Anda di halaman 1dari 31

Lipase immobilized on

polydopamine-coated
magnetite nanoparticles for
biodiesel production from
soybean oil

Dini Ratna Dewanti (17/412667/PA/17986)


Estriva Agril Eksakti (17/409465/PA/17772)
Maria Regina Dewi Septiani (17/409473/PA/17780)
Melati Rantika Dewi (17/409474/PA/17781)
Rena Septyaningrum (17/409487/PA/17794)
Your Date Your Footer Here 2
1. Introduction

• Biodiesel adalah pengganti yang tepat untuk diesel


konvensional, di mana biodiesel ini memberikan
maanfaat yang signifikan bagi lingkungan yang
berbahan baku terbarukan (minyak nabati dan lemak
hewani).
• Namun saat ini banyak produksi biodiesel dilakukan
melalui reaksi transesterifikasi yang menggunakan
katalis kimia korosif pada suhu relatif tinggi. Di mana
proses tersebut menimbulkan masalah lingkungan
dan biaya yang tinggi.
• Berangkat dari permasalahan tersebut dilakukan
pencarian metode produksi biodiesel alternatif yang
ramah lingkungan.
• Dalam konteks ini, enzim lipase dianggap sebagai
alternatif yang sesuai.

Your Date Your Footer Here 3


• Untuk alasan sifat rentan enzim yang tidak bisa dihindari,
maka muncul gagasan untuk mengimobilisasi enzim
dengan bantuan zat padat.
• Dalam jurnal ini, metode penggunaan nanopartikel
dipilih karena mampu bekerja baik dengan enzim dengan
menggabungkan kualitas yang lebih baik dalam hal
stabilitas dan aktivitas.
• Secara khusus, penggunaan nanopartikel magnetik
sangat bermanfaat, karena memungkinkan pemulihan
enzim dengan mudah menggunakan magnet eksternal.
• Dalam hal ini, polydopamine dikenal sebagai bahan yang
sangat menjanjikan untuk imobilisasi enzim. Di mana
daya tariknya besar, selain cepat untuk melapisi partikel
nano magnetit juga memungkinkan pelekatan langsung
biomolekul melalui penambahan Michael atau reaksi
kondensasi aldol pada cincin katekolnya yang terbuka.

Your Date Your Footer Here 4


2. Material and Methods
• Lipase dari P. cepacia (bubuk)
• FeCl3.6H2O
• FeCl2.4H2O
• NaOH
• NaH2PO4.H2O
• dopamine hydrochloride
• Larutan reagen Bradford
• Methanol
• Minyak kedelai yang digunakan dalam reaksi
transesterifikasi
• Spectrophotometer diode array HP 8453 (1901100 nm).
• JEOL JEM 2100
• Bruker Eco-ATR
• For atomic force microscopy, a Nanoscope E from Digital
Instruments was used.

Your Date Your Footer Here 5


2.1Sintesis Nanopartikel Magnetik

diaduk pada 1100 rpm. Reaksi dibiarkan berjalan


selama 30 menit pada suhu
kamar

1 3 5

2 4

200 mL larutan NaOH 1 50 mL larutan FeCl3 0,2 mol/L endapan hitam


mol/L pada awalnya dan FeCl2 0,1 mol/L dipisahkan dan dicuci 5
dideoksigenasi ditambahkan tetes demi kali dengan nano-pure
tetes. water.
2.2 Fungsionalisasi nanopartikel dengan polidopamin

1.
4. 04 01 Nanopartikel magnetit yang
Partikel-partikel dipisahkan
baru disiapkan didispersikan
lagi dan dibilas 3 kali dengan
dalam 100 mL akuades, dan
akuades.
250 mg dopamin hidroklorida
ditambahkan.

3. 2.
Dispersi selama 3 jam, pada PH diatur hingga 8,4
interval 30 menit. menggunakan larutan NaOH 1
mol/L.
03 02
2.3 Imobilisasi lipase dari P. cepacia pada
Fe3O4@polydopamine

1 2 3 4

Nanopartikel magnetit Kemudian, 4 mL dari ditambahkan 200 mg Bubuk hitam dipisahkan


berlapis polydopamine proses dispersi ini bubuk lipase, dan secara magnetis, dicuci
(Fe3O4@PD) didinginkan pada suhu diaduk selama 1 jam dengan akuades, dan
didispersikan dalam 100 4°C pada suhu 4 ° C. dikeringkan semalaman
mL 10 mM PBS pada pH dengan tekanan rendah
7.
2.4 Sintesis katalitik biodiesel oleh Lipase dari P.cepacia
yang diimobilisasi pada nanopartikel magnetit

1.
1 Reaksi transesterifikasi
dilakukan langsung dalam
2. minyak kedelai dan
200 mg nanokatalis metanol
ditambahkan ke 1 g campuran
2
metanol dan minyak kedelai 1:
1 (mol / mol)
3 3.
sistem diaduk pada suhu
37 ° C selama 12 jam
4.
3 ekuivalen metanol 4
ditambahkan dalam dua
langkah, yaitu setelah reaksi
berjalan 150 dan 300 menit. 5.
5 partikel dipisahkan
secara magnetis, dicuci
6. dengan tert-butanol.
dikeringkan dengan tekanan
rendah selama 10 menit
6
2.5 ATR-FTIR biodiesel quantification
in soybean oil / biodiesel mixtures
• bahan referensi : biodiesel murni digunakan dan
biodiesel standar /campuran minyak kedelai
disiapkan untuk membuat kurva kalibrasi yang
menghubungkan intensitas (area) 1427-1450 cm-1
dan persentase biodiesel yang ditunjukkan pada Fig.
1.

Your Date Your Footer Here 10


3. Result and discussion : Dynamic
Light Scattering (DLS)

Your Date Your Footer Here 11


3. Result And Discussion : Hasil AFM

Your Date 12
3. Result And Discussion : Hasil TEM

Your Date Your Footer Here 13


3. Result And Discussion : FTIR

Your Date 14
Fig.6. Ilustrasi skematis dari pelapisan magnetit dengan
polimerisasi dopamin in-situ di permukaan nanomaterial,
dan pengikatan lipase melalui penambahan Michael atau
kondensasi aldolik yang melibatkan gugus amino dari gugus
katekol yang terpapar. Bentuk tidak teratur (berwarna abu-
abu) di sekitar bola Fe3O4 mewakili film polydopamine dan
enzim diwakili oleh struktur berwarna.
Your Date Your Footer Here 15
Fig.7. Spektrum FTIR dari Fe3O4@PD-Lipase
menunjukkan puncak vibrasi enzim yang khas pada
kisaran 1100-1700 cm¯¹. (sesudah immobilisasi
protein)

Your Date Your Footer Here 16


Fig.8. Jumlah maksimum lipase teradsorpsi
sebagai fungsi dopamin terhadap perbandingan
massa magnetit.

Your Date 17
• Rasio lipase nanopartikel yang lebih tinggi
menghasilkan adsorpsi protein yang lebih tinggi

Your Date Your Footer Here 18


• Untuk massa enzim yang konstan, jumlah relatif
lipase dalam nanokatalis akhir menurun dengan
meningkatkan konsentrasi Fe3O4@PD.

Your Date Your Footer Here 19


• Setelah optimasi adsorpsi kimia lipase ke
nanomaterials dilakukan, aktivitas enzim diujikan
dalam transesterifikasi minyak kedelai dengan
metanol
• Pada reaksi ini terjadi denaturasi lipase yang
ireversibel oleh metanol yang tidak dapat larut
dalam media reaksi, karena proporsi yang sama
dari minyak kedelai dan metanol digunakan.
• Untuk meminimalkan eksposisi lipase ke kondisi
denaturasi prosedur alternatif dilakukan dengan
menambahkan metanol secara bertahap ke dalam
minyak kedelai.
• Awalnya lipase termobilisasi ditambahkan dalam
campuran metanol dan minyak kedelai ekimolar
(dekat batas kelarutan metanol) kemudian sisa
metanol ditambahkan secara merata dalam dua
langkah, setelah 150 dan 300 menit.
• Hasil dari langkah ini adalah kelarutan metanol
yang lebih tinggi dalam biodiesel dibandingkan
dengan kelarutannya dalam minyak kedelai.

Your Date Your Footer Here 20


Reaksi Transesterifikasi
Proses transesterifikasi adalah yang digunakan untuk produksi biodiesel.
Terdiri dari reaksi kimia minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol
rantai pendek (etanol atau metanol) didorong oleh katalis, yang juga
menarik gliserin. Untuk mendapatkan biodiesel, reaksi transesterifikasi
minyak nabati dengan alkohol primer dapat diproses baik dalam lingkungan
asam atau dalam lingkungan dasar:

Your Date Your Footer Here 21


Your Date Your Footer Here 22
• Meskipun katalis mencapai minyak kedelai tinggi
menjadi konversi biodiesel selama reaksi pertama,
efisiensi reaksi transesterifikasi secara bertahap
menurun pada siklus berikutnya, terutama setelah siklus
ketiga.

Ini mungkin karena paparan enzim yang


berkepanjangan ke medium yang mengandung
konsentrasi metanol tinggi

Your Date Your Footer Here 23


4. Conclusions
• Lipase dari P. cepacia mudah diserap ke dalam nanopartikel
magnetik yang dilapisi polydopamine tipis tanpa perlu
menggunakan agen penghubung tambahan.
• Lipase yang diimobilisasi menghasilkan konversi minyak kedelai
menjadi biodiesel lebih tinggi (93%) dalam waktu 12 jam dari
pada enzim bebas (86%).
• Reaksi dapat dilakukan langsung dalam minyak kedelai dengan
metanol sebagai reaktan tanpa menggunakan pelarut tambahan
• Nanokatalis magnetik dapat didaur ulang setidaknya tiga kali
dengan menggabungkan proses dengan penambahan metanol
selama 12jam pada 37ºC.
• Dari penelitian ini dapat mengungkapkan bahwa katalisis
enzimatik dapat diterapkan secara efektif untuk sintesis biodiesel
dan sesuai dengan harapan yang dipertimbangkan untuk
menempuh metode green chemistry dengan menggunakan katalis
alami yang dapat didaur ulang dalam kondisi yang ramah
lingkungan. Berbeda dengan proses industri yang saat ini
digunakan.

Your Date 24
Thank you

Your Date Your Footer Here 25


Pertanyaan No. 1
Penanya : Faizatin Liyan Syibyan
Pertanyaan :
Pada proses Fungsionalisasi Nanopartikel dengan
Polydopamine digunakan NaOH untuk mengubah pH
menjadi 8,4. Mengapa harus dalam keadaan basa? Apakah
bisa dalam keadaan asam?

Jawab :
Proses pengikatan Fe3O4 dengan polidopamin terjadi
melalui mekanisme adisi michael, di mana adisi michael ini
membutuhkan basa yang dalam percobaan ini adalah
NaOH untuk melakukan deprotonasi terhadap polidopamin
supaya terbentuk enolat. Sehingga dapat berikatan dengan
Fe3O4.

Your Date Your Footer Here 26


Reaksi tidak dapat berjalan dalam suasana asam. Berikut
mekanisme dari reaksi adisi Michael :

Your Date Your Footer Here 27


Pertanyaan No. 2
Penanya : Denna Ray A.
Pertanyaan :
Apa tujuan penurunan pH pada proses pelapisan
polydopamine dari pH 8,4 ke pH 7? Padahal dibutuhkan pH
basa pada proses ini.

Jawab :
Setelah pelekatan polidopamin pada permukaan
nanopartikel magnetit (Fe3O4) yang dilakukan dalam
keadaan basa, kemudian pH diatur hingga 7 selanjutnya
dilakukan penambahan lipase. Seperti yg kita ketahui
bahwa setiap enzim memiliki kondisi tertentu, dalam hal ini
suhu dan pH, agar dapat bekerja secara optimal. Dalam
percobaan ini pun, penurunan pH dari 8,4 ke 7 dilakukan
karena enzim lipase bekerja secara optimal pada pH 7
(netral).

Your Date Your Footer Here 28


Pertanyaan No. 3
Penanya : Kurnia Suci
Pertanyaan :
Apa fungsi proses dispersi nanopartikel? Lalu
bagaimanakah prosesnya?

Jawab :
Proses dispersi partikel terjadi pada saat imobilisasi lipase
dari P. cepacia pada Fe3O4@polydopamine. Dispersi
sendiri memiliki pengertian yaitu proses pencampuran
antara 2 zat yang berbeda ditandai dengan adanya zat
terlarut dan pelarut. Sehingga proses dari dispersi
nanopartikel itu sendiri adalah pencampuran antara
Nanopartikel magnetit berlapis polydopamine (Fe3O4@PD)
sebagai zat terlarut dengan 100 mL 10 mM PBS pada pH 7
sebagai pelarut. Selain itu fungsi proses dispersi adalah
untuk melakukan proses imobilisasi (fungsi spesifik tidak
dicantumkan dalam jurnal).

Your Date Your Footer Here 29


Pertanyaan No. 4

Penanya : Moch. Farhan R.


Pertanyaan :
Mengapa Polydopamine dapat melekat secara kuat dengan
enzim?

Jawab :
Polydopamine dapat mengikat/melekat kuat karena adanya
sifat adhesi. Dimana adhesi adalah perlekatan antara dua
zat yang memiliki perbedaan jenis dan struktur. Pelekatan
disini terjadi antara enzim (Lipase) dengan polydopamine.

Your Date Your Footer Here 30


Pertanyaan No. 5

Penanya : Winny Geovani


Pertanyaan :
Apakah kekurangan dalam penelitian tersebut? Bagaimana
dampak kekurangan tersebut terhadap produk yang
dihasilkan?

Jawab :
Kekurangan pada proses ini salah satunya adalah
penambahan metanol ke dalam sistem, dimana apabila
metanol berkontak dengan enzim dengan waktu yang lama
akan menyebabkan metanol tidak larut sehingga enzim
lipase akan terdenaturasi. Enzim lipase yang terdenaturasi
akan menurunkan kinerja dari enzim sehingga hasil produk
komversi biodiesel akan menurun. Disamping itu enzim
lipase sendiri mempunyai sifat yang mudah terdenaturasi
dan mempunyai umur yang pendek sehingga enzim ini
mudah rusak.

Your Date Your Footer Here 31

Anda mungkin juga menyukai