Anda di halaman 1dari 11

Review Jurnal

Judul : Perilaku Pematangan dan Gangguan Fisiologis Pir


'Abate Fetel' Diolah Saat Panen dengan 1-MCP dan
disimpan pada Suhu dan Atmosfer yang Berbeda
Penulis : M. Vanoli*, M. Grassi, A. Rizzolo

Oleh :
Bayu Anbiya Bagaskara 165001003
Entar Tarsiah 165001016
Hani Rahmadini 165001084
Ila Fazilawati 165001088
Agroteknologi B
Pir merupakan buah penting di Eropa

Salah satu negara produsen buah pir terbesar adalah


Italia dengan total produksi 31%

Pir yang memiliki titel produksi tinggi adalah jenis


Abate Fetel.

Kualitas pir yang baik dapat dilihat dari aroma,


tekstur, rasa asam dan manis yang seimbang serta
tahan selama 13 minggu dalam suhu dingin

2
menyebabkan
Buah pir memiliki
kehilangan Buah pir tidak
tingkat sensitifitas
kemampuan masak tahan > 4 bulan
permukaan yang
sehingga teksturnya pada keadaan
tinggi terhadap
tidak lembut dan normal
lingkungan
tidak berair.

3
Metode yang dapat digunakan dalam penanganan tingkat
sensitifitas dari buah pir yang tinggi

Memiliki kekurangan yaitu


menyebabkan buah pir menjadi Metode
melepuh lembut (busuk) Metode yang paling efektif
penyimpanan dan diperbolehkan oleh
atmosfir yang pemerintah Italia
terkontrol

Tidak
diperbolehkan oleh Perawatan pra-
pemerintah Italia penyimpanan 1-MCP
dengan
ethoxiquin.

4
1-MCP

senyawa yang dapat meperlambat


pelunakan buah, kulit menguning, laju Reaksi 1MCP terhadap buah pir
respirasi dan produksi etilen, dipengaruhi oleh dosis, kondisi
mencegah dan atau mengontrol lepuh penyimpanan, waktu penyimpanan,
permukaan, lepuh lembut dan kultivar, waktu perawatan, serta
gangguan intrnal sehingga buah tingkat kematangan buah pir saat
menjadi tetap kokoh dan hijau setelah pengaplikasian 1 MCP.
umur simpan.

5
Dynamic controlled atmosphere (DCA) adalah
teknologi yang menjanjikan untuk penyimpanan
jangka panjang pir secara organic dalam
mengurangi kerugian pada masa penyimpanan.
sehingga, untuk menemukan strategi yang lebih
baik dalam mencegah gangguan pra-penyimpanan
dan penyimpanan pada buah pir 'Abate Fetel' perlu
dilakukan penelitian pengaruh pemberian 1-MCP
saat panen serta dikombinasi dengan perlakuan
penyimpanan yang berbeda (suhu, atmosfer,waktu).
Eksperimen dilakukan pada pir 'Abate Fetel' yang dirawat saat
panen dengan dua dosis 1-MCP (0 dan 300 nL L À1 ) dan
kombinasi dengan dua penyimpanan suhu (-0,50 C, 1 C), tiga level
oksigen (21%, udara - NA; 2%, atmosfer terkendali - CA; 0,8%,
DCA) dan dua kali penyimpanan (20 dan 28 minggu).

7
Hasil yang didapatkan menunjukkan
bahwa perawatan 1-MCP sangat
mengurangi produksi etilen dalam pir
yang disimpan pada suhu -0,5 C,
menghambat pelunakan,
menghambat perubahan warna dan
gangguan internal, terlepas dari
penyimpanan suasana dan waktu.


8
Pir yang diberi perlakuan dengan NA dan DCA yang disimpan selama 28
minggu pada 1 C memiliki produksi etilen yang cukup untuk memicu proses
pematangan, sementara pir yang diberi perlakuan CA dan disimpan dalam
kondisi yang sama mampu memulihkan kapasitas pematangan.

Pir yang diberi perlakuan penyimpanan (disimpan) selama 28 minggu


pada 1 C, NA dipermukaan meningkat dan tekstur buah menjadi lembut, jika
tingkat keparahannya kecil buah masih dapat dipasarkan.

9
Buah dengan kontrol DCA disimpan di -0,5 C selama 20 minggu mampu
melunakkan tekstur buah, serta menunjukkan insidensi gangguan yang
rendah.
Buah dengan kontrol NA dan CA yang disimpan pada suhu -0,5 C matang,
tetapi menunjukkan insiden permukaan yang sangat tinggi di NA dan menjadi
lunak, serta gangguan internal, pada tingkat keparahan yang rendah. Setelah
28 minggu di -0,5 C, insiden gangguan penyimpanan dalam buah kontrol
meningkat secara dramatis di semua atmosfer dan pir menjadi tidak dapat
dipasarkan.
Buah kontrol yang disimpan pada suhu 1 C tidak dapat dipasarkan
karakteristik kualitas terburuk dan insiden gangguan penyimpanan tertinggi
terlepas dari penyimpanan suasana dan waktu.
plain your ideas

10
Thanks!

11

Anda mungkin juga menyukai