Anda di halaman 1dari 65

EPILEPSI LOBUS TEMPORALIS

Dengan manifestasi Klinis Epilepsi Parsial Simplek

SMF ILMU PENYAKIT SARAF RSUP . dr. KARIADI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
TH 2012
EPILEPSI
• Keadaan yang ditandai oleh
bangkitan epilepsi
EPILEPSI berulang berselang lebih
dari 24 jam yang timbul
tanpa provokasi.

• Manifestasi klinis yang


disebabkan oleh aktifitas
BANGKITAN listrik otak yang abnormal
EPILEPSI dan berlebihan dari
sekelompok neuron
Klasifikasi Bangkitan Epilepsi

Bangkitan Parsial Bangkitan Umum Bangkitan Tidak


Terklasifikasi
Bangkitan Parsial
Sederhana Bangkitan lena
(absence seizures)
Epilepsia 1981: 22 : 489-501

Manifestasi motorik
Manifestasi sensorik
Bangkitan
Manifestasi autonomik
mioklonik
Manifestasi psikik
Bangkitan
Bangkitan Parsial klonik
Kompleks
Bangkitan
Parsial sederhana diikuti gangguan
tonik
kesadaran
Dari awal dgn gangguan kesadaran Bangkitan
atonik / astatik

Bangkitan Parsial yang menjadi Bangkitan


Umum Sekunder tonik – klonik
Klasifikasi ILAE 1989 untuk epilepsi
dan sindrom epilepsi

1. Fokal / parsial (localized related)


1. Idiopatik ( berhubungan dengan usia
awitan )
2. Simtomatik
3. Kriptogenik
2. Epilepsi umum
1. ldiopatik (Sindrom epilepsi berurutan sesuai
dengan peningkatan usia
2. Kriptogenik atau simtomatik ( berurutan sesuai
peningkatan usia )
3. Simtomatik
3. Epilepsi dan sindrom yang tak dapat
ditentukan fokal atau umum
1. Bangkitan umum dan fokal
2. Tanpa gambaran tegas fokal atau umum
4. Sindrom khusus
1. Bangkitan yang berkaitan dengan situasi
tertentu
ETIOLOGI EPILEPSI

• Tidak terdapat lesi struktural di otak atau defisit


IDIOPATIK neurologik. Diperkirakan mempunyai predisposisi
genetik dan umumnya berhubungan dengan usia

• Dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum


KRIPTOGENIK diketahui.

• Kelainan / lesi struktural pada otak, misalnya ; cedera


kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak
SIMTOMATIK ruang , gangguan peredaran darah otak, toksik ( alkohol,
obat ) , metabolik kelainan neurodegeratif.
DIAGNOSIS

LANGAKAH
• Memastika apakah
kejadian yang bersifat
II • Ttentukan etiologi,
tentukan sindrom epilepsi
paroksismal merupakan • Apabila benar terdapat apa yang ditunjukkan oleh
bangkitan epilepsi bangkitan epilepsi, maka bangkitan tadi, atau
tentukanlah bangkitan penyakit epilepsi apa yang
tersebut termasuk tipe diderita oleh pasien
bangkitan yang mana.

LANGKAH
LANGKAH I
III
Epilepsi lobus temporalis Epilepsi lobus frontalis Epilepsi lobus parietalis Epilepsi lobus oksipitalis

Karakteristik bangkitan - Parsial sederhana - Sederhana - Parsial sederhana - Parsial sederhana

- Parsial komplek - Kompleks - Umum sekunder - Umum sekunder

- Umum sekunder - Umum sekunder

- atau kombinasi - atau kombinasi


Riwayat penyakit Kejang demam/ kejang
dalam keluarga +
Gangguan memori +/ -
Awitan Masa kanak atau dewasa
muda
Manifestasi bangkitan - Bersifat cluster - Beberapa kali sehari - dapat terlokalisir tau menyebar
secara jacksonal
- Umumnya saat tidur

- Berlangsung singkat
Parsial sederhana : - Manifestasi motorik - Kadang ada sensari - Umumnya visual
berbentuk tonik atau intraabdominal
- Gejala otonomik ( - Negative : skotoma,
postural
gangguan epigastrik ) dan - Umumnya sensorik dengan hemianopsia, amourosis
atau psikik - Otomatisme gestural fenomena positive ( rasa geli,
- Positif : percikan atau
kompleks yang sering rasa kesetrum )
- Fenomena sensorik kilatan yang tampak
terjadi saat awitan
tertentu olfaktori atau - Rasa nyeri tebakar superfisial dilapangan pandang
auditori termasuk ilusi - Sering mengalami atau halusinasi kontralateral tau menyebar
terjatuh jika “ discharges
Parsial komplek : - Ada keinginan untuk
bilateral “
menggerakkan bagian – bagiab
- Seringkali berawal dengan
tubuh ( tangn, lengan atau wajah )
berhentinya aktivitas
motorik yang diikuti - Tonus otot dapat hilang
otomatisme, oroalimentary
- Fenomena negative : karamp –
dan otomatisme lainnya
kramp, rasa sebaguan tubuhnya
Post ictal confusion -(+) - ( - ) atau minimal

- Amnesia
Metabolik imaging PET :

Hipometabolisme
Gambaran EEG - Dapat normal - Dapat normal - Abnormal epileptiform - Fokal spke atau spike and
waves
- Asimetris ringan sampai jelas - Asimetris
dibanding aktivitas dasar -Bilateral
- Frontal soike atau sharp
- Spike, sharp waves dan atau waves atau slow waves
slow waves
- Unilateral atau bilateral
- Unilateral atau bilateral

- Sinkron atau asinkron

Jenis – jenis bagkitan Amygdalohipocampal ( - Supplementary motor


Mesiobasal limbic or seizures
Rhinencephalic ) seizure
- Cingulate

- Anterior frontopolar region

- Orbitofrontal

- dorsolateral

- Opercular

- Motor cortec

Kojewnikow’s syndrome
EPILEPSI LOBUS TEMPORALIS

DEFINISI
• Kejang berulang tanpa profokasi yang berasal dari
medial atau lateral lobus temporal biasanya berupa
kejang parsial sederhana tanpa gangguan
kesadaran, dengan atau tanpa aura dan dapat
berupa kejang parsial komplek dengan gangguan
kesadaran ( ILAE 1985 )
ETIOLOGI
Sklerosis daerah Hipokampus

Post infeksi SSP

Trauma kepala

Glioma

AVM

Hamatoma

Genetik

Kejang demam kompleks


• Pemeriksaan fisik
• Penderita menjadi diam
• Mata melebar, pupil dilatasi
• Otomatisasi gerak bibir, gerakan mengecap,
mengunyah atau menelan berulang.
• Postur distonik unilateral tungkai
Pemeriksaan radiologi
• MRI : dijumpai atropi hipokampus pada 87
% penderita
Pemeriksaan EEG :
• Gelombang paku dan gelombang tajam
yang diikuti gelombang lambat pada region
temporal anterior ( F7/ F8, dan T3 / T4 )
atau regio temporal basal F9/ F10 dan T9/
T10 )
Diagnosis banding
• Epilepsi lobus frontal
• Narkolepsi
Penatalaksanaan :
• Carbamazepin dosis awal 5 mg/ kgBB/
hari PO. Kemudian dilanjutkan dengan
dosis rumatan 15 - 20 mg/ kgBB/ hari
PO
• atau Phenytoin dosis awal 5 – 7 mg/
kgBB/ hari
• Bila tidak ada respon dapat dilakukan
lobektomi temporal anterior.
Sebuah penelitian dengan random trial
saat ini oleh Wiebe dkk menunjukkan
keunggulan temporal lobectomy sebagai
pengoatan medis yng bekelanjutan atau
terus – menerus, dengan sekitar 60 % bebas
kejang dibandingkan 8 % dengan
pengobatan anti epilepsy secara terus
menerus
Prognosis
• Penderita ELT cenderung mengalami
kematian mendadak 50x lebih tinggi
daripada populasi normal
• Jika selama 2 tahun tidak mengalami
kejang kembali dapat dikatakan
memiliki prognosis yang baik
• Penderita dapat mengalami gangguan
bicara dan deficit fungsi memori
Epilepsi Lobus Temporal Dengan Manifestasi
Klinis Epilesi Bangkitan Parsial Simplek
I.Identitas penderita
Nama : An. G
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Kawin / tidak Kawin : Tidak Kawin
Pendidikan : Sekolah Dasar
Alamat : Jl. Elektron II Blok AA / 1A No 4 – 5
Permata Puri Ngalian
Tgl masuk perawatan : 6 April 2012
Tgl keluar perawatan : 26 April 2012
No CM : 6905037
II. Daftar Masalah
No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Non Tanggal
Aktif
1 Bicara tidak 6/ 4 / 2012
lancar 2
2 Kejang parsial 13/4/2012
simplek 2
3 Panas  5 17/ 4 / 2012

4 Nyeri kepala  5 16 – 24 / 4
/2012
5 Tyfoid fever 17/ 4/ 2012
• III. Subyektif
• Anamnesis ( Alloanamnesis Orang Tua Os)
• 1. Riwayat Penyakit sekarang
• Keluhan Utama : kejang kambuh – kambuhan.
• Lokasi : Intra kranial
• Onset : Sejak usia 2, 5 tahun
• Kualitas : kejang hanya tangan dan kaki
kiri dan saat kejang sadar
• Kuantitas : masih dapat melakukan aktifitas
sehari – hari sendiri
• Kronologis :
• ± 9,5 tahun SMRS ( umur 2,5 th ) os pertama kali
mengalami kejang , saat itu kejang di dahului
dengan demam, Saat kejang klojotan seluruh
tubuh, tidak sadar,sesudah kejang os tertidur.setiap
kejang berlansung ± 1 menit.
• ± 7,5 tahun SMRS os mendapat serangan kejang
yang ke dua ( umur 4,5 tahun), kejang seluruh
tubuh dan tidak sadar, kejang didahului dengan
demam, setelah kejang os tertidur, lama kejang ± 1
menit , kemudian sejak saat itu os mulai berobat
rutin ke dokter spesialis anak mendapat terapi
rutin Depaken Syrup selama 6 bulan.
• ± 6 tahun SMRS ( umur 6 tahun) os mengalami
kejang lagi yang tidak didahului demam
sebelumnya, Sebelum kejang Os merasa kaki kiri
kesemutan, kemudian jempol kaki kiri bergerak-
gerak sendiri, kemudian diikuti dengan tangan kiri
terangkat ke atas dan kaku, selama kejang os
sadar, sehabis kejang os sadar, kejang berlangsung
kurang lebih 1 menit dan frekuensi kejang > 2 kali
dalam setahun. Sejak saat itu Os berobat secara
rutin dan mendapatkan obat Riklona 3 x 0,5 mg,
Depakot 2 x 125 mg,Topamax 2 x 250 mg
• ± 22 hari SMRS os kejang lagi( umur 12 th
), dengan tipe bangkitan yang sama dengan
sebelumnya. kemudian os diperiksakan ke
RSDK.
• Faktor memperberat :(-)
• Faktor memperingan :(-)
• Gejala Penyerta : Bicara tidak
lancar ,kemampuan kognitif menurun
• 2. Riwayat Penyakit dahulu :
• - Riwayat gangguan Kehamilan disangkal
• - Riwayat trauma lahir disangkal
• - Riwayat trauma kepala disangkal
• - Riwayat infeksi Gigi, Mulut, Telinga,
paru disangakal
• 3. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
keluarga yang sakit seperti ini
• 4. Riwayat Sosial ekonomi :
• Os adalah anak pertama dari 3 bersaudara,
ayah, bekerja sebagai PNS, ibu adalah ibu
rumah tangga, kesan sosial ekonomi cukup
IV. Obyektif
• 1. Status Praesens
• Keadaan Umum : Compos mentis, status gizi baik
• Kesadaran : GCS E4M6V5 = 15
• Tekanan darah : 110/ 80 mmHg
• Nadi : 80 x /menit
• Pernafasan : 16 x / menit
• Suhu : 36,6 C
• Tinggi Badan : 162 cm, Berat Badan 60 kg
• BMI : 23,4 ( normoweight )
• Kepala : mesosefal
• Leher : simetris, kaku kuduk ( - ), pembesaran limfonodi ( - )
• Dada :
• - Jantung : Suara Jantung I – II murni, bising ( - )
• - Paru : Simetris, suara dasar bronchial, ronchi ( - ), wheezing ( - )
• Perut : datar, supel, nyeri tekan ( - ), Hepar/ Lien tak teraba
• Ekstremitas : edema ( - ), capillary refill < 2 detik
• 2. Status Psikikus :
• Cara berpikir : realistis
• Perasaan hati : hipothym
• Tingkah laku : normal
• Ingatan : normal
• Kecerdasan : menurun
• 3. Status Neurologi :
• A. Kepala
• Bentuk : mesosefal
• Nyeri tekan :(-)
• Simetris : simetris
• Pulsasi :(-)
• Mata ( Pupil ) : bentuk bulat isokor, ukuran
3mm/ 3 mm
• Reflek cahaya : + N / + N
• Reflek konsensual :+/+
• Reflek Konvergensi :+/+
• B. Leher :
Sikap : tegak, lurus
Pergerakan : bebas
Kaku kuduk :(-)
• C. Nervi Kranialis : dalam batas normal
• D. Motorik Superior Inferior
• Pergerakan : +/+ +/+
• Kekuatan : 5-5-5/5-5-5 5-5-5/ 5-5-5
• Tonus : N/N N/N
• Trofi : E/E E/E
• Reflek fisiologis : +/+ +/+
• Reflek patologis : -/- -/-
• Klonus : -/-
• E. Sensibilitas : dalam batas normal
• F. Vegetatif : dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 08 April 2012

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

HEMATOLOGI PAKET

Hemoglobin 13,15 gr % 13.00 – 16.00

Hematokrit 38.0 % 40.0 – 54.0

Eritrocit 4.64 Juta / mmk 4.50 – 6.50

MCH 28.32 Pg 27.00 – 32.00

MCV 81.88 fL 76.00 – 96.00

MCHC 34.58 g /DL 29.00 – 36.00

Leikosit 4.95 Ribu / mmk 4.00 – 11.00

Trombosit 163.9 Ribu / mmk 150.00 – 400.00

RDW 13.85 % 11.60 – 14.80

MPV 8.51 fL 4.00 – 11.00


PlasmaProthrombin Time

Waktu Prothrombin 10.8 Detik 10.0 – 15.

PT Kontrol 10.3 Detik -

Partial Tromboplastin Time

Waktu Tromboplastin 35.6 Detik 23.4 – 36.8

PTT Kontrol 33.3 Detik -

KIMIA KLINIK

Glucosa Darah Swwaktu 118 mg / dl 74 – 106

Ureum 18 mg / dl 15 – 39

Kreatinin 0.85 mg / dl 0.60 – 1.30

ELEKTROLIT

Natrium 139 mmol/ L 136 – 145

Kalium 3.8 mmol / L 3.5 – 5.1

Clorida 112 mmol / L 98 - 107


• V. Ringkasan
• SUBYEKTIF:
• Seorang pasien laki – laki 12 tahun dengan
keluhan kejang sejak kecil (kejang pertama umur
2,5 tahun dan kejang kedua umur 4,5 tahun ), saat
itu kejang didahului dengan panas , kejang
klojotan seluruh tubuh dan tidak sadar. Pada umur
6 tahun kejang kambuh lagi namun tidak didahului
dengan panas sebelumnya dan kejang hanya pada
kaki dan tangan kiri saja.,
• ± 9,5 tahun SMRS ( umur 2,5 th ) os pertama kali
mengalami kejang , saat itu kejang di dahului
dengan demam, Saat kejang klojotan seluruh
tubuh, tidak sadar,sesudah kejang os tertidur.setiap
kejang berlansung ± 1 menit.
• ± 7,5 tahun SMRS os mendapat serangan kejang
yang ke dua ( umur 4,5 tahun), kejang seluruh
tubuh dan tidak sadar, kejang didahului dengan
demam, setelah kejang os tertidur, lama kejang ± 1
menit , kemudian sejak saat itu os mulai berobat
rutin ke dokter spesialis anak mendapat terapi
rutin Depaken Syrup selama 6 bulan.
• ± 6 tahun SMRS ( umur 6 tahun) os mengalami
kejang lagi yang tidak didahului demam
sebelumnya, Sebelum kejang Os merasa kaki kiri
kesemutan, kemudian jempol kaki kiri bergerak-
gerak sendiri, kemudian diikuti dengan tangan kiri
terangkat ke atas dan kaku, selama kejang os
sadar, sehabis kejang os sadar, kejang berlangsung
kurang lebih 1 menit dan frekuensi kejang > 2 kali
dalam setahun. Sejak saat itu Os berobat secara
rutin dan mendapatkan obat Riklona 3 x 0,5 mg,
Depakot 2 x 125 mg,Topamax 2 x 250 mg
• ± 22 hari SMRS os kejang lagi( umur 12 th
), dengan tipe bangkitan yang sama dengan
sebelumnya. kemudian os diperiksakan ke
RSDK.
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Compos mentis, keadaan gizi
cukup
• Kesadaran : GCS E4M6V5 = 15
• Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg
• Nadi : 85 x/ mnt, regular
• Pernafasan : 16x / mnt
• Suhu : 36,6 C
• Tinggi badan : 160 cm, Berat Badan 60 kg
• BMI : 23,4 ( normoweight )
• Kepala : mesosefal
• Leher : simetris, kaku kuduk (-),
pembesaran limfonodi (-)
• Status Neurologi
• Mata : Pupil Bulat Isokor, 3 mm/ 3 mm, RC
+/+
• Leher : kaku kuduk ( - )
• Nn. Cranialis : dalam batas normal
• Motorik Superior Inferior
• Pergerakan : +/+ +/ +
• Kekuatan : 5-5-5/5-5-5 5-5-5/ 5-5-5
• Tonus : N/N N/N
• Trofi : E/E E/E
• Reflek fisiologis : +/+ +/+
• Reflek patologis : -/- -/-
• Klonus : -/-
• Sensibilitas : dalam batas normal
• Vegetatif : dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : dalam batas normal
DIAGNOSIS
• Diagnosa Klinik : Kejang
• Diagnosa Topik : Suspect Lobus Temporalis
• Diagnosa Etiologi: Suspect Epilepsi Lobus
Temporal
VI. Rencana Awal
• Program :
• - Laboratorium ( darah lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin, GDS, HbsAg )
• - Konsul bagian Anak dan Psikolog
• - EEG
• - MRI
• - X – Foto Thorax
• Terapi :
• - Reklona 3 x 0,5 mg, Depakote 2 x 125 mg,Topamax 2 x 1000 mg.
• Monitoring :
• Tanda vital, deficit neurologis
• Edukasi :
• - Menjelakan kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya dan pengelolaan lebih
lanjut
VII.Prognosis
• Ad vitam : ad bonam
• Ad sanam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
HARI PERAWATAN
III (9/04/2012) IV (10/04/2010)
S Bicara gagap Bicara gagap

GCS E4M6V5=15 E4M6V5=15


TD 120/80 mmHg 120/80 mmHg
N 80 x/mnt 80 x/mnt
RR 16 x/mnt 16 x/mnt
t 36,7°C 36,7°C

nn.craniales Dalam batas normal Dalam batas normal


O Motorik Dalam batas normal Dalam batas normal
Hasil EEG : Abn III ( EEG Seizure ) Hasil darah rutin: dbn
X- Thorak : dbn MRI : Sklerosis hipokampus kanan
Hasil Diskusi BS : renc. Operasi
craniotomi tgl 12/4/012
Px Hasil kon. Psikolog :IQ rata2 bawah
rata2
HASIL EEG
HASIL EEG

KLASIFIKASI :
Abnormal III ( Bangun dan Tidur )
EEG Seizure sebanyak 3x, dengan durasi 40 dan 100 detik
KESAN :
Rekaman EEG ini didapatkan aktivitas serangan yang muncul
secara bersamaan terutama hemisfer kanan.
HASIL MRI

Sklerosis hipokampus
kanan
HARI PERAWATAN
V(11/04/2012) Hasil konsultasi

S Bicara gagap Hasil konsul Bagian Anak :


Kondisi saat ini tidak ada kontra
indikasi untuk dilakukan general
anesthesi
GCS E4M6V5=15
TD 120/80 mmHg
Hasil konsul Bagian anesthesi :
N 80 x/mnt
Setuju untuk tindakan anesthesi
RR 16 x/mnt Puasa 6 jam
t 36,7°C Premedikasi dilakukan di OK
O Infus RL 20 tts/ mnt

nn.craniales Dalam batas normal

Motorik Dalam batas normal

A Epilepsi lobus Temporal dx

P Dx : program craniotomi 12/4/012


Tx : tetap
HARI PERAWATAN
V(12/04/2012)
S Bicara gagap Tx post op :
- Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gr
- Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
- Inj. Ranitidin 3 x 1 amp
GCS E4M6V5=15 - Kepala lebih tinggi
- Diet TKTP
TD 120/80 mmHg
N 80 x/mnt
RR 16 x/mnt
t 36,7°C
O
nn.craniales Dalam batas normal

Motorik Dalam batas normal

A Epilepsi lobus Temporal

P Dx : check HB post op
Tx : terapi post op
LAPORAN OPERASI
• Operator : Prof.dr. Zaenal M, Phd.SpBS
• Asisten operasi : dr.Yoke
• Ahli Anesthesi :dr.M. Sofyan,SpAn.
• Diagnosa pre op : Epilesi Lobus Temporalis
dextra
• Diagnosa post op : Epilesi Lobus Temporalis
dextra
• Macam pembedahan : Elektif
• Nama operasi : Craniotomi Bedah Epilepsi
• Tanggal dan waktu operasi: 12 April 2012, jam 08.00 –
16.00 WIB
• Jalannya operasi :
• Posisi Supine, kepala ke kiri 80 derajad
• - Incisi bentuk “ ? “ di Frontotemporal dextra
• - Borrhole 4 craniotomi Temporal dextra
• - Sphenoid Wing diambil seluruhnya
• - Gantung dura, perdarahan dirawat
• - Incisi Dura Temporal dextra, identifikasi anterior
Temporo Lobe 5 cm ATL Dx ( + )
• - Identifikasi cornu inferior, Amigdala, Hipocampus
• - Amigdalotomi, Uncotomi, Hypocampektomi ( 3cm
dari anterior )
• - Perdarahan dirawat, jahit Dura Watertight
• - Tulang dipasang/ fixasi, jahit otot/ perios/subcutis,
kulit.
HARI PERAWATAN
VI (13/04/2012) Terapi

S Panas, badan keluar bentol – Terapi :


bentol merah .
Inj Dexamethason 1 amp
Inj Delladryl 1 cc
GCS E4M6V5=15 Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gr
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
TD 120/80 mmHg
Inj. Ranitidin 3 x 1 amp
N 80 x/mnt Paracetamol 3 x 500 mg
RR 16 x/mnt Reklona 3 x 0,5 mg
Depakote 2 x 125 mg
t 38 °C Topamax 2 x 1000 mg
O Mobilisasi duduk dan jalan
Kepala lebih tinggi
nn.craniales Dalam batas normal
Diet TKTP
Motorik Dalam batas normal

Px

A Post craniotomi Epilepsi

P Dx :
HARI PERAWATAN
VII (13/04/2012) 23.00 WIB Terapi

S Panas, kejang 2x, panas Terapi :

Inj Diazepam 1 amp


Inj. OMZ 2 x 1 amp
GCS E4M6V5=15 Paracetamol 3 x 500 mg
Riklona 3 x 0,5 mg
TD 130/80 mmHg
Depakote 2 x 125 mg
N 90 x/mnt Topamax 2 x 1000 mg
RR 16 x/mnt
t 38 °C

O Tidak sadar, Mata melihat jauh,


Kejang tidak ada kontak, keluar air
liur,terdiam, kjg 30 dtk
nn.craniales Dalam batas normal

Motorik Dalam batas normal

A Post craniotomi Epilepsi

P Dx : -
16.40
S Demam,nyeri kepala , Panas, nyeri kepala

GCS E4M6V5=15 E4M6V5=15


TD 110/70 mmHg 100/70 mmHg
O N 80 x/mnt 84 x/mnt
RR 16 x/mnt 20 x/mnt
t 38°C 40 °C
A Tetap Tetap
P Dx : - Dx : check IgG dan IgM, Tubex
Tx ; Test
Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gr Tx :
Inj. Ranitidin 3 x 1 amp Infus Farmadol 3 x1 amp
Inj. Diazepam 1 amp bila kejang Injeksi Delladryl 1 cc
Paracetamol 3 x 500 mg Kompres dingin
Reklona 3 x 0,5 mg Terapi lain lanjutkan
Depakote 2 x 125 mg PX :
Topamax 2 x 1000 mg Konsul bagian anak
Mobilisasi duduk dan jalan Cek IgG dan IgM
Kepala lebih tinggi Cek Tubex Tyfoid
Diet TKTP
HARI PERAWATAN
XI (17/04/2012) XV (21/04/2010)
S Panas, nyeri kepala Panas tinggi, nyeri kepala

GCS E4M6V5=15 E4M6V5=15


TD 130/80 mmHg 130/80 mmHg
N 80 x/mnt 80 x/mnt
RR 16 x/mnt 16 x/mnt
t 38 °C 40 °C

O nn.craniales Dalam batas normal Dalam batas normal

Motorik Dalam batas normal Dalam batas normal


Hasil Lab :
IgG dengue : (-)
IgM dengue : (-)
Tubex tifoid : 5 (+)
Hasil kon. Bagian Anak :
Kesan febris tyfoid
Saran : inj.ceftriaxon 1 x 2gr, diet lunak rendah
serat, setuju raber

A Post op craniotomi epilepsi Post op craniotomi epilepsi

P Dx : Konsul bagian anak Tx : tetap


Tx : Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gr Px :
21/ 4/ 2012
I. Post craniotomi H-9 II. Tyfoid Fever

S nyeri kepala Panas tinggi

GCS E4M6V5=15 E4M6V5=15


TD 130/80 mmHg 130/80 mmHg
N 80 x/mnt 80 x/mnt
RR 16 x/mnt 16 x/mnt
t 39 °C 39 °C

O nn.craniales Dalam batas normal Dalam batas normal

Motorik Dalam batas normal Dalam batas normal


Hasil kon. Bag anak :
Inj. Ceftriaxon 1 x 1 gr, diet lunak dan
rendah serat

A Post op craniotomi epilepsi Post op craniotomi epilepsi

P Dx : Dx :
Tx : Tx : Inj. Ceftriaxon 1 x 1 gr, diet lunak
24/ 4/ 2012
I. Post Craniotomi H - 12 II. Tyfoid fever
S nyeri kepala berkurang Panas ( - )

GCS E4M6V5=15 E4M6V5=15


TD 130/80 mmHg 130/80 mmHg
N 80 x/mnt 80 x/mnt
RR 16 x/mnt 16 x/mnt
t 36,8 °C 36,8°C
VAS 2
O Dalam batas normal Dalam batas normal
nn.craniales
Motorik Dalam batas normal Dalam batas normal
Hasil Lab. Urin : dbn
Malaria : tidak ditemukan parasite
malaria
Hasil Kon.THT :
Kesan rhinitis alergika

A Post op craniotomi epilepsi Post op craniotomi epilepsi

Dx : - Tx :
P Inj. Ceftriaxon 1 x 1 gr
Tx : tetap Codipront 2 x 1 cap
Lepas jahitan Inj.OMZ 2 x 1 amp
26/ 4/ 2012
I. Post Craniotomi H - 14 II. Tyfoid Fever
S Nyeri kepala panas ( - )

GCS E4M6V5=15 E4M6V5=15


TD 130/80 mmHg 130/80 mmHg
N 80 x/mnt 80 x/mnt
RR 16 x/mnt 16 x/mnt
t 36,7 °C 36,5 °C
O
VAS 2
nn.craniales Dalam batas normal Dalam batas normal

Motorik Dalam batas normal Dalam batas normal

Px

A Post op craniotomi epilepsi Post op craniotomi epilepsi

P Tx : tetap Tx :
Paracetamol 3 x 500 mg Cyprofoxacin 2 x 500 mg, Ranitidin,
Reklona 3x 0,5 mg, depakote 2 x diet TKTP, boleh pulang
125 mg, Topamax 2 x 1000 mg
Diet TKTP
BLPL
BAGAN ALUR

Tgl 11April 2012 ( HP 3 ) Tgl 12April 2012 ( HP 4 ) Tgl 13 April 2012 ( HP 6 )


Tgl 8 April 2012 ( HP 1 ) Tgl 10 April 2012 ( HP 2 )
S : bicara tdk lancar S : bicara tdk lancar S : nyeri kpl +, panas+, gatal +, kejang 2x
S : kejang S : bicara tdk lancar
O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = 15, O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = 15, KU
O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = 15, O: Kesadaran GCS = E4M6V5 =
15, KU baik KU baik baik
KU baik 15, KU baik
T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, RR : T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, RR :
T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, RR : T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt,
RR : 16x/ mnt, t : 36,7 C 16x/ mnt, t : 36,7 C 16x/ mnt, t : 36,7 C
16x/ mnt, t : 36,7 C RR : 16x/ mnt, t : 36,7 C
Status neurologis : dbn Status neurologis dbn Status neurologis : dbn
Status neurologis : dbn Status neurologis : dbn
BS : setuju op tgl 12/4 ANest dan anak : setuju op Hb post op : dbn
A : ELT Lab: dbn, EEG seizure,MRI :
A : ELT A : ELT A : ELT
A
P : Dx : : Laboratorium ( darah sklerosis hypokampus ka.,
P: P: P : Dx :
lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin, psikolog : IQ rendah
Dx : konsul anest dan anak Dx : check Hb post op Tx: instruksi post op:Post op duduk / jalan
GDS, HbsAg ), Konsul bagian Anak A : ELT
Tx : Riklona 3 x 0,5 mg, Depakot Tx :. Inj. Ceftriaxon 1 x 2 grinj ‘2 jam sadar minum’ 3 jam sadar makan
dan Psikolog,EEG, MRI, X – Foto P : Dx : , Konsul BS
2 x 125 mg,Topamax 2 x 250 mg. Ketorolac 3x1 amp.,obat dari rumah biasa Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gr,inj delladryl 1
Thorax Tx : Riklona 3 x 0,5 mg, Depakot
dilanjutkan ( Reklona 3 x 0,5 mg, cc, inj diazepam 1 amp.pct 3x500mg,Obat
Tx : Riklona 3 x 0,5 mg, Depakot 2 x 2 x 125 mg,Topamax 2 x 250 mg.
Depakot 2 x 125 mg,Topamax 2 x dari rumah dilanjutkan ( Reklona 3 x 0,5
125 mg,Topamax 2 x 250 mg.
1000 mg. ) Kepala lebih tinggi, Leher mg, Depakot 2 x 125 mg,Topamax 2 x
ekstensi DC stop 1000 mg. ) Kepala lebih tinggi, Leher
ekstensi DC stop

Tgl 16 April 2012 ( HP 9 ) Tgl 17 April 2012 ( HP 6 ) Tgl 22April 2012 ( HP 6 ) Tgl 25 April 2012 ( HP 14 ) Tgl 26 April 2012 ( HP 15 )
S : Nyeri kpl+, Panas + S : nyeri kpl+, panas + S : nyeri kpl+, panas + S : nyeri kpl(- ), panas (-) S : Nyri kpl (-), panas (-)
O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = 15, O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = 15, O: Kesadaran GCS = E4M6V5 = 15,
KU baik 15, KU baik KU baik KU baik
15, KU baik
T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, RR : T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, RR T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/ mnt, RR :
T : 120/ 80 mmHg, N : 80x/
16x/ mnt, t : 36,7 C RR : 16x/ mnt, t : 36,7 C : 16x/ mnt, t : 36,7 C 16x/ mnt, t : 36,7 C
mnt, RR : 16x/ mnt, t : 36,7 C Status neurologis : dbn Status neurologis : dbn Status neurologis : dbn Status neurologis : dbn
Status neurologis : dbn A : ELT A : ELT A : ELT A : ELT
A : ELT P:Dx : Pemeriksaan Tubex TF : ( 5 )/ P:Dx : check urin dan kons. THT P :Dx: P :Dx:-
P:Dx : Cek IgG dan IgM, Cek POSITIF Tx :Infus RL tpm, Injeksi TX : Infus RL tpm, Injeksi Tx : ciprofloxacin 2 x500mg, ranitidine
Tubex Tx :Infus RL tpm, Injeksi Ceftriaxon 1 Ceftriaxon 1 x 1 gr, Injeksi OMZ 2 Ceftriaxon 1 x 1 gr, Injeksi OMZ 2 x 2 x 150 mg, Riklona 3 x 0,5 mg,
Tx : inj ceftriaxon 1x1 mgr,Infus x 1 gr, Injeksi OMZ 2 x 1 amp, Infus x 1 amp, Infus Farmadol 3 x 1 vial, 1 amp, Infus Farmadol 3 x 1 vial, Depakote 2 x 125 mg,Topamax 2 x
Farmadol 3 x 1 vial, Injeksi Diazepam Injeksi Diazepam 1 amp ( bila Injeksi Diazepam 1 amp ( bila kejang 250mg, boleh pulang
Farmadol 3 x1 vial, , Kompres
1 amp ( bila kejang ) ,Riklona 3 x 0,5 kejang ) ,Riklona 3 x 0,5 mg, ) ,Riklona 3 x 0,5 mg, Depakote 2 x
dingin, Terapi lain lanjutkan mg, Depakote 2 x 125 mg,Topamax 2 x Depakote 2 x 125 mg,Topamax 2 x 125 mg,Topamax 2 x 250
250 mg.Mobilisasi duduk atau jalan, 250 mg.Mobilisasi duduk atau mg.Mobilisasi jalan, diet TKTP
Diet lunak rendah serat,banyak minum jalan, Diet lunak
rendahserat,banyak minum
DECISION MAKING
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai