Anda di halaman 1dari 13

Kuliah ke-10

 Adalah konsep penelitian tentang sebab-akibat


Misal : tentang penyebab frustasi dan dampak
nya dg mencatat perilaku anak-2 setiap hari,
misalnya agresif, dll.
 Hasil : susah menemukan hubungan yg berarti
antara frustasi dg perilaku tertentu pd anak-2.
Diperlukan prinsip kausalitas sesuai teori, mis :
ttg variasi penyebab frustasi secara teoritis, yg
muncul dr fenomena yg ditelaah.
 Penting utk menentukan jawaban apakah X ber
dampak pada Y, krn penelitian yg dihasilkan
oleh Lincoln dinamakan “saling memperajam
secara simulkan”.
 Pembentukan teori banyak menggunakan
generalisasi. Generalisasi akan menjadi perso
alan bila mengadopsi pd konsep generalisasi
paradigma ilmiah dan menerapkan dalam
penelitian kualitatif  generalisasi diperlu
kan sebagai tujuan ilmu.
 1. Konsep Dasar Generalisasi.
Tujuan ilmu  umumnya terkait dengan
peramalan dan kontrol terhdap suatu kondisi.
Utk melakukan hal tsb harus berlandaskan pd
hukum / aturan dan pernyataan atau disebut
“generalisasi nomologis”
 Generalisasinomologis : sejumlah ciri yang
bersifat universal, tidak terbatas pada waktu
dan tempat sehingga dapat menjadi landasan
bagi berbagai kasus dimanapun.

 Generalisasi
menjadi konsep menarik karena
berasumsi bahwa apa yang baik bagi sesuatu
akan baik pula bagi keseluruhan.

 Bagipenelitian kualitatif, generalisasi berha-


dapan dengan beberapa kelemahan menda-
sar yang perlu ditinjau :
 1. Bergantung pada determinisme
Generalisasi dilakukan karena adanya deter-
minisme sebagai penghubung.
 2. Bergantung pada logika induktif.
Generalisasi tidak ditemukan di alam, tetapi
merupakan hasil ciptaan manusia.
 3. Bergantung pada asumsi bebas dari waktu &
konteks.
Artinya senantiasa berlaku pada berbagai
kasus dan berbagai tempat.
 4. Dilema nomotetik-idiografik.
“Nomotetik” artinya berdasarkan hukum
“Idiografik”  berdasarkan individu ttt.
Dilema utama : Secara nomotetik berben-
tuk hukum, tetapi diterapkan pd hal-2
yg khusus.
 5. Terjadi kekeliruan reduksionis.
Generalisasi menghendaki reduksi pada
kasus khusus. Hal tsb akan mengurangi
fenomena demi penerapan generalisasi.
 Pendekatan etik :
(1) mengelompokkan seluruh data secara
sistematis;
(2) tersedia seperangkat kriteria/
klasifikasi;
(3) mengorganisasi data ke dalam tipe-2;
(4) mempelajari, menemukan dan mengurai-
kan setiap data ke dalam kerangka sistem
yg dibuat.
 Pendekatan emik :
Merupakan esensi yang sahih untuk satu
bahasa atau satu kebudayaan pada satu
waktu tertentu ;
Merupakan usaha utk mengungkapkan pola
suatu bahasa atau budaya dari unsur-2 yg ber
kaitan satu dg lainnya yg memiliki fungsi-2
tertentu yg diperoleh dari suatu fenomena.
 Pendekatan emik adalah struktural yg berarti
peneliti berasumsi bahwa perilaku manusia
terpola dari sistem baik secara individu mau-
pun dari kelompok strukturalnya.
 Pendekatan etik terdiri dari tujuan dan pro –
sedur :
1. Tujuan non struktural.
Artinya menyusun kategori secara logis dg
mengabaikan struktur.
2. Tujuan aplikasi, yaitu berdasarkan tipe-2
kultur. Atau disebut pra struktural.
 1.Dari segi titiik pandang
Titik pandang etik “dari luar” atau ekter –
nal” atau ‘asing”
Titik pandang emik “dari dalam” atau
“internal” atau “domestik”.
2. Hubungan dengan Keseluruhan
Pendekatan etik membandingkan ciri -2
kebudayaan tanpa mempedulikan keselu-
ruhan kebudayaan. Pendekatan emik se-
lalu mengkaitkan analisisnya dengan kebu
dayaan secara keseluruhan.
 3. Hakikat Fisik, Respon dan Distribusi
Analisis etik mmusatkan pd ciri fisik suatu
peristiwa tanpa menunjukkan kaitan dg
peristiwa lain. Pendekatan emik scara lang
sung maupun tidak selalu mengksaitkan
dg ciri-2 fisik, respon mauapun distribusi
 4. Identas
Pendekatan etik mencatat unsur-2 secara
sistematis kerangka semua kebudayaan,
pendekatan emik identitas pd setiap kebu
dayaan merujuk pada identitas dan perbedaan
respon
 5.Titik tolak dr segi nilai.
Pendekatan etik menekankan nilai dg :
(1) mempelajari terlebih dahulu ttg perilaku
secara luas shg dapat mengenal perbedaan
antar fenomena; (2) selama proses berlang-
sung dapat memperoleh simbol-2 ttg feno-
mena kebudayaan; (3) analisis trerhadap
suatu kebudayaan hanya bersifat tentatif
atau secara garis besar; (4) dalam studi ten
tang kegiatan dalam suatu wilayah / lokasi,
tidak melakukan studi emik secara lengkap
tentang suatu kebudayaan.
 Nilai dari studi emik :
(1) mengarah pada pengertian ttg cara
suatu kebudayaan dikonstruksi dlm kegiatan
bersama; (2) Hal tsb membantu seseorang
dalam berperilaku sebagai bagian dari kebu –
dayaan secara keseluruhan maupun sikapnya
secara individu (motif, perhatian, respon,
maupun perkembangan pribadinya).
 Yang harus dipegang adalah persoalan memi
lih antara keduanya. Pendekatan etik diguna
kan untuk penelitian ilmiah (kuantitatif) se –
dangkan penelitian emik digunakan untuk
penelitian alamiah (kualitatif),

Anda mungkin juga menyukai