Anda di halaman 1dari 9

HUKUM KESEHATAN YANG BERKAITAN DENGAN

FARMASI DAN APOTEKER

KELOMPOK V
ICHA KHAIRUNNISA
IKA AYU LESTARI
IMELDA YULI NESTI
INDAH SURYANINGSIH
IRA NADIA
IRMA SURYANI SARUKSUK
JHOTI SUMITRA
JULPAN BOY
Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan
dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat. .
Hukum kesehatan menurut anggaran dasar perhimpunan hukum kesehatan indonesia
(perhuki), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/ pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini menyangkut hak dan
kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam
segala aspeknya, organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu
pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009
TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

Beberapa point yang ada di pasal tentang pekerjaan kefarmasian


antara lain:
Pasal 1:
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional.
Pasal 2:Peraturan Pemerintah ini mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan,
produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan sediaan farmasi.

Pasal 3:
Pekerjaan Kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien
atau masyarakat yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi yang memenuhi
standar dan persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan.
Pasal 7:
(1) Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi harus memiliki Apoteker
penanggung jawab.
(2) Apoteker penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu
oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.

Pasal 20:
Dalam menjalankan Pekerjaan kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh
Apoteker pendamping dan/ atau Tenaga Teknis
Kefarmasian.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72
TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH
SAKIT

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai


pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus menjamin ketersediaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu,
bermanfaat, dan terjangkau.

Setiap Tenaga Kefarmasian yang menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Rumah


Sakit wajib mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini. (
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai