Anda di halaman 1dari 18

FARMAKOKINETIK

DIGOXIN, FENITOIN DAN KARBAMAZEPIN


9
ANGGOTA

• Regina Lestari (1843700335)


• Nani T. Manullang (1843700348)
• Rio Mairsya (1843700350)
• Anita Gailea (1843700397)
• Fitri Desnayanti HM (1843700423)
• M. Dian Kurniawan (1843700488)
FARMAKOKINETIK

• proses yang dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi,


distribusi, metabolisme, dan ekskresi
• mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dan
metabolitnya dalam darah dan jaringan
• Dalam fase farmakokinetik termasuk bagian proses invasi dan
proses eliminasi (evasi).
• Invasi ialah proses-proses yang berlangsung pada pengambilan
suatu bahan obat ke dalam organisme (absorpsi, distribusi)
• Eliminasi merupakan proses-proses yang menyebabkan
penurunan konsentrasi obat dalam organisme (metabolisme,
ekskresi).
PARAMETER FARMAKOKINETIK
• Parameter farmakokinetika adalah besaran yang
diturunkan secara matematis dari model yang
berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh
atau metabolitnya dalam darah, urin atau cairan
hayati lainya
• Parameter farmakokinetik suatu obat ini dapat
digunakan untuk memperoleh gambaran dan
mempelajari suatu kinetika absorpsi, distribusi dan
eliminasi didalam tubuh
• parameter farmakokinetik ada 3 jenis yaitu :
parameter primer, sekunder dan turunan
PARAMETER PRIMER
MERUPAKAN PARAMETER YANG HARGANYA DIPENGARUHI SECARA
LANGSUNG OLEH VARIABEL FISIOLOGIS

• Clearance (Cl) menunjukkan berapa banyak urin yang dikeluarkan


per waktu / kemampuan mengeliminasi (satuannya: volume/waktu)
parameter ini dipengaruhi oleh ginjal.

Rumus : Cl = Konstanta eliminasi (Ke) x Vd (Volume

distribusi)

• Volume distribusi (Vd) menggambarkan volume teoritis dimana obat


terdistribusi pada plasma darah

Rumus: Vd = Dosis (Do) dibagi Cpo (kadar) <-

hanya untuk 1 kompartemen terbuka.

• Tetapan Kecepatan absorbsi (Ka) dipengaruhi oleh enzim, luas


permukaan dan fisiologi usus
PARAMETER SEKUNDER
DIPENGARUHI OLEH PARAMETER PRIMER

• waktu paruh (t1/2) Jika terjadi gangguan pada


ginjal yang menyebabkan clearance terganggu
maka waktu paruh juga terpengaruh. Jika
Clearance naik maka t1/2 turun -> karena obat
cepet dieksresi. Jika Clearance turun maka t1/2
naik -> karena obat lama dieksresi

• Konstanta kecepatan eliminasi (Kel)

• fraksi obat yang tereksresi (Fe)


PARAMETER TURUNAN
PARAMETER INI DIPENGARUHI OLEH PARAMETER PRIMER, SEKUINDER
MAUPUN BESARAN LAIN

• Area Under Curve (AUC) yang dipengaruhi oleh


Clearance. Jika fungsi eliminasi turun maka AUC
akan naik dan sebaliknya
DIGOXIN
(FARGOXIN,LANOXIN,CARDOXIN)

• Digoksin adalah obat yang terutama digunakan


untuk mengobati gagal jantung kongestif
(congestive heart failure, CHF) dan fibrilasi atrial
• umumnya dosis muatan digoksin ≈ 1 mg/70 kg
diberikan sebelum dosis umum pemeliharaan
dimulai, yakni 0,125 hingga 0,25 mg/hari
• Bioavailabilitas tablet digoksin berkisar dari 0,5
hingga lebih besar dari 0,9. Banyak klinisi
menggunakan bioavailabilitas 0,7 hingga 0,8
• Volume Distribusi rata-rata untuk digoksin adalah ≈
7,3 L/kg. Nilai V ini menurun pada pasien yang
memiliki penyakit ginjal
• Kliren digoksin sangat bervariasi antara individu dan harus diestimasikan
untuk setiap pasien. pada individu sehat, klirens metabolic digoksin adalah
≈0.57 hingga 0.86 mL/kg/menit

• Digoxin memiliki waktu paruh mencapai 2 jam pada pasien yang memiliki
fungsi ginjal normal. Pada pasien tanpa ginjal (anephric) waktu paruh
meningkat menjadi 4-6 hari

• Sampel plasma untuk monitoring kadar digoxin sebaiknya diukur pada hari
ke 7-14 setelah pasien mendapatkan maintenance regimen baik diganti
maupun mulai diberikan. Pada jangka waktu tersebut diharapkan digoxin
telah mencapai steady state pada regimen dosis yang diberikan. Pada
pasien ginjal stadium akhir steady state baru tercapai pada hari ke 15-20
dikarenakan terjadinya peningkatan waktu paruh pada kondisi pasien

• Efektivitas digoxin bisa menurun jika digunakan bersamaan dengan


antasida, kaolin, neomycin, pectin, phenytoin, sulfasalazine

• Penggunaan digoxin bersamaan dengan antagonis kalsium atau


spironolactone, bisa meningkatkan kadar digoxin dalam darah

• Kombinasi digoxin dengan diuretik hemat kalium atau kortikosteroid bisa


menyebabkan hipokalemia atau hipomagnesemia
FENITOIN
(DECATONA,DILANTIN,ZENTROPIL)
• Fenitoin adalah obat utama untuk hampir semua
jenis epilepsi
• Fenitoin berefek antikonvulsan tanpa
menyebabkan depresi umum susunan saraf pusat
• Dosis awal obat ini dapat dimulai dengan 200 mg
malam hari dan dinaikkan sebanyak 20 – 100 mg
setiap minggu
• Dosis rumat biasanya berkisar antara 200 – 400 mg
sehari untuk pasien dewasa dan antara 5 – 8
mg/kgBB untuk anak
• mempengaruhi kulit, hati dan sumsum tulang.
Hirsutisme jarang terjadi, tetapi bagi wanita muda
hal ini dapat sangat mengganggu
• Kadar fenitoin dalam plasma akan meninggi bila diberikan bersama
kloramfenikol, disulfiram, INH, simetidin, dikumarol, dan beberapa
sulfonamide tertentu ,karena obat-obat tersebut menghambat
biotransformasi fenitoin

• Bioavailabilitas
 Absorpsi sempurna F = 1.0.
 Injectable/Capsule consist of the sodium salt (S = 0.92).
 Chewable tablet and suspension contain the acid form (S = 1.0).
 PO : Konsentrasi puncak 3 sampai 12 jam

• Distribusi
 Sekitar 90 % Phenitoin terikat dengan serum albumin
 10% tidak terikat dan berikatan dengan reseptor

• Volume distribusi (vd) : Vd: 0.65 L/kg BB

• Klirens CL - Vmax7.2 mg/kg/hari


- Km 4.4 mg/L
• Metabolisme. Kecepatan metabolisme dan atau ekskresi adalah
sebanding dengan konsentrasi plasma

Konsentrasi (mg/L) t½ (Jam)

1 12.8

10 25.8

20 40.2

40 69.0
KARBAMAZEPIN
(TEGRETOL,EPITOL,CARBAGEN)

• sebelum ditemukannya obat anti epilepsi.


Karbamazepin merupakan senyawa trisiklik dan
pada awalnya ditujukan untuk mengobati
neuralgia trigeminal, neuralgia glosofaringeal, dan
digunakan pula sebagai anti depresan
• Sekitar 75-85 % karbamazepin diabsorbsi di traktus
gastrointestinal. Absorbsi berjalan lambat dan tidak
menentu
• sejak tahun 1959, karbamazepin benar-benar
merupakan pilihan utama dalam deretan OAE
• Absorpsi
Meski agak lambat, namun penyerapan obat sangat baik setelah
dikonsumsi per oral. Bioavailabilitas tablet extended-release adalah 89%.
Konsentrasi puncak dalam plasma darah terjadi dalam waktu 4─12 jam
setelah konsumsi per oral, namun dapat mencapai hingga 24 jam dalam
keadaan overdosis.

• Distribusi
Karbamazepin berikatan dengan plasma protein sebesar 76%. Obat
ini dapat menembus sawar otak dan plasenta, dan bisa terakumulasi dalam
jaringan fetus. Distribusi obat juga bisa ke dalam air susu ibu dengan
konsentrasi sebesar 60% dari kadar plasma maternal

• Metabolisme
Metabolisme Karbamazepin Terjadi di hepar, namun obat ini dapat
menginduksi metabolismenya sendiri. Metabolit aktif utama yang dihasilkan
adalah Karbamazepin epoksid, dimana 50% nya terikat pada plasma
protein, dan mungkin mengikuti siklus enterohepatik. Karbamazepin
diinaktivasi melalui proses konyugasi dan hidroksilasi. Waktu paruh
Karbamazepin adalah sekitar 30 jam, kisaran 18─60 jam ketika obat diberikan
sebagai dosis tunggal. Namun, setelah diberikan dosis berulang, atau
pemberian jangka panjang, waktu paruh akan memendek menjadi sekitar
15 jam saja, dengan kisaran 10─35 jam
• Eliminasi
Sekitar 72% dosis yang masuk per oral akan diekskresikan kedalam
urine, dan sekitar 28% dieliminasi kedalam feses. Hanya sekitar 1─3% dari
dosis total yang masuk kedalam tubuh diekskresikan kedalam urine dengan
bentuk yang tidak berubah.

• Dosis
Penggunaan Karbamazepin dosis dewasa adalah sebagai berikut:
 Dosis awal, 200 mg per oral dua kali sehari, dapat ditingkatkan pada per
minggu interval dengan menambahkan hingga 200 mg/hari
 Dosis maintenance, 800 hingga 1200 mg/ hari.
 Umumnya, dosis tidak boleh melebihi 1200 mg/hari. Namun, pada kasus
tertentu yang sangat jarang sekali dosis dapat diberikan hingga 1600
mg/hari

Dosis pediatrik, usia <6 tahun adalah:


 Dosis awal, 10─20 mg/kgBB/hari per oral dalam dosis terbagi 2─3 kali, atau
4 kali bila sediaan obat dalam bentuk suspense
 Dosis dapat ditingkatkan per minggu interval untuk mencapai respon
optimum secara klinis, yang diberikan 3─4 kali sehari
 Dosis maksimum adalah 35 mg/kgBB/hari
Dosis pediatrik, usia 6─12 tahun adalah:
 Dosis awal, 100 mg per oral dua kali sehari
 Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg/hari dalam dosis terbagi dua
kali/hari
 Tidak boleh melebihi 1000 mg/ hari
 Dosis maintenance, 400 hingga 800 mg/hari

Dosis pediatrik, usia >12 tahun:


 Dosis awal, 200 mg per oral dua kali sehari
 Dosis dapat ditingkatkan hingga 200 mg/hari dalam dosis terbagi dua
kali/hari
 Secara umum, dosis tidak boleh melebihi 1000 mg/ hari pada anak usia
12─15 tahun, 1200 mg/hari pada pasien usia >15 tahun
 Dosis maintenance, 800 hingga 1200 mg/hari, tidak boleh melebihi 1000
mg/ hari, namun pada kasus tertentu yang sangat jarang sekali dosis
dapat diberikan hingga 1600 mg/hari

• Kontraindikasi Karbamazepin yang paling utama adalah pada pasien


dengan riwayat hipersensitifitas terhadap obat ini dan obat antidepresan
golongan trisiklin, serta pada pasie hamil

• Efek samping karbamazepin yang umum terjadi adalah pusing, mual-


muntah, dan ataksia. Interaksi obat dapat meningkatkan konsentrasi
maupun menurunkan konsentrasi karbamazepin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai