Anda di halaman 1dari 19

Pemberian Obat Standar

kepada Bayi dan Balita

dr Tri Desvianita, SpA.


MBiomed
Landasan Hukum
 Dalam Undang-UndangTahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (“UU Tenaga
Kesehatan”), Tenaga kebidanan adalah salah satu jenis tenaga kesehatan.
Jenis tenaga kesehatan di kelompok tenaga kebidanan ini adalah bidan. (Pasal
11 ayat (1) dan (5) UU Tenaga Kesehatan).
 Sebagai salah satu tenaga kesehatan, bidan dalam menjalankan praktik harus
sesuai dengan kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang
dimilikinya (lihat Pasal 62 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan).
 Menurut penjelasanPasal 62 ayat (1) huruf cUU Tenaga Kesehatan, yang
dimaksud dengan "kewenangan berdasarkan kompetensi" adalah kewenangan
untuk melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai dengan lingkup
dan tingkat kompetensinya, antara lain untuk bidan adalah ia memiliki
kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan
anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
 Jika bidan tidak melaksanakan ketentuan dalam Pasal 62 ayat (1) UU Tenaga
Kesehatan, ia dikenai sanksi administratif. Ketentuan sanksi ini diatur
dalamPasal 82 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan.
Bila terdapat kelalaian
 Sanksi yang dikenal dalam UU Tenaga Kesehatan adalah sanksi administratif,
yakni sanksi ini dijatuhkan jika bidan yang bersangkutan dalam menjalankan
praktiknya tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Dengan kata
lain, jika memang memberikan obat atau suntikan bukanlah kompetensi yang
dimilikinya, maka sanksi yang berlaku padanya adalah sanksi administratif
bukan sanksi pidana.

 Akan tetapi, apabila ternyata pemberian obat atau suntikan itu merupakan
suatu kelalaian berat yang menyebabkan penerima pelayanan kesehatan
menderita luka berat, maka bidan yang bersangkutan dapat dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun. Sedangkan jika kelalaian berat itu
mengakibatkan kematian, bidan tersebut dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun (lihatPasal 84 UU Tenaga Kesehatan).
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak
berwenang untuk:
(Pasal 11 ayat (2) Permenkes 1464/2010)
A. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini,injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru
lahir pada masa neonatal (0 -28 hari), dan perawatan tali pusat;
B. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
C. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
D. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;
E. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
F. Pemberian konseling dan penyuluhan;
G. Pemberian surat keterangan kelahiran; dan
H. Pemberian surat keterangan kematian.
Pasal 65 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan yang berbunyi:
“Dalam melakukan pelayanan kesehatan, Tenaga Kesehatan dapat
menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis.”

Adapun yang dimaksud dengan tenaga medis dalamPasal 11 ayat (2) UU


Tenaga Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter
gigi spesialis. Kemudian yang dimaksud tenaga kesehatan yang disebut
dalam penjelasan pasal di atas antara lain adalah bidan dan perawat.
Jika memang tindakan medis berupa pemberian obat atau suntikan itu di luar
wewenang bidan atau perawat namun mereka diberikan pelimpahan itu, maka hal
tersebut tidaklah dilarang. Namun dengan ketentuan (lihatPasal 65 ayat (3) UU
Tenaga Kesehatan):
a. Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan
yang telah dimiliki oleh penerima pelimpahan
b. Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi
pelimpahan;
c. Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang
dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang
diberikan; dan
d. Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk pengambilan keputusan sebagai
dasar pelaksanaan tindakan.
Kondisi tertentu

Mengenai tenaga kesehatan (bidan dan perawat) dapat memberikan


pelayanan di luar kewenangannya juga diatur dalamPasal 63 ayat (1) UU
Tenaga Kesehatan:
“Dalam keadaan tertentu Tenaga Kesehatan dapat memberikan
pelayanan di luar kewenangannya .”

Dalam penjelasanPasal 63 ayat (1) UU Tenaga Kesehatan dikatakan


bahwa yang dimaksud "keadaan tertentu" yakni suatu kondisi tidak
adanya tenaga kesehatan yangmemiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan serta tidak
dimungkinkan untuk dirujuk.
Obat Standar untuk tatalaksana awal

- Obat yang dapat digunakan sebagai terapi awal pada suatu


kondisi emergency sehari-hari
- Hanya sebagai terapi simptomatik awal
- Dianjurkan untuk dirujuk ke dokter  penanganan lebih
lanjut
Paracetamol
( antipiretik, analgetik (OAINS))

Indikasi : penurun panas; penghilang sakit;


Dosis : 10-15 mg/kgbb /x : 4-6 jam
Sediaan : - Tablet : 500 mg
- Sirup: 120 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml
- Suposituria: 125 mg dan 250 mg
Efek samping: Melebihi dosis maksimal  kerusakan hati
Hati-hati : pada pasien gangguan fungsi hati,
Ibuprofen
(analgesik, antipiretik, anti inflamasi non
steroid)
Indikasi : penurun panas, anti nyeri
Menghambat sintesis prostaglandin
Dosis : 10-15 mg/kg/kali, 3x/hari
Sediaan : tablet : 200 mg
Sirup: 100mg/5 ml
Supos: 125 mg
Efek samping : Abdominal cramps, heartburn, nausea, GI
bleeding & perforation,
CHLORPHENIRAMINE MALEATE/CTM
(antihistamine)

Indikasi : mengobati gejala-gejala alergi


Dosis : 0,35 mg/kgbb/kali or
- Anak 2-6 th : 1 mg / 6 jam
6-12 th : 2 mg/ 6 jam
> 12 th : 4 mg/ 6 jam
Sediaan : tablet 4 mg
Efek samping : drowsiness, excitation, or hyperactivity (anak), dry
mouth, blurred vision
AMBROXOL
(Ekpektoran)

Indikasi : Pada keadaan / penyakit saluran nafas


akut & kronik yg disertai sekresi bronkial
abnormal.
Dosis : 0,5 mg/kg/kali, diberikan 3 kali
Sediaan : Tablet : 30 mg
Sirup 15 mg/5 ml
Efek Samping : ggn saluran cerna, rx alergi
BROMHEXINE
(Mukolitik, ekspektoran)

Indikasi : pada keadaan/ peny. dg gejala batuk


produktif / berdahak
Dosis : 0,3 mg/kgBB/kali diberikan 3 x sehari
Sediaan : Tablet 8 mg, sirup 4 mg/5 ml
KI /Pergt : Hipersensitif,hati-hati pd pasientukak lambung,
♀ hamil
Efek Samping : mual, muntah, diare, ggn pencernaan, sakit
kepala, vertigo, berkeringat byk, ruam kulit,
transaminase ↑
Zink

Tablet 20 mg
Dosis: < 6 bln: 10 mg
> 6 bln: 20 mg
Cara : dilarutkan dalam sedikit air
Tidak dipuyerkan
Diazepam/stesolid

Antikejang
Sediaan: Tablet, suposituria
Dosis supos:
- < 12 kg: 5 mg
- > 12 kg: 10 mg
Oralit

Sachet : 200 ml air matang


Dosis : 10 cc/kgbb/mencret-muntah
Kewenangan bidan dalam pemberian
obat-obatan sangat terbatas dan
diperbolehkan dalam kondisi tertentu atau
telah diberikan kewenangan obat oleh
dokter, dokter spesialis dan dokter gigi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai