Anda di halaman 1dari 46

GANGGUAN DEPRESI, MANIK, DAN GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

Oleh: Maharani Sekar Ningrum


Zafira Pringgoutami

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA Pembimbing


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani,
Sp.KJ, M.Kes
2018
PENDAHULUAN
DEPRESI

GANGGUAN MANIK
MOOD

BIPOLAR
DEPRESI
DEFINISI
Emosi adalah kompleksitas perasaan Mood merupakan subjektivitas
yang meliputi psikis, somatic dan peresapan emosi yang dialami dan
perilaku yang berhubungan dengan dapat diutarakan oleh pasien dan
afek dan mood. perasaan yang dihayati terpantau oleh orang lain
secara sadar
sedangkan kata afek ditujukan pada
dorongan-dorongan yang lebih
mendalam yang mendasari kehidupan
perasaan yang sadar maupun yang
nirsadar.
DEFINISI
Gangguan depresif masuk dalam kategori gangguan mood, merupakan periode
terganggunya aktivitas sehari-hari, yang ditandai dengan suasana perasaan murung
dan gejala lainnya termasuk perubahan pola tidur dan makan, perubahan berat
badan, gangguan konsentrasi, anhedonia (kehilangan minat apapun), lelah,
perasaan putus asa dan tak berdaya serta pikiran bunuh diri.
EPIDEMIOLOGI
Jenis Kelamin
• perempuan dua kali lipat lebih sering terjadi dibanding laki-laki.

Usia
• rata-rata usia 40-an. Hampir 50 persen awitan antara usia 20-50 tahun.

Status Perkawinan
• paling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai hubungan
interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai atau berpisah.
ETIOLOGI
Faktor • disregulasi biogenik amin

Biologis • disregulasi neuroendokrin

Faktor • Peristiwa kehidupan dengan stressful sering mendahului episode

Psikososial pertama, dibandingkan episode berikutnya.

Faktor • apabila salah seorang kembar menderita depresi, maka


kemungkinan saudara kembarnya menderita pula sebesar 70 %.

Genetik • Kemungkinan menderita depresi sebesar 15 % pada anak,


orang tua, dan kakak-adik dari penderita depresi.
ETIOLOGI
FAKTOR • Orang dengan gangguan kepribadian obsesi-kompulsi, histrionic dan ambang,
berisiko tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan gangguan
KEPRIBADIAN kepribadian paranoid atau antisosial.

FAKTOR
PSIKODINAMIK • gangguan hubungan ibu-anak selama fase oral (10-18 bulan) menjadi faktor
predisposisi untuk rentan terhadap episode depresi berulang
PADA DEPRESI
FORMULASI LAIN • (1) pandangan terhadap diri sendiri berupa persepsi negative terhadap dirinya
DARI DEPRESI; • (2) tentang lingkungan yakni kecenderungan menganggap dunia bermusuhan
terhadapnya
TEORI KOGNITIF • (3) tentang masa depan yakni bayangan penderitaan dan kegagalan.
KRITERIA DIAGNOSTIK – PPDGJ III
Gejala utama : Gejala Lainnya :

1) Afek depresif 1) Konsentrasi dan perhatian berkurang


2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
3) Berkurangnya energi yang menuju berguna
meningkatnya keadaan mudah lelah ( 4) Pandangan masa depan yang suram dan
rasa lelah yang nyata sesudah kerja psimistik
sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas. 5) Gagasan atau perbuatan yang
membahayakan diri atau bunuh diri
6) Tidur terganggu
7) Nafsu makan berkurang
KRITERIA DIAGNOSTIK – PPDGJ III
Untuk episode depresif dari ketiga Kategori diagnosis episode depresif
tingkat keparahan tersebut diperlukan ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan
masa sekurang-kurangnya 2 minggu berat (F32.2) hanya digunakan untuk
untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi episode depresif tunggal (yang
periode lebih pendek dapat dibenarkan pertama). Episode depresif berikutnya
jika gejala luar biasa beratnya dan harus diklasifikasikan dibawah salah
berlangsung cepat. satu diagnosis gangguan depresif
berulang (F33.-)
KATEGORI
EPISODE DEPRESIF EPISODE DEPRESIF EPISODE DEPRESIF EPISODE DEPRESIF
RINGAN SEDANG BERAT TANPA BERAT DENGAN
GEJALA PSIKOTIK GEJALA PSIKOTIK
• Minimal ada 2 • Minimal ada 2 • 3 gejala utama • Memenuhi kriteria
dari 3 gejala dari 3 gejala • Minimal 4 gejala depresif berat
utama utama lainnya dan • Disertai waham,
• Minimal 2 gejala • Ditambah 3 (dan beberapa halusinasi atau
lainnya sebaiknya 4) dari diantaranya stupor depresif
• Tidak boleh ada gejala lainnya. intensitasnya
gejala yang berat • Menghadapi berat
diantaranya kesulitan nyata • Sangat tidak
• Sedikit keslitan untuk meneruskan mungkin akan
dalam pekerjaan kegiatan sosial, mampu
dan aktifitas pekerjaan dan meneruskan
sosial urusan rumah kegiatan sosial
tangga,.
KRITERIA DIAGNOSTIK – DSM V
Disregulasi alam perasaan disruptif/disruptive mood dysregulation disorder (DMDD)

Gangguan depresi mayor/major depressive disorder (MDD)

Gangguan depresi persisten (distimia)

Gangguan disforik premenstrual

Gangguan depresi akibat obat

Gangguan depresi karena kondisi medis

Gangguan depresi spesifik lainnya (depresi minor)


DIAGNOSIS BANDING
1) Bereavement (Kehilangan teman atau keluarga karena kematian)
Tabel 6. Pembeda antara bereavement dan episode depresi mayor
Gejala Bereavement MDD
Waktu Kurang dari 2 bulan Lebih dari 2 bulan
Perasaan tidak berguna/ tidak Tidak ada Ada
pantas
Ide bunuh diri Tidak ada Kebanyakan ada
Rasa bersalah Tidak ada Mungkin ada
Perubahan psikomotor Agitasi ringan Melambat

Gangguan fungsi Ringan Sedang-berat


DIAGNOSIS BANDING
2) Gangguan Afektif Disebabkan Karena Kondisi Medis Umum
3) Gangguan Afektif Disebabkan Karena Zat
4) Gangguan Bipolar
TATALAKSANA

Tujuan utama terapi yaitu mengakhiri episode depresi saat ini


dan mencegah timbulnya episode penyakit di masa yang akan
datang.

Untuk itu dibagi menjadi 3 fase :

• Terapi fase akut


• Terapi fase lanjutan
• Terapi fase rumatan
Dimulai dari keputusan untuk terapi dan berakhir dengan remisi.
Terapi
Fase Akut Skala penentuan beratnya depresi (HAM-D dan MADRS) dapat membantu menentukan beratnya
penyakit dan perbaikan gejala.
Target pengobatan pada fase akut tercapainya respon atau remisi (lebih baik).

Lama terapi pada fase akut 2-6 minggu.

Tujuan pengobatan pada fase ini adalah tercapainya remisi dan mencegah relaps.
Terapi
Fase Remisi yaitu bila HAM-D ≤ 7 atau MADRS ≤ 8, bertahan paling sedikit 3 minggu.
Lanjutan
Dosis obat sama dengan fase akut.

Tujuan untuk mencegah rekurensi. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah risiko rekuren, biaya dan
Terapi keuntungan perpanjangan terapi.
Fase Pasien yang telah tiga kali atau lebih mengalami episode depresi atau dua episode berat
Pemelihara dipertimbangkan terapi pemeliharaan jangka panjang.

an Antidepresan yang telah berhasil mencapai remisi dilanjutkan dengan dosis yang sama selama masa
pemeliharaan.
TERAPI NON MEDIKAMENTOSA
Terapi psikososial Terapi Lainnya
a. Terapi Kognitif ECT untuk depresi katatonik, tendensi
bunuh diri berulang, refrakter
b. Terapi Interpersonal
c. Terapi Perilaku
d. Terapi orientasi-psikoanalitik
e. Terapi Keluarga
JENIS OBAT ANTIDEPRESAN, DOSIS DAN EFEK SAMPING
Nama Obat Dosis Harian (mg) Efek Samping
SSRI
Escitalopram 20-60 semua SSRI bisa menimbulkan insomnia,
Fluoksetin 10-40 agitasi, sedasi, gangguan saluran cerna
Sertralin 50-150 dan disfungsi seksual
Fluvoksamin 150-300

Trisiklik/Tetrasiklik
Amitriptilin 75-300
antikolinergik
Maprotilin 100-225
Imipramin 75-300
SNRI
Duloksetin 40-60 mengantuk, kenaikan BB, hipertensi,
Venlafaksin 150-375 gangguan saluran cerna
JENIS OBAT ANTIDEPRESAN, DOSIS DAN EFEK SAMPING
RIMA
Moklobemid 150-300 pusing, sakit kepala, mual,
berkeringat, mulut kering, mata
kabur

NaSSA
Mirtazapin 15 - 45 somnolen, mual
SSRE
Tianeptin 12.5 – 37.5 somnolen, mual, gangguan
kardiovaskular

Melatonin Agonis
Agomelatin 25 - 50 sakit kepala
MANIK
DEFINISI

Episode manik merupakan mood elasi, ekspansif atau iritabel yang menetap,
selama periode tertentu, berlangsung paling sedikit satu minggu atau waktunya
bisa kurang dari satu minggu bila dirawat-inap (Sadock et.al, 2015).

Menurut PPDGJ III, episode manik diartikan sebagai kesamaan karakteristik


dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan
aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini
hanya untuk satu episode manik tunggal (yang pertama), termasuk gangguan
afektif bipolar, episode manik tunggal. Jika ada episode afektif sebelumnya
atau sesudahnya, termasuk gangguan afektif bipolar.
EPIDEMIOLOGI

Episode manik lebih sering terjadi


pada pria. Ketika episode manik
terjadi pada wanita, kemungkinan
gambarannya campuran (mania dan
depresi).

Pengguna alkohol dapat ditemukan


sekitar 50% pada gangguan
bipolar (GB) I, terutama selama
episode manik.
ETIOLOGI

Faktor-faktor

Biologi Genetik Psikososial


• Neuroanatomi
• Ketidakseimbangan neurotransmitter
Biologis • Perubahan regulasi hormonal

• Pituitary adenylate cyclase-activating peptide telah dikaitkan dalam


penelitian dengan mice menghasilkan perilaku seperti mania.
Genetik

• Sebagian besar teori mania melihat episode manik sebagai defensi


terhadap depresi. Keadaan manik juga bisa dihasilkan dari tyrannical
superego yang menghasilkan self-critism yang tidak dapat ditahan yang
Psikososial kemudian digantikan dengan kepuasaan diri “euforia”.
MANIFESTASI KLINIS
Mood yang elasi, ekspansif, dan iritabel merupakan ciri khas dari episode manik.
ditandai dengan euforia, mudah tersinggung, berkurangnya kebutuhan tidur, dan
kecenderungan mengambil risiko, bicara lebih banyak.

Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri, seperti kecenderungan menggunakan


pakaian dengan warna cerah dan perhiasan berlebih, atau kombinasi yang aneh.

Bertindak impulsif, bersamaan dengan perilaku yang mengarah ke tujuan. Biasanya


sering disibukkan dengan ide agama, politik, keuangan, seksual, atau penganiyaan yang
dapat berkembang menjadi sistem delusi yang kompleks.

Terkadang, pasien manik bisa regresi dan bermain dengan urin dan feses.
KRITERIA DIAGNOSTIK PPDGJ III

• Gangguan lebih ringan dari mania. Afek yang meninggi/berubah disertai


F 30.0 Hipomania peningkatan aktivitas yan menetap minimal beberapa hari berturut-turut.
• Ada pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial.

• Episode harus berlangsung minimal 1 minggu dan cukup berat sampai


F 30.1 Mania tanpa mengacaukan pekerjaan dan aktivitas sosial.
• Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi
gejala psikotik aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, berkurangnya
kebutuhan tidur, grandiose ideas, dan terlalu optimistik.

F 30.2 Mania • Gambaran klinis lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik.
dengan gejala • Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran. Iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar.
psikotik Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek.
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM V
Mood elasi, ekspansif atau iritabel yang menetap, selama periode
tertentu, berlangsung paling sedikit satu minggu (atau waktunya bisa
kurang dari satu minggu bila dirawat-inap)
Gangguan mood sangat berat
Selama periode gangguan mood tersebut, tiga (atau lebih) gejala di sehingga menyebabkan disabilitas
bawah ini menetap dengan derajat berat yang bermakna: Gejala-gejala tidak disebabkan oleh
efek fisiologik langsung penggunaan
• 1. Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri zat atau kondisi medik umum
• 2. Berkurangnya kebutuhan tidur (merasa segar dengan hanya tidur tiga jam)
• 3. Bicara lebih banyak dari biasanya atau adanya desakan untuk tetap berbicara.
• 4. Loncatan gagasan atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya berlomba
• 5.Distraktibilitas (perhatian mudah teralih kepada stimulus eksternal yang tidak relevan
atau tidak penting)
• 6.Meningkatnya aktivitas yang bertujuan (sosial, pekerjaan, sekolah, seksual) atau agitasi
psikomotor
• 7.Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang berpotensi
merugikan (investasi bisnis yang kurang perhitungan, hubungan seksual yang sembrono,
atau terlalu boros)
TATALAKSANA

Pasien dengan mania akut dapat mengalami


agitasi, agresif, dan melakukan tindak
kekerasan. Hospitalisasi sering diperlukan untuk
mengurangi risiko pasien melukai dirinya atau Terapi
orang lain. Selain itu pasien sering tidak patuh
terhadap pengobatan karena tilikan yang
buruk sebaiknya juga dirawat
• Oral
Injeksi
Psikososial
TERAPI ORAL
• Lini I • Lini II • Lini III

• Litium, divalproat, olanzapin, • Karbamazepin, terapi kejang • Haloperidol, klorpromazin,


risperidon, quetiapin, listrik (TKL), litium+divalproat, litium atau
quetiapin XR, aripiprazol, paliperidon divalproat+haloperidol,
litium atau litium+karbamazepin,
divalproat+risperidon, litium klozapin
atau divalproat+quetiapin,
litium atau
divalproat+olanzapin, litium
atau divalproat +
aripiprazol

Tidak direkomendasikan
Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon+karbamazepin, olanzapin+karbamazepin
TERAPI INJEKSI
Lini I Lini II

• - Injkesi IM Aripiprazol, dosis • - Injeksi IM Haloperidol yaitu 5


adalah 9,75 mg/mL injeksi, mg/kali injeksi. Dapat diulang
maksimum adalah 29,25mg/hari setelah 30 menit. Dosis maksimum
(tiga kali injeksi per hari dengan adalah 15 mg/hari.
interval dua jam). • - Injeksi IM Diazepam yaitu 10
• - Injeksi IM Olanzapin, dosis 10 mg/kali injeksi. Dosis 20-30
mg/injeksi, maksimum adalah 30 mg/hari. Dapat diberikan
mg/hari. Interval pengulangan bersamaan dengan injeksi
injeksi adalah dua jam. haloperidol IM. Jangan dicampur
dalam satu jarum suntik
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
DEFINISI EPIDEMIOLOGI

gangguan mood yang kronis dan berat Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia
yang ditandai dengan episode mania, hanya sekitar 2% sama dengan prevalensi
hipomania, campuran, dan depresi. skizofrenia.
Prevalensi antara laki-laki dan wanita
sama besar.
Onset gangguan bipolar adalah dari
masa anak-anak (usia 5-6 tahun) sampai
50 tahun atau lebih. Rata-rata usia yang
terkena adalah usia 30 tahun.
Gangguan bipolar cenderung mengenai
semua ras.
ETIOLOGI
GENETIK

BIOLOGIS

LINGKUNGAN
KRITERIA DIAGNOSTIK PPDGJ III

F31 Gangguan afektif bipolar

• episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya
jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan
aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan
energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar
episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai
4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun
jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut.
• F31.0 episode klinik hipomanik
• F31.1 episode kini manik tanpa gejala psikotik
• F31.2 episode kini manik dengan gejala psikotik
F31 •

F31.3 episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 episode kini depresif berat tanpa gejala
gangguan •
psikotik
F31.5 episode kini depresif berat dengan gejala

bipolar •
psikotik
F31.6 Campuran
• F31.7 Kini dalam remisi
• F31.8 Lainnya
• F31.9 YTT
Gangguan mood sangat berat
sehingga menyebabkan
disabilitas
EPISODE DEPRESI MAYOR Gejala-gejala tidak disebabkan
oleh efek fisiologik langsung
penggunaan zat atau kondisi
• 1. Mood depresi yang terjadi hampir sepanjang hari, hampir medik umum
setiap hari.
• 2. Berkurangnya minat atau rasa senang yang sangat jelas
Lima (atau lebih) gejala pada semua, atau hampir semua aktivitas sepanjang hari,
berikut terdapat, paling hampir setiap hari
sedikit, dalam dua • 3. Penurunan berat badan yang bermakna ketika tidak
minggu, dan sedang diet atau peningkatan berat badan atau penurunan
atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.
memperlihatkan • 4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
terjadinya perubahan • 5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
fungsi. Paling sedikit satu • 6. Letih atau tidak bertenaga hampir setiap hari
dari gejala ini harus ada • 7. Rasa tidak berharga atau berlebihan atau rasa bersalah
yaitu (1) mood depresi yang tidak pantas atau sesuai
atau (2) hilangnya minat • 8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi
atau rasa senang. • 9. Berulangnya pikiran tentang kematian , berulangnya ide-
ide bunuh diri tanpa rencana spesifik, atau tindakan-
tindakan bunuh diri atau rencana spesifik untuk melakukan
bunuh diri.
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM V

Gangguan Bipolar I Gangguan Bipolar II

Manik Hipomanik
Hipomanik
Depresi mayor
Depresi Mayor

Episode Campuran Episode campuran


TATALAKSANA
Terapi Gangguan Bipolar, Agitasi Akut Terapi Gangguan Bipolar, episode mania akut
Terapi Gangguan Bipolar I, episode depresi akut
Terapi Gangguan Bipolar II, episode depresi akut
PROGNOSIS
Prognosis gangguan bipolar I lebih buruk bila
dibandingkan dengan gangguan depresi
mayor.Sekitar 40%-50% pasien dengan gangguan
bipolar I mengalami kekambuhan dalam dua tahun
setelah episod pertama.Sekitar 7% pasien dengan
gangguan bipolar tidak mengalami
kekambuhan.Sebanyak 45% mengalami lebih dari
satu episod dan 40% menjadi kronik.Prognosis
gangguan bipolar II belum begitu banyak diteliti.
Diagnosisnya lebih stabil dan merupakan penyakit
kronik yang memerlukan terapi jangka panjang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai