atau subfalcine merupakan tipe herniasi yang paling sering terjadi • Herniasi ini terjadi jika sebagian dari lobus frontalis yang terletak di bawah falk, biasanya girus cingulate, terjepit dan terdorong pada sisi yang berlawanan. • Berbeda dengan tipe herniasi yang lain, herniasi ini tidak memberikan tekanan yang cukup pada batang otak, tetapi mengakibatkan penekanan pada arteri cerebri anterior yang berada pada lobus frontal sehingga terjadi iskemik. • Herniasi ini bisa berkembang menjadi herniasi central dan biasanya terjadi Bersama dengan herniasi uncal. • Klinis jarang terjadi dengan gejala khusus 4. Herniasi Transkalvarial • Disebut juga Herniasi Eksternal • Jaringan otak keluar melalui fraktur atau sisi pembedahan pada cranium. Herniasi tipe ini dapat terjadi sewaktu tindakan kraniektomi ketika dilakukan flap tulang 5. Herniasi Upward • Disebut juga Herniasi Serebellar • Peningkatan tekanan pada fosa posterior (massa fossa posterior) dapat menyebabkan serebelum bergerak ke atas melewati bagian terbuka pada tentorium (hiatus tentorial). Otak tengah terdorong melalui lekukan tentorium kemudian mendorong otak tengah ke bawah • Gejala klinis: Mual, muntah, dan obtundation • Komplikasi: 1. Penekanan pada cerebral aquaduct Sylvii → Hydrocephalus Non Communicans (Obstructive) 2. Rapid onset of obtundation talk and death 3. Efek penekanan pada pusat muntah di Medulla Oblongata 6. Tonsillar Herniation • PF : tonsilar serebeli masuk ke dalam foramen magnum menekan medulla Cardiac and Respiratory arrest. Sedangkan herniasi ke arah bawah menyebabkan peregangan pada percabangan arteri basilaris sehingga menjadi robek dan berdarah (disebut juga Duret hemorrhage) yang berakibat fatal • Terjadi akibat massa di supratentorial maupun infratentorial atau dengan peningkatan ICP. Dapat dipicu dengan LP. • Gejala Karakteristik : a. Herniasi dan nekrosis dari Tonsillar cerebellum b. Terjadinya head tilt dan kaku kuduk karena tonsil cerebelli yang mengalami impact pada foramen magnum → Gejala khas c. Penekanan pada piramid Gejala motorik d. Penekanan pada RAS (Reticular Activating System) perubahan tingkat kesadaran e. Penekanan pada pusat jantung dan pernapasan sudden cardiac/respiratory failure f. Pada pemeriksaan radiologi, tonsillar cerebellum berada 5 mm di bawah foramen pada dewasa dan 7 mm pada anak (Ektopia Tonsillar) TERIMA KASIH