Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN


PERMUKIMAN
DALAM MENDUKUNG PENANGANAN PERMUKIMAN
KUMUH
Direktur Pengembangan PLP
Ir. Dodi Krispratmadi M.Env.E

Disampaikan pada :
Sosialisasi Penyusunan RKP-KP
Bandung, 30 Juni 2015

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


PRAKARSA 100 – 0 – 100 vs CAPAIAN PEMBANGUNAN SANITASI

AIR MINUM KUMUH SANITASI

% %
RPJMN
2019 %

68 %
10 62 % %
MDG’S
2015 39 %

1%

EKSISTING
67,7 % 10 % 60,91 %
2
KETERKAITAN SANITASI DENGAN KAWASAN KUMUH

Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak


huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan
serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat
(UU No 1/2011)

Kondisi Sanitasi di Kawasan Kumuh :


1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Minimnya/tidak tersedianya fasilitas air limbah yang
layak
3. Terjadinya genangan setiap hujan
4. Sampah tidak terkelola dengan baik

3
DATA KAWASAN KUMUH vs KAWASAN RAWAN SANITASI

KAWASAN KUMUH RAWAN SANITASI


3.286 415 13.295
kawasan kab/kota desa/kelurahan*
kumuh 2.755 rawan air limbah
desa/kelurahan

37.407 Ha 12.282
desa/kelurahan*
rawan
persampahan
FAKTA :
Sebagian Kawasan Rawan
Sanitasi bukan merupakan 9.268
kawasan kumuh
desa/kelurahan*
rawan genangan
Rawan
Kumuh Sanitasi
Air Limbah : 410 desa/kelurahan
kumuh & rawan sanitasi

Persampahan : 75 desa/kelurahan
kumuh & rawan sanitasi 346 Kab/Kota*
Drainase : 35 desa/kelurahan
Kumuh & Rawan kumuh & rawan sanitasi * Sesuai data Buku Putih Sanitasi s.d 2013
Sanitasi 4
TANTANGAN PEMBANGUNAN SANITASI MENUJU KETERPADUAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

• Tidak semua daerah rawan sanitasi


1 merupakan kawasan kumuh

• Diperlukan kesepakatan terkait data kawasan


2 kumuh (verifikasi data) dan kebutuhan
penanganannya

• Diperlukan konsep penanganan terpadu


dalam pembangunan permukiman
3 (keterpaduan dalam penanganan kawasan
kumuh, sanitasi dengan sektor lainnya)

• Diperlukan kejelasan dan kepastian lokasi


4 (tanah) untuk pembangunan infrastruktur
sanitasi di kawasan kumuh (terutama air
limbah & persampahan) -> readiness criteria

5
RENCANA PENGEMBANGAN AIR LIMBAH MENUJU AKSES UNIVERSAL

60,91 % 100 %

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 6


RENCANA PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN MENUJU AKSES UNIVERSAL

* 100 %

79,80 %

* Penanganan sampah secara total (memenuhi dan tidak memenuhi NSPK)

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 7


RENCANA PENGEMBANGAN DRAINASE MENUJU AKSES UNIVERSAL

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 8


PENDEKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN

Pendekatan Berbasis Masyarakat Berbasis Institusi

Skala Skala
Penanganan Lingkungan Skala Kawasan dan Skala Kota (city wide) Regional/Nasional

Pengembangan PS pelayanan kota


berdasarkan demand responsive Pembangunan
1 Perdesaan : prasarana dan
Model Sanitasi Total  Kota metropolitan & besar : off site sarana air limbah
Berbasis Masyarakat /sewerage system mendukung
(STBM) kerjasama antar
 Kerjasama dengan  Kota sedang/kecil: fokus pada kabupaten/kota
Kemenkes untuk pelayanan Instalasi Pengolahan
Kampanye Perilaku Hidup Lumpur Tinja (IPLT) untuk
Bersih dan Sehat (PHBS) peningkatan on site management
Instalasi Pengolahan
2. Perkotaan :  Kota/kawasan baru: Air Limbah (IPAL)
 Model SANIMAS  Pembangunan sistem terpusat untuk Regional
kawasan (IPAL Kawasan)
 Mendorong pembangunan sistem
terpusat untuk kota baru melalui
investasi swasta

9
PENDEKATAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Pendekatan Berbasis Masyarakat Berbasis Institusi

Skala Skala
Penanganan Lingkungan/Kawasan Skala Kota (city wide) Regional/Nasional

 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)  Tempat


 Tempat Pengolahan  Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Pemrosesan
Sampah (TPS 3R) (TPST) Akhir (TPA)
 Intermediate Treatment Facilities Regional
(ITF)
 Stasiun Peralihan Antara (SPA)

10
PENDEKATAN PENANGANAN DRAINASE

Pendekatan Berbasis Institusi

Skala Skala
Penanganan Lingkungan/Kawasan Skala Kota (city wide)
Regional/Nasional

 Daerah flat/datar: - Normalisasi


 Drainase Berwawasan  Muka air lebih rendah dari muka air sungai
Lingkungan (Ecodrain) laut: - Tanggul
- Sistem polder
- Kolam detensi
- Normalisasi saluran
 Muka air lebih tinggi dari muka air
laut:
- Normalisasi saluran
- Kolam retensi dan sistem pompa

 Daerah berbukit:
- Normalisasi saluran
- Kolam retensi

11
LOKASI RAWAN SANITASI

1. Merupakan hasil kajian langsung kab/kota melalui


Pokja AMPL/Sanitasi
2. Tertuang dalam dokumen perencanaan Buku Putih

Sanitasi
3. Lokasi Rawan Sanitasi merupakan desa/kelurahan
yang memiliki resiko sanitasi sangat tinggi & tinggi
(resiko 3 dan 4)
4. Indikator lokasi rawan sanitasi
• Kepadatan penduduk tinggi
• Tingginya angka BABs
• Minimnya fasilitas air limbah
• Besarnya timbulan sampah
• Rendahnya cakupan pelayanan persampahan
• Angka genangan yang cukup tinggi
• Indeks resiko sanitasi hasil EHRA yang cukup tinggi

12
UPAYA SINKRONISASI PEMBANGUNAN SANITASI
DENGAN PEMBANGUNAN KAWASAN KUMUH

Lokasi
Prioritas
Kawasan kumuh
Lokasi

Kawasan rawan sanitasi


Prioritas

Lokasi
Prioritas Penanganan
Prioritas

Lokasi
Prioritas

Air Limbah Persampahan

Drainase
1. Menyusun baseline data rawan sanitasi tingkat kab/kota
2. Memprioritaskan pembangunan sanitasi pada kawasan
kumuh
13
INFRASTRUKTUR SANITASI UNTUK KAWASAN KUMUH

SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS)

Merupakan pola penanganan air limbah skala


lingkungan melalui pembangunan sarana air limbah
komunal berbasis masyarakat di daerah kumuh.

INOVASI :
1. Pemanfaatan bangunan atas IPAL sebagai sarana
umum (balai pertemuan, sarana olahraga, dll)
2. Pengelolaan gas methan tinja sebagai sumber energi
3. Pemanfaatan barang recycle (botol air mineral, tutup
OPSI TEKNOLOGI:
botol) sebagai media filter pada treatment plant 1. MCK Komunal
4. Hasil olahan IPAL digunakan sebagai pupuk cair 2. IPAL Komunal
3. IPAL Kombinasi (MCK + jaringan
organik perpipaan) 14
INFRASTRUKTUR SANITASI UNTUK KAWASAN KUMUH

SARANA PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU 3R

Merupakan pola penanganan sampah skala lingkungan


/kawasan dengan sistem 3R (reuse, reduce, recycle)
berbasis masyarakat dengan lokasi sasaran adalah
kawasan kumuh.

Manfaat :
1. Meningkatkan nilai guna sampah
2. Mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA
3. Membantu menciptakan kondisi zero waste di suatu
kawasan permukiman

INOVASI :
1. Pemanfaatan sampah organik sebagai pupuk kompos,
makanan ternak serta beberapa produk lainnya
2. Pemanfaatan sampah non organik sebagai barang-
barang rumah tangga, alat tulis kantor dan barang
berguna lainnya
3. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui
penerapan bank sampah 15
DRAINASE LINGKUNGAN UNTUK KAWASAN KUMUH
Penanganan Drainase
Penanganan
genangan air banjir limpasan
hujan sungai Mengelola limpasan air hujan yang turun di suatu
kawasan atau lingkungan permukiman untuk
menghindari terjadinya genangan

Metode pelaksanaan :
Lingkunganh
Permukiman Melalui pembangunan saluran drainase dan
bangunan pelengkap lainnya

Inovasi :
• Penerapan ecodrain
• Pembuatan kolam retensi yang berfungsi sebagai cadangan
air dan perbaikan kualitas air tanah
• Pembuatan sumur resapan

16
DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN (ZERO RUN-OFF)

• Mengelola limpasan air hujan melalui sumur resapan dan


reservoir bawah tanah untuk dimanfaatkan kembali (reuse)
sehingga mengurangi air hujan yang masuk ke badan air
penerima (sungai)
• Infrastruktur ini mendukung kebijakan Zero Delta Q Policy
yang diamanatkan dalam PP No. 26 Tahun 2008

Inovasi :
 Penerapan subreservoir pada green building (reservoar
yang dipasang di tanah sebagai penampung air hujan)
 Sumur resapan (retensi)
 Air hujan sebagai bahan baku untuk air minum

Contoh :
Penanganan Drainase Ramah Lingkungan di Kawasan
Puslitbangkim Bandung
PELUANG DALAM MENGHADAPI TARGET AKSES UNIVERSAL BIDANG
SANITASI DI KAWASAN KUMUH

Penanganan kawasan kumuh termasuk di dalamnya penangan


1 sanitasi harus memperhatikan tidak hanya aspek infrastruktur
semata melainkan juga harus memperhatikan aspek ekonomi

Kegiatan sanitasi untuk kawasan kumuh juga memiliki potensi


ekonomi yang dapat meningkatkan tidak hanya kualitas
2 kesejahteraan melainkan juga kesejahteraan masyarakat

18
TERIMA KASIH

PEMBANGUNAN SANITASI MENDUKUNG PENGURANGAN


KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

19

Anda mungkin juga menyukai