Anda di halaman 1dari 39

Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus
KEBUTUHAN PENDIDIKAN
DAN JENIS LAYANAN BAGI
ANAK BERBAKAT
Modul 3 KB 2
Kebutuhan Pendidikan Anak Berbakat
1. Kebutuhan pendidikan dari segi anak berbakat itu sendiri

2. Kebutuhan pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan


masyarakat
Jenis-Jenis Layanan Bagi Anak Berbakat
1. Komponen sebagai Persiapan Penentuan Jenis Layanan
- Pengidentifikasian anak berbakat:
- Tujuan umum pendidikan anak berbakat:
- Kebutuhan pendidikan anak berbakat
2. Komponen sebagai alternative implementasi jenis layanan
(ada 6 macam)
A. Ciri khas layanan yang sesuai dengan
kebutuhan anak berbakat
1. Adaptasi lingkungan belajar:
• Studi mandiri
• Kelas pengayaan
• Kelas khusus
• Guru konsultan
• Sekolah khusus
• Ruangan sumber belajar
A. Ciri khas layanan yang sesuai dengan
kebutuhan anak berbakat
2. Adaptasi Program:
• Melalui percepatan/akselerasi siswa
• Melalui pengayaan
• Pencanggihan materi pelajaran
• Pembaruan
• Modifikasi kurikulum sebagai alternatif
B. Strategi pembelajaran dan model
layanan
1. Strategi pembelajaran:
• Pembelajaran harus lebih cepat dan kompleks
• Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual
tetapi juga kecerdasan emosional juga
• Pembelajarannya berorientasi pada modifikasi proses
B. Strategi pembelajaran dan model
layanan
2. Model-model layanan
• Model Layanan kognitif-afektif
• Model layanan perkembangan moral
• Model perkembangan nilai
• Layanan berbagai bidang khusus: kepemimpinan dan
seni dan pertunjukan
C. Layanan perkembangan kreativitas
• Tingkat kreativitas pertama: ditandai dengan fleksibilitas, originalitas,
keterbukaan (menulis tantang diri dan didiskusikan dengan teman,
agar dapat menghayati keunikan diri).
• Tingkat kreativitas kedua: pemetaan masalah dengan mencari
pemecahan masalah yang teratur (organized) (pertanyaan yang tidak
biasa ct: persamaan dan perbedaan raksasa dengan orang kerdil).
• Tingkat kreativitas ketiga: merumuskan masalah dengan berdasarkan
asumsi tertentu, membuat hipotesis, membuktikan kebenaran akan
sesuatu, proyek mandiri (pusat sains / pusat pengembangan
pengabdian masyarakat).
D. Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi

•Stimulasi Imajinasi Kreatif


•Proses inkubasi
E. Desain pembelajaran
Anak berbakat memerlukan stimulus terus menerus agar
dapat mencapai perkembangan yang optimal. Caranya:
• Mengemas materi sesuai dengan kebutuhan belajar anak
• Melatih teknik mengajar guru, mis: teknik pembelajaran
kreativitas.
• Mencoba model pembelajaran tertentu dan bila berhasil
dapat diaplikasikan di tempat lain
F. Evaluasi
Proses evaluasi anak berbakat karena kurikulum dan
programnnya berbeda dalam cakupan dan tujuannya,
maka evaluasinya disesuaikan.
Evaluasinya menggunakan:
- Acuan kriteria (criterion-reference) disesuaikan
dengan kriteria keterbakatan setiap siswa
- Acuan norma (membandingkan keterbakatan
seseorang dengan temannya)
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
1. Student Centred (berpusat pada siswa) : Guru hanya
fasilitator.

2. Direct Experiences (memberikan pengalaman langsung) :


Anak diberikan suatu yang nyata untuk memahami hal2
yang lebih abstrak.

3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas,


pembahasan tema untuk kelas awal mengenai hal2 yang
dekat dengan kehidupan siswa (ct : Tema Diriku).
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
4. Penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran
sehingga siswa memahaminya secara utuh, hal ini dibutuhkan
untuk membantu siswa memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari2nya.

5. Fleksible (bersifat luwes) : guru dapat mengaitkan bahan


ajar antar mata pelajaran, bahkan mengaitkan dengan
kehidupan siswa.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan


kebutuhan siswa (siswa dapat mengoptimalkan potensinya).
Kekuatan Pembelajaran Terpadu
• Pengalaman & kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan siswa.

• Kegiatan-kegiatan sesuai dengan minat & kebutuhan siswa.

• Kegiatan belajar lebih bermakna hasil belajar bertahan lebih lama.

• Menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa.

• Kegiatan yang dijalankan bersifat pragmatis (sesuai dengan permasalahan sehari-


hari)

• Menumbuhkembangkan kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap


orang gagasan orang lain.
Kelemahan Pembelajaran Terpadu
• Kompetensi dasar (kurikulum sekolah dasar tahun 2004) masih
terpisah-pisah dalam mata pelajaran yang ada.

• Dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yabg memadai.

• Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep


pembelajaran terpadu secara utuh (sifat konservatif guru).
Landasan Pembelajaran Terpadu
• Landasan Filosofis
Perumusan tujuan dan materi pembelajaran terpadu.

• Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi belajar.

• Landasan Praktis
Kondisi-kondisi nyata yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Tiga Aliran Filsafat yang Mempengaruhi
Pembelajaran Terpadu
1. Aliran Progresivisme menekankan pada:
• Pembentukan Kreativitas
• Pemberian sejumlah kegiatan
• Suasana yang alamiah
• Memberikan pengalaman siswa

Proses pembelajaran itu bersifat mekanistis yaitu siswa sering


dihadapkan pada persoalan yang harus bersifat problem solving.
Tiga Aliran Filsafat yang Mempengaruhi
Pembelajaran Terpadu
2. Aliran Konstruktivisme
• Melihat pengalaman siswa sebagai kunci pembelajaran.
• Pengetahuan dianggap benar bila dianggap benar untuk
menghadapi dan memecahkanmasalah.
• Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari guru tetapi
harus diinterpretasikan oleh siswa.
• Pengetahuan adalah suatu proses yang berkembang terus
menerus.
• Keaktifan siswa sangat berperan dalam perkembangan
pengetahuannya.
Tiga Aliran Filsafat yang Mempengaruhi
Pembelajaran Terpadu
3. Aliran Humanisme melihat siswa dari segi:
• Keunikan dan kekhasannya >> layanan pembelajaran bersifat
klasikal dan individual.
• Potensi >> Pengakuan adanya siswa yang cepat dan yang lambat.
• Motivasi >> Setiap siswa itu unik (menyangkut faktor personal &
lingkungan sosial)
Pandangan Psikologis yang Melandasi
Pembelajaran Terpadu
1. Siswa membangun realitasnya sendiri (Pengalaman langsung siswa
>> kunci pembelajaran).
2. Memungkinkan siswa menemukan pola hyubungan antara gagasan-
gagasan yang ada dari berbagai disiplin ilmu.
3. Siswa adalah individu yang memeliki kemampuan dan dapat
berkembang (guru sebagai Tut Wuri Handayani).
4. Anaknya melihat dirinya dan lingkungan sekitarnya secara utuh
(holistic)
Alasan Landasan Praktis Diperlukan
1. Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan >> terlalu banyak
informasi yang dimuat dalam kurikulum.
2. Pelajaran di sekolah seharusnya saling terkait, tidak terpisah.
3. Masalah pembelajaran cenderung bersifat lintas mata pelajaran
(interdisipliner) >> diperlukan usaha kolaboratif (memecahkan
masalah)
4. Kesenjangan antara teori dan praktek dapat dipersempit >> siswa
mampu berpikir teoritis dan praktis.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Prinsip-prinsip Proses Penggalian Tema:

• Tema tidak terlalu luas.


• Tema harus bermakna.
• Tema sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
• Tema sesuai dengan minat siswa.
• Tema mempertimbangkan peristiwa otentik saat itu.
• Tema mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat.
• Tema mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Prinsip-prinsip Proses Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu:

• Guru tidak otoriter.


• Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas
(menuntut adanya kerjasama).
• Guru bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang unik.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Prinsip-prinsip Proses Penilaian Pembelajaran Terpadu:

• Memberi kesempatan siswa melalukan penilaian diri (Self-Evaluation)


• Memberi kesempatan siswa untuk menilai kompetensi apa saja yang
telah dicapainya.
Manfaat Pembelajaran Terpadu
1. Tumpang tindih materi berkurang / dihilangkan.
2. Meteri pembelajaran berperan sebagai saran atau alat agar pembelajar lebih
bermakna.
3. Dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa.
4. Pembelajaran lebih terpadu (tidak terpotong-potong).
5. Memberikan penerapan-penerapan dunia nyata (transfer of learning).
6. Penguasaan materi semakin baik dan meningkat.
7. Siswa lebih aktif dan otonom dalam pemikirannya.
8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata
pelajaran.
9. Menciptakan struktur kognitif (pemahaman siswa teorganisasi)
10. Meningkatnya kerja sama antara guru, siswa, nara sumber (Belajar lebih
menyenangkan)
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

1. Model Penggalan (Fragmented) : terbatas pada satu mata pelajaran


saja.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

2. Model Keterhubungan (Connected) : butir-butir pembelajaran dapat


difokuskan pada induk mata pelajaran tertentu.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

3. Model Sarang (Nested) : Pemaduan berbagai konsep keterampilan


melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

4. Model Urutan / Rangkaian (Sequenced) : Pemaduan topik2 antar


mata pelajaran secara pararel.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

5. Model Bagian (Shared) : Pemaduan pembelajaran akibat adanya


overlapping konsep (ide terdapat pada 2 mata pelajaran atau lebih).
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

6. Model Jaring laba-laba (Webbed) : Model yang paling popular dan


berawal dari pendekatan tematis.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

7. Model Galur (Threaded) : Pemaduan bentuk keterampilan, berfokus


pada meta-curriculum.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

8. Model Keterpaduan (Integrated ) : pemaduan sejumlah topik dari


mata pelajaran yang berbeda tapi esensinya sama.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

9. Model Celupan (Immersed) : Menyaring dan memadukan berbagai


pengalaman dan pengetahuan.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Robin Fogarty, 1991)

10. Model Jaringan (Networked) : Pemaduan pembelajaran yang


memungkinkan terjadinya perubahan konsep, pemecahan masalah,
sesuai situasi, kondisi siswa.
Model-model Pembelajaran Terpadu
(Jacobs,1989)

1. Discipline Based : Berawal dari mata pelajaran tertentu.


2. Parallel : Memadukan tema2 yang sama dalam beberapa mata
pelajaran.
3. Multidisciplinary : Sejumlah mata pelajaran dipisahkan dalam
sebuah tema.
4. Interdisciplinary : Menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam
sebuah tema.
5. Integrated : Memadukan sebuah konsep dari sejumlah mata
pelajaran.
Model Pembelajaran Terpadu di SD
1. Model Jaring Laba-laba (Webbed) : Menggunakan pendekatan tematik.
Kekuatan : - Faktor motivasi
- Lebih mudah dilakukan (Bahkan oleh guru baru).
- Mempermudah perencanaan kerja tim.
Kelemahan : - Menyeleksi tema
- Kecenderungan merumuskan tema yang dangkal.
- Guru dapat menjaga misi kurikulum.
- guru lebih focus pada kegiatan drpd pengembangan konsep
Model Pembelajaran Terpadu di SD
2. Model Keterhubungan (Connected) : diusahakan menghubungkan
konsep2 yang ada.
Kekuatan : - Satu mapel terfokus pada 1 aspek.
- Adanya internalisasi.
- siswa dapat mengkaji,memperbaiki ide terus menerus.
Kelemahan : - Mata pelajaran terpisah dan tidak terkait
- Guru tidak didorong untuk bekerja sama.
- Mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan
hubungan dengan mata pelajaran lain.
Model Pembelajaran Terpadu di SD
3. Model Keterpaduan (Integrated) : Pendekatan antar mata pelajaran.
Kekuatan : - Memudahkan siswa untuk mengaitkan dan
menghubungkan setiap mapel.
- Pemahaman antar pelajaran dapat maksimal.
- Mampu membangun motivasi.
Kelemahan : - Sulit diterapkan secara penuh.
- Guru harus terampil dan menguasai konsep.
- Kesulitan dalam perencanaan dan pelaksanaan karena
harus dilakukan di dalam satu tim.

Anda mungkin juga menyukai