0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam berfilsafat, perbedaan metafisika dan epistemologi, sifat relativitas ranah normatif, dan perbedaan antara filsafat dan ilmu sains. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam berfilsafat, ruang lingkup metafisika dan epistemologi, sifat subjektif ranah etika, dan perbedaan fokus antara filsafat dan ilmu sains.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam berfilsafat, perbedaan metafisika dan epistemologi, sifat relativitas ranah normatif, dan perbedaan antara filsafat dan ilmu sains. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam berfilsafat, ruang lingkup metafisika dan epistemologi, sifat subjektif ranah etika, dan perbedaan fokus antara filsafat dan ilmu sains.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam berfilsafat, perbedaan metafisika dan epistemologi, sifat relativitas ranah normatif, dan perbedaan antara filsafat dan ilmu sains. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam berfilsafat, ruang lingkup metafisika dan epistemologi, sifat subjektif ranah etika, dan perbedaan fokus antara filsafat dan ilmu sains.
Dalam berfilsafat seorang filsuf dapat melakukanya dengan berbagai pendekatan
antara lain: a. Pendekatan Normatif Adalah pendekatan yang berhubungan dengan nilai atau prinsip yang ada pada masyarakat. b. Pendekatan Historis Pendekatan historis adalah pendakatan yang dilakukan untuk mengatahui kejadian dimasa lalu. c. Pendekatan Bahasa Adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengkaji atau menginterpretasi sebuah bahasa untuk mengetahui maknanya. d. Pendekatan Kontekstual Pendekatan ini adalah pendekatan yang mengarah pada sosiologis dan antropologis yang ada pada saaat itu. Menurut pendapat saya pendekatan yang paling menarik adalah pendekatan normatif, karena pada pendekatan normatif ini mengandung banyak nilai nilai yang ada pada masyarakat. Dengan pendekatan normatif ini seseorang mampu menambah lebih banyak prinsip serta konsep nilai dan norma yang ada pada masyarakat tertentu. Pendekatan normatif ini juga berkaitan dengan presektif masyarakat terkait, sehingga pendekatan normatif ini memerlukan pemahaman serta keselarasan pandangan antara nilai dan norma. Pendekatan normative juga mencakup banyak aspek dan factor yang memepengaruhi sehingga pendekatan ini dapat dikembangkan secara lebih mudah dan lebih luas. Hubungan antara normatif dan masyarakat pun memiliki korelasi yang erat sehingga pendekatan normatif ini merupakan pendekatan yang dapat dengan mudah di aplikasikan pada kegiatan social bermasyarakat. 2. Perbedaan dari kebenaran dalam metafisika dan epistimologi adalah metafisika merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan realitas apa saja yang ada dunia, bagaimana realitas itu bisa terbentuk dan bagaimana perwujudannya. Metafisika ini dapat diag menjadi 2 yaitu metafisika umum atau yang disebut dengan ontology dan metafisika yang bersifat khusus yang menyebar ke berbagai cabang seperti kosmologi, teologi metafisik, dan filsafat antropologi. Sedangkan untuk Epistimologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan yang ada diseluruh dunia ini, baik asal mula, metode dan apapun yang memiliki keterkaitan dengan pengetahuan dengan tujuan untuk mendapatkan kesimpulan yang factual. Jadi secara garis besar dapat dilihat bahwa metafisika adalah ilmu yang mempelajari realitas di dunia sedangkan epistimologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh pengetahuan yang ada di dunia. 3. Ranah normative tidak memiliki nilai yang benar. Ranah normative ini bersifat subjektif atau relative. Hal ini dipengaruh adanya nilai dan norma serta prinsip yang berbeda di setiap wilayah. Mungkin tindakan X ditempat A cenderung tidak baik namun di tempat B kegiatan X mungkin saja dianggap hal yang wajar. Sehingga ranah normative ini tidak memiliki standart penilaian yang layak untuk menilai suatu tindakan dapat dikatakan baik atau buruk secara umum karena sifatnya yang relative terkecuali jika dilihat dalam perspektif atau lingkungan dengan prinsip, nilai dan norma yang terkait. Nilai normative ini juga erat kaitanya dengan tingkat toleransi, seberapa besar masayarakat dapat mentoleransi apa yang bukan berasal dari lingkungan mereka apakah mereka dapat menerima atau justru menolak. Hal yang dapat dianggap benar dalam etika adalah ketika seseorang mampu beradaptasi dan menjalankan prinsi, nilai dan norma diwilayah mereka berada. Ketika seseorang mampu beradaptasi dan mampu memehami dan mengadopsi nilai yang ada pada masyarakat tentunya sesorang ini dapat menghindari hal apa saja yang dianggap tidak sesuai atau menyimpang dari nilai,prinsip dan moral yang ada pada masyarakat. Hal ini tentunya berlaku dalam ranah wilayah tersebut atau dalam wilayah yang memiliki nilai relative sama. Untuk secara umum nilai normative tidak memiliki standart nilai dikatakan benar. 4. Keindahan tidak dapat dinilai secara objektif. Setiap orang memiliki pandangan dan definisi keindahan yang berbeda beda pada setiap apa yang akan mereka nilai. Sehingga setiap orang memiliki penilaian yang berbeda pada keindahan. hal ini tentunya banyak dipengaruhi oleh banyak factor yang membuat sebuah penilaian setiap orang relative sama ataupun relative tidak sama. Hal ini lah yang membuat keindahan tidak memiliki standart nilai yang pasti sehingga keindahan tidak dapat dinilai atau diukur dengan objektif. Factor selera dan pengetahuan dapat menjadi factor yang mempengruhi setiap orang memberikan penilaian yang berbeda atas perseptif mereka dari sudut mana mereka melihat suatu object dan bagaimana cara mereka melihat sesuartu dalam konsep padangdangan mereka apakah sesuai atas apa yang mereka nilai indah atau tidak. 5. Perbedaan antara ilmu filsafat dan ilmu sains adalah filsafat merupakan ilmu yang mengkaji masalah umum atau mendasar mengenai realitas, pengetahuan, pemikiran dan bahasa. Sedangkan sains adalah ilmu yang bertujuan untuk menemukan, menyelidiki dan meningkatkan pemahamann manusia dari berbagai hal yang ada pada alam dan diri manusia yang dilakukan secara sadar secara lebih mendalam. Contoh : dalam perspektif filsafat orang zaman dulu bertanya mengapa terjadi siang dan malam mengapa pada waktu tertentu matahari tidak terlihat? Dalam presepktif sains petanyaan ini dapat diselidiki atau diteliti lebih lanjut. Alasanya karena adanya rotasi bumi atau aktivitas bumi berputar pada porosnya dalam waktu 23 jam 56 menit . Perputaran bumi ini lah yang menyebabkan adanya siang dan malam, pada bagian sisi bumi yang terkena cahaya terjadi siang dan pada sisi bumi yang tidak terkena cahaya akan menjadi malam. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu yang mengkaji permasalahan secara umum atas rasa ingin atau hasrat bertanya sedangkan sains adalah ilmu yang secara nyata mengkaji suatu masalah untuk mendapatkan jawaban yang bersifat ilmiah.