Anda di halaman 1dari 43

CASE REPORT SESSION

TUMOR MAMMAE
Muhammad Fathurrahman Siregar
Randy Dwi Rizaldi
Ardya Lucita

Preseptor:
Identitas Pasien
◦ Nama : Ny. Eja Puspitasari (No. RM : 1079397)
◦ Umur : 36 tahun
◦ Jenis kelamin : Wanita
◦ Pekerjaan : Wiraswasta
◦ Pendidikan : SMA
◦ Alamat : Bandung
◦ Agama : Islam
◦ Status : Menikah
◦ Tanggal pemeriksaan: 10 September 2019
Anamnesis
◦ Keluhan utama : Benjolan di payudara kanan
◦ Anamnesa khusus :
Sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, penderita mengetahui
adanya benjolan di payudara kanan, benjolan tersebut mula-mula sebesar
kelereng, kurang lebih 2 cm dan dirasakan makin membesar sehingga sampai
sebesar bola tenis. Benjolan disertai rasa nyeri dan keluhan perubahan pada
kulit dan puting dirasakan pasien kurang lebih sejak 2 bulan SMRS. Pasien juga
mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari payudara, berwarna kecoklatan.
Riwayat adanya benjolan di ketiak, leher, dan tempat lain disangkal oleh
penderita. Keluhan nyeri tulang, rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak nafas,
maupun sakit kepala hebat disangkal.
sebelumnya pasien sudah pernah mengobati keluhannya dengan pergi
ke klinik radiologi di cicalengka, disana pasien di USG, dan dikatakan bahwa
benjolan ini adalah perbesaran kelenjar, lalu setelah itu pasien diberikan obat
yang diminum selama 6 bulan. Lalu karena pasien merasa tidak adanya
perbaikan, dan benjolan semakin besar pasien pergi ke klinik lain di daerah
Ciawi untuk memeriksakan benjolannya, lalu pasien disarankan untuk ke rumah
sakit Hermina, lalu pasien kembali di USG dan dikatakan harus dilakukan biopsy,
lalu pasien dirujuk ke RSHS
Pasien mengaku bahwa pertama kali haid adalah usia 13 atau
14 tahun, saat kelas 3 SMP. Pasien selalu haid tiap bulan dan
teratur. Pasien sudah menikah, namun belum pernah memiliki
anak. Saat awal menikah pasien menggunakan alat kontrasepsi
berupa pil yang di konsumsi selama 3 bulan. Pasien tidak pernah
memiliki keluhan yang sama sebelumnya, namun di keluarga
pasien ada yang sedang mengalami benjolan yang besar pada
lutut dan juga sedang diobati.
Pemeriksaan Fisik
◦ Keadaan umum : baik
◦ Kesadaran : Compos mentis
◦ Tanda vital :
Tekanan darah: 120/90 mmHg
Nadi : 84x/ menit
HR : 80x/menit
Respirasi : 20x / menit
Suhu : 36 ˚C
◦ Status generalis:
◦ Kepala :
◦ Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
◦ Eksoftalmus (-), retraksi palpebra (-)
◦ Leher :
◦ Tekanan vena jugularis tidak meningkat
◦ KGB tidak teraba membesar
◦ Thorax: Bentuk dan gerak simetris
◦ Vocal fremitus normal kanan = kiri, sonor, vesicular breath sound normal
kanan=kiri, ronkhi (-)
◦ Bunyi jantung murni reguler
◦ KGB supraklavikular dan infraklavikular tidak membesar
◦ Abdomen : Datar lembut, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal
◦ Ekstremitas: edema (-/-), siaosis (-/-)
◦ Kulit teraba lembab dan hangat
◦ Tremor (-/-)
◦ Status Lokalis: a/r mammae dekstra
◦ Massa tumor
◦ Lokasi : bagian tengah
◦ Ukuran : 6x6x4 cm
◦ Konsistensi : Keras
◦ Permukaan : tidak rata
◦ Bentuk dan batas tumor : tidak teratur, batas tegas
◦ Massa terfiksir ke M. Pectoralis, Nyeri tekan (-)
◦ Perubahan kulit :
◦ Kemerahan (-)
◦ Dimpling (-)
◦ Edema (-)
◦ Nodul satelite (-)
◦ Gambaran kulit jeruk (-)
◦ Ulserasi (-)
◦ Puting susu :
◦ Tertarik (-)
◦ Erosi (-)
◦ Krusta (+)
◦ Discharge (+)
◦ Status KGB :
◦ KGB aksila (-) single mobile dektra
◦ KGB infraclavikula (-)
◦ KGB supraclavikula (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Lab: (tanggal 9 agustus 2017)
◦ Hb : 13,8 mg/dl
◦ L : 6500/mm3
◦ Ht : 41%
◦ Tr : 293.00/mm3
◦ SGOT/SGPT : 24/15
◦ Ureum/Kreatinin : 29/0,7
◦ Na/K : 143/4,7
◦ D-Dimer : 0,55
◦ Foto Rongent Thorax :(tanggal 9 agustus 2017)
◦ -tidak tampak metastasis intrapulmonal
◦ -tidak tampak kardiomegali
◦ - Pemeriksaan spirometri: Normal
◦ DIAGNOSIS BANDING
◦ Yang paling mungkin Tumor Mammae dekstra bagian tengah, dengan infiltrasi ke kulit
dan dinding dada, belum metastase ke kelenjar getah bening aksila dekstra dan
belum metastase jauh suspek karsinoma mammae duktal infiltratif.
◦ DIAGNOSIS KERJA
◦ Yang paling mungkin Tumor Mammae dekstra bagian tengah, dengan infiltrasi ke kulit
dan dinding dada, belum metastase ke kelenjar getah bening aksila dekstra dan
belum metastase jauh suspek karsinoma mammae duktal infiltratif.
◦ PENATALAKSANAAN
◦ Biopsi Insisi
◦ Rencana mastektomi radikal

◦ PROGNOSIS
◦ Quo ad vitam : ad bonam
◦ Quo ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
◦ Pada pasien ini dari anamnesis didapatkan adanya benjolan di
payudara kanan bagian tengah, diketahui sejak 10 tahun yang lalu SMRS,
membesar ± 8 x, nyeri (-), kemerahan (-), keluar cairan dari puting susu (-),
luka (-), benjolan di tempat lain (-), tanda-tanda metastase tumor (-).
Riwayat kelainan serupa di keluarga (-).
◦ Faktor resiko pada penderita ini adalah wanita, usia 57 tahun.
◦ Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa yang cenderung ganas
terlihat dari bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, nyeri tekan (-). Invasif
ke kulit dan dinding dada ditandai terfiksir ke M. Pectoralis, kemerahan
(+), dimpling (+), puting susu tertarik (+). Metastase ke KGB aksila dekstra
single mobile , infraklavikula dan supraklavikula (-).
◦ Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditarik kesimpulan bahwa
didapatkan benjolan di payudara kiri yang di cenderung ganas, invasif,
belum metastase ke KGB, belum metastase jauh.
◦ Diagosis histopatologi lebih mengarah ke karsinoma mammae duktal
infiltratif karena sifatnya yang invasif dan merupakan jenis kanker yang
terbanyak adalah tipe duktal. Tumor filoides dapat disingkarkan karena
tidak didapatkan adanya pertumbuhan tumor yang sangat cepat.
◦ Penegakan Diagnosis Kanker Payudara
◦ Berdasarkan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, diagnosis kanker
payudara dapat ditegakkan melalui tahapan-tahapan berikut:
◦ Pemeriksaan Klinis
◦ Anamnesis, hal-hal yang perlu dicari adalah informasi mengenai:
◦ Keluhan pada payudara atau ketiak beserta perjalanan penyakitnya:
◦ Benjolan
◦ Kecepatan tumbuh
◦ Rasa sakit
◦ Nipple discharge
◦ Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)
◦ Krusta di areola
◦ Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
◦ Perubahan warna kulit
◦ Benjolan di ketiak
◦ Edema lengan bawah
◦ Keluhan di tempat lain (berhubungan dengan metastasis), antara lain:
◦ Nyeri tulang (vertebra, femur)
◦ Rasa penuh di ulu hati
◦ Batuk
◦ Sesak
◦ Sakit kepala hebat

◦ Pemeriksaan Fisik
◦ Status generalis, cantumkan perform status
◦ Status lokalis :
◦ Pemeriksaan terhadap kedua payudara
◦ Massa tumor
◦ Lokasi
◦ Ukuran
◦ Konsistensi
◦ Permukaan
◦ Bentuk dan batas tumur
◦ Jumlah tumor
◦ Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m. Pectoralis, dan
dinding dada
◦ Perubahan kulit
◦ Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
◦ Peau d’orange, ulserasi

◦ Nipple
◦ Tertarik
◦ Erosi
◦ Krusta
◦ Discharge

◦ Status KGB (jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar)
◦ KGB aksila
◦ KGB infraklavikula
◦ KGB supraklavikula
◦ Lokasi organ
◦ Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
◦ Recommended (diharuskan)
◦ USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm
◦ Foto thorax
◦ USG abdomen (hepar)
◦ Optional (atas indikasi)
◦ Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis sangat mencurigai pada lesi >
5 cm)
◦ CT-scan
◦ Pemeriksaan sitologi (FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy)
◦ Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas
◦ Pemeriksaan histopatologi
◦ Dilakukan potong beku dan atau parafin, bahan pemeriksaan diambil melalui
:
◦ Core biopsy
◦ Biopsi eksisional
◦ Biopsi insisional
◦ Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB
◦ Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, P53, dll
◦ Laboratorium
◦ Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan
pemeriksaan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastasis.
Faktor Risiko Kanker Payudara
◦ Hal-hal yang dianggap merupakan faktor risiko kanker payudara antara lain:

Usia
◦ Risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Kebanyakan kasus kanker timbul pada wanita yang berusia lebih dari 60 tahun.
◦ Secara anatomi dan fingsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya usia. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum
menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi sebelum terjadinya
perubahan klinis,
Faktor reproduksi
◦ Karakteristik reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara
adalah nulliparitas, menarche pada usia muda, keteraturan siklus menstruasi,
menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama pada usia tua.
◦ Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan
pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Wanita
dengan riwayat kehamilan cukup bulan pada usia di bawah 18 tahun memiliki risiko
terkena kanker payudara sepertiga dibandingkan dengan wanita yang baru memiliki
anak di usia 30 tahun.
Penggunaan hormon
◦ Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari
Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat penigkatan kanker
payudara yang bermakna pada penggunaan terapi estrogen replacement.
◦ Suatu analisa mengatakan walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang
lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.
Riwayat tumor jinak payudara
◦ Wanita dengan riwayat tumor jinak payudara, dapat terjadi peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara sebanyak empat kali dan risiko ini akan terus meningkat
hingga 30 tahun setelah didiagnosa tumor jinak payudara.
◦ Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh diet terhadap keganasan ini.
Konsumsi lemak
◦ Konsumsi lemak diperkirakan sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara.
ObesitasRiwayat radiasi dinding dada
◦ Paparan dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari bebrapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko akibat radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya pemaparan.
Riwayat keluarga dan faktor genetik
◦ Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang
akan dilaksanakan untuk skrining kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko
keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.
◦ Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan erat dengan
gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen susceptibilitas kanker
payudara, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur 50
tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
Klasifikasi payudara
◦ Pengklasifikasian kanker payudara secara histoligi menurut WHO/
Japenese Breast Cancer Society ) dapat dibedakan melalui pendekatan,
yaitu :
◦ Non invasive carcinoma
◦ Non- invasive ductal carcinoma
◦ B. Lobular carcinoma in situ
◦ Invasive carcinoma
◦ a. Invasive ductal carcinoma
- Papillobulor carcinoma
- Solid tubular carcinoma
-Schirrhous carcinoma
◦ b. Special types
- Mucinous carcinoma
- Medullary carcinoma
◦ Klasifikasi stadium TNM (UICC/AJCC 2002)
◦ T (ukuran tumor primer)
◦ Tx : tumor primer tidak dapat dinilai
◦ To : tidak terdapat tumor primer
◦ Tis : karsinoma in situ
◦ T1 : tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang
◦ T1mic : adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang
◦ T1a: tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm
◦ T1b: tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm
◦ T1c : tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm
◦ T2 : tumor dengan ukuran terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm
◦ T3 : tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm
◦ T4 : ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit
◦ T4a: ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)
◦ T4b: edema (termsuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas
pada satu payudara
◦ T4c: mencakup kedua hal di atas
◦ T4d: mastitis karsinomatosa
◦ N (kelenjar getah bening regional )
◦ Nx : kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai (karena telah diangkat
sebelumnya)
◦ No : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening
◦ N1 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral yang mobile
◦ N2 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya
pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke
KGB axilla
◦ N2a : metastasis ke KGB axilla terfiksir atau melekat ke struktur lain
◦ N2b : metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral secara klinis
dan tidak terdapat metastasis ke KGB axilla
◦ N3 : metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa adanya
metastasis KGB axilla atau klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria
interna ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB axilla
◦ N3a : metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
◦ N3b: metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB axilla
◦ N3c : metastasis ke KGB supraklavikula
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium 1 T1 N0 M0
Stadium 2a T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0

◦ M (metastasis jauh)
Stadium 2b T2 N1 M0
T3 N0 M0
◦ Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai
Stadium 3a T0 N2 M0
◦ Mo : tidak terdapat metastasis jauh T1 N2 M0
T2 N2 M0
◦ M1 : terdapat metastasis jauh T3 N1 M0
T3 N2 M0

Stadium 3b T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0

Stadium 3c Tiap T N3 M0
Stadium 4 Tiap T Tiap N M1
ALGORITMA EVALUASI MASSA
PAYUDARA
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
◦ Bagaimana penegakan diagnosis pada pasien ini ?
◦ Bagaimana rencana penatalaksanaan pada pasien ini ?
◦ Bagaimana deteksi dini kanker payudara?
◦ Penegakan diagnosis :
◦ Dari keterangan umum didapatkan pasien berusia 45 tahun. Dari
anamnesa khusus didapatkan adanya keluhan utama borok bernanah
pada payudara kanan yang dimulai sejak 1,5 tahun sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan borok tersebut didahului dengan adanya benjolan
yang terasa nyeri dan keras pada payudara kanan sekitar 2 tahun SMRS,
benjolan awalnya sebesar kemiri, semakin bertambah besar sehingga
sekarang sebesar telur ayam. Keluhan disertai dengan penurunan berat
badan. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala
hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang.
◦ Dari anamnesa tambahan didapatkan bahwa penderita haid pertama
pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, teratur. Riwayat benjolan di payudara
sebelumnya ada yaitu 3 tahun SMRS, dioperasi di RS Cirebon. Penderita
memakai kontrasepsi oral selama 25 tahun.
◦ Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditarik beberapa
kemungkinan diagnosis yaitu :
Carcinoma mammae a/r mammae dextra (T4cN2aMx)
◦ Kemungkinan diagnosis carcinoma mammae (T4cN2aMx) adalah :
◦ Wanita, usia 45 tahun
◦ Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal (+)
◦ Riwayat benjolan di payudara (+) konsistensi keras, terfiksir, nyeri (+),
ukuran sebesar telor ayam dengan Ø + 5 cm. Yang kemudian disertai
ulserasi. Sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam T4c.
◦ Tumor doubling time : 8 – 200 hari. Pada pasien ini awal pembesaran
benjolan sejak 2 tahun SMRS berukuran sebesar kelereng, kemudian
menjadi sebesar telor ayam dalam ½ tahun kemudian. Sehingga tumor
doubling timenya adalah 45 hari yang mengarah keganasan
◦ Ditemukan juga benjolan di tempat lain, yaitu KGB axilla yang keras,
terfiksir, maka diklasifikasikan ke dalam N2a
◦ Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik mengenai adanya metastase
belum dapat dipastikan maka diklasifikan ke dalam Mx
Paget’s Disease
◦ Kemungkinan diagnosis Paget’s Disease pada pasien ini adalah :
◦ Sering terjadi pada wanita diatas dekade kelima, namun dapat
mengenai lebih muda
◦ Riwayat tumor mammae (+)
◦ Adanya benjolan pada mammae disertai kelainan kulit awalnya dapat
berupa kemerahan hingga ulserasi. Pada pasien tidak diperhatikan.
◦ Paling sering mengenai nipple atau areola mammae. Pada pasien ini
ulserasi tampak meluas mengenai nipple dan areola.
◦ Riwayat menarche lebih awal (+)
◦ Maka untuk menyingkirkan diagnosis banding pada pasien ini
direncanakan pemeriksaan secara histopatologis sebagai diagnosis
pastinya.
◦ Rencana penatalaksanaan pada pasien ini :
◦ Modalitas terapi pada kanker payudara terdiri atas:
1. Operasi
Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker payudara adalah:
◦ BCS (Breast Conserving Surgery)
Merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan apabila penderita masih
ingin mempertahankan payudaranya. BCS merupakan pilihan apabila tumor tidak
multipel,tidak terletak di sentral, mamografi tidak memperlihatkan adanya tanda
keganasan lain yang difus : penderita belum pernah mendapatkan terapi radiasi di dada,
dapat kontrol teratur, dan tersedia sarana radio terapi yang memadai.
◦ Mastektomi Simpel
Merupakan tindakan operasi yang bertujuan mengangkat seluruh jaringan
payudara, termasuk juga seluruh axillary tail dan fascia m. Pectoralis.
◦ Mastektomi radikal modifikasi
Adalah tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat seluruh
jaringan payudara dan KGB axila, namun hanya mengikutsertakan fascia m. Pectoralis
dan meninggalkan m. Pectoralis mayor dan minor.
◦ Mastektomi radikal
Jenis operasi ini bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara, KGB
axila, dan juga m. Pectoralis.
2. Radiasi
◦ Tindakan radiasi dapat berupa terapi yang bersifat primer, adjuvant,
maupun paliatif.

3. Kemoterapi
◦ Kenoterapi dalam penatalaksanaan kanker payudara haruslah
kombinasi. Adapun kombinasi yang sering dipakai antara lain:
◦ CMF (Cyclophospamide, Adriamycin, 5 Fluoro Uracil)
◦ CEF (Cyclophospamide, Epirubicin, 5 Fluoro Uracil)
◦ CAF (Cyclophospamide, Adriamycin , 5 Fluoro Uracil)
◦ Taxane + Doxorubicin
◦ Capecetabin
4. Hormonal
◦ Terapi hormonal dapat terdiri dari :
◦ Ablative : bilateral ovarektomi
◦ Additive: Tamoxifen
◦ Optional: aromatase inhibitor, GnRH

5. Terapi Biologis ( Molecular targetting therapy)


◦ Adapun terapi yang dilakukan terbagi atas :
◦ Kanker payudara stadium 0
◦ Dilakukan BCS atau mastektomi simpel
◦ Kanker payudara stadium dini atau operabel
◦ Dilakukan tindakan pembedahan ( BCS, mastektomi radikal, atau mastektomi radikal modifikasi), yang disertai dengan
pemberian terapi adjuvant (baik berupa radiasi, kemoterapi, maupun terapi hormonal)
◦ Kanker Payudara lokal lanjut
◦ Operabel : Mastektomi simpel + radiasi kuratif + kemoterapi adjuvant + terapi hormonal
◦ Inoperabel:
◦ Radiasi kuratif + Terapi hormonal
◦ Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal
◦ Kemoterapi Neoadjuvant + Operasi + Kemoterapi + Radiasi + Terapi hormonal
◦ Kanker Payudara Lanjut metastase Jauh
◦ Terapi primer berupa terapi sistemik (kenoterapi dan terapi hormonal)
◦ Terapi Tokoregional (radiasi dan pembedahan) apabila diperlukan.
◦ Skrining kanker payudara
◦ American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self
Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast
examination oleh seorang tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun
untuk wanita usia antara 20-39 tahun serta setiap tahunnya setelah usia
40 tahun, mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke
atas. Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk
melakukan mamografi saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3
tahun sampai usia 50 tahun. Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi
dan CBE dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan
mamografi sedikit sekali dilaporkan.
◦ Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah
benjolan merupakan lesi nodular atau kistik.
◦ Teknik pemeriksaan
◦ Inspeksi
◦ Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak
pinggang. Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi.
Begitu pula dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala,
menekan panggul dan membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap
aksila, apakah ada kemerahan, pigmentasi, infeksi.
◦ Palpasi
◦ Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara.
Dengan menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan
sistematis, dengan cara pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar
dan berikan tekanan, mulai dari tekanan yang ringan hingga dalam.
Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Yang dinilai ialah
konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul,
tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas.
Palpasi juga daerah aksila, seperti gambar di bawah ini. Raba apakah
ada pembesaran KGB aksila.
Teknik Pemeriksaan Payudara oleh
Dokter
◦ Breast Self Examination (BSE)
◦ Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.
◦ Posisi berbaring
◦ Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan, dan
letakkan tangan kanan di belakang kepala.
◦ Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan
apakah ada benjolan pada payudara kanan.
◦ Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar (Gambar 1).
◦ Ulangi untuk payudara sebelahnya.
◦ Posisi berdiri
◦ Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.
◦ Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di depan kaca
dan perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk, warna,
pembengkakan payudara, perubahan pada puting payudara.
Langkah-langkah Dalam
Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari)
Masa teraba saat palpasi
Usia Lesi yang biasa Karakteristik
dijumpai
15-25 Fibroadenoma Bulat, mobile,
25-50 Kista tidak nyeri
Lunak hingga
Fibrocystic keras, bulat,
changes mobile, kadang
Kanker nyeri
> 50 Noduler,
Kanker (kecuali ropelike
Kehamilan/menyusui jika tidak dapat Irregular,
dibuktikan) stelate, keras,
Lactating batas tidak
adenoma, tegas
kista, mastitis, Irregular,
kanker stelate, keras,
batas tidak
tegas
Irregular,
stelate, keras,
batas tidak
tegas

Anda mungkin juga menyukai