Anda di halaman 1dari 12

HUKUM

LINGKUNGAN
P E N G AT U R A N P E N G E N D A L I A N
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Upaya pengendalian pencemaran air di Indonesia mula-


mula diarur dalam PP No.20 Tahun 2001
Pada tanggal 14 Desember 2001 pemerintah telah
mengundangkan PP NO.82 tahun 2001 tentang
Pengelolaam Kualitas Air Dan Pencemaran Air (LN
Tahun 2001 Nomor 153 ) yang mencabut berlakunya PP NO.20
Tahun 1990.
KONSEP DAN PENGERTIAN
PP No. 82 Tahun 2001 memuat pengertia-pengertian tentang beberapa
konsep yang berhubungan dengan pengedalian pencemaran air , yaitu :
• Air
• Pengelolaan kualitas air
• Pengendalian pencemaran air
• Kriteria mutu air
• Beban pencemaran
• Baku mutu air
• Daya tamping beban pencemaran

Pasal 1 Ayat 1 PP No.82 Tahun 2001 Merumuskan pengertian air sebagai


berikut:” semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah
kecuali air laut dan ir fosil”. Dari rumusan tersebut dpat diketahui bahwa PP
NO.82 Tahun 2001 tidak mencakup pengendalian pencemaran laut.
pasal 1 ayat 3 pp no.82 tahun 2001 merumuskan pengertian pengelolaan
kualitas air adalah:
“upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisi alamiahnya”

pasal 1 ayat 44 pp no.82 tahun 2001 merumuskan pengertian


pengendalian pencemaran air :
“ upaya pencegahan dan peanggulangan air serta pemulihan kualitas air”

pasal 1 ayat 7 pp no.82 tahun 2001 merumuskan pengertian kriteria mutu


air yaitu : “tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air”
KETENTUAN PASAL 8 PP NO. 82 TAHUN 2001
MENYATAKAN , BAHWA MUTU AIR TERDIRI ATAS EMPAT
KELAS,YAITU :
• Kelas satu adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan / atau
peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
• Kelas dua adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air,pembudidayaan ikan air tawar,perternakan,air untuk pertanaman,atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
• Kelas tiga adalah air yang peruntukannya dapat digunakan pembudidayaan ikan air
tawar,perternakan,air untuk pertanaman,atauperuntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan terebut.
• Kelas empat dalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pertanaman atau peruntukan
lain yang ,e,persyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Pasal 1 ayat 9 PP No.82 Tahun 2001 adalah “ukuran batas atau kadar makhluk hidup
zat,energy,atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yag
ditenggang keberadaannya di dalam air”

Pasal 1 butir 11 PP No.82 Tahun 2001 merumuskan engertian pencemaran air:


“masuknya atau dimasukannya mahluk hidup , zat ,energy,dan/atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia,sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Pasal 1 butir 12 PP No.82 Tahun 2001 merumuskan pengertian beban pencemaran ,


yaitu :“jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah “

Pasal 1 butir 13 merumuskan pengertian daya tamping beban pencemaran , yaitu : “


kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan bban pencemaran
tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi tercemar”
KEWENANGAN PENGELOLAAN KUALITAS
AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
AIR
Pengelolaan kualitas air dilakukan melalui langkah-langkah berikut :
• Penyusunan rencana pendayagunaan air
• Penetapan kelas air dan kriteria mutu air sesuai dengan ketentuan pasal8 ayat 1 dan 2
• Penetapan atau pemberlakuan baku mutu air
• Pemantauan kualitas air

Pengendalian pencemaran air dilakukan melalui langkah –langkah berikut :


• Penetapan daya tampung beban pencemaran air
• Pentapan persyaratan air limbah untuk aplikasi ke tanah
• Penetapan persyatratan pembuangan air limbah untuk aplikasi ke tanah
• Penetapan peryaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber-sumber air
• Pemberlakuan izin pemanfaatan air limbah ke tanah dan izin pembuangan air limbah ke air atau
sumber-sumber air
• Pemantauan kualitas air pad
PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN
Sesuai dengan jiwa PP No.82 Tahun 2001 yang memberikan
kewenangan kepada kuat pemerintah kabupaten/kota dalam hal
pengendalian pencemaran air,maka tugas pengawasan atas penataan
persyaratan dalam izin pembuangan air limbah menjadi kewenangan
bupati / walikota. Bupati dan walikota dapat membentuk petugas
pengawas daerah. Namun, menurut ketentuan pasal 45 No. 82 Tahun
2001 bahwa “dalam hal tertentu”,pejabat pengawas lingkungan
pusat dapat melakukan pengawasan. Penjelasan pasal 45 PP No.82
Tahun 2001 menjelaskan yang dimaksud dengan “dalm hal tertentu”
adalah bahwa daerah belum mampu melakukan pengawasan,belum
ada pejabat pengawas, belum tersedianyasarana dan prasarana
pengawasan atau daerah tidak menjalankan tugas pengawasan.
PETUGAS DARI INSTANSI PENGAWASAN MEMPUNYAI
WEWENANG :
• Melakukan pemantauan yang meliputi pengamatan,pemotretan,perekaman
audiovisual dan pengukuran
• Meminta keterangan kepada masyarakat yang berekepentingan,karyawan yang
bersangkutan ,konsultan ,kontraktor,dan perangkat pemerintahan setempat
• Membuat salinan dai dokumen dan/atau membuat catatan dari berbagai dokumen
seperti periizinan,Amdal,UKL, dan UPL,hasil swapantau dan dokumen organisasi
perusahaan
• Memasuki tempat tertentu
• Mengambil contoh air limbah ,bahan baku,dan bahan penolong
• Memeriksa peralatan yang digunakan dalam proses produksi ,utilitas dan instalasi
pengolahan limbah
• Memriksa instalasi dan alat transportasi
• Meminta keterangan pada penanggung jawab usaha
HUKUM LINGKUNGAN
BAKU MUTU LINGKUNGAN
HIDUP
UU No. 32 Tahun 2009 : Baku mutu Air Nasional tentang kriteria air
berdasarkan kelas

Pasal 1 angka 13 UUPPLH


pengertian baku mutu lingkungan hidup adalah “ukuran batas atau kadar
mahluk hidup ,zat energy ,atau komponen lain yang ada atau harus ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai usur lingkungan hidup “

baku mutu lingkungan hidup merupakan instrument untuk mengukur


terjadinya pencemaran lingkungan . baku mutu lingkungan terdiri atas :
1. Baku mutu air
2. Baku mutu air limbah
3. Baku mutu air laut
4. Baku mutu udara ambien
5. Baku mutu emisi
6. Baku mutu gangguan
7. Baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
Konsep BMLH dapat dibedakan atas Baku mutu air dan baku mutu udara ambien di satu pihak
dan baku mutu limbah atau baku mutu emisi di pihak lain.

Baku mutu air dan baku mutu udara ambien mewakili keadaan atau kondisi komponen lingkungan
hiduP, misalkan air atau udara yang ingin dipertahankan dan diingkatkan,sedangkan baku mutu air
dan baku mutu emisi adalah kantitas dan kualitas limbah atau buangan yang diiznkan keluar dari
saluran-saluran pembuangan atau pelepasan sebuah kegiatan usaha.

Baku mutu air nasional dituangkan dalam lampiran PP No.82 Tahun 2001, untuk baku mutu
ambien udara nasional dituangkan dalam lampiran PP No. 41 tahun 1949

Baku mutu ambien air laut dituangkan dalam pasal 4 PP No.19 tahun 1999

Baku mutu limbah cair atau baku mutu air limbah untuk beberapa kegiatan atau sumber telah
digunaka ke dalam kepuusan menteri Negara lingkungan hidup, yaitu :
1. Kepmen LH No.51/MenLh/10/1995 bagi kegiatan industry
2. Kepmen LH No.52/MenLh/10/1995 bagi kegiatan hotel
3. Kepmen LH No.53/MenLh/10/1995 bagi kegiatan rumah sakit
4. Kepmen LH No.54/MenLh/10/1995 bagi kegiatan minyak dan gas
5. Peraturan menteri Negara lingkungan hidup No.05 Tahun 2007 tentang baku mutu air limbah
bagi usaha dan/atau kegiatan pengolahan buah-buahan dan/atau sayuran
6. Peraturan menteri Negara linkungan hidup No.10 tahun 2007 tetang baku mutu air limbah
bagi usaha dan /atau kegiatan industry Purified Terephalic Acid dan Poly Ethylene Terephllate

Anda mungkin juga menyukai