Anda di halaman 1dari 12

SINDROM

NEFROTIK
KELOMPOK 5
D3 – 2A

ISMI NAFAL
NADHIYAH NUR I
LINANDA ISLAMIATI
VINA RIESTIANI
NAMIRA AZZAHRA
DEFINISI SINDROM
NEFROTIK
– Sindrom nefrotik adalah kerusakan pada ginjal yang menyebabkan kadar protein
di dalam urine meningkat. Tingginya kadar protein tersebut disebabkan oleh
kebocoran pada bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah (glomerulus).

– Sindrom nefrotik dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi
ini dapat diobati dengan mengonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter.
Jika sindrom nefrotik terjadi akibat penyakit lain, seperti diabetes atau lupus,
dokter juga akan mengobati kondisi penyebab sindrom nefrotik tersebut.
GEJALA SINDROM
NEFROTIK
– Gejala utama sindrom nefrotik adalah penumpukan cairan dalam tubuh atau
edema. Edema terjadi akibat rendahnya protein dalam darah, sehingga
menyebabkan cairan dari dalam pembuluh darah bocor keluar dan menumpuk
di jaringan tubuh.

– Pada anak-anak, edema yang disebabkan sindrom nefrotik dapat diamati dari
pembengkakan di wajah. Sedangkan pada orang dewasa, edema dapat diamati
dari pembengkakan di tumit, yang diikuti pembengkakan di betis dan paha.
Gejala sindrom nefrotik lain yang dapat muncul adalah :

• Urine yang berbusa akibat adanya protein dalam urine.

• Diare.

• Mual.

• Letih, lesu, dan kehilangan nafsu makan.

• Bertambahnya berat badan akibat penumpukan cairan tubuh.

Sindrom nefrotik yang disebabkan oleh penyakit lain juga


akan menimbulkan gejala penyakit tersebut. Contohnya, sindrom
nefrotik yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis dapat
menimbulkan gejala nyeri sendi.
ETIOLOGI / PENYEBAB
SINDROM NEFROTIK
– Sindrom nefrotik terjadi akibat kerusakan pada glomerulus, yaitu bagian ginjal
yang berfungsi menyaring darah dan membentuk urine. Akibatnya, protein
yang seharusnya tetap di dalam darah malah bocor ke urine. Dalam kondisi
normal, urine seharusnya tidak mengandung protein.

– Kerusakan bagian ginjal ini dapat disebabkan oleh sel ginjal yang menebal
atau membentuk jaringan parut. Sampai saat ini belum dapat diketahui
penyebab glomerulus menebal atau membentuk jaringan parut. Sindrom
nefrotik yang disebabkan oleh glomerulus yang menebal atau membentuk
jaringan parut disebut juga dengan sindrom nefrotik primer.
Selain penebalan dan pembentukan jaringan parut pada ginjal, sindrom nefrotik dapat disebabkan
oleh penyakit lain yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Kondisi ini disebut sindrom nefrotik sekunder.
Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik sekunder, antara lain:
• Diabetes.
• Lupus.
• Penyakit infeksi, seperti kusta, sifilis, HIV, malaria, atau penyakit hepatitis B dan hepatitis C.
• Rheumatoid artritis.
• Henoch-Schonlein purpura.
• Amiloidosis.
• Kanker, seperti leukemia atau limfoma.
• Sindrom Sjogren.
• Erythema multiforme.
Selain beberapa penyakit di atas, mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi kerja ginjal, seperti
obat antiinflamasi nonsteroid atau interferon alfa, juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom
nefrotik. Menyalahgunakan heroin juga berisiko menimbulkan sindrom nefrotik.
DIAGNOSIS SINDROM
NEFROTIK
– Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang
dirasakan dan memeriksa kondisi fisik penderita. Selain itu, dokter juga
akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, terutama penyakit yang
pernah diderita.
– Jika penderita adalah anak-anak, dokter juga akan menanyakan kepada
keluarganya, apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit
tersebut.
– Jika dokter menduga seseorang menderita sindrom nefrotik, dokter akan
melakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi : Tes urine, Tes darah, dan
Biopsi ginjal,
– Tes urine
Sampel urine akan diperiksa di laboratorium untuk melihat ada tidaknya protein
yang bocor. Dokter dapat meminta pasien untuk melakukan pengambilan sampel
urine selama 24 penuh.

– Tes darah
Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa
kadar protein dalam darah (albumin), disertai dengan tes fungsi ginjal. Tes darah
juga dapat dilakukan untuk mencari penyebab sindrom nefrotik, misalnya
pemeriksaan kadar gula darah bagi yang menderita diabetes.

– Biopsi ginjal
Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal. Biopsi ginjal
dilakukan untuk memeriksa jaringan ginjal melalui mikroskop.
PENGOBATAN SINDROM
NEFROTIK
Penanganan sindrom nefrotik oleh dokter ginjal akan berbeda-beda untuk tiap penderita, tergantung pada
penyebabnya. Ada beberapa obat yang dapat diberikan kepada penderita sindrom nefrotik, antara lain:
• Obat kortikosteroid, Obat ini berfungsi untuk menangani peradangan pada ginjal atau mengobati penyakit
peradangan penyebab sindrom nefrotik, seperti lupus atau amioloidosis. Contoh obat ini adalah
methylprednisolone.
• Obat antihipertensi, Obat ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang bisa meningkat saat
terjadi kerusakan ginjal. Selain itu, obat darah tinggi dapat mengurangi jumlah protein yang terbuang
melalui urine. Contoh obat ini adalah obat ACE inhibitor, seperti enalapril atau catropril.
• Obat diuretik, Fungsi obat diuretik adalah untuk membuang cairan yang berlebihan dari dalam tubuh,
sehingga dapat mengurangi gejala edema. Contoh obat ini adalah furosemide.
• Obat pengencer darah, Fungsi obat ini adalah untuk menurunkan risiko penggumpalan darah yang
merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik. Contoh obat ini adalah heparin.
• Obat penisilin, Penisilin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mencegah infeksi yang merupakan
komplikasi dari sindrom nefrotik.
– Bila protein dalam darah terlalu rendah, dokter dapat memberikan albumin
melalui infus. Dokter juga akan menyarankan penderita untuk cuci darah atau
transplantasi ginjal bila sudah mengalami gagal ginjal kronis.

– Di samping obat-obatan, pola makan penderita sindrom nefrotik perlu diatur.


Penderita perlu mengonsumsi protein yang cukup, tidak berlebih ataupun
kurang. Selain itu, penderita sindrom nefrotik perlu mengurangi konsumsi
garam, lemak, serta kolestrol untuk mencegah komplikasi dan mengurangi
edema. Konsultasikan dengan dokter gizi mengenai pola makan bagi
penderita sindrom nefrotik.

– Tingkat kesembuhan dari kondisi ini sangat bergantung pada penyebab,


keparahan, dan respon tubuh terhadap pengobatan. Umumnya penderita usia
anak-anak dapat sembuh walau sekitar 70% kembali mengalaminya lagi di
masa depan.
PENCEGAHAN SINDROM
NEFROTIK
– Sulit untuk mencegah sindrom nefrotik yang penyebabnya belum diketahui (sindrom nefrotik
primer). Namun untuk sindrom nefrotik yang muncul akibat penyakit lain, langkah pencegahannya
adalah menjalani pengobatan terhadap penyakit tersebut. Misalnya, penderita diabetes perlu
meminum obat pengontrol gula darah dari dokter, serta menjalani pola makan dan olahraga yang
dianjurkan oleh dokter.

– Langkah pencegahan selanjutnya yang juga tidak kalah penting adalah mencegah komplikasi sindom
nefrotik, salah satunya adalah gagal ginjal akibat kerusakan permanen pada ginjal.

– Hal ini dapat dilakukan dengan menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter ginjal, serta disiplin
dalam menerapkan pola makan yang disarankan oleh dokter gizi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai