Pengaruh Suhu Terhadap Pembusukan Pisang Ambon
Pengaruh Suhu Terhadap Pembusukan Pisang Ambon
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang saya tulis adalah
1. Bagaimana pengaruh keadaan temperature atau suhu dalam pembusukan
buah?
2. Dari dua perlakuan yaitu dengan penempatan pada suhu ruangan terbuka
dan lemari pendingin, manakah tempat yang mengakibatkan pembusukan
buah lebih lambat?
1.3 Hipotesis
1. Keadaan suhu atau temperature sangat berpengaruh pada proses
pembusukan buah.Suhu yang baik untuk menyimpan buah pisang Ambon
(Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt untuk menghambat pembusukan
adalah kurang dari 5˚C (dalam lemari pendingin)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembusukan buah adalah
mikroorganisme, ontolisis, dan temperatur.
1.4 Variabel
Macam-macam variabel dalam percobaan :
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Division : Magnoliophyta
Klas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Menurut ( Tjahjadi, 1991) akar
pohon pisang merupakan akar serabut yang berpangkal dari umbi batang yang
sebagian letaknya berada di bawah tanah. Dengan diameter sekitar 0,5-1 cm,
berbentuk silinder menyebabkan terlihat besar dan tampak seperti cacing.
Rata-rata panjangnya adalah 4-5 meter untuk yang menjalar kesamping dan
hanya 75-150 cm untuk yang tumbuh ke dalam tanah. Akar ini keluar dari
batang dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-4 akar. Secara umum
struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis, dan empelur; serta sistem berkas pembuluh yang
terdiri dari xylem dan floem yang tersusun berselang-seling.
3
Pisang dapat ditanam didataran rendah bersuhu 21-32 derajat celcius dan
beriklim lembab. Topografi yang di hendaki tanaman pisang berupa lahan datar
dengan kemiringan 8 derajat. Lahan itu terletak didaerah tropis antara 16
derajat LU – 12 derajat LS. Apabila suhu udara kurang dari 13 derajat celcius
atau lebih dari 38 derajat celcius maka pisang akan berhenti tumbuh dan
akhirnya mati (Suyanti dan Ahmad supriyadi, 2008).
Batang pisang menurut ( Nakasone, 1998) merupakan batang semu yang
terbentuk dari pelepah daun yang membesar di pangkalnya dan mengumpul
membentuk struktur berselangseling yang terlihat kompak sehingga tampak
sebagai batang ( pseudo stem). Batang pisang yang sebenarnya terdapat
didalam tanah dan kadang-kadang muncul di permukaan tanah sebagai umbi
yang tumbuh akar dan tunas. Secara umum batang tersusun atas epidermis
yang berkutikula dan kadang terdapat stomata. Sistem berkas pembuluh yang
terdiri atas xylem dan floem dan tersusun tersebar.
Secara fisiologi daun pisang menurut (Subartento et al., 2006) berwarna
hijau tua untuk daun yang dewasa dan hijau muda untuk daun yang masih
muda kecuali untuk beberapa spesies, terdapat bercak merah pada lembaran
daunnya atau pada ibu tulangnya. Daun pisang yang dewasa berbentuk lonjong
dan bertulang menyirip sedangkan daun mudanya menggulung. Pelekatan
daun pada batang membentuk roset batang. Helai daunnya lebih panjang dari
tangkai daunnya. Daun pisang memiliki pelepah daun yang yang membesar
dan mengumpul berselang seling membentuk suatu struktur seperti batang
yang disebut psudo stem. Dibawah permukaan daun memiliki lapisan kutikula
untuk mencengah terjadinya penguapan berlebih sedangkan permukaan
bawahnya dilapisi oleh suatu lapisan lilin tebal yang berfungsi menahan air agar
tidak membasahi daun.
2.2 Manfaat Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)
Kunt.)
Pisang ambon merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
karena mengandug senyawa yang disebut asam lemak rantai pendek, yang
memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil dan meningkatkan kemampuan
4
tubuh untuk meyerab nutrisi. Menurut penelitian yang telah dilakukan buah
pisang ambon matang sangat efektif dalam mengurangi keparahan klinis dari
penyakit diare dan banyak mengandung vitamin, mineral dan karbihidrat yang
baik untuk dikonsumsi untuk tubuh (Elly dan Sarinah Amrullah, 1985).
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
6
BAB IV
PEMBAHASAN
7
menjadi lembek, sedikit lembek.
jamur yang tumbuh
semakin banyak,
mulai keluar air.
6 Hari ke enam kisut, warnanya Layu, warnanya
hitam, teksturnya hitam, tekstur
menjadi lembek, sedikit lembek.
jamur yang tumbuh
semakin banyak,
airnya banyak dan
berbau
7 Hari ke tujuh kisut, warnanya Layu, warnanya
hitam, teksturnya hitam, tekstur
menjadi lembek, sedikit lembek.
jamur yang tumbuh
hampir diseluruh
permukaan, airnya
banyak dan berbau
4.2 Pembahasan
Pada penelitian yang saya lakukan ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh temperature atau suhu yang optimal untuk menghambat pembusukan
pada buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt).
Penelitian ini dilakua selama 7 hari yaitu pada tangal 29 Oktober 2015 sampai
dengan 5 Desember 2015.
Percobaan yang dilakukan menggunakan dua perlukan yaitu dengan
menempatkan buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt)
pada ruangan terbuka dengan suhu kurang lebih 28˚C dan menempatkat buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt) pada lemari
pendingin dengan suhu kurang lebih 3˚C.
Dari hasil pengamatan dihari pertama bua masih segar yang bertekstur
keras dan berwarna kuning untuk kedua perlakuan. Tetapi pada hari kedua
8
perubahan yang terjadi yatu perubaan warna yang menjadi hitam di kulit buah
pada kedua perlakuan. Yang membedakan hanya pada tempat terbuka tekstuk
buah sedikit melembek sedangkan pada lemari es tekstur buah masih keras.
Menurut literature buah pisang merupakan buah yang tidak bisa bertahan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga dengan begitu, jika kita
membeli pisang dalam jumlah yang banyak serta tidak habis dengan cepat
maka hal yang akan terjadi yaitu kesegaran buah pisang akan cepat hilang,
bahkan buah yang satu ini pun akan menjadi mudah busuk, dimana ciri-cirinya
yaitu kulit buah pisang akan berubah warna dari kuning menjadi coklat
kehitaman.
Penyebab pisang mudah berubah warna menjadi coklat kehitaman yaitu
karena disebabkan oleh proses oksidasi sederhana. Ketika buah pisang
terkena udara luar, maka enzim oksidatif akan bereaksi sehingga menyebabkan
warna pisang berubah menjadi seperti itu. Reaksi ini memang tidak bisa
dihindari, namun reaksi ini bisa kita cegah.
Untuk mencegah perubahan warna tersebut, ada di antaranya beberapa
orang yang justru memasukan buah pisang ke dalam kulkas agar tetap terlihat
segar. Namun sayangnya, menyimpan pisang dalam kulkas tidak akan serta
merta membuat pisang akan terus terlihat segar. Namun justru yang ada kulit
pisang akan sangat mudah berubah warna.
Pada hari ke-3 pada penempatan di ruangan terbuka keadaan buah sudah
layu, warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, dan jamur mulai tumbuh.
Sedangkan buah dalam lemari es keadaan masih sama dengan hari
sebelumnya, warnanya sedikit menghitam, dan teksturnya masih keras.
Menurut literature jamur pada makanan dapat menyebabkan penyakit.
Biasanya gejala yang ditunjukkan akibat keracunan makanan berjamur seperti
mual serta pusing. Jamur dapat tumbuh pada makanan jika makanan dala suhu
yang sesuai. Biasanya suhu yang lembab meyebabkan makanan mudah
berjamur. Meletakakkan makanan pada ruang terbuka tanpa ditutup rapat juga
merupakan factor yang menyebabkan makanan ditumbuhi oleh jamur.
Pada hari ke-4 dan 5 keadaan buah tidak jauh beda yaitu buahnyan layu,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh semakin
9
banyak, mulai keluar air, ini pada tempat terbuka. Sedangkan pada lemari es
buahnya layu, warnanya hitam, tekstur sedikit lembek.
Menurut literature munculnya air pada pembusukan akibat adanya kerja
bakteri pengurai dalam mengraikan protein pada bahan organic. Bakteri tumbuh
pada makanan yang kadar keasamannya rendah, seperti pada sayuran dan
buah - buahan. Bakteri tumbuh dengan cepat pada suhu kamar (suhu ruangan
biasa) yakni 250C. Maka dari itu untuk menghindari tumbuhnya bakteri pada
makanan, maka makanan disimpan pada suhu di bawah 5 0C atau dipanaskan
pada suhu di atas 600C.
Pada hari ke-6 buah menjadi kisut, warnanya hitam, teksturnya menjadi
lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak, airnya banyak dan berbau untuk
di ruangan terbuka. Sedangkan pada lemari pendingin buahnya hanya
mengalami kelayu, warnanya hitam, tekstur sedikit lembek. Hal ini terjadi
karena dalam lemari es bakteri dan jamur tidak apat tumbuh dengan optimal
pada suhu tersebut. Sehingga buah hanya mengalami oksidasi yaitu prubahan
warna kulit mnjadi hitam tanpa adanya pembusuka yang sempurna.
Di hari terakhir (ke-7) buah pada ruangan terbuka menjadi semakin kisut,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh hampir
diseluruh permukaan, airnya banyak dan berbau. Bau yang dikeluarkan diduga
juga dihasilkan dari proses pembusukan oleh bakteri yang mengeluarkan gas
Amonia (NH3). Sedangkan pada buah yang ditempatka pada lemari pendingin
keadaanya tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya yaitu warnya hitam dan
tekstur sedikit lembek.
Dalam 7 hari percobaan ini, dapat dilihat buah pada ruangan terbuka buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt mengalami
kebusukan sedangkan pada penempatan di lemari pendingin kbuha tidak busuk
hanya saja warna dan tekturnya yang berubah.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Keadaan suhu atau temperature sangat berpengaruh pada proses
pembusukan buah.
2. Suhu yang baik untuk menyimpan buah pisang ambon (Musa paradisiaca
var. sapientum (L.) Kunt untuk menghambat pembusukan adalah kurang
dari 5˚C (dalam lemari pendingin)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembusukan buah adalah
mikroorganisme, ontolisis, dan temperatur.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa
hendaknya kita menyimpan buah – buah konsumsi dengan benar agar tidak
cepat mengalami kebusukan yang akan terbuang dengan sia-sia. Karena
mengkomsumsi buah sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Jadi
dari sekarang mari budidayakan makan buah setiap hari agar menjadi manusia
yang cerdas.
11