Anda di halaman 1dari 10

SKEPTISISME AUDITOR

Desi Susilawati, SE,M.Sc,CTA


DEFINISI SKEPTISISME
• Skeptisisme, berasal dari kata skeptis, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa,
2008) dan kamus Oxford (Hornby, 1980)
berarti sikap meragukan, mencurigai, dan
tidak memercayai kebenaran suatu hal, teori,
ataupun pernyataan. Dalam buku istilah
akuntansi dan auditing, skeptisisme berarti
bersikap ragu-ragu terhadap pernyataan-
pernyataan yang belum cukup kuat dasar
dasarpembuktiannya (Islahuzzaman, 2012).
DEFINISI
• Standar professional akuntan publik
mendefinisikan skeptisme profesional sebagai
sikap auditor yang mencakup pikiran yang
selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.
Seorang auditor yang skeptis, tidak akan
menerima begitu saja penjelasan dari klien,
tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk
memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi
mengenai obyek yang dipermasalahkan.
• Sedangkan profesional, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Pusat Bahasa, 2008) adalah sesuatu yang bersangkutan dengan
profesi, yang membutuhkan keahlian khusus untuk menerapkannya.
Kata profesional dalam skeptisisme profesional merujuk pada fakta
bahwa auditor telah, dan terus dididik dan dilatih untuk
menerapkan keahliannya dalam mengambil keputusan sesuai
• standar profesionalnya (Quadackers, 2009). Skeptisisme profesional
sendiri belum memiliki definisi yang pasti (Hurtt, 2003, dan
Quadackers, 2009), namun dari definisi kata skeptisisme dan
profesional tersebut, dapat disimpulkan bahwa skeptisisme
profesional auditor adalah sikap auditor yang selalu meragukan dan
mempertanyakan segala sesuatu, dan menilai secara kritis bukti
audit serta mengambil keputusan audit berlandaskan keahlian
auditing yang dimilikinya. Skeptisisme bukan berarti tidak percaya,
tapi mencari pembuktian sebelum dapat memercayai suatu
pernyataan (Center for Audit Quality, 2010).
• Skeptisme profesional auditor merupakan sikap
(attitude) auditor dalam melakukan penugasan
audit dimana sikap ini mencakup pikiran yang
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secara kritis terhadap bukti audit. Karena bukti
audit dikumpulkan dan dinilai selama proses
audit, maka skeptisme professional harus
digunakan selama proses tersebut. Skeptisme
merupakan manifestasi dari obyektivitas.
Skeptisme tidak berarti bersikap sinis, terlalu
banyak mengkritik, atau melakukan penghinaan.
Kasus
• Kegagalan auditor dalam mendeteksi
kecurangan terbukti dengan adanya beberapa
skandal keuangan yang melibatkan akuntan
publik seperti Enron, Xerox, Walt Disney,
World Com, Merck, dan Tyco yang terjadi di
Amerika Serikat
• Penelitian Beasley et al. (2001) yang didasarkan pada AAERs (Accounting
and Auditing Releases) dari SEC selama 11 periode (Januari 1987 -
Desember 1997) menyatakan bahwa salah satu penyebab kegagalan
auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah rendahnya tingkat
skeptisme profesional audit.

Auditor tidak
45 kasus
skeptis
kecurangan

Jadi rendahnya tingkat skeptisme professional dapat menyebabkan


kegagalan dalam mendeteksi kecurangan. Kegagalan ini selain
merugikan kantor akuntan publik secara ekonomis, juga
menyebabkan hilangnya reputasi akuntan publik di mata
masyarakat dan hilangnya kepercayaan kreditor dan investor di
pasar modal.
Pentingnya Skeptisisme
skeptisisme profesional merupakan syarat yang harus dimiliki
auditor yang Tercantum m di dalam standar audit (SPAP)

perusahaan-perusahaan audit internasional


menyaratkan penerapan skeptisisme profesional
dalam metodologi Audit

SKeptisis me profesional merupakan bagian dari


pendidikan danpelatihan audit

literatur akademik dan profesional di bidang auditing


menekankan pentingnya skeptisisme profesional
(Quadackers, 2009).
Manfaat Sikap Skeptisisme

Chen, Chen,
dkk dkk skeptisisme profesional
(2009) meningkatkan kualitas
(2009) auditor yang
ditunjukkan dalam
audit bentuk tindakan audit
(audit actions)

skeptisisme profesional Seiring Proses


auditor juga berperan Pengumgumpulan
dalam mencegah bukti, Auditor lebih
terjadinya fraud. waspada dan hati-hati
Karakteristik sikap Skeptisisme
• Questioning Mind
1,2 • Suspension of Judgment

• Searching for knowledge


3,4 • Interpersonal Understanding

• Self Determining
5,6 • Self Confidence

Anda mungkin juga menyukai