Terdapat dalam:
Materia Medika Indonesia Jilid I (1977) sampai Jilid VI
(1995)
Farmakope Herbal Indonesia Edisi I 2008 dan Suplemen
I 2010 serta Suplemen II 2011
3
4
5
SIMPLISIA (FHI edisi I, 2008)
Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan
simplisia tidak iebih dari 60°.
Simplisia segar adalah bahan alam segar yang belum dikeringkan.
Simplisia Nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat nabati lain yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya.
Serbuk Simplisia Nabati adalah bentuk serbuk dari simplisia nabati, dengan ukuran
derajat kehalusan tertentu. Sesuai dengan derajat kehalusannya, dapat berupa serbuk
sangat kasar, kasar, agak kasar, halus dan sangat halus.
Serbuk simplisia nabati tidak boleh mengandung fragmen jaringan dan benda asing yang
bukan merupakan komponen asli dari simplisia yang bersangkutan antara lain telur
nematoda, bagian dari serangga dan hama serta sisa tanah.
6
Simplisia ...
Nama Latin Simplisia ditetapkan dengan menyebut nama marga (genus), nama jenis
(species) dan bila memungkinkan petunjuk jenis (varietas) diikuti dengan bagian yang
digunakan.
Contoh: Foeniculi Vulgaris Fructus
Nama Latin dengan pengecualian ditetapkan dengan menyebut nama marga untuk
simplisia yang sudah lazim disebut dengan nama marganya.
Contoh: Foeniculi Fructus
Nama Lain adalah nama Indonesia yang paling lazim, didahului dengan bagian
tumbuhan yang digunakan.
Contoh: BUAH ADAS
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
7
Item Pemeriksaan Simplisia
Identitas Simplisia
Pemerian: makroskopis dan organoleptik
Mikroskopis
Senyawa Identites
Pola Kromatografi
Susut pengeringan
Abu total
Abu tidak larut asam
Sari larut air
Sari larut etanol
Kandungan Kimia Simplisia
8
Identitas Simplisia
9
Identitas Simplisia …
10
Identitas Simplisia …
2. Pemeriksaan makroskopis simplisia didasarkan pada :
bentuk,
ukuran,
warna,
karakteristik permukaan,
tekstur,
karakteristik patahan,
rupa permukaan potongan.
Akan tetapi, karena karakteristik ini diperiksa secara subjektif dan simplisia
pengganti atau pemalsu barangkali sangat mirip dengan simplisia asli, maka
perlu diperkuat temuan itu dengan analisis mikroskopis dan/atau analisis
fisikokimia.
11
Identitas Simplisia …
12
Pemeriksaan organoleptik
13
Perlakuan
pendahuluan
Simplisia kering dilunakkan terlebih dahulu dengan
beberapa cara:
Untuk sampel sedikit, letakkan segumpal kapas yang
dibasahi dengan air pada dasar tabung reaksi, tutup
dengan kertas saring, letakkan sampel di atas kertas
saring itu, tutup tabung reaksi itu dan diamkan selama
satu malam atau sampai sampel lunak untuk dipotong.
Untuk sampel yang banyak, letakkan sampel dalam
desikator yang berisi air.
Kulit batang, kayu dan bahan yang tebal dan keras
lainnya perlu direndam dalam air atau campuran sama
banyak air-etanol-gliserol selama beberapa jam sampai
cukup lunak untuk dipotong. Kadang-kadang perlu
digunakan air mendidih.
16/12/2019 14
Prosedur pemeriksaan organoleptik
Pemeriksaan ukuran
Penggaris berskala milimeter cukup memadai untuk
pengukuran panjang, lebar dan ketebalan simplisia
kasar.
15
Prosedur pemeriksaan organoleptik
…
Pemeriksaan warna
Periksa simplisia utuh di bawah cahaya matahari baur
(tidak langsung). Jika perlu, sumber cahaya lampu
buatan dengan panjang gelombang yang sama dengan
sinar matahari bisa digunakan. Warna sampel harus
dibandingkan dengan warna sampel pembanding.
16
Prosedur pemeriksaan organoleptik
…
Pemeriksaan karakteristik permukaan, tekstur dan
karakteristik patahan
Periksa sampel utuh. Jika perlu, lensa pembesar (6x
sampai 10x) bisa digunakan. Pembasahan dengan air
atau pereaksi mungkin perlu untuk mengamati
karakteristik potongan sampel. Sentuh sampel itu
untuk menentukan apakah sampel itu lunak atau keras;
bengkokkan dan patahkan sampel untuk memperoleh
informasi mengenai kerapuhan dan rupa bidang
patahan – apakah berserat, halus, kasar, granular, dsb.
17
Prosedur pemeriksaan organoleptik …
Pemeriksaan bau:
Jika bahan yang akan diperiksa tidak berbahaya, letakkan sedikit sampel di
telapak tangan atau dalam beaker gelas kecil, dan hirup perlahan-lahan dan
berulang kali udara di atas sampel.
Jika tidak ada bau yang jelas tercium, hancurkan sampel itu antara ibu jari
dan telunjuk atau antara telapak tangan dengan menggunakan tekanan yang
kuat.
Jika bahan itu diketahui berbahaya, hancurkan secara mekanik dan tuang
sedikit air mendidih kepada sampel yang sudah hancur itu dalam beaker.
Pertama, tentukan kekuatan bau (tidak berbau, lemah, nyata, kuat) dan
kemudian tentukan sensasi bau (aromatik, seperti buah, apek, bulukan,
tengik, dsb.). Pembandingan langsung bau dengan senyawa tertentu sangat
dianjurkan (misalnya, peppermint akan mempunyai bau yang serupa dengan
mentol, cengkeh akan mempunyai bau yang serupa dengan eugenol).
18
Prosesur pemeriksaan
organoleptik
Pernyataan “tidak berbau", "praktis tidak berbau ", "berbau
khas lemah“ atau lainnya, ditetapkan dengan pengamatan
setelah bahan terkena udara selama 15 menit.
Waktu 15 menit dihitung setelah wadah yang berisi tidak
lebih dari 25 g bahan dibuka. Untuk wadah yang berisi lebih
dari 25 g bahan penetapan dilakukan setelah lebih kurang
25 g bahan dipindahkan ke dalam cawan penguap 100 mL.
Bau yang disebutkan hanya bersifat deskriptif dan tidak
dapat dianggap sebagai standar kemurnian dari bahan yang
bersangkutan.
19
Prosedur pemeriksaan organoleptik
…
Pemeriksaan rasa:
Uji ini hanya dilakukan jika dipersyaratkan secara khusus
untuk suatu simplisia tertentu.
20
Kadar abu
23
Simplisia buah adas
24
25
26
27
28
29
TERIMA KASIH