Biomekanik Shoulder Kompleks - 1
Biomekanik Shoulder Kompleks - 1
KOMPLEKS
OLEH
SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
INTRODUKSI
Shoulder kompleks merupakan sendi yang
paling kompleks pada tubuh manusia karena
memiliki 5 sendi yang saling terpisah.
Shoulder kompleks terdiri atas 3 sendi
sinovial dan 2 sendi non-sinovial.
Tiga sendi sinovial adalah sternoclavicular
joint, acromioclavicular joint dan glenohu-
meral joint (shoulder joint).
2 sendi non-sinovial adalah suprahumeral
joint (coracoclavicular joint) dan scapulotho-
racic joint.
Terdiri atas :
STERNOCLAVICULAR JOINT
ACROMIOCLAVICULAR JOINT
GLENOHUMERAL JOINT
SUPRAHUMERAL JOINT
SCAPULOTHORACIC JOINT
OTOT2 SHOULDER GIRDLE & SHOULDER
JOINT
SCAPULOHUMERAL RHYTHM
STERNOCLAVICULAR JOINT
Sternoclavicular joint dibentuk oleh ujung proksimal
clavicula yang bersendi dgn incisura clavicularis dari
manubrium sternum dan dgn cartilago costa I.
Sendi ini merupakan bentuk saddle joint yang
memiliki 2 cavitas sendi atau 2 cavum articularis.
Sendi ini memiliki diskus artikular fibrokartilago
yang dapat memperbaiki kesesuaian kedua
permukaan tulang yang bersendi & berperan
sebagai shock absorber.
Kapsul articularisnya tebal dan kendor, diperkuat
oleh lig. sternoclavicular anterior dan posterior.
Ujung proksimal dari clavicula juga berhubungan
dengan costa I melalui lig. costoclavicular dan ke-
dua ujung proksimal clavicula saling berhubungan
oleh adanya lig. interclavicularis.
Sternoclavicular joint berperan besar dalam gerak-
an shoulder girdle dan secara keseluruhan ber-
peran dalam gerakan protraksi – retraksi, elevasi –
depresi, abduksi elevasi lengan/shoulder.
Pada gerakan protraksi – retraksi terjadi gerak ar-
throkinematika yaitu ventral slide – dorsal slide, se-
dangkan gerakan elevasi – depresi terjadi gerak ar-
throkinematika yaitu caudal slide – cranial slide.
ACROMIOCLAVICULAR JOINT
Acromioclavicular joint dibentuk oleh processus
acromion scapula yang bersendi dengan ujung dis-
tal clavicula.
Sendi ini termasuk irregular joint atau plane joint,
dimana permukaan sendi pada acromion berbentuk
konkaf dan pada ujung distal clavicula berbentuk
konveks permukaan sendinya hampir rata.
Kapsul artikularisnya diperkuat oleh lig. acromiocla-
vicularis pada bagian superior
Pada bagian belakang sendi diperkuat oleh aponeu-
rosis otot upper trapezius dan deltoid.
Ujung distal clavicula distabilisasi oleh lig. Coraco-
clavicularis yang terdiri atas 2 serabut ligamen
yaitu lig. trapezoideum dan lig. conoideum
Acromioclavicular joint memberikan kontribusi pada
gerakan elevasi – depresi, protraksi – retraksi dan
abduksi elevasi lengan.
Pada saat gerakan elevasi – depresi processus
acromion akan slide kearah cranial – caudal, se-
dangkan saat gerakan protraksi – retraksi akan
slide kearah ventral – dorsal.
GLENOHUMERAL JOINT (SHOULDER JOINT)
BURSA
Bursa merupakan kantong fibrous yg kecil, yang
mengeluarkan cairan sinovial secara internal.
Bursa berperan sebagai bantal dan mengurangi ga-
ya friksi antara lapisan jaringan collagen dengan tu-
lang.
Pada regio shoulder terdapat beberapa bursa yaitu
bursa subcoracoid, subscapularis & subacromial
Bursa subacromialis terletak antara processus acro-
mion scapula, lig. coracoacromialis (atasnya) &
glenohumeral joint (bawahnya).
Bursa ini berperan sebagai bantal dari rotator cuff
muscle terutama otot supraspinatus dari tulang
acromioin diatasnya bursa ini dapat menjadi ter-
iritasi akibat kompresi yang berulang-ulang selama
aksi/pukulan overhead lengan.
Otot-otot shoulder girdle
Bagian anterior : pectoralis minor, serratus anterior,
subclavius.
Bagian posterior : levator scapula, rhomboid,
trapezius.
Pectoralis minor berpartisipasi pada gerakan
depresi, downward rotasi scapula, kombinasi
abduksi dan lateral tilt, berperan penting untuk
mengangkat costa 3-5 saat forced inspirasi.
Serratus anterior berperan pada gerakan abduksi
dan lateral tilting.
Subclavius memiliki fungsi utama untuk melindungi
dan menstabilisasi sternoclavicular joint, serta ber-
peran pada gerakan depresi scapula.
Levator scapula menghasilkan gerak elevasi dan
downward rotasi scapula.
Rhomboid major et minor menghasilkan gerak
downward rotasi scapula, adduksi, dan elevasi
scapula, juga berperan menstabilisasi scapula
selama abduksi lengan (bersama2 dgn middle trape-
zius).
Upper trapezius menghasilkan gerak elevasi dan
upward rotasi scapula.
Middle trapezius menghasilkan adduksi lengan.
Lower trapezius menghasilkan gerak upward rotasi
scapula, depresi, dan adduksi lengan
Otot-otot shoulder joint
Bagian anterior : pectoralis major, coracobrachialis,
subscapularis, biceps bachii.
Bagian posterior : infraspinatus, teres minor.
Bagian superior : deltoid, supraspinatus.
Bagian inferior : latissimus dorsi, teres major, caput
longum triceps brachii.
Pectoralis major terdiri pars clavicular dan pars
sternal.
Pars clavicularis berperan menghasilkan gerak
fleksi, add.horizontal & internal rotasi humerus.
Pars sternalis berperan menghasilkan adduksi dan
fleksi humerus.
Coracobrachialis berpartisipasi pada gerak fleksi
humerus.
Subscapularis merupakan bagian dari rotator cuff,
memberikan kontribusi yg signifikan terhadap stabi-
lisasi glenohumeral joint, mencegah dislokasi selama
eksternal rotasi paksaan dlm posisi abduksi, fungsi
utama pada gerak internal rotasi.
Biceps brachii selalu aktif dalam gerak fleksi ketika
elbow lurus, juga aktif pada add.horizontal.
Deltoid terdiri dari pars anterior, pars middle, dan
pars posterior
Deltoid pars anterior membantu gerak fleksi dan
internal rotasi humerus, juga aktif pada abduksi.
Deltoid pars middle merupakan abduktor yang
sangat kuat, juga aktif selama gerak abd.horizontal.
Deltoid pars posterior berperan pada gerak ekstensi
dan eksternal rotasi humerus, membantu adduksi yg
kuat dari posisi overhead.
Supraspinatus merupakan bagian dari rotator cuff,
berperan menstabilisasi shoulder joint & penting dlm
mencegah dislokasi inferior, bekerja bersama2 otot
deltoid menghasilkan abduksi humerus, juga
membantu fleksi dan horizontal ekstensi.
Infraspinatus and teres minor merupakan bagian
dari rotator cuff yang berfungsi mempertahankan
caput humeri dlm cavitas glenoidalis (mencegah
dislokasi shoulder), berperan menghasilkan external
rotasi humerus.
Latissimus dorsi berperan aktif pada gerakan
ekstensi dan adduksi humerus.
Teres major berperan aktif pada gerakan ekstensi,
adduksi dan internal rotasi humerus.
Caput longum triceps brachii berperan membantu
gerak adduksi, ekstensi, dan hiperekstensi humerus.
SCAPULOHUMERAL RHYTHM
PENGHAMBAT GERAK
Penghambat gerak dapat berasal dari ketegangan/
penguluran jaringan otot, kapsul-ligamen, dan ben-
turan antara tulang.
Pada gerakan abduksi terjadi ketegangan lig. gle-
nohumeral serabut middle dan inferior serta kapsul
sendi bagian inferior, dan pada abduksi-elevasi
penuh terjadi penguluran otot latissimus dorsi &
pectoralis mayor. endfeel normal : elastis end-
feel.
Pada gerakan adduksi penuh terjadi ketegangan
lig. glenohumeral superior dan lig. coracohumeral
serta kapsul sendi superior. endfeel normal :
elastis endfeel
Pada gerakan fleksi terjadi ketegangan lig. coraco-
humeral terutama serabut posterior, dan pada flek-
si-elevasi penuh terjadi penguluran otot latis. dorsi.
Pada gerakan ekstensi terjadi ketegangan lig. cora-
cohumeral terutama serabut anterior endfeel
normal : elastis hard endfeel.
Pada gerakan eksorotasi terjadi ketegangan 3 sera-
but lig. glenohumeral dan kaspul sendi bagian an-
terior endfeel normal : elastis endfeel.
Pada gerakan endorotasi terjadi ketegangan kapsul
sendi posterior dan pada endorotasi penuh terjadi
penguluran tendon supraspinatus, infraspinatus &
teres minor endfeel normal : elastis endfeel.