ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN
TRAUMA ABDOMEN
KELOMPOK 1
A2-2015
ANGGOTA KELOMPOK
Cintya Della Widyanata 131511133007
Ika Zulkafika Mahmudah 131511133008
Elma Karamy 131511133026
Rizky Sekartaji 131511133028
Kifayatus Sa’adah 131511133047
Prisdamayanti Ayuningsih 131511133067
Maria Nerissa Arviana 131511133081
Nisaul Azmi Nafilah 131511133091
Firdha Lailil Fadila 131511133117
Lili Putri Roesanti 131511133122
Adilla Kusuma Dewi 131511133124
Bilqies Rahma Mustikawati 131511155136 2
Anatomi dan Fisiologi Abdomen
• Dinding abdomen terdiri dari kulit, fascia superfiscialis,
lemak, otot-otot, fascia transversalis dan parietal
peritoneum. Selain itu, posisi abdomen ada diantara
toraks dan pelvis (Moore, 2014) Pada abdomen, terdapat
empat kuadran yang dibaagi dari bagian midline dan
bagian transumbilical (Pansky, 2013).
5
KLASIFIKASI TRAUMA ABDOMEN
• Trauma tajam abdomen yaitu trauma yang mengakibatkan luka pada permukaan
tubuh dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum yang disebabkan oleh
tusukan benda tajam. Trauma akibat benda tajam dikenal dalam tiga bentuk yaitu:
luka iris atau luka sayat, luka tusuk, atau luka bacok.
• Trauma tumpul trauma yang tidak menimbulkan kelainan yang jelas pada
permukaan tubuh, tetapi dapat menimbulkan cedera berupa kerusakan daerah
organ sekitar, patah tulang iga, cedera perlambatan, pecahnya viskus berongga,
kontusio atau laserasi jaringan maupun organ dibawahnya
6
KLASIFIKASI TRAUMA ABDOMEN
TRAUMA LEDAKAN
7
ETIOLOGI
• Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi
pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul.
9
WOC
Trauma Tajam
10
Mekanisme Trauma Tumpul
• Salomone & Salomone (2011) menyatakan bahwa trauma tumpul akibat
hantaman secara umum dibagi ke dalam 3 mekanisme yaitu :
Crushing
Isi intraabdominal Kompresi
Deselarasi hancur diantara dinding Eksternal
(perlambatan) akan abdomen anterior dan
menyebabkan kolumna vertebral atau menyebabkan
dada posterior, hal ini peningkatan tekanan
tarikan atau menyebabkan efek
regangan antara intraabdomen yang
penghancuran pada
struktur yang organ yang padat tiba-tiba sehingga
terfiksasi dan yang (contoh limpa, hati, dan berujung pada
dapat bergerak. ginjal) terutama yang pecahnya organ-
bersifat rentan organ
11
WOC
Trauma Tumpul
12
Manifestasi Klinis
Peningkatan suhu
Anoreksia Mual dan muntah Takikardi
tubuh
13
Manifestasi Klinis berdasarkan Etiologi
14
Tanda Klinis Trauma Abdomen
TANDA DESKRIPSI INDIKASI
Tanda Balance Dullness menetap pada perkusi pinggul kiri Adanya darah pada sisi kanan akan
dan dullness pada perkusi pinggul kanan tetapi koagulasi pada sisi kiri
yang hilang dengan perubahan posisi
Tanda Cullen Memar ungu kebiruan atau ekimosis sekitar Perdarahan peritonial
umbilikus
Tanda Grey-Turner Memar ungu kebiruan atau ekimosis di atas Perdarahan retroperitoneal
area pinggul atau punggung
Tanda Kehr Nyeri yang menyebar ke bahu kiri Darah, cairan atau udara intra
abdominal mengiritasi nervus
frenikus pada diafragma
Nyeri lepas Nyeri pada saat pemeriksaan palpasi dalam Iritasi peritoneal
dilepas 15
Pemeriksaan Penunjang
DPL
USG FAST
Foto Thorax
USG dan CT-
Scan
IVP Abdomen
Pemeriksaan
Urin
Pemeriksaan
Darah
16
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pre Hospital (Primary Survey)
• Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa,
harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Menurut
Musliha (2010), Penilaian Awal yang dilakukan adalah ABCD jika ada indikasi, jika
korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan.
17
Penanganan Awal Trauma Abdoemn
Trauma Tumpul
Trauma Tajam
• Bila terjadi luka tusuk, maka tusuan tidak boleh dicabut kecuali oleh tim medis. Lilitkan pisau untuk
emfiksasi agar tidak memperparah luka.
• Bila usus atau organ lain keluar maka organ tersebut tidak boleh dimasukkan, maka organ tersebut
dibalut dengan kain bersih atau kasa steril.
• Imobilisasi pasien
• Tidak makan dan minum
• Bila luka terbuka, balut dengan menekan
• Kirim pasien ke rumah sakit
18
Penatalaksanaan (Secondary Survey)
• Survei Sekunder hanya dilakukan bila ABC pasien sudah stabil.
Pemeriksaan dari kepala sampai ke jari kaki (head-to-toe examination)
dilakukan dengan perhatian utama
Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan leher
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan dada
23
Cara Mengatasi Perdarahan
24
Jumlah Cairan
• Kehilangan sampai 10% EBV dapat Tanda TS I TS II TS III
ditolerir dengan baik. Kehilangan 10% - Sesak nafas - ringan ++
30% EBV memerlukan cairan lebih
banyak dan lebih cepat. Kehilangan lebih Tekanan darah N turun Tidak teratur
dari 30%-50% EBV masih dapat ditunjang Nadi Cepat Sangat cepat Tidak teraba
untuk sementara dengan cairan saja Urine N oliguria Anuria
sampai darah transfusi tersedia. Total
volume cairan yang dibutuhkan pada Kesadaran N disorientasi / coma
kehilangan lebih dari 10% EBV berkisar Gas darah N pO2 p)2/ pCO2
antara 2-4 x volume yang hilang. CVR N rendah Sangat
Perkiraan volume darah yang hilang
dilakukan dengan kriteria Trauma Status rendah
dari Giesecke. Blood Loss % Sampai 10 % Sampai 30 % Lebih 50 %
EBV
25
Klasifikasi Lost Blood Volume Menurut Stene-
Gieseck (1991) & ACS (1993):
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Kehilangan darah sp > 750 cc 750 cc – 1500 cc 1500- 2000 cc > 2000 cc
Sp 15% EBV 15-30 % EBV 30-40% EBV > 40% EBV
Denyut nadi < 100 x/m > 100 x/m > 120 x/m > 140 x/m
Tekanan darah Normal Mulai menurun Sangat menurun Tak terukur
26
Bagan Penatalaksanaan Resusitasi Cairan pada
Perdarahan Menurut Stene-Gieseck (1991) & ACS
(1993)
27
Estimation Blood Loss
EBL = kgBB x EBV x Jumlah perdarahan (%)
28
Intervensi
Terapeutik
29
Asuhan
Keperawatan Teori
Trauma Abdomen
30
Asuhan
Keperawatan Kasus
Trauma Abdomen
31
Thank You