Anda di halaman 1dari 15

Anggaran Dasar (AD) Himpunan

Desain Interior Indonesia


BAB I. NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Bab I sendiri berisi pasal pasal yang menunjukkan identity seperti nama
dalam Bahasa Indonesia resmi maupun dalam keperluan tertentu yang harus
dituliskan dalam bahasa inggris. HDII Sendiri menyatakan diri sebagai
perhimpunan dan identity yang dijelaskan kemudian ialah tempat bernaung serta
logo dan atribut yang digunakan.
Anggaran Dasar (AD) Himpunan
Desain Interior Indonesia
BAB II. ASAS, TUJUAN DAN FUNGSI

Bab II memiliki fungsi berupa Responsibility dan Bussiness untuk


keanggotaannya. Terdeskripsi dengan bagaimana tanggung jawab HDII dalam
menghimpun anggotanya serta mengeluarkan surat keahlian sesuai undang
undang jasa konstruksi. Selain itu, HDII Bertanggung jawab secara Bussiness
dengan memiliki kewajiban yakni meningkatkan nilai profesi anggotanya dengan
menyebarluaskan apresiasi profesi, menjaga kerjasama dengan instansi lain
dalam hal kebudayaan, penelitian, kebudayaan hingga mengadakan usaha lain
yang sah dan tidak bertentangan dengan asas, tujuan dan fungsi perhimpunan.
Atas dasar itulah mengapa responsibility dan bussiness memiliki nilai penting
yang harus dideskripsikan dan diatur dalam Anggaran dasar sehingga para
anggota HDII dapat memahami dengan lebih baik lagi hak dan tanggung
jawabnya dalam melaksanakan keprofesian selama bernaung didalam
perhimpunan ini.
Anggaran Dasar (AD) Himpunan
Desain Interior Indonesia
BAB III. KEANGGOTAAN

Bab III Mengatur tentang value dan culture yang berlaku serta
batasan batasan dan kriteria dalam menjadi anggota HDII seperti Syarat
anggota, dan jenis jenis anggota seperti Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan
Anggota Kehormatan. Keanggotaan ini juga mengatur budaya profesi yang
menyangkut hak dan kewajiban anggota serta kondisi dimana harus
dihentikannya keanggotaan di HDII. Hal mengenai penghentian bahkan memiliki
tata cara runut yang harus disepakati bersama hingga mengatur bagaimana
anggota selayaknya menggunakan nama dan atribut perhimpunan, bahkan
membubuhkan nama HDII dibelakang nama sebagai simbol keanggotaan.
Anggaran Dasar (AD) Himpunan
Desain Interior Indonesia
BAB IV. ORGANISASI

BAB IV Mengatur tentang sebagaimana harusnya Organisasi


berjalan dengan menjunjung relevance dalam mekanisme berjalannya
Organisasi. Baik dalam pembagian badan badan dalam perhimpunan serta
dewan dewan tertentu yang menjaga koridor keberjalanan organisasi hingga
strata pengurus pusat hingga pengurus daerah dan masa jabatan para
pemangku kepentingan dalam keberjalanan organisasi ini.
Anggaran Dasar (AD) Himpunan
Desain Interior Indonesia
BAB V. RAPAT - RAPAT

Bab ini berisi pasal - pasal yang membahas tentang kongres yang
merupakan rapat anggota dari seluruh anggota perhimpunan yang
diselenggarakan setidaknya 1 kali dalam 2 tahun. Tujuan utama dilakukannya
kongres ini antara lain untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis
kehormatan, anggota kehormatan, ketua umum, anggota dewan kode etik, dan
ketua umum mendatang. Di dalam acara kongres itu sendiri terdiri dari
pertanggungjawaban ketua umum, menetapkan program kerja perhimpunan,
pemilihan ketua umum mendatang, dan hal - hal lainnya. Kongres itu sendiri
dinyatakan sah jika dihadiri oleh sekurang kurangnya ⅔ dari jumlah anggota
perhimpunan yang memiliki hak suara.
Anggaran Dasar (AD) Himpunan
Desain Interior Indonesia
BAB VI. KEUANGAN PERHIMPUNAN DAN KEKUASAAN PENGURUS

Bab ini membahas pasal - pasal mengenai keuangan dan


kekuasaan pengurus terhadap himpunan. Keuangan himpunan itu sendiri
biasanya diperoleh dari uang pangkal dan iuran wajib dari anggota HDII yang
aktif, sumbangan dari mitra pendukung perhimpunan, dan sumbangan yang sah
dan tidak mengikat. Kekuasaan pengurus pusat mewakili perhimpunan baik
didalam maupun diluar pengadilan serta bertanggung jawab terhadap jalannya
perhimpunan.
Anggaran Dasar (AD) Himpunan
Desain Interior Indonesia
BAB VII. KODE ETIK, KAIDAH TATA LAKU PROFESI DAN PENGADUAN

Dalam bab ini khusunya membahas tentang bagaimana anggota


perhimpunan itu wajib mentaati kaidah profesi yang terdapat dalam standar
kode etik dan kaidah tata laku profesi HDII yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan.
Lalu jika ada salah satu anggota yang ingin mengadu dalam arti luas dapat
diajukan kepada Dewan Kode Etik dan selanjutnya diurus oleh Pengurus Pusat
untuk dicari penyelesaiannya.
Anggaran Rumah Tangga (ART)
BAB I. DESAINER INTERIOR, SERTIFIKASI DAN SERTIFIKAT

Seorang desainer interior harus memenuhi kualifikasi berdasarkan


pendidikan, pengalaman dan keahlian. Pengakuan tersebut bisa diakui jika
Desainer Interior mampu menganalisis dan memecahkan masalah, menjalankan
pelayanan jasa terkait ruang – ruang, menggunakan pengetahuan khususnya
dalam kontruksi dan sistem bangunan yang nantinya akan dipresentasikan ke
dalam gambar-gambar serta dokumen penjelasan. Ini bertujuan untuk
meningkatkan fungsi dan kualitas lingkungan interior. supaya bisa mengetahui
semua itu perlu adanya sertifikasi yang merupakan proses penilaian kompetensi
dan kemampuan melalui keterampilan dan keahlian seseorang di bidang jasa
kontruksi, nantinya akan menghasilkan bukti berupa sertifikat keahlian yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Jasa Kontruksi.
Anggaran Rumah Tangga (ART)
BAB II. KEANGGOTAAN

Dalam pasal pada BAB II mengenai keanggotakan secara garis besar berisikan
mengenai kualifikasi untuk menjadi anggota, hak dan tanggung jawab. Dimana
seseorang baru dikatakan sebagai anggota apabila mampu memenuhi
persyaratan yang kemudian wajiblah mengemban suatu tanggung jawab.

Refleksi nilai deklarasi yang terkandung berupa nilai yang digunakan untuk
menjaga bentuk kelayakan (seperti anggota diwajibkan menempuh pendidikan,
pengalaman kerja, melalui prosedur khusus dan lainya) sehingga dalam suatu
keprofesian mampu mengejar kualitas dari suatu individu sehingga mampu
disebut sebagai tenaga profesional, selain itu sebagai wujud profesinalitas
terdapatlah tanggung jawab seperti yang tercantum dalam 7 deklarasi
dimaksudkan dengan mengemban pekerjaan yang sungguh sungguh
sebagaimana disebutkan dalam pasal 6 yang berisikan mengenai
Responsibility seperti menaati kode etik, mengembangkan kepercayaan
terhadap masyarakat serta bertanggung jawab atas kepentingan masyarakat
serta terciptanya lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk
membentuk
Anggaran Rumah Tangga (ART)
BAB III - ORGANISASI

Dalam Bab 3, Pasal 9 menjelaskan tanggung jawab Pengurus Pusat terhadap


program-program yang harus dilaksanakan serta Pengurus Dewan/Cabang
harus memiliki program-program yang tidak bertentangan dengan Pengurus
Pusat. Pasal selanjutnya yang mengangkat nilai value dan responsibility
adalah Pasal 11. Pasal ini menjelaskan bahwa badan-badan dalam anggaran
dasar dipilih dengan teliti dan dihormati serta bersifat permanen. Badan-badan
tersebut memiliki tanggung jawab kepada Kongres, MUSDA, dan Pengurus
Pusat. Pasal 13 mengangkat nilai value karena para calon pengurus harus
memenuhi persyaratan yang telah diberi sehingga tidak dapat dipilih seenaknya.
Selanjutnya, Pasal 14 menjelaskan tanggung jawab dan tugas dari masing-
masing badan, yaitu Dewan Majelis, Dewan Kode etik, pengurus pusat, dan
pengurus dewan/cabang. Pasal ini mengangkat responsibility badan-badan
terhadap berjalannya organisasi. Pasal terakhir, yaitu Pasal 15, mengangkat nilai
value dalam pemilihan pengganti anggota pengurus. Anggota pengurus atau
badan-badan yang tidak memenuhi syarat, seperti mengundurkan diri atau tidak
melaksanakan tugasnya selama 3 bulan berturut-turut, akan diganti sesuai
dengan keputusan Pengurus Pusat.
Anggaran Rumah Tangga (ART)
BAB IV - MUSYAWARAH DAN RAPAT

Dalam Bab 4 Pasal 17 dijelaskan bahwa pimpinan sidang ataupun pimpinan kongres luar biasa,
musyawarah daerah atau musyawarah daerah luar biasa dipilih dari anggota biasa yang hadir, bukan dari
pengurus, oleh sidang dan dipimpin oleh Panitia Penyelenggara. Selain itu pada Bab 4 Pasal 21, disebutkan
bahwa dalam menjalankan tugasnya menjaga dan memberi penilaian terhadap pelanggaran Kode Etik dan
Kaidah Tata Laku Profesi Dewan Kode Etik menyelenggarakan rapat-rapat untuk mengevaluasi pengaduan
dugaan pelanggaran Kode Etik atau Kaidah Tata Laku seorang anggota yang hasilnya disampaikan kepada
Pengurus untuk ditindaklanjuti. Juga untuk mengevaluasi perkembangan Etika berprofesi khususnya di bidang
Profesi Desain Interior di masyarakat. Di dalam bab ini dibahas bagaimana seorang anggota juga pengurus
dapat mempertanggungjawabkan tugas di dalam lingkungan masyarakat.

Rapat Dewan Kode Etik dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. Setiap rapat Dewan
Kode Etik, wajib dihadiri oleh Ketua Umum atau Wakil yang ditunjuk oleh Ketua Umum.
Anggaran Rumah Tangga (ART)
BAB VIII- KODE ETIK

Dalam Bab VIII perubahan Anggaran Dasar Pasal 35, Anggaran dasar tersebut hanya dapat diubah berdasarkan
keputusan kongres atau kongres luar biasa yang diselenggarakan khusus untuk itu. Selain itu keputusan yang diambil dapat
menjadi keputusan yang sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah suara yang ditentukan.Sedangkan
Pasal 36 tentang Anggaran Rumah Tangga, hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau ketentuan lain yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.Hal tersebut membuktikan adanya nilai
responsibility setiap anggota tersebut karena keputusan yang sah adalah keputusan yang disepakati sebagian besar
anggota sehingga mereka harus bertanggung jawab untuk datang dalam kongres tersebut.
Di dalam Kode Etik Pasal 1-5 pada umumnya juga memiliki nilai responsibility. Secara garis besar, kode etik tersebut
menjelaskan tanggung jawab Desainer Interior terhadap diri sendiri, ,sesama rekan Desainer Interior, organisasi Profesi,
masyarakat pemakai jasa profesinya serta kelestarian lingkungan. Selain itu dalam kode etik ini, Desainer Interior akan
selalu menjaga keutuhan integritas,keahlian dan kejujuran. Hal ini mungkin merupakan nilai Culture atau karakter yang harus
dimiliki Desainer Interior dalam organisasi.
Nilai refleksi yang terkandung berupa nilai tanggung jawab sebagai seorang Desainer Interior dimana seorang
desainer tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri namun juga pada lingkungan sosialnya. Saat mengemban
tanggung jawab tersebut, desainer harus menjaga keutuhan integritas, keahlian,kejujuran, dan mendahulukan tanggung
jawab dan kewajiban profesinya dibanding kepentingannya sendiri sebagai wujud profesionalitas seorang Desainer Interior.
Anggaran Rumah Tangga (ART)
BAB V – KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Dalam Bab V membahas tentang uang pangkal pada Pasal 22, pembukuan pada Pasal 23, dan pengurusan kekayaan pada
Pasal 24. Uang pangkal dalam pasal ini merupakan iuran yang ditarik oleh pengurus cabang dari anggota baru yang menjadi
pendapatan utama bagi himpunan. Dalam pasal ini juga dijelaskan kapan pembukuan dimulai dan ditutup, seluruh
pengeluaran dan pemasukan wajib dicatat dan dimasukkan ke dalam pembukuan dan akan diperiksa pada saat kongres.
Seluruh kekayaan himpunan merupakan tanggung jawab pengurus yang bertugas pada periodenya. Apabila melakukan
pemindahan hak milik atau meminjamkan kekayaan milik himpunan harus melalui keputusan dengan dikukuhkan Majelis
perhimpunan untuk HDII Pusat dan Pengurus Pusat untuk cabang.
Refleksi dari nilai deklarasi yang terkandung dari Pasal 22 berupa budaya dan bisnis yang ditetapkan dalam keberjalanan
himpunan dengan menetapkan pendapatan utamanya dari anggota baru dimana anggota yang baru masuk wajib membayar
kepada pengurus pusat melalui pengurus cabang. Dapat diartikan bahwa ini adalah sebuah tradisi/budaya dalam himpunan
dengan memberikan iuran pada saat baru menjadi anggota dan juga menjadi sumber pendanaan untuk penyelenggaraan
oprasional pengurus pusat. Tidak hanya itu pada bab ini juga terkandung nilai deklarasi berupa tanggung jawab dimana
sebuah kewajiban bagi anggota baru untuk membayar dan kewajiban bagi pengurus cabang untuk menarik iuran untuk
pengurus pusat.
Anggaran Rumah Tangga (ART)
Refleksi dari nilai deklarasi yang terkandung dari Pasal 23 berupa relevansi dan tanggung jawab yang mana pada pasal ini
mengatur tentang pembukuan perhimpunan, pengurus wajib mencatat segala pengeluaran dan pemasukan uang pada
tenggat waktu yang ditentukan dimulai dan ditutupnya buku yaitu pada tanggal 1 januari-31 Desember. Pasal ini mendukung
adanya relevansi data pengeluaran dan pemasukan dengan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh pengurus pusat
pada saat kongres dilaksanakan. Hal ini menjadi tanggung jawab pengurus daeran untuk mendata hal dengan benar dan
dapan dipertanggungjawabkan pada saat pemeriksaan.

Refleksi dari nilai deklarasi yang terkandung dari Pasal 24 berupa tanggung jawab yang dapat dijelaskan bahwa pengurus
harus bertanggung jawab atas kekayaan yang dimiliki himpunan selama periode kepengurusannya.
Anggaran Rumah Tangga (ART)
BAB VI – PERUBAHAN

Dalam Bab VI Pasal 25 membahas tentang ketentuan perubahan pada ART.


Refleksi dari nilai deklarasi yang terkandung dari Pasal 24 berupa nilai dan
relevansi yang mana perubahan pada ART merupakan nilai penting dan harus
melalui rapat pimpinan. Dan relevansi pada pasal ini terdapat pada kejelasan dari
tujuan perubahan ART dengan membuat undangan rapat dengan informasi jelas
beserta konsep dan harus diserahkan minimal 30 hari sebelum rapat dilaksanakan.
Tidak hanya itu perubahan susunan ART juga harus sesuai dengan ketentuan AD
yang telah di sah kan.

Anda mungkin juga menyukai