Anda di halaman 1dari 18

KULIAH

INDUKSI PERSALINAN
Pembimbing: dr. Hendra Surya Rastmawan, Sp.OG
Disusun oleh : Dzikrullah Akbar

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSU HAJI SURABAYA
Definisi Induksi Persalinan

Suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum


inpartu, baik secara operatif maupun
medikamentosa untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim, sehingga terjadi persalinan
Indikasi dan Kontraindikasi
Pematangan
Serviks
Prainduksi
Favourability Serviks

• Metode untuk memprediksi keluaran induksi persalinan adalah


Bishop Score.
• Skor 9 menunjukkan kecenderungan yang tinggi untuk
keberhasilan induksi
• Skor 4 atau kurang (<5) menunjukkan serviks yang tidak ideal
(unfavorable) dan merupakan indikasi untuk pematangan serviks
• Teknik yang digunakan untuk meningkatkan favorability serviks
juga menstimulasi kontraksi sehingga digunakan sebagai induksi
persalinan
Bishop Skor 0 1 2

Score
Pembukaan
0 1–2 3–4
serviks (cm)

Pendataran
0 – 30% 40 – 50% 60 – 70%
serviks

Penurunan
kepala diukur
-3 -2 -1
dari bidang
Hodge III (cm)

Konsistensi Keras Sedang Lunak


serviks
Searah sumbu
Posisi serviks Ke belakang jalan lahir Ke arah depan
Pematangan Serviks

Farmakologis Prostaglandin E2, Prostaglandin E1

Mekanis Kateter Transervikal, Extra-amniotic Saline


Infusion (EASI), Stripping Membran
Prostaglandin

o Berdasarkan meta analisis penggunaan prostaglandin untuk


pematangan serviks dan induksi persalnan jauh lebih
menguntungkan dibandingkan penggunaan oksitosin saja
o Pemberian prostaglandin direkomendasikan menjadi metode
induksi lini pertama
Prostaglandin E2 (dinoprostone)

• Sediaan
gel (2,5cc mengandung 0,5 mg dinoprostone) dan tablet
(pervaginam, 10 mg dinoprostone)
• Pemberian
Pemberian 3 dosis dengan interval per 6 jam, atau
setelah pemberian single prostaglandin diberikan infus
oksitosin dan amniotomi15 jam kemudian (jika belum
ada persalinan)
Tipe Interval Dosis

Tablet 6 jam 3mg-3mg

Nullipara 2mg-1mg
Gel 6 jam
Multipara 1mg-1mg
Prostaglandin E1
(misoprostol)

• Sediaan
100 mcg, 200 mcg
• Pemberian
25μg, 50μg diberikan per 4 jam intravagina,
maksimal 5 dosis atau 100 μg dosis tunggal
Kateter Transervikal

Teknik :
• memasukan Foley catheter no 24 atau no 26
ke dalam kavum uteri (sebelah bawah)
• balon diisi sebanyak 40-50cc
• dibiarkan selama 12-24 jam
• Pantau nadi, tekanan darahm his dan denyut
jantung janin
• Jika skor Bishop > 5 dapat dilanjutkan
dengan drip Oksitosin
Stripping of the membrane

• memasukkan telunjuk sejauh


mungkin  membuat
putaran dua kali sebesar 360
derajat untuk memisahkan
selaput ketuban dari segmen
bawah uterus
Teknik Amniotomi

• jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan masuk


ke jalan lahir sampai kanalis servikalis
• maka posisi jari diubah sedemikian rupa, sehingga
telapak tangan menghadap ke atas.
• Tangan kiri memasukkan pengait ke dalam jalan
lahir dengan tuntunan kedua jari yang telah ada di
dalam.
• Tangan yang diluar kemudian memanipulasi
pengait ini dapat menusuk dan merobek selaput
ketuban.
Induksi dengan
Oksitosin
Oksitosin

• Pematangan serviks sering


juga menimbulkan stimulasi,
namun jika tidak, induksi
dapat dilanjutkan dengan
oksitosin yang diencerkan
infus oksitosin 5 U dalam 500 cc D5%

kecepatan tetesan dimulai 8 tpm  15


menit  ditingkatkan 4 tpm  maksimal
Oksitosin 40 tpm

intravena
Bila kontraksi timbul secara teratur dan
adekuat  kadar tetesan dipertahankan
sampai terjadi persalinan

Bila sudah mencapai kadar maksimal


tapi konstraksi belum ada  hentikan
Interval
Regimen Dosis Awal (mU/menit) Penaikan Dosis (mU/menit)
(menit)

Rendah 0,5-1,5 1 15-40

2 4,8,12,16,20,25,30 15

Tinggi 4 4 15

4,5 4,5 15-30

6 6 20-40

Anda mungkin juga menyukai