Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOKIMIA

VETERINER II

NAMA : FAOZAN MUBAROK


NIM : 20/459031/KH/10655
KODE-GRUP :C

JUDUL ACARA : ELEKTROFORESIS PROTEIN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
➢ Mengetahui hasil isolasi protein
➢ Memahami prinsip dan pelaksanaan elktroforesis protein

B. DASAR TEORI
1. Pengertian Elektroforesis
Elektroforesis merupakan suatu metode pemisahan yang memanfaatkan medan
listrik yang dihasilkan dari elektroda-elektroda untuk memisahkan senyawa-
senyawa yang memiliki muatan berupa kation ataupun anion. Elektroforesis
membutuhkan media pemisah berupa fase diam seperti sel Agarosa yang tercampur
larutan buffer untuk menjaga kondisi keasaman sampel saat proses pemisahan. Alat
ini sangat mendukung keterbaruan penelitian khususnya dibidang teknologi
rekayasa genetika. Hasilnya akan memberikan rekam jejak berupa pita -pita
pemisahan senyawa. Kecepatan gerak molekul tergantung pada nisbah (rasio)
muatan terhadap massanya, serta tergantung pula pada bentuk molekulnya
(Harahap, M. R., 2018)
2. Prinsip Elektroforesis Protein
Salah satu prinsip elektroforesis protein yang sering digunakan adalah prinsip SDS
PAGE (Sodium Dodecylsulphat Polyacrylamid Gel Electrophoresis) yang
merupakan metode standart pengujian terhadap berat molekul protein. Prinsip kerja
SDS PAGE melibatkan denaturasi awal protein komponen dengan deterjen anionik
yang juga mengikat protein, memberikan semua protein muatan negatif sebanding
dengan massa molekul protein. Langkah ini diikuti dengan elektroforesis melalui
akrilamida matriks gel berpori yang memisahkan protein berdasarkan massa
molekul. Molekul-molekul yang lebih kecil akan bergerak lebih cepat pada gel,

Nama Praktikan : Faozan Mubarok NIM : 20/459031/KH/10655 Kode-Grup : C 1


DASAR TEORI (lanjutan)
sedangkan molekul yang lebih besar akan bergerak secara lambat sehingga
menghasilkan pita yang dekat dengan well pada gel (Machsun, I. R. dan Zulaika, E.,
2017).
3. Tahapan Elektroforesis Protein
Metode Sodiumm Dodecyl Sulphate-Polyacrilamide Gel Electrophoresis (SDS-
PAGE), melalui beberapa tahapan yaitu preparasi sampel protein, preparasi gel
poliakrilamid, perakitan chamber dan glass plate, injeksi sampel protein bakteri,
proses running SDS-PAGE, dan proses pewarnaan serta pencucian gel
poliakrilamid. Running elektroforesis dilakukan pada tegangan 120 V dan arus 28
A selama 90 menit (Machsun, I. R. dan Zulaika, E., 2017).
4. Perbedaan Elektroforesis DNA dan Protein
Teknik elektroforesis protein pada dasarnya dilakukan dengan prinsip serupa seperti
yang dilakukan dalam elektroforesis DNA, namun gel yang digunakan ad alah gel
poliakrilamid, sedangkan pada prinsip elektroforesis DNA, gel yang digunakan
adalah gel agarosa (Yuwono, T., 2011).
5. Gel Poliakrilamid
Poliakrilamida merupakan polimer dari monomer akrilamid. Saat poliakrilamid
berbentuk gel, akan terbentuk pori-pori kecil yang membentuk labirin atau
terowongan yang memungkinkan molekul protein bermigrasi di dalamnya.
Poliakrilamid merupakan medium yang tepat untuk memisahkan protein
berdasarkan ukuran karena ukuran pori-pori kecil yang memungkinkan untuk
memperlambat gerakan molekuler. Gel poliakrilamid terbentuk dari proses
polimerisasi radikal bebas akrilamid dan agen cross linking N N' metilen
bisakrilamid. Protein bergerak melalui gel sebagai respons terhadap medan listrik,
struktur pori-pori gel membuat protein yang kecil bergerak lebih cepat daripada
protein yang besar. Gel poliakrilamid yang digunakan pada SDS PAGE terdiri atas
dua bagian, yaitu stacking gel dan resolving gel. Stacking gel berfungsi sebagai
tempat memasukkan sampel atau lebih tepatnya sumur-sumur yang terbentuk
karena sisir yang digunakan. Bagian gel ini memiliki kerapatan gel yang lebih
renggang. Pengaturan ini bisa dilakukan dengan mengurangi konsentrasi
akrilamid/bisakrilamid dalam larutan gel sehingga terbentuklah gel yang kurang
rapat (Umar, S., dkk., 2020).

Nama Praktikan : Faozan Mubarok NIM : 20/459031/KH/10655 Kode-Grup : C 2


DASAR TEORI (lanjutan)
6. Interpretasi Hasil Elektroforesis Protein
Pada hasil elektroforesis terdapat sejumlah pita protein yang memiliki ketebalan
berbeda-beda. Protein yang memiliki ketebalan yang lebih besar dibandingkan
protein lain menunjukkan bahwa protein tersebut memiliki konsentrasi yang tinggi.
Semakin tinggi konsentrasi protein maka semakin tebal pita yang terbentuk. Hal ini
sejalan dengan prinsip pergerakan molekul yang bermuatan, yakni molekul
bermuatan dapat bergerak bebas di bawah pengaruh medan listrik, molekul dengan
muatan dan ukuran yang sama akan terakumulasi pada zona atau pita yang sama.
Protein yang dialirkan dalam medium yang mengandung medan listrik
menyebabkan senyawa-senyawa yang bermuatan akan bergerak dalam larutan
sebagai akibat dari sifat polaritas yang berlawanan, sehingga mobilitas suatu
molekul meupakan fungsi dari bentuk, ukuran molekul, dan besar tipe muatan.
Penggunaan SDS dan merkaptoetanol disertai dengan pemanasan akan memecah
struktur tiga dimensi dari protein, terutama ikatan disulfida menjadi subunit-subunit
polipeptida secara individual. SDS juga membungkus rantai protein yang tidak
terikat dengan muatan negatif yang sama membentuk kompleks SDS-protein.
Kompleks SDS-protein mempunyai densitas muatan yang identik dan bergerak pada
gel hanya berdasarkan ukuran protein (Machsun, I. R. dan Zulaika, E., 2017).

Nama Praktikan : Faozan Mubarok NIM : 20/459031/KH/10655 Kode-Grup : C 3


C. CARA KERJA (skema)
Seperangkat alat elektroforesis Gradien gel 10% disiapkan dan
diasiapkan, kemudian plate dimasukkan ke dalam plate yang telah
kaca dibersihkan dengan dipersiapkan, bagian atas ditutup dengan
metanol dan klem dipasang butanol lalu biarkan + 30 menit hingga
pada stand. tejadi polimerisasi gel. Butanol berfungsi
untuk melapisi permukaan sehingga
polimerasi berjalan dengan baik.

Stacking gel 3% yang Butanol dibuang dan


telah dipersiapkan di dibersihkan dengan akuades
atas gel 10% sampai bersih kemudian
dimasukan kemudian dipasang sisir untuk membuat
dibiarkan +30 menit. sumuran.

Sampel disiapkan dengan


Sisir yang terpasang kemudian
menambahkan sampel buffer
diangkat, dan gel tersebut dimasukkan (Sampel: sampel buffer = 1:4 )
ke dalam elektroforesis chamber yang
lalu campuran diapanaskan
telah berisi elektroda penyangga.
selama 2-3 menit di penangas.

Setelah proses elektroforesis selesai sample yang telah dipersiapkan


gel diambil dan ditempatkan ke dalam
(Sampel: sampel buffer = 1:4)
cawan yang sudah berisi larutan dimasukkan ke dalam sumuran +
pewarna Coomassie Brilliant Blue
25 ul kemudian alat elektroforesis
0,1% selama 2 jam sampai semalam.
dihubungkan dengan Power
supply pada 120 volt/ 2jam.

Terakhir, Ggl dicuci/ didestaining


dengan larutan yang terdiri dari
Metanol : Asam asetat glasial H2O =
50:10:40 hingga bersih.

Nama Praktikan : Faozan Mubarok NIM : 20/459031/KH/10655 Kode-Grup : C 4


Sleman, 20 Maret 2021

Faozan Mubarok
20/459031/KH/10655

Nama Praktikan : Faozan Mubarok NIM : 20/459031/KH/10655 Kode-Grup : C 5

Anda mungkin juga menyukai