Anda di halaman 1dari 16

Sumber-Sumber Cahaya

Dalam Sistem Optik

NAMA : ERVINA
NIM : 06111381722049
DOSEN PENGAMPUH : MELLY ARISKA, M.Sc
MATA KULIAH : OPTOELEKTRONIKA
Serat Optik Sumber Cahaya
 Sebuah sumber cahaya serat
optik perangkat dipasang pada
sebuah paket yang
memungkinkan serat optik untuk
pasangan cahaya sebanyak  Fungsi utama serat optik sumber
mungkin ke dalam serat. Dalam cahaya adalah untuk mengaktifkan
beberapa kasus lensa bulat pulsa cahaya bergerak di serat dan
kecil juga dipasang untuk bekerja berdasarkan prinsip pantulan
mengumpulkan dan internal total, yang menyatakan
bahwa ketika sudut insiden melebihi
memfokuskan cahaya ke setiap
nilai kritis cahaya tidak bisa keluar dari
kemungkinan serat.
kaca melainkan memantul kembali.
Serat optik sumber cahaya bekerja
pada prinsip ini memungkinkan untuk
menyampaikan informasi ke bawah
garis serat dalam bentuk pulsa
cahaya.
Sumber Cahaya Optik

 Sumber cahaya optik adalah bagian yang berfungsi untuk mengubah


energi listrik menjadi energi cahaya. Sumber cahaya optik juga disebut
sebagai pemancar optik. Sumber-sumber cahaya untuk optik bekerja
sebagai pemancar-pemancar cahaya dan karena itu harus memenuhi
beberapa persyaratan yang diperlukan untuk tujuan ini. Cahaya haruslah
sedekat mungkin bersifat monochromatis (berfrekuensi
tunggal).Kebanyakan sumber cahaya adalah tidak berfrekuensi tunggal,
melainkan memancarkan cahaya pada beberapa frekuensi pada sebuah
jalur atau bagian dari spektrum, yang mungkin cukup lebar. Beberapa
sumber seperti lampu ionisasi gas, dioda-dioda yang memancarkan
cahaya (light emitting diode = LED) dan laser, memancarkan cahaya
dalam bagian spektrum yang jauh lebih sempit.
1. LED (Light Emitting Diode)
 Dioda cahaya atau lebih
dikenal dengan sebutan LED
(light-emitting diode) adalah
suatu semikonduktor yang
memancarkan cahaya
monokromatik yang tidak
koheren ketika diberi tegangan
maju.
1. Fungsi Fisikal

Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah


dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi
penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah
struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan-elektron dan lubang
mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron
bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan
melepas energi dalam bentuk photon.

2. Emisi cahaya

Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu
warnanya, tergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-n
junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon atau germanium,
memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang
digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya
inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
3. Polarisasi

Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi.
Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala
bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semi-
konduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah
dan tidak ke arah sebaliknya.

4. Tegangan maju

Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik


dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi.
Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun
tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan
sebuah dioda untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
5. Sirkuit LED

Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri
maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan
adalah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian itu.
Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu
diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam
rangkaian itu.

6. Substrat LED

Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan
gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan
produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan
cahaya dengan warna bervariasi. LED konvensional terbuat dari mineral
inorganik yang bervariasi yang juga menghasilkan warna yang bervariasi.
Karakteristik Led

 Umumnya memakai kabel serat optik multimode.


 Sirkit lebih sederhana.
 Harganya lebih murah.
 Cahaya yang dipancarkan LED bersifat tidak koheren yang akan
menyebabkan dispersi chromatic sehingga LED hanya cocok untuk
transmisi data dengan bit rate rendah sampai sedang (Untuk komunikasi
berkecepatan < 200 Mb/s).
 Daya keluaran optik LED adalah -30 ~ -10 dBm.
 LED memiliki lebar spectral (spectral width) 30–50 nm pada panjang
gelombang 850 nm dan 50–150 nm pada panjang gelombang 1310 nm.
Jenis LED yang biasa digunakan

 Surface Emitter (dioda burrus) LED


Karakteristiknya : tipe high radiance, radiasi keluaran dengan sudut pancar
180o, bersifat lambertian source, memerlukan bias maju, emisi cahaya melalui
permukaan, daerah aktif berbentuk lingkaran dengan diameter 50 m,
kemasan pigtail dengan serat optik langsung pada daerah aktif sepanjang 30
cm.

 Edged Emitter LED.


Karakteristiknya : radiasi keluaran lebih terarah, daerah aktif berbentuk pipih
segi empat (stripe), spektrum pancaran berbentuk ellips, emisi cahaya ke
arah samping atau ujung, memerlukan bias maju, lebar spektrum keluaran
sudut paralel : 120 derajat dan sudut yang tegak lurus = 25 – 35 derajat.
2. LED Infra Merah

LED Infra merah adalah sebuah


benda padat penghasil cahaya, yang
mendekati / menghasilkan spectrum
cahaya infra merah. LED (dioda
cahaya) Infra merah menghasilkan
panjang gelombang yang sama
dengan yang biasa diterima oleh
photodetektor silikon. Oleh karena itu
LED infra merah bisa dipasangkan
dengan foto transistor dan foto dioda.
Karakteristik dari LED Infra merah

 Bisa dipakai dalam waktu yang sangat lama.


 Membutuhkan daya yang kecil.
 Pemancaran panjang gelombangnya menyempit.
 Tidak mudah panas.
 Bisa digunakan dalam jarak yang lebar.
 Harga murah.
3. LASER

Laser (singkatan dari bahasa


Inggris: Light Amplification by
Stimulated Emission of Radiation)
adalah sebuah alat yang
menggunakan efek mekanika
kuantum, pancaran terstimulasi,
untuk menghasilkan sebuah
cahaya yang koherens dari
medium "lasing" yang dikontrol
kemurnian, ukuran, dan bentuknya
Sifat cahaya laser

 Lampu dirilis adalah monokromatik. Ini berisi salah satu panjang


gelombang cahaya tertentu (satu warna tertentu). Panjang
gelombang cahaya ditentukan oleh jumlah energi yang
dilepaskan ketika elektron tetes ke orbit yang lebih rendah.
 Hal ini "yang diselenggarakan" - setiap foton bergerak dalam
langkah dengan yang lain. Ini berarti bahwa semua foton memiliki
front gelombang yang memulai serempak.
 Sebuah sinar laser memiliki sinar yang sangat ketat dan ini sangat
kuat dan terkonsentrasi. senter A, di sisi lain, rilis banyak arah
cahaya, dan cahaya sangat lemah dan menyebar.
4. DIODA LASER (Laser diode)

Dioda laser adalah sejenis dioda di


mana media aktifnya menggunakan
sebuah semikonduktor persimpangan
p-n yang mirip dengan yang
terdapat pada dioda pemancar
cahaya. Dioda laser kadang juga
disingkat LD atau ILD.
Karakteristik Dioda laser

 Umumnya menggunakan kabel optik single mode.


 Response time < 1 nano detik.
 Cahaya yang dipancarkan oleh dioda laser bersifat koheren.
 Diode laser memiliki lebar spektral yang lebih sempit (~1 nm) jika
dibandingkan dengan LED sehingga dispersi chromatic dapat ditekan.
 Diode laser diterapkan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi (Untuk
komunikasi berkecepatan diatas 200 Mb/s)
 Daya keluaran optik dari diode laser adalah 0 ~ 10 dBm.
 Karakteristik arus kemudi daya optik diode laser tidak linier.
 Kinerja (keluaran daya optik, panjang gelombang, umur) dari diode
laser sangat dipengaruhi oleh temperatur operasi.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai