Anda di halaman 1dari 15

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

NOVIA CAHYANINGRUM
(18041010024)
AYU WULANDARI (18041010047)
MATERI
PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN DAN JABATAN
Yaitu penyalahgunaan yang wewenang adalah
melaksanakan kegiatan atau bertindak di luar batas
kewenangan yang tercantum dalam undang-undang.
Dalam pasal 1 ayat 3 UU No. 37 tahun 2008 tertulis :
“yang melampaui wewenang atau menggunakan wewenang
untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang
tersebut, atau termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban
hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik.”
Penyalahgunaan kewenangan meliputi campur aduk
wewenang yang dilakukan, wewenang yang melampaui
batas, dan tindakan sewenang-wenang.
Penyebab penyalahgunaan kekuasaan

B. Kekuasaan yang Tidak Dapat Dikendalikan


Jika tak dapat mengendalikan kekuasaan, maka kitalah
yang akan dikendalikan oleh kekuasaan tersebut dan
memicu timbulnya banyak penyimpangan.

B. Pandangan Salah Tentang Wewenang yang


Diembannya
Seorang pejabat atau pemimpin terkadang suka salah
pandangan dan beranggapan kalau ia memiliki jabatan
tinggi akan bebas bertindak sesuka hati.
Lemahnya Penegakan Hukum Terhadap
C.
Perilaku Penyalahgunaan Wewenang .
Di tengah kemiskinan warga, orang-orang buta
hukum, korupsi malah merajalela. Yang mencuri
ayam dihukum seumur hidup, yang korupsi
milyaran dihukum beberapa tahun saja.

D. Kebijakan Publik Hanya Dilihat Sebagai


Suatu Kesalahan Prosedural
Memandang kebijakan publik sebagai suatu
kesalahan prosedural, akan tetapi bila tujuannya
untuk keuntungan kelompok tertentu atau
pribadi dan merugikan negara, maka termasuk
dalam tindak pidana.
E. Moral dan Mental yang Lemah – Maksudnya adalah seseorang yang
diberikan wewenang atau jabatan tinggi namun memiliki moral dan
mental pencuri misalnya, tidak akan dapat mengemban amanah dan
menjalankan tugas sesuai wewenangnya.

F. Tuntutan Ekonomi – Pemimpin atau pejabat pastilah memiliki


keluarga yang harus ia hidupi. Semakin tinggi jabatan, biasanya
kebutuhan hidup juga makin tinggi.
G. Pengawasan yang Lemah – Kurangnya pengawasan
dari atas dan pihak-pihak yang terkait, misalnya dalam
pengawasan anggaran.
Wewenang dan Campur Aduk yang
Melampaui Batas

Penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpin untuk


mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok
tertentu.
1. Penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan sendiri atau pribadi maupun
kelompok tertentu. Tindakan yang dilakukan pun
bertolak belakang dengan kepentingan umum.

2. Penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan atas dasar


kepentingan umum namun terjadi penyimpangan tujuan
dalam peraturan dan undang-undang (tidak sesuai dengan
peraturan).

3. Penyalahgunaan kewenangan dalam kaitannya dengan


prosedur (menyalahgunakan prosedur yang ada).
Contohnya :

Dalam sebuah kasus ketika hendak mengurus izin


mendirikan bangunan (IMB) di suatu daerah, biasanya
suratnya berkop walikota, namun kini sudah berubah
kepala kop suratnya menjadi Dinas Pengawasan
Bangunan Daerah. Dalam hal ini seolah wewenang
yang semula dimiliki walikota telah berpindah tangan
kepada Dinas Pengawasan Bangunan Daerah.
Campur Aduk Wewenang yang Dilakukan

Maksud dari campur aduk wewenang yang dilakukan adalah


pejabat pemerintah atau pemimpin yang menyerobot wewenang
dari pejabat lainnya atau dinas lainnya.
Dampak yang terjadi pada tindakan
penyalahguanaan kekuasaan

Yaitu korupsi atau kkn yang dilakukan seorang pejabat.


Abuse of power adalah tindakan penyalahgunaan wewenang
yang dilakukan seorang pejabat untuk kepentingan tertentu,
baik untuk kepentingan diri sendiri, orang lain atau
korporasi. Kalau tindakan itu dapat merugikan keuangan
atau perekonomian negara, maka tindakan tersebut dapat
dianggap sebagai tindakan korupsi.

Ada adagium yang mengatakan bahwa, kekuasaan itu dekat


dengan korupsi. Kekuasaan yang tidak terkontrol akan
menjadi semakin besar, beralih menjadi sumber terjadinya
berbagai penyimpangan. Makin besar kekuasaan itu, makin
besar pula kemungkinan untuk melakukan korupsi.
Cara Mengatasi Penyalahgunaan
Kekuasaan Jabatan adalah dengan tindakan
sebagai berikut :
1. Mencipatakan pendidikan moral sedini mungkin

2. Pembekalan pendidikan religi

3. Pembangun supremasi hokum yang sangat kuat

4. Menjalankan kekuasaan dan tugas sesuai dengan fungsinya


Keputusan hokum harus tegas adan adil
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai