Anda di halaman 1dari 28

Hukum dalam Kerangka

Penegakkan Keadilan
Mata Kuliah: Agama Hindu
Pengampu: I Wayan Latra, S. Ag, M. Si
Kelompok 4:

 (1521105001)
 (1521105009)
 (1521105023)
 (1521105029)
 (1521105030)
 (1521105046)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tuhan juga menciptakan


Alam semesta adalah
Hukum:
ciptaan Tuhan
Rta (Adil) & Anrta (Tidak
(ISHWW)
Adil)

Hukum Rta memiliki


Sehingga Tuhan
hubungan dengan Tri
disebut Rtawan
Hita Karana

Sehingga untuk menciptakan


keadilan, harus menciptakan
keseimbangan terlebih dahulu
Rumusan Masalah
1. Bagaimana menumbuhkan kesadaran untuk taat pada
Hukum Tuhan?
2. Bagaimana peran Agama Hindu dalam merumuskan dan
menegakkan Hukum yang adil?
Tujuan Penulisan
Untuk menjawab rumusan masalah di atas
Manfaat Penulisan
 Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya tanpa
terkecuali mengenai Hukum dalam rangka menegakkan
keadilan.
Metodologi
Dapat dilihat pada makalah
BAB II
PEMBAHASAN
Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat
Hukum Tuhan (Rta/Dharma)
 Tuhan menciptakan Hukum absolut untuk mengatur semua
hubungan partikel
 Hukum itu disebut “Rta”, berasal dari sanskerta, “adil”
 Tuhan sebagai pengendali Rta  Rtawan
 “Ia yang bersinar, menyebabkan yang tidak bersinar
menjadi bersinar dengan hukum (Rta), Ia menyalakan
fajar, ia menjalankan kuda yang dikendalikan oleh hukum
Abadi. (Rta) membuat manusia sedang dengan kereta
menuju terang”  Dalam Reg Veda (Rg.VI.39.4)
Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat
Hukum Tuhan (Rta/Dharma)
Contoh dari Hukum Rta:
 Matahari terbit di Timur, tenggelam di Barat
 Air mengalir dari yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah
 Adanya perputaran siang dan malam
 Adanya rangkaian lahir, hidup dan mati
 Setiap makhluk mempunyai rasa lapar dan haus
 Kebutuhan tidur/istirahat setiap makhluk.
Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat
Hukum Tuhan (Rta/Dharma)
 Rta  disiplin hidup  mewujudkan keindahan &
keharmonisan
 “Melalui hukum abadi engakau telah menyebarkan
tumbuh-tumbuhan yang berkembang dan berbuah, dan
mengalirkan air engkau mengeluarkan halilintar di langit,
engkau sangat luas meliputi alam yang amat luas,patut
dipuja”. dalam Reg Veda (R.III.13.7)
 Jika hukum Rta dilanggar, akan terjadi ketidakseimbangan
 Untuk itu diperlukan Tri Hita Karana
Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat
Hukum Tuhan (Rta/Dharma)
 Tuhan juga menciptakan Hukum khusus untuk manusia,
Dharma
 Dharma  “Dhr” artinya memangku, menjaga, memelihara
 Dharma dalam arti luas  Ajaran
 “Lokasamgrahasamyuktam, widartrwihitam pura, suksma
dharmathaniyatam, satam caritam utta umam”
Artinya :
Kesentosan umat manusia dan kesejahteraan masyarakat
dating dari Dharma. Laksana dan Budi yang luhur untuk
kesejahteraan manusia itulah Dharma yang utama (Canti Parwa
259.26)
Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat
Hukum Tuhan (Rta/Dharma)
 Sesuai dengan “moksartham jagadhita ya ca iti dharma”
 Untuk mencapai kebahagaian, dharma penuntunnya
 Dalam aplikasinya, dibedakan menjadi 2:
 Swa Dharma sadar akan kewajiban masing-masing
 Para Dharma sadar akan kewajiban bersam
 Dalam Swa Dharma ada Catur Warna
 Catur Warna didasari atas bakat (guna) & keterampilan
(karma)
Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat
Hukum Tuhan (Rta/Dharma)
 Catur (4) Empat & Warna “Wr” Memilih
 Pembagian Catur Warna:
 Brahmanasimbol putih, bidang rohani
 Ksatryasimbol merah, bidang kepemimpinan, keperwiraan
 Waisyasimbol kuning, bidang ekonomi, kesejahteraan
 Sudrasimbol hitam, bidang jasa (buruh)
 Dalam perkembangannya, Catur Warna Catur Wangsa
 Catur Wangsa menunjukkan turunan darah
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 Hukum Hindu bersumber dari ajaran Agama, diyakini


mengandung kebenaran-kebenaran abadi
 Menurut Veda, hukum Hindu bersumber pada:
 Çruti
 Smrti
 Sila
 Acara
 Atmanastuti
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 CrutiHukum Hindu pertama


 “Srutistu wedo wijneyo dharma sastram tu wai smrti, te
sarwatha wam imamsye tabhyam dharmohi nirbhabhau”
artinya:
sesungguhnya Sruti adalah Weda, Smrti itu Dharmasastra,
keduanya tidak boleh diragukan apapun juga karena
keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber dari pada
hukum. (Manawadharmasastra 11.10)
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 Weda sebagai sumber Hukum pertama


 “Wedo khilo dharma mulam smrti sile ca tad widam,
acarasca iwa sadhunam atmanas tustirewa ca”
artinya:
seluruh Weda sumber utama dari pada hukum, kemudian
barulah smrti dan tingkah laku orang-orang baik, kebiasaan
dan atmanastuti. (sloka 11.6)
 Kitab-kitab Sruti: Kitab Mantra (Rg Weda, Sama Weda,
Yajur Weda dan Atharwa Weda), Brahmana dan Aranyaka
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 Smrti Sumber Hukum Hindu Kedua


 Merupakan hasil kodifikasi Cruti/Sruti
 Bersifat autentik, penafsiran & penjelasan (Dharmasastra)
 Ada beberapa penulis kitab Dharmasastra antara lain:
Manu, Apastambha, Baudhayana, Wasistha, Sankha
Likhita, Yanjawalkya, Parasara
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

Dharmasastra menurut jamannya:


 Jaman Satya Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh
Manu.
 Jaman Treta Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh
Yajnawalkya.
 Jaman Dwapara Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis
oleh Sankha Likhita.
 Jaman Kali Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh
Parasara.
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 Sila Sumber Hukum Ketiga


 Sila artinya tingkah laku
 Umumnya, tingkah laku orang-orang suci (maharsi/nabi)
sebagai tauladan atau pedoman dalam bertingkah laku
 Acara Sumber Hukum Keempat (Hukum Positif)
 Dalam bahasa Jawa Kuno Sadacara disebut Drsta yang
berarti kebiasaan
 Acara Adat istiadat suatu tempat
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 Atmanastuti Sumber Hukum Kelima


 Atmanastuti Rasa puas pada diri sendiri
 Perasaan ini dijadikan ukuran untuk suatu hukum
 Atmanastuti dinilai sangat relatif dan subyektif
 berdasarkan Manawadharmasastra109/115, bila ada
hukum yang masih diragukan kebenarannya, keputusan
diserahkan kepada majelis
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 Karmaphala Karma “Kr” (Berbuat)Segala perbuatan


baik disengaja maupun tidak disengaja
 Perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah
 Intinya, setiap perbuatan akan mendatangkan hasil
 “Karma Phala ngaran ika paraning gawe ala ayu”
artinya:
Karma Phala adalah akibat perbuatan baik dan buruk.
(Slokantara)
Peranan Agama Hindu dalam Merumuskan
dan Menegakkan hukum yang Adil

 Ada 3 jenis Karma:


 Prarabdaperbuatan masa sekarang, hasilnya diterima sekarang
 Kriyamanaperbuatan di dunia, hasilnya diterima di alam baka
 Sancitaperbuatan masa sekarang, hasilnya diterima di
kehidupan berikutnya
 Sifat-sifat Hukum Karma:
 Abadi
 Universal
 Sempurna, adil, tidak bisa dihindari
 Tidak ada pengecualian
Fungsi Profetik Agama Hindu dalam
Hukum
 Manusia tercipta atas dua unsur: (+) & (-)
 Agar tidak terjadi benturan antara Swa & Para Dharma, dibuat
hukum
 Agama sebagai induk berlakunya Hukum
 Terdapat ungkapan-ungkapan yang merupakan fungsi profetik
dalam hukum:
 “Weda Smerti” (Manu Smerti): VII.20.31.VII.14:15
 Wiracitra Ramayana: III.65;66;75,XXIV.54
BAB III
PENUTUP
Simpulan

 Tuhan menciptakan manusia disertai dengan unsur positive


dan unsur negative (baik dan buruk). Untuk menjalani Swa
Dharma dan Para Dharma dalam hidup ini, supaya tidak
terjadi benturan antara dua hal tersebut, maka oleh
manusia dibuatlah aturan yang disebut hukum.
 Rta adalah hukum alam yang merupakan disiplin hidup
untuk menciptakan keindahan dan keharmonisan,Rta juga
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan di dunia
ini,karena memberikan kesempatan pada setiap makhluk
hidup untuk tumbuh dan berkembang.
Simpulan

 Dharma sebagai penuntun kebahagiaan dunia dan akhirat/lahir


dan batin, dalam aplikasinya dibedakan menjadi 2 bagian yaitu,
Swa dharma dan Para dharma. Swa dharma berarti sadar akan
tugas dan kewajiban masing-masing dan apabila kewajiban itu
di jalankan dengan sebaik-
baiknya barulah “moksartham dan jagadhita”akan terwujud.
Sedangkan Para Dharma berarti kewajiban orang lain, atau
kewajiban terhadap orang lain, kewajiban terhadap publik atau
pelayanan publik (public service), kewajiban untuk
kebersamaan sebagai tanggung jawab bersama, dan juga
kebenaran untuk bersama-sama.
Simpulan

 Hukum Hindu adalah hukum yang bersumber pada ajaran-


ajaran agama. Perumusan hukum menurut Hindu diatur
secara konsepsional, dimana sistem dan asas yang
digunakan dalam hukum Hindu bersumber pada kitab suci
Veda.
 Menurut Veda, hukum Hindu bersumber pada, Çruti,
Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastuti.
Saran

 Bagi setiap umat, seperti dalam ajaran RTA dan DHARMA


yaitu hukum alam dan hukum bangsa kita harus mematuhi
aturan yang telah ditetapkan dan hukumnya, baik ajaran
dharma maupun hukum yang telah ditetapkan masyarakat
atau pemerintah untuk menjaga kedamaian, keamanan
dan ketentraman diantara tiap umat di dunia.
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai