Anda di halaman 1dari 14

TREND DAN ISSUE

KEPERAWATAN MATERNITAS
“MENOPAUSE”
Latar belakang
• Perubahan pada saat menopause dapat berupa penurunan produksi hormon
seks wanita yaitu estrogen dan progesteron dari indung telur. Keluhan
menopause sangat bervariasi pada wanita. Keluhan ini berupa insomnia, hot
flash, keluar keringat di malam hari, pusing, sakit kepala terus menerus, rasa
nyeri di persendian, rasa tertekan tanpa sebab, rasa sakit saat berhubungan
intim, vagina yang kering dan banyak lagi. Perubahan yang lebih nyata adalah
penyusutan fungsi sistem reproduksi, berkurangnya kekuatan otot, payudara
tidak kencang lagi, osteoporosis dan meningkatnya resiko penyakit jantung.
Adapun perubahan lain berupa gangguan psikologis, yaitu berupa khawatir,
takut, berpikir berulang-ulang, kewaspadaan yang berlebih, cemas dan
depresi. Kecemasan pada setiap indivudu berbeda, ada yang ringan, sedang
dan ada juga yang berat, sehingga membutuhkan upaya penanganan untuk
mengatasi kecemasan yang dialami. Sebenarnya, berbagai upaya penanganan
yang ada hanya akan membuat wanita yang menjalaninya merasa reda dari
gejala yang dirasakan. Tetapi sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh kondisi
psikis atau suasana hati.
Jurnal 1
Penelitian ini dilakukan di kelurahan genuksari,
kecamatan genuk, kota semarang. Pada
penelitian membahas bahwa kecemasan ibu
yang mengalami menopause lebih banyak
mengalami kecemasan ringan sekitar 49 orang
(48,0%), dibandingkan dengan yang
mengalami kecemasan sedang sebanyak 20
orang (19,6%) dan yang tidang mengalami
kecemasan sebanyak 33 orang (32,4%)
• Kecemasan yang terjadi pada ibu yang mengalami
menopause dikarenakan kurangnya informasi
tentang menoupause. Tingkat pengetahuan yang
rendah juga berdampak pada kecemasan ibu
yang tinggi. Pada penelitian juga dijelaskan upaya
penanganan ibu terhadap menopause juga
mempengaruhi tingkat kecemasan, upaya
penanganan negatif atau tidak melakukan
apapun untuk menangani gejala-gejala
menopause menyebabkan kecemasan yang
dialami ibu lebih tinggi
Jurnal 2
Tingkat pengetahuan tentang menopause yang memiliki
pendidikan lebih tinggi mempengaruhi penanganan
menopause. Rata-rata ibu atau wanita yang memiliki
tingkat pendidikan SLTA lebih mudah mengerti dan
memahami tentang penanganan dan informasi
menopause. Penelitian ini juga membahas tentang
kesiapan menghadapi menapause, faktor yang
mempengaruhi kesepian adalah :
- Ekonomi
- Kesehatan ibu
- Usia
Jurnal 3
Penelitian ini meneliti tentang bagaimana kualitas
hidup dari wanita yang mengalami menopause dari
hasil yang didapakan bahwa wanita pra-lansia yang
berusia 45-59 tahun memiliki kualitas hidup yang
cukup baik. Tetapi jika ditinjau dari tingkat
pendidikan memiliki kualitas hidup yang berbeda-
beda, semakin tinggi tingkat pendidikan yang
dimiliki seseorang maka kualitas hidup yang dimiliki
semakin puas karena mereka yang berpendidikan
tinggi lebih dpat menikmati kehidupan sehari-hari,
serta lebih puas terhapa akses pada pelayanan
kesehatan dan transportasi yang harus dijalani.
Gejala menopause yang ditimbulkan juga dapat
mempengaruhi kualitas hidup.
Lalu yang faktor lain yang mempengaruhi kualitas
hidup juga dipengaruhi oleh :
- Pendapatan
- Pernikahan
- Aktivitas
- Penyakit kronik
Jurnal 4
Wanita yang menilai atau menganggap
menopause itu sebagai peristiwa yang
menakutkan dan perlu dihindari, maka stress
pun sulit untuk dihindari. Menurut data dari
WHO (World Health Organization) pada tahun
2030 diperkirakan ada 1,2 miliar wanita yang
berusia diatas 50 tahun dan sebagian besar
mereka tinggal di negara berkembang.
• Tingkat produksi estrogen yang begitu rendah
sehingga menstruasi tidak teratur dan
akhirnya berhenti. Saat daur menstruasi
berhenti maka tingkat produksi progesteron
juga menurun. Hormon ini adalah hormon
yang mengatur dan mempengaruhi beberapa
fungsi fisik dan emosi
• Penelitian ini membahas tentang terapi yang digunakan
dalam terapi untuk menopause. Terapi Sulih Hormon (TSH)
adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala
pada wanita selama dan setelah menopause. Terapi ini
menggunakan kombinasi hormon estrogen dan
progesteron. Obat yang digunakan adalah kombinasi
oestrogen 0,625 mg plus medroxyprogesteroneacetate
2,5/5,0 mg peroral satu kali setiap hari. Dari penelitian
menunjukan bahwa terapi ini efektif dalam menurunkan
gejala-gejala akibat menopause yaitu hot flush, keringat
malam, nyeri pada sendir dan otot, insomnia, rasa kering
pada vagina. Sehingga kualitas hidup wanita semakin
meningkat seiring dengan penggunaan terapi kombinasi.
Kerugian pada terapi ini berbeda antara wanita
satu dengan yang lain karena setiap wanita
memiliki dosis yang tidak sama meskipun
telah menggunakan terapi sulih hormon untuk
mengatasi gejala klimakterium namun tetap
haruswaspada terhadap proses keganasan
pada payudara dan rahim, risiko terjadi
penyakit jantung koroner, thromboemboli
vena, dan stroke.
Jurnal 5
• Selain menggunakan obat dalam menangani
menopause dapat juga dengan menggunakan bahan-
bahan alami salah satunya fitoestrogen.
• Dalam jurnal ini membahas tentang pengaruh
fitoestrogen terhadap menopause. Fitoestrogen adalah
tanaman yang diketahui memiliki kandungan non
steroid yang struktur dan fungsinya mirip dengan
estrogen.Fitoestrogen terdapat tiga jenis utama,
diantaranya isoflavon, lignin, dan coumestan. Isoflavon
terdiri dari genistein, daidzein, dan biochain A. Lignan
terdiri dari enterodiol dan enterolactone. Coumestan
terdiri dari coumesterol.
• Fitoestrogen mengurangi gejala
atrofi vagina pada perempuan
postmenopause dengan cara
meningkatan transforming growth
factor beta (TGF-β) vagina
mengakibatkan proliferasi
fibroblas. Fibroblas memicu
proliferasi dan maturasi epitel
gepeng berlapis, dan mensintesis
kolagen. Dinding vagina menjadi
tebal dan elastis sehingga dapat
mengurangi dyspareunia (nyeri
sanggama) yang superfisial.
Fitoestrogen mestimulasi
pembentukan glikogen.
kesimpulan
- Dari jurnal dan penelitian yang didapatkan bahwa masalah menopause
pada wanita menimbulkan kecemasan serta mengganggu kualita hidup
karena gejala-gejala yang timbul akibat menopause. Kecemasan itu terjadi
karena kurangnya informasi tentang menopause, tingkat pengetahuan
yang rendah serta dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, upaya penaganan,
kesiapan dari wanita yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
ekonomi, kesehatan ibu, dan usia. Sedangkan faktor lain yang
mempengaruhi kualitas hidup wanita yang mengalami menopause
diakibatkan oleh Pendapatan
- Pernikahan
- Aktivitas
- Penyakit kronik
Penanganan yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan pengobatan
menopause adalah dengan menggunakan terapi sulih hormon dan
mengkonsumsi tanaman yang mengandung non steroid yaitu biji gandum,
kacang kedelai, tofu, minyak wijen ,dll.
• Ariyanti, H., & Apriliana, E. (2016). Pengaruh Fitoestrogen terhadap Gejala
Menopause. Jurnal Majority, 5(5), 1-5.
• Damayanti, F. N. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Upaya
Penanganan Ibu Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Menopause Di
Kelurahan Genuksari Kecamatan Genuk Kota Semarang. Jurnal Dinamika
Kebidanan, 2(1).
• Ismiyati, A. (2010). Hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause
dengan kesiapan menghadapi menopause pada ibu premenopause di
Perumahan Sewon Asri Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Sebelas Maret).
• Putri, D. I., Wati, D. M., & Ariyanto, Y. (2014). Kualitas hidup wanita
menopause (quality of life among menopausal women). Pustaka
Kesehatan, 2(1), 167-174.
• Wulandari, R. C. L. (2016). Terapi Sulih Hormon Alami Untuk Menopause.
INVOLUSI Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Science), 5(10).

Anda mungkin juga menyukai