Anda di halaman 1dari 12

ETIKA PROFESI

ARSITEKTUR
SASKIA ANANDA PUTRI
26316857/4TB 03

Contoso
S u i t e s
Kode Etik Profesi Arsitek
Ada 5(lima) kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitek
professional (kewajiban secara umum, kewajiban pada masyarakat,
kewajiban pada profesi, kewajiban pada penggunajasa, kewajiban
pada teman sejawat). Tidak terpenuhinya 5(lima) kewajiban
tersebut oleh arsitek dianggap suatu penyimpangan atau
pelanggaran kode etik.
1. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan Umum.
• Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk
menampilkan kepakaran dan kecakapannya secara maksimal
dalam menangani pekerjaan .
• Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi
perencanaan merupakan kawasan yang mempunyai nilai
sejarah dan budaya tinggi yang harusnya dilestarikan.
• Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu
kegiatan renovasi/pembangunan pada suatu bangunan yang
mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang seharusnya
dilestarikan
• Menggunakan SDM yang tidak sesuai dengan keahliannya
dan tingkat kemampuan dan pengalamannya bidang
arsitektur dalam menangani perancangan bangunan.
• Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena
factor SARA, golongan dan gender.
Contoso
S u i t e s
2. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat.
• Melanggar hukum dengan mengabai-kan undang-undang/
peraturan yang terkait dengan proyek pembangunan.
• Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk
mendapatkan pekerjaan baik secara lesan atau lewat media.
• Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya
dengan mendapat imbalan.
• Melakukan penipuan / kebohongan terkait dengan tugas
profesi arsitek.
• Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan
pekerjaan.
3. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesi.
• Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang
bukan dari hasil desainnya.
• Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas
fakta materiil, kualifikasi keprofesian, pengalaman kerja atau
penampilan karya kerjanya serta mampu menyampaikan
secara cermat lingkup dan tanggung jawab yang terkait
dengan pekerjaan yang diakui sebagai karyanya.
• Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam
asosianya.

Contoso
S u i t e s
4. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Pengguna Jasa.
• Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki
Sertikat Keahlian Arsitek.
• Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan
kemampuannya.
• Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard
/hubungan kerja /standar IAI bidang arsitektur.
• Tidak melasanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak
yang berisi tentang lingkup penugasan, produk yang
diminta, imbalan jasa yg disepakati, tugas dan tanggung
jawab yang diembannya, hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi.
• Mengubah/mengganti lingkup/program/target penugasan
tanpa seijin pemberi tugas
• Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain
tanpa persetjuan pemberi tugas.
• Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada
calon pengguna jasa atau penggunaan jasa untuk
memperoleh penunjukan.
• Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan
pelanggaran hukum atau kode etik dan kaidah tata laku
profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Contoso
S u i t e s
5. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap teman sejawat.
• Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila
meneruskan/mengganti pekerjaannya
• Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin
arsitek yang bersangkutan.
• Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada
pemutusan hubungan kerja dengan pihak pengguna jasa.
• Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan
keuntungan kompetitif dari arsitek lain.
• Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI.

Contoso
S u i t e s
CONTOH KASUS
PENYIMPANGAN ETIKA
PROFESI ARSITEKTUR

CAMPO VIOLANTIN
FOOTBRIDGE
Location : Bilbao, Spain
Contoso
S u i t e s
Jembatan yang terletak di Bilbao, Spanyol ini
dirancang oleh Santiago Calatrava pada tahun 1990 dan
disetujui oleh Pemerintah Daerah pada tahun 1994.
jembatan ini memiliki rentang total 75m. Nama Campo
Violantin Footbridge diambil dari nama jalan yang ada di
tepi kanan, jalan tersebut merupakan jalan setapak yang
paling terkenal di Bilbao, Spanyol.
Sejak dibuka untuk umum pada tahun 1997-2007 banyak
kritik bermunculan terkait penggunaan jembatan ini.
Banyak pejalan kaki yang terpeleset dan terjatuh karena
lantai kaca yang licin saat cuaca hujan. Pemerintah sempat
melapisi jembatan tersebut dengan karpet karet. Namun
saat cuaca buruk akibat badai, kerpet tersebut malah
membahayakan pejalan kaki karena sering terangkat oleh
angin kencang.

Contoso
S u i t e s
Penyimpangan kode etik yang dilakukan
yaitu penyimpangan/pelanggaran
kewajiban terhadap masyarakat yaitu
“Para arsitek memiliki kewajiban
kemasyarakatan untuk mendalami
semangat dan inti hokum-hokum serta
peraturan terkait, dan bersikap
mendahulukan kepentingan masyarakat
umum.”

CAMPO VIOLANTIN
FOOTBRIDGE
Location : Bilbao, Spain

Contoso
S u i t e s
CONTOH KASUS
PENYIMPANGAN ETIKA
PROFESI ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN
SALATIGA CITYWALK
Lokasi : Salatiga, Jawa Tengah

Contoso
S u i t e s
Di atas lahan yang rencananya akan dibangun Salatiga Citywalk
dulunya adalah sebuah hotel. Hotel ini bernama Bloomestein.
Menurut penulis buku Salatiga : Sketsa Kota Lama, Eddy Supangkat,
hotel ini merupakan penginapan pertama di Salatiga. Hotel yang
menghadap ke arah Gunung Merbabu ini usianya lebih tua
daripada gedung gementee atau kotapraja Salatiga, yang dibangun
pada tahun 1917.
Setelah tidak lagi difungsikan sebagai hotel, bangunan ini berubah
menjadi markas tentara dan kantor Komando Distrik Militer
(Kodim) 0714 Salatiga hingga tahun 2009. Tak berapa lama setelah
kepindahan markas Kodim 0714, bangunan eks Hotel Blommestein
dibongkar. Sebab, gedung tersebut telah berpindah tangan
menjadi milik swasta. Pemilik pun telah meminta izin untuk
pembangunan pusat perbelanjaan di bekas markas Kodim
tersebut. Dan Walikota Salatiga saat itu menyetujui rencana
tersebut dan memberikan perizinan pendirian mall.
Saat bangunan sedang dibongkar, ditemukan adanya terowongan
peninggalan Belanda di bawah bangunan ini. Pembongkaran pun
dihentikan dan tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Jateng meninjau ke lokasi untuk melihat kondisi terowongan yang
mengarah ke sebuah bunker rahasia. Tim BP3 Jateng segera
menginventarisir daftar BCB di Salatiga dan pada akhir tahun 2009,
BP3 Jateng menyatakan bahwa bangunan eks Hotel Blommestein
adalah BCB kelas I. Artinya, bangunan tersebut tidak boleh
dibongkar sama sekali.
Contoso
S u i t e s
Penyimpangan kode etik yang dilakukan
yaitu penyimpangan/pelanggaran
kewajiban secara umum terhadap
warisan alam, budaya, dan lingkungan
yaitu “Arsitek berkewajiban meneliti
secara cermat sebelum melakukan
rencana peremajaan, pembongkaran
bangunan/kawasan yang dinilai memiliki
potensi untuk dilestarikan sesuai dengan
PEMBANGUNAN peraturan yang berlaku, baik sebagian
maupun seluruhnya.”
SALATIGA CITYWALK
Lokasi : Salatiga, Jawa Tengah

Contoso
S u i t e s
TERIMA KASIH

Contoso
S u i t e s

Anda mungkin juga menyukai