IV
LEISHMANIASIS
LEISHMANIASIS DEfENISI, SIKLUS
HIDUP, & EPIDEMIOLOGI
Dosen Pengampu : Dra. Elly Usman,M.Si, Apt
PENYEBAB, CARA
PENULARAN,
PENATALAKSANAAN
WABAH,
PENANGGULANGAN,
PENCEGAHAN
2
KELOMPOK VI ILHAM PADAVI
Raja dan Ratu TERAKHIR
SITI NURHAYATI
YOGI FERNANDA
SAPUTRA
MOVIRA
WULAN NURMALIA
RAHMAT
3
DEFENISI
• Leishmaniasis adalah penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan
oleh parasit intraselular Leishmaniasis sp. Parasit ini menginfeksi manusia
lewat gigitan nyamuk lalat pasir betina yang mempunyai panjang dua sampai
tiga mm.
• Leishmaniasis termasuk dalam neglected tropical disease karena penyakit
ini menyerang kebanyakan daerah endemik di negara berkembang yang
cenderung dengan populasi padat, malnutrisi, sanitasi yang buruk, dan
terbatasnya sumber daya manusia terhadap kontrol pencegahan maupun
pengobatan penyakit.(Wiga,2018)
KLASIFIKASI
Klasifikasi Ilmiah
Filum: Protozoa
Kelas: Flagellata
Ordo: Leishmaniasis
Family: Trypanosomatidae
Genus: Leishmania
• Pengambilan ulkus dari epidemis kulit atau melalui biopsi kelenjar limfe
dapat dilakukan guna pemeriksaan secara mikroskopik atau pemeriksaan
antigen dengan metode Indirect Flouresensi Antibody Technique (IFAT) juga
bisa menjadi penentu dalam penegakan diagnosis.
1. Amphotericin B
Amfoterisin B mengikat ergosterol yang ada pada membran sel Leishmania.
Amfoterisin B mempunyai karakterisitik amfipatik yang mempermudah
pembentukan pori, dengan bagian luar Lipofilik dan bagian dalam merupakan
hidrofilik. Pori yang dibentuk oleh amphotericin dapat menyebabkan kebocoran
ion dan menyebabkan kematian sel. Amfoterisin B Liposomal menjadi sediaan
yang terbarukan karena Amfoterisin B konvensional sering dibatasi karena
Toksisitas nya
FARMAKOLOGI OBAT
2. Miltefosine
Mode aksi spesifik miltefosine terhadap spesies Leishmania tidak diketahui. Itu
mekanisme kerja miltefosine kemungkinan melibatkan interaksi dengan lipid
(fosfolipid dan sterol), termasuk lipid membran, penghambatan sitokrom c
oksidase (fungsi mitokondria), dan kematian sel seperti apoptosis.
TERAPI LOKAL
Terapi lokal
Beberapa kasus leishmaniasis kulit tanpa risiko diseminasi / penyakit mukosa
mungkin menjadi kandidat untuk terapi lokal, sebagian tergantung pada jumlah,
lokasi, dan karakteristik lesi kulit. Contoh terapi lokal yang mungkin memiliki
kegunaan di beberapa pengaturan termasuk cryotherapy (dengan nitrogen
cair), termoterapi (penggunaan panas frekuensi radio lapangan yang dilokalkan
saat ini), administrasi intralesi dari SbV (sampai saat ini, tidak dicakup oleh
protokol IND CDC untuk Pentostam®), dan aplikasi topikal paromomycin
(seperti salep yang mengandung 15% paromomycin / 12%
methylbenzethonium chloride pada parafin putih lunak; tidak tersedia secara
komersial di Amerika Serikat).