Anda di halaman 1dari 23

“SDS-Page”

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

Oleh:
Nama : Amrina Rosyadah
NIM : 190210103088
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacrilamide Gel
Electrophoresis) merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
susunan protein berdasarkan berat molekulnya. Rantai polipeptida pada
protein dipisahkan dengan bantuan elektroforesis gel SDS yang
menyebabkan molekul protein bermigrasi pada medium gel yang direndam
dengan larutan penyangga di bawah pengaruh medan listrik. Adapun prinsip
kerja dari SDS-PAGE adalah membuktikan bahwa potein dengan ukuran
molekul yang lebih kecil akan lebih cepat bermigrasi, sewdangkan molekul
berukuran besar akan tertahan akibat pergerakan yang lebih lambat, dalam
proses elektroforesis SDS-PAGE. Terdapat 2 jenis gel yang diperlukan yaitu
stacking gel dan separating gel. Stacking gel berada di atas dan berfungsi
untuk menempatkan sampel yang dipreparasi, sedangkan separating gel
terletak di bagian bawah dan berfungsi untuk memisahkan sub unit protein
berdasarkan berat molekulnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan konsep dan teknik elektroforesis SDS-
PAGE?
1.2.2 Bagaimana prinsip dan langkah kerja SDS-PAGE?
1.2.3 Bagaimana SDS-PAGE dapat memisahkan protein berdasarkan berat
molekulnya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa memahami konsep dan teknik elektroforesis SDS-PAGE
1.3.2 Mahasiswa terampil mengerjakan SDS-PAGE
1.3.3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi protein berdasarkan berat
molekulnya
BAB 2 METODE

2.1 Alat dan Bahan


a. Gel polyakrilamida
b. Buffer Reaksi
c. Mikropipet
2.2 Langkah Kerja
2.2.1 Pembuatan gel pemisah (separating gel)

Menyiapkan tabung polipropilen 50 ml

Memasukkan 3,125 ml stock akrilamid dalam tabung

Memasukkan 2,75 ml 1M tris pH 8,8 tabung ditutup, lalu digoyang dengan


shaker secara perlahan-lahan

Memasukkan aquabides 1,505 ml, tabung ditutup, lalu digoyang dengan shaker
secara perlahan-lahan

Memasukkan 75 µl SDS (sodium dodesil sulfat) 10%, tabung ditutup, lalu


digoyang dengan shaker secara perlahan-lahan
Memasukkan 75 ml APS (amonium persulfat) 10%, tabung ditutup, lalu
digoyang secara perlahan

Memasukkan 6,25 µl TEMED, tabung ditutup lalu digoyang dengan shaker


secara perlahan

Segera menuangkan larutan ke dalam plate pembentuk gel menggunakan mikro


pipet 1 ml (dijaga jangan sampai terbentuk gelembung udara) sampai batas yang
terdapat pada plate.

Menambahkan aquades/n-BuOH diatas larutan gel dalam plate agar permukaan


gel tidak bergelombang secara perlahan

Membiarkan gel memadat selama kurang lebih 30 menit (ditandai dengan


terbentuknya garis transparan diantara batas air dan gel yang terbentuk) setelah
itu, membuang air/n-BuOH yang menutup separating gel

2.2.2 Pembuatan gel pengumpul (stacking gel / upper gel) 3%

Menyiapkan volume larutan dengan prosedur yang sama dengan pembuatan gel
separating
Menuang stacking gel

Memasang sisir tempat penyuntikan sampel, kemudian membiarkan beberapa


lama hingga gel memadat

Melepas sisir

Memasang gel dalam plate pada alat elektroporesis ‘set mini protean II Dual
Slab Cell BioRad’

Tuang running buffer

2.2.3 Pemanasan sampel

Memipet enzim murni/ ekstrak murni/ isolat sebanyak 15 µl kemudian dimasukan


kedalam eppendorf

Menambahkan 15µl RSB dan memanaskan pada suhu 100


Mendinginkan pada suhu kamar selama 2 menit

Menyuntikan sampel sebanyak 10-20 µl kedalam sumur secara hati-hati dengan


menggunakan Hamilton syringe

Membilas syringe dengan air atau runing buffer sebelum dipakai untuk
memasukan sampel yang berbeda pada sumur gel berikutnya

Untuk memulai running, hal yang harus dilakukan adalah menghubungkan


perangkat elektroporesis dengan power supply dengan arus pada plate 1 28 mA
tegangan 110 V dan Plate 2 30 mA dengan tegangan 130V

Untuk melarutkan, running pada plate 1 dengan arus 28A dan tegangan 110V,
sedangkan pada plate 2 dengan arus 30A dan tegangan 130V

Merendam gel dalam larutan staining untuk proses pewarnaan selama 20 menit
dan dalam larutan destaining (penghilangan warna) untuk proses pencucian
selama 20 menit
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tabel Hasil


Video Gambar Keterangan
ke-
2 SDS-PAGE memisahkan rantai
polipeptida pada protein
berdasarkan kemampuannya untuk
bergerak dalam arus listrik, yang
merupakan fungsi dari panjang
rantai polipeptida atau berat
molekulnya. Hal ini dicapai dengan
menambahkan deterjen SDS dan
pemanasan untuk merusak struktur
tiga dimensi pada protein dengan
terpecahnya ikatan disulfide yang
selanjutnya direduksi menjadi
gugus sulfidhihidril. SDS akan
membentuk kompleks dengan
protein dan kompleks ini
bermuatan negativ karena gugus-
gugus anionic dari SDS. Warna
biru dihasilkan oleh commasie
brilliant blue, yang merupakan zat
pewarna biru yang mengikat
protein secara spesifik dengan
ikatan kovalen.
3 1. Pada saat arus listrik
diberikan, molekul
bermigrasi melalui gel
poliakrilamid, menuju
kutub positif (anoda),
molekul yang kecil akan
bermigrasi lebih cepat
daripada yang besar,
sehingga akan terjadi
pemisahan.
2. Molekul protein akan
melewati pori – pori gel,
sehingga kemudahan
pergerakan melalui pori
tergantung pada diameter
molekul.
3. Molekul yang lebih besar
akan tertahan dan
akibatnya bergerak lebih
lambat. Karena molekul
terdenaturasi, diameternya
tergantung dari berat
molekulnya. Makin besar
diameter molekulnya,
semakin lambat
gerakannya.
4. Dengan demikian, SDS –
PAGE akan memisahkan
molekul berdasarkan Berat
Molekulnya

3.2 Pembahasan
SDS-PAGE adalah teknik untuk memisahkan rantai polipeptida pada
protein berdasarkan kemampuannya untuk bergerak dalam arus listrik, yang
merupakan fungsi dari panjang rantai polipeptida atau berat
molekulnya(Oktavian & Maya. 2019: 3). Elektroforesis gel SDS juga dapat
didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang umum digunakan untuk memantau dan
melihat kemurnian dan massa molekul (Mr) protein. Elektroforesis gel SDS sangat
berperan penting di bidang kontrol kualitas protein biofarmasi (Scheller, et al., 2021).
Dalam bidang pangan SDS-Page juga dapat difungsikan untuk memantau perilaku
agregasi termal SPI in situ. SPI merupakan bahan pangan yang banyak digunakan dan
penting dalam industri pangan karena sifat gizi dan fungsionalnya (Wang, et al., 2021).
Seperti tujuan yang tertulis di dalam modul praktikum, SDS PAGE (Sodium
dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresys) bertujuan untuk mengetahui berat
molekul dari suatu protein yang dipisahkan oleh gel poliakrilamida (Smith et al, 2022).
Protein sendiri merupakan biomolekul besar yang terdiri atas satu atau lebih rantai
panjang asam amino yang merupakan senyawa organik yang mengandung gugus
fungsi karboksil dan terhubung dengan ikatan peptida dan melipat membentuk ikatan
hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan disulfida, dan ikatan ionik. SDS sendiri
merupakan surfaktan anionik dan mengandung gugus kepala polar dengan muatan
negatif di ujung rantai karbon hidrofobik yang panjang. Menurut Goetz et al (2018),
pemisah Protein pada SDS-PAGE umumnya digunakan untuk menentukan berat
molekul Protein dan jumlah Protein utama yang ada dalam sebuah sampel. Faktor yang
harus diperhatikan dalam mengontrol kondisi percobaan untuk SDS-PAGE yaitu :
suhu, pH, komposisi gel dan waktu yang memungkinkan untuk secara signifikan
meningkatkan produktivitas.
Dalam melakukan praktikum acara ke-6, yaitu Analisis SDS-PAGE (Sodium
Dodecyl Sulfate-Polyacrylamide Gel Elektroforesis) yang memiliki prinsip kerja, yaitu
ketika protein dipisahkan oleh elektroforesis melalui matriks gel dan arus listrik
diberikan, protein dengan molekul yang lebih kecil bermigrasi lebih cepat sedangkan
molekul yang lebih besar akan tertahan akibat pergerakan yang lebih lambat. Pengaruh
lain pada laju migrasi adalah berdasarkan struktur dan muatan proteinnya. SDS adalah
deterjen dengan efek denaturasi protein yang kuat dan mengikat struktur protein.
Dengan adanya SDS dan zat pereduksi yang membelah ikatan disulfide, protein terlihat
menjadi rantai linier dengan muatan negatif sebanding dengan panjang rantai
polipeptida. Analisis SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacrylamide Gel
Elektroforesis) ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui susunan protein
berdasarkan berat molekulnya. SDS-PAGE merupakan suatu teknik elektroforesis
yang memerlukan alat dan bahan untuk membantu proses elektroforesis, seperti Gel
polyakrilamida, buffer reaksi, dan mikropipet. Gel polyacrylamide memiliki fungsi
sebagai bahan pemisah (Liu, et al., 2021). Protein yang dipisahkan dengan SDS-PAGE
dapat dikarakterisasi berdasarkan berat molekulnya dengan satuan Kilo Dalton (kDa).
Satu dalton sama dengan satu hidrogen molekul. Kemudian, buffer reaksi yang
berfungsi agar dalam pembuatan gel pengumpul (stacking gel / upper gel) bisa
menghasilkan gel yang baik (Alhasim, et al., 2018). Dan mikropipet yang merupakan
alat untuk memindahkan suatu larutan atau cairan dari satu tempat ke tempat lain, tetapi
untuk volume yang sangat kecil (di bawah 1,0 ml). Pipet ukur yang digunakan
berukuran dibawah 1,0 ml tidak memiliki akurasi yang tinggi sehingga mikropipet
dipilih karena memiliki akurasi dan presisi yang lebih baik dibandingkan dengan pipet
ukur. Volume mikropipet dapat diatur sesuai keinginan dengan batasan skala volume
pipet (Chow, et al., 2018).
Mengenai pratikum SDS-PAGE, praktikan dianjurkan menonton video terkait
pengertian, langkah kerja, prinsip dan tujuan dari SDS-PAGE sehingga diharapkan
dapat memahami penjelasan dari video demonstrasi. Pada video kedua dapat diamati
merupakan langkah-langkah persiapan sampel dan juga proses elektroforesis
menggunakan SDS-PAGE dan juga alat dan bahan yang digunakan. Di dalam video
dipaparkan bahwa beberapa bahan seperti gel poliakrilamid disimpan dalam
refrigerator agar tetap steril sehingga bisa digunakan kapan saja dan juga bahan-bahan
lainnya.
Langkah pertama yakni dengan menyiapkan alat dan bahan seperti gel
akrilamid, power supply bisa seperti stavolt, gel box, larutan buffer yang didalamnya
terdapat kandungan Tris/Glycine+SDS Ph 8,3, pewarna, dll. Setelah itu dilakukan
persiapan bagian dalam gel box (bisa dilakukan running dua gel di setiap sisi atau dapat
running satu gel dengan sisi lain yang ditempati oleh buffer). Setelah itu membuka
isolasi perekat pada bagian bawah kaset gel (di bagian bawah yag berwarna hijau).
Selanjutnya dilakukan pemasangan kaset gel pada gel box kompartemen dan
memastikan posisi bagian comb atau sisir menghadap ke dalam. Dilakukan
pemasangan pelapis buffer pada bagian yang berlawanan lalu menguncinya dengan
pengunci di bagian samping gel box kompartmen. Setelah dilakukan penguncian atau
penyegelan, untuk lebih aman dan terhindar dari kebocoran, dilakukan uji segel pada
bagian kompartemen alat. Jika tidak ditemukan adanya genangan air setelah
dituangkan buffer pada bagian bawah chamber, artinya tidak terdapat kebocoran atau
penguncian telah sempurna dan alat bisa digunakan. Setelah itu dapat memasukkan
bagian compartment alat berisi gel ke dalam gel box dan memperhatikan
penempatannya dengan menyelaraskan bagian yang berwarna merah dan hitam
kemudian menutup gel box. Langkah selanjutnya yakni dengan memasukkan larutan
buffer ke dalam bagian gel box yang kosong dan bagian dalam compartment juga
hingga sejajar garis penanda yang pertama (bagian dalam lebih tinggi daripada bagian
luar). Setelah itu bagian comb atau sisir dapat dilepaskan. Selanjutnya dilakukan
pengisian bagian sisir dengan mengambil pewarna atau staining dengan mikropipet dan
masukkan pewarna sebanyak 15 mikroliter ke dalam celah setiap gel. Setelah
dimasukkan, pasang tutup kotak gel lalu colokkan kabel ke power supply sesuai warna.
Ketika telah selesai, elektroforesis dapat dilakukan dengan menyalakan power supply
dan atur tegangan (200 volt). Kemudian dapat mengatur jalannya elektroforesis dengan
mengklik tombol running dan proses running sedang berjalan dan proses sudah dimulai
dapat ditandai dengan munculnya gelembung dalam chamber yang menandakan.
Proses running dalam gel box akan berlangsung sekitar 20 menit dan larutan pewara
akan terkompresi sehingga dapat diamati adanya pergerakan menuju bagian bawah gel
box yang nantinya akan dapat dikarakterisasikan berdasarkan berat molekul yang
bergerak.
Pada video kedua juga dijelaskan bahwa penggunaan running buffer dilakukan
sebab merupakan elektrolit gel yang akan dapat menahan pH agar dapat bertahan
selama proses elektroforesis berlangsung pada waktu tertentu. Lalu juga dijelaskan
terdapat dua sisi pada gel box yang mana memiliki warna yang berbeda untuk
membedakan coding untuk penentuan listrik yang dialirkan dan juga elektroda dimana
protein akan bermigrasi.
Penjelasan selanjutnya yakni pada video ketiga. Adapu analisis video ketiga
juga merupakan langkah yang dilakukan ketiga menggunakan SDS-PAGE dalam
elektroforesis. langkah pertama yakni dengan menyiapkan protein yang akan
dielektroforesis dan juga buffer dan juga alat bahan yang mendukung atau preparasi
sampel. Selanjutnya dilakukan pemipetan pada buffer dengan kandungan
bromophenol blue, glycerol, sodium dodecyl sulfate (SDS), dan mercaptoethanol yang
nantinya akan dilarutkan dalam protein sampel. Selanjutnya dilakukan pemanasan
pada sampel pada suhu 95oC selama 5 menit. Vergil preparation menggunakan pH 8,8
dan juga stacking gel dengan pH 6,8 dengan kandungan keduanya terdapat akrilamida,
bis-akrilamida, ammonium persulfat, dan TEMED. Molekul pada protein ini akan
dibedakan berdasarkan beratnya dengan polimerasi dan terlihat pada akhir
elektroforesis yang mana pita berjalan secara vertikal. Langkahnya kurang lebih sama
dengan video kedua yakni dengan meletakkan separation gel dan juga stacking gel pada
gel box kompartemen dan meletakkan bagian comb atau sisir di bagian atas untuk
meletakkan protein sampel. Setelah diletakkan protein sampel pada wheel, gel box
kompartemen dipindahkan pada gel box dan dimasukkan dalam chamber. Selanjutnya
ditambahkan SDS buffer dengan pH 8,3 dengan kandungan Tris, Glycine, dan Klorida
di dalamnya. Setelah itu dilakukan elektroforesis setelah menutup chamber dengan
menyambungkan dengan power supply dan mengatur tombol pada power supply dan
alat elektroforesis. Elektroforesis berlangsung dengan tanda bahwa terjadi pergerakan
sampel dalam gel yang mana terlihat lebih jelas ketika sampel melewati separating gel
yang mana molekul protein yang memiliki berat lebih besar akan bergerak lebih lama
dibanding yang memiliki berat lebih kecil. Analisis lanjutan dapat dilakukan dengan
menggunakan Coomassie Brilliant Blue dengan asam asetat untuk menstimulasi
adanya perbedaan besarnya molekul protein karena berat setelah pewarnaan dengan
warna biru. Adapun hasil analisis diakhir video ketiga yakni pada sampel satu terdapat
molekul dengan berat 120 kDa, 86 kDa, dan juga 18 kDa. Pada sampel 2 terdapat
molekul dengan berat 86 kDa dan juga 42 kDa. Pada sampel 3 terdapat molekul dengan
berat 120 kDa dan juga 7 kDa
Dalam video juga dijelaskan bahwa protein merupakan biomolekul yang besar
dengan kandungan didalamnya satu atau lebih rantai yang panjang dari residu asam
amino (Arteaga, et.al., 2020 : 3). Protein terbentuk atas bagian ikatan peptide dan
terlipat menjadi satu atau lebih ikatan spesifik lainnya seperti ikana hydrogen, bagian
hidrofobik, ikatan disulfide, dan ikatan ion. Sedangkan SDS merupakan surfaktan
anionic yang mengandung ujung kepala grup ikatan yang polar dengan ikatan negative
ujungnya yang merupakan akhir dari rantai karbon hidrofobik. SDS akan
mendenaturasi protein dengan mengganggu atau merusak ikatan hidrogen yang bersifat
hidrofobik (Hayoun, et.al., 2019 : 2). Selanjutnya langkah pemanasan SDS juga dapat
mendenaturasikan protein.
Sejak tahun 1950 SDS-PAGE menjadi metode yang penting untuk pemisahan
serta estimasi berat molekul protein. Sampai saat ini terdapat berbagai protocol untuk
elektroforesis SDS protein, yang berbeda dalam komposisi buffer serta permeabilitas
gel tergantung pada ukuran protein yang akan dipisahkan. Semua variasi dalam
prosedur SDS-PAGE didasarkan pada kemampuan SDS menjadi kompleks dengan
protein (Pavlova et al, 2017). Penentuan berat molekul protein dapat dilakukan dengan
metode elektroforesis SDS-PAGE yang nantinya akan memisahkan rantai polipeptida
protein dengan menambahkan deterjen SDS serta pemanasan sehingga akan merusak
struktur tiga dimensi protein. Setelah ikatan protein disulfide rusak, maka akan
berkurang menjadi gugus sulfidhihidril kemudian SDS akan membentuk kompleks
dengan protein (Mahendradatta et al, 2020). SDS akan membentuk kompleks dengan
protein dan kompleks ini bermuatan negatif karena gugus-gugus anionic dari SDS.
Warna biru dihasilkan oleh commasie brilliant blue, yang merupakan zat pewarna biru
yang mengikat protein secara spesifik dengan ikatan kovalen.
Pada SDS-PAGE, protein yang bermuatan negatif terdenaturasi bermigrasi
dari katoda ke anoda, protein dengan molekul yang lebih kecil dielektroforesis ke
anoda dan molekul yang lebih besar tetap lebih dekat ke katoda (Yamanaka, 2018).
SDS PAGE dinilai lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan
elektroforesis kertas dan elektroforesis pati. Hal tersebut disebabkan karena besarnya
pori medium penyangga, serta perbandingan konsentrasi akrilamida dan bis-metilen
akrilamida. Kelebihan lainnya yaitu, gel ini tidak menimbulkan konveksi dan bersifat
transparan(Susanti. 2021: 4). Menurut Harahap (2018: 24), SDS-Page, menggunakan
media pemisah gabungan poliakrilamida-natrium dodesil sulfat. Elektroforesis jenis ini
memiliki sifat lebih sensitif dan lebih akurat, hanya saja membutuhkan proses yang
lebih lama. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan SDS – PAGE tersebut
adalah kemurnian isolat, kebersihan isolat, konsentrasi protein dalam ekstrak. Isolat
yang murni akan menghasilkan pita protein yang baik, tidak terdapat pita protein yang
menggelembung sehingga dapat mempermudah analisis berat molekul relatif (Mr)
pada pita yang terbentuk.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum acara 6 ini adalah :
SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacrilamide Gel Electrophoresis) merupakan
suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui susunan protein berdasarkan berat
molekulnya. Rantai polipeptida pada protein dipisahkan dengan bantuan elektroforesis
gel SDS yang menyebabkan molekul protein bermigrasi pada medium gel yang
direndam dengan larutan penyangga di bawah pengaruh medan listrik
4.2 Saran
Saran dari praktikum acara 6 ini yaitu :
a) Praktikan perlu mempersiapkan wawasan sebagai pengetahuan awal sebelum
melaksanakan praktikum
b) Asistan perlu menambahkan penjelasan dan pengertian secara runtut agar
praktikan tidak bingung dan kesulitan untuk memahami materi
DAFTAR PUSTAKA

Alhashim, H. W., Wang, J., AlSofi, A. M., & Kaidar, Z. F. (2018, March). Gelation
time optimization of an organically crosslinked polyacrylamide gel system for
in-depth fluid diversion applications. In SPE EOR Conference at Oil and Gas
West Asia. OnePetro.
Arteaga, V. G., Guardia, M. A., Muranyi, I., Eisner, P., & Schweiggert-Weisz, U. 2020.
Effect of enzymatic hydrolysis on molecular weight distribution, techno-
functional properties and sensory perception of pea protein isolates. Innovative
Food Science & Emerging Technologies, 65, 102449.
Chow, Y. T., Man, T., Acosta‐Vélez, G. F., Zhu, X., Wen, X., Chung, P. S., ... & Chiou,
P. Y. (2018). Liquid Metal‐Based Multifunctional Micropipette for 4D Single
Cell Manipulation. Advanced Science, 5(7), 1700711.
Goetz, H., Kuschel, M., Wulff, T., Sauber, C., Miller, C., Fisher, S., & Woodward, C.
(2018). Comparison of selected analytical techniques for protein sizing,
quantitation and molecular weight determination. Journal of biochemical and
biophysical methods, 60(3), 281-293.
Harahap, M. R. (2018). Elektroforesis: Analisis elektronika terhadap biokimia
genetika. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1).
Hayoun, K., Gouveia, D., Grenga, L., Pible, O., Armengaud, J., & Alpha-Bazin, B.
2019. Evaluation of sample preparation methods for fast proteotyping of
microorganisms by tandem mass spectrometry. Frontiers in microbiology, 10,
1985.
Liu, T., Zhai, X., & Liu, J. (2021). Optimum preparation of low-resistivity indium tin
oxide nanopowders via polyacrylamide gel route using orthogonal experiment.
Journal of Materials Science: Materials in Electronics, 32(17), 22232-22244.
Mahendradatta, M. (2020). Analysis of molecular weight albumin concentrate on
various types of freshwater fish using SDS-page electrophoresis method. In IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 564, No. 1, p.
012057). IOP Publishing.
Pavlova, A. S., Dyudeeva, E. S., Kupryushkin, M. S., Amirkhanov, N. V., Pyshnyi, D.
V., & Pyshnaya, I. A. (2018). SDS‐PAGE procedure: Application for
characterization of new entirely uncharged nucleic acids analogs.
Electrophoresis, 39(4), 670-674.
Pradifta, R., Marlina, M., & Lucida, H. (2021). ANALISIS PROTEIN PADA
MEDIUM TERKONDISI SEL PUNCA MESENKIMAL. JURNAL MEDIA
KESEHATAN, 14(2), 137-145.
Scheller, C., Krebs, F., Wiesner, R., Wätzig, H., & Oltmann‐Norden, I. (2021). A
comparative study of CE‐SDS, SDS‐PAGE, and Simple Western—Precision,
repeatability, and apparent molecular mass shifts by glycosylation.
Electrophoresis, 42(14-15), 1521-1531.
Smith, J. P., Ralbovsky, N. M., Lauro, M. L., Hoyt, E., Guetschow, E. D., Wang, F., ...
& Bu, X. (2022). Quantitation and speciation of residual protein within active
pharmaceutical ingredients using image analysis with SDS-PAGE. Journal of
Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 207, 114393.
Susanti. A. M. (2021). Profil Protein Lima Jenis Daging Yang Direndam Daun Pepaya
Berbasis Sds - Page. Bojonegoro: Penerbit Kbm Indonesia.
Wang, W., Zhang, J., Zhang, X., Guo, Y., Shi, J., Shen, S., ... & Dou, H. (2021).
Asymmetrical flow field-flow fractionation combined with electrophoresis: A
new approach for studying thermal aggregation behavior of soy protein isolate.
Food Hydrocolloids, 119, 106857.
Yamanaka, M. (2018). Supramolecular gel electrophoresis. Polymer journal, 50(8),
627-635.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai