Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN KRITIS I

ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN
TRAUMA ABDOMEN
KELOMPOK 1
A2-2015
ANGGOTA KELOMPOK
Cintya Della Widyanata 131511133007
Ika Zulkafika Mahmudah 131511133008
Elma Karamy 131511133026
Rizky Sekartaji 131511133028
Kifayatus Sa’adah 131511133047
Prisdamayanti Ayuningsih 131511133067
Maria Nerissa Arviana 131511133081
Nisaul Azmi Nafilah 131511133091
Firdha Lailil Fadila 131511133117
Lili Putri Roesanti 131511133122
Adilla Kusuma Dewi 131511133124
Bilqies Rahma Mustikawati 131511155136 2
Anatomi dan Fisiologi Abdomen
• Dinding abdomen terdiri dari kulit, fascia superfiscialis,
lemak, otot-otot, fascia transversalis dan parietal
peritoneum. Selain itu, posisi abdomen ada diantara
toraks dan pelvis (Moore, 2014) Pada abdomen, terdapat
empat kuadran yang dibaagi dari bagian midline dan
bagian transumbilical (Pansky, 2013).

• Bagian kanan atas: Hepar dan kantong empedu


• Bagian kiri atas: Gastric dan limfa
• Bagian kanan bawah: Cecum, ascending colon dan usus
kecil
• Bagian kiri bawah: Descending colon, sigmoid colon, dan
usus kecil
3
Anatomi dan Fisiologi Abdomen
• Hypocondriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hepar, kantung
empedu, sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal
kanan dan kelenjar suprarenal kanan.
• Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan
sebagian hepar.
• Hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, lien, bagian kaudal
Menurut pankreas, fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan
Singh kelenjar suprarenal kiri.
(2014), • Lateralis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal
bagian- kanan, sebagian duodenum dan jejenum.
bagian • Umbilicalis meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah
abdomen duodenum, jejenum dan ileum.
terbagi • Lateralis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal
menjadi : kiri, sebagian jejenum dan ileum.
• Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum
dan ureter kanan.
• Pubica meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada
kehamilan).
• Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan 4
ovarium kiri.
Trauma Abdomen

• Trauma abdomen adalah salah satu kegawatdaruratan dalam


sistem pencernaan yaitu terjadinya kerusakan pada organ
abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi
sehingga dapat terjadi gangguan metabolisme, dan
gangguan faal berbagai organ di sekitarnya. ( Etika, 2016 )

Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa


trauma tumpul, tembus, serta trauma yang dsengaja atau tidak
disengaja (Smeltzer, 2001 )

5
KLASIFIKASI TRAUMA ABDOMEN

TRAUMA TAJAM/ PENETRASI

• Trauma tajam abdomen yaitu trauma yang mengakibatkan luka pada permukaan
tubuh dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum yang disebabkan oleh
tusukan benda tajam. Trauma akibat benda tajam dikenal dalam tiga bentuk yaitu:
luka iris atau luka sayat, luka tusuk, atau luka bacok.

TRAUMA TUMPUL/ NON PENETRASI

• Trauma tumpul trauma yang tidak menimbulkan kelainan yang jelas pada
permukaan tubuh, tetapi dapat menimbulkan cedera berupa kerusakan daerah
organ sekitar, patah tulang iga, cedera perlambatan, pecahnya viskus berongga,
kontusio atau laserasi jaringan maupun organ dibawahnya

6
KLASIFIKASI TRAUMA ABDOMEN

TRAUMA LEDAKAN

• Blast injury atau trauma ledakan adalah trauma


yang disebabkan oleh gelombang overpressure
atau gelombang kejut akibat ledakan bom.

7
ETIOLOGI
• Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi
pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul.

TRAUMA TUMPUL TRAUMA TAJAM

• Jatuh • Tusukan benda tajam


• Kekerasan Fisik/ pukulan • Tembakan
• Kecelakaan
• Cedera olahraga
• Benturan
8
Patofisiologi Trauma Tajam
Transfer energi kinetik
Tusukan dan tembakan Kerusakan jaringan pada
lebih besar terhadap
pada abdomen abdomen
organ vicera

Bila mengenai organ


Menyebabkan berongga, isi organ
kerusakan berupa dalam abdomen akan
perdarahan keluar dan menimbulkan
iritasi pada peritoneum

9
WOC
Trauma Tajam

10
Mekanisme Trauma Tumpul
• Salomone & Salomone (2011) menyatakan bahwa trauma tumpul akibat
hantaman secara umum dibagi ke dalam 3 mekanisme yaitu :
Crushing
Isi intraabdominal Kompresi
Deselarasi hancur diantara dinding Eksternal
(perlambatan) akan abdomen anterior dan
menyebabkan kolumna vertebral atau menyebabkan
dada posterior, hal ini peningkatan tekanan
tarikan atau menyebabkan efek
regangan antara intraabdomen yang
penghancuran pada
struktur yang organ yang padat tiba-tiba sehingga
terfiksasi dan yang (contoh limpa, hati, dan berujung pada
dapat bergerak. ginjal) terutama yang pecahnya organ-
bersifat rentan organ
11
WOC
Trauma Tumpul

12
Manifestasi Klinis

Nyeri tekan lepas


Nyeri menandakan Distensi abdomen Demam
iritasi peritoneum

Peningkatan suhu
Anoreksia Mual dan muntah Takikardi
tubuh

13
Manifestasi Klinis berdasarkan Etiologi

Trauma Tajam Trauma Tumpul

• Nyeri dan nyeri tekan lepas serta • Nyeri


perdarahan • Perdarahan gastrointestinal
• Disertai peritonitis • Hipovolemia
• Distensi abdomen • Iritasi peritoneal
• Hilangnya seluruh atau sebagian • Memar sekitar panggul (Grey Turner)
fungsi organ Sign atau Umbilikus (Cullen sign)
• Distensi abdomen
• Auskultasi bising usus: menunjukkan
adanya cedera diafragma

14
Tanda Klinis Trauma Abdomen
TANDA DESKRIPSI INDIKASI
Tanda Balance Dullness menetap pada perkusi pinggul kiri Adanya darah pada sisi kanan akan
dan dullness pada perkusi pinggul kanan tetapi koagulasi pada sisi kiri
yang hilang dengan perubahan posisi
Tanda Cullen Memar ungu kebiruan atau ekimosis sekitar Perdarahan peritonial
umbilikus
Tanda Grey-Turner Memar ungu kebiruan atau ekimosis di atas Perdarahan retroperitoneal
area pinggul atau punggung
Tanda Kehr Nyeri yang menyebar ke bahu kiri Darah, cairan atau udara intra
abdominal mengiritasi nervus
frenikus pada diafragma
Nyeri lepas Nyeri pada saat pemeriksaan palpasi dalam Iritasi peritoneal
dilepas 15
Pemeriksaan Penunjang

DPL
USG FAST
Foto Thorax
USG dan CT-
Scan
IVP Abdomen
Pemeriksaan
Urin
Pemeriksaan
Darah

16
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pre Hospital (Primary Survey)
• Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa,
harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Menurut
Musliha (2010), Penilaian Awal yang dilakukan adalah ABCD jika ada indikasi, jika
korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan.

Airway Breathing Circulation Disability

17
Penanganan Awal Trauma Abdoemn
Trauma Tumpul

• Stop makanan dan minuman


• Imobilisasi
• Kirim ke rumah sakit
• Diagnostic Peritoneal Lavage

Trauma Tajam

• Bila terjadi luka tusuk, maka tusuan tidak boleh dicabut kecuali oleh tim medis. Lilitkan pisau untuk
emfiksasi agar tidak memperparah luka.
• Bila usus atau organ lain keluar maka organ tersebut tidak boleh dimasukkan, maka organ tersebut
dibalut dengan kain bersih atau kasa steril.
• Imobilisasi pasien
• Tidak makan dan minum
• Bila luka terbuka, balut dengan menekan
• Kirim pasien ke rumah sakit
18
Penatalaksanaan (Secondary Survey)
• Survei Sekunder hanya dilakukan bila ABC pasien sudah stabil.
Pemeriksaan dari kepala sampai ke jari kaki (head-to-toe examination)
dilakukan dengan perhatian utama
Pemeriksaan kepala

Pemeriksaan leher

Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan dada

Pemeriksaan rongga perut

Pemeriksaan pelvis dan ektremitas 19


Penatalaksanaan di Emergensi
1. Mulai prosedur resusitasi ABC (memperbaiki jalan napas, pernapasan
dan sirkulasi).
2. Pertahankan pasien pada brankard; gerakan dapat menyebabkan
fragmentasi bekuan pada pembuluh darah besar dan menimbulkan
hemoragi massif.
3. Pastikan kepatenan dan kestabilan pernapasan.
4. Gunting pakaian penderita dari luka.
5. Hitung jumlah luka dan tentukan lokasi luka masuk dan keluar.
6. Kontrol perdarahan dan pertahankan volume darah sampai
pembedahan dilakukan.
20
Penatalaksanaan di Emergensi
7. Berikan kompresi pada luka dengan perdarahan eksternal dan lakukan
bendungan pada luka dada.
8. Pasang kateter IV berdiameter besar untuk penggantian cairan secara
cepat dan memperbaiki dinamika sirkulasi.
9. Perhatikan kejadian syok setelah respon awal terhadap terapi transfusi;
ini sering merupakan tanda adanya perdarahan internal.
10. Aspirasi lambung dengan memasang selang nasogastrik. Prosedur ini
membantu mendeteksi luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap
rongga peritonium, dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi.
11. Pasang kateter urin untuk mendapatkan kepastian adanya hematuria
dan pantau jumlah urine perjam
21
Penatalaksanaan di Emergensi
12. Tutupkan visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan dibasahi
dengan salin untuk mencegah kekeringan visera
13. Fleksikan lutut pasien; posisi ini mencegah protusi yang lanjut.
14. Tunda pemberian cairan oral untuk mencegah meningkatnya peristaltik dan
muntah.
15. Siapkan pasien untuk parasentesis atau lavase peritonium ketika terdapat
ketidakpastian mengenai perdarahan intraperitonium.
16. Siapkan pasien untuk sinografi untuk menentukan apakah terdapat penetrasi
peritonium pada kasus luka tusuk.
17. Berikan profilaksis tetanus sesuai ketentuan
18. Berikan antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi
19. Siapkan pasien untuk pembedahan
22
Urgensi Cairan
• Penderita yang berdarah, menghadapi dua masalah yaitu berapa sisa volume darah yang
beredar dan berapa sisa eritrosit untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
• Bila volume darah hilang 1/3, penderita akan meninggal dalam waktu beberapa jam
• Dalam keadaan normal, jumlah oksigen yang tersedia untuk jaringan adalah = Cardiac output x
Saturasi O2 x Hb x 1,34 + CO pO2 x 0.003 (5,9). Jika unsur CO x pO2 x 0.003 memiliki nilai kecil,
maka persediaan oksigen untuk jaringan bergantung pada Cardiac Output, saturasi dan kadar
Hb. Jika Hb turun sampai tinggal 1/3, tetapi CO dapat naik sampai 3x, maka penyediaan oksigen
ke jaringan masih tetap normal. Sedangkan sebaliknya dapat menyebabkan jaringan kekurangan
oksigen.

23
Cara Mengatasi Perdarahan

Pada kasus A, infus dilambatkan dan


biasanya transfusi tidak diperlukan. Pada
kasus B, jika hemoglobin kurang dari 8 mg%
atau hematokrit kurang dari 25%, transfusi
sebaiknya diberikan. Tetapi seandainya akan
dilakukan pembedahan untuk menghentikan
suatu perdarahan, transfusi dapat ditunda
sebentar sampai sumber perdarahan terkuasai
dulu. Pada kasus C, transfusi harus segera
diberikan.

24
Jumlah Cairan
• Kehilangan sampai 10% EBV dapat Tanda TS I TS II TS III
ditolerir dengan baik. Kehilangan 10% - Sesak nafas - ringan ++
30% EBV memerlukan cairan lebih
banyak dan lebih cepat. Kehilangan lebih Tekanan darah N turun Tidak teratur
dari 30%-50% EBV masih dapat ditunjang Nadi Cepat Sangat cepat Tidak teraba
untuk sementara dengan cairan saja Urine N oliguria Anuria
sampai darah transfusi tersedia. Total
volume cairan yang dibutuhkan pada Kesadaran N disorientasi / coma
kehilangan lebih dari 10% EBV berkisar Gas darah N pO2 p)2/ pCO2
antara 2-4 x volume yang hilang. CVR N rendah Sangat
Perkiraan volume darah yang hilang
dilakukan dengan kriteria Trauma Status rendah
dari Giesecke. Blood Loss % Sampai 10 % Sampai 30 % Lebih 50 %
EBV

25
Klasifikasi Lost Blood Volume Menurut Stene-
Gieseck (1991) & ACS (1993):
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Kehilangan darah sp > 750 cc 750 cc – 1500 cc 1500- 2000 cc > 2000 cc
Sp 15% EBV 15-30 % EBV 30-40% EBV > 40% EBV
Denyut nadi < 100 x/m > 100 x/m > 120 x/m > 140 x/m
Tekanan darah Normal Mulai menurun Sangat menurun Tak terukur

Tekanan nadi Normal Menurun Sangat menurun Sangat menurun ....

Frequensi pernapasan 14 – 20 20 – 30 5 – 15 > 40


Produksi urine > 30 20 – 30 5 - 15 Tidak ada
( ml/jam )
Kesadaran Sedikit cemas Cemas Cemas-bingung Lesu – coma
Kesadaran mulai
menurun

Replacement therapy Kristaloid Kristaloid Kristaloid + darah Kristaloid + darah

26
Bagan Penatalaksanaan Resusitasi Cairan pada
Perdarahan Menurut Stene-Gieseck (1991) & ACS
(1993)

27
Estimation Blood Loss
EBL = kgBB x EBV x Jumlah perdarahan (%)

• Premature : 100-120 cc/kg


• Neonatus : 80-90 cc/kg
• Infant (3-12 bulan): 75-80 cc/kg
• Dewasa laki-laki : 70 cc/kg
• Dewasa perempuan: 65 cc/kg

28
Intervensi
Terapeutik

29
Asuhan
Keperawatan Teori
Trauma Abdomen

30
Asuhan
Keperawatan Kasus
Trauma Abdomen

31
Thank You

Anda mungkin juga menyukai