Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 11:

 Neneng Khaerunisa (30317103)


 Ruminingsih (30317115)
 Fianing Rahayu (30317116)
 FIIII
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat,berupa emulsi,mengandung
air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakain luar.

 FIIV
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengadung satu bahan atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

 Formularium Nasional
Krim adalah sediaan setengah padat,berupa emulsi kental,mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
 Minyak dalam air ( m/a atau o/w )

 Air dalam minyak ( a/m atau w/o )


 Faseminyak
adalah bahan obat yang larut dalam minyak bersifat asam.
Contoh: asam stearat,parafin liquid,adeps lanae,cera,vaselin,cetil
alkohol,stearil alkohol.

 FaseAir
adalah bahan obat yang larut dalam air,bersifat basa.
Contoh:Na tetraborat,TEA,gliserin,PEG,propilenglikol,Na lauril
sulfat,tween,span.
 ZatAktif
Antibiotik,Fungisida,Anti Inflamasi,Antihistamin,Antiseptik, Analgetik,
Adstringen,Keratolitik.

 BasisKrim
Sebagai pembawa zat berkhasiat
Contoh : Basis Hidrokarbon,Basis Absorbsi,basis yang tercampur dengan
air,basis yang terlarut dalam air.

 Emulgator
Untuk menstabilkan emulsi krim
Contoh : Trietanolamin,Na lauril sulfat.
 Humectan
Untuk meminimalkan hilangnya air dari sediaan,meningkatkan
kelembaban kulit sehingga penetrasi zat berkhasiat akan lebih mudah.
Contoh : propilen glikol,sorbitol,gliserol.
 Pengawet
Untuk mencegah kontaminasi dan kerusakan oleh jamur dan bakteri.
Contoh : asam benzoat,nipagin,nipasol.
 Antioksidan
Untuk mencegah tengik pada sediaan krim akibat terjadinya reaksi
oksidasi pada fase minyak.
Contoh : Na metabisulfit,vit. E
 Peningkat Penetrasi
Untuk penetrasi zat berkhasiat kedalam lapisan epidermis kulit
Contoh : DMSO (dimethil sulfur oksida)
 Pengompleks
Untuk mengikat logam yang terdapat dalam sediaan selama proses
pembuatan ,selama proses penyimpanan obat,terutama karena wadah
yang kurang baik.
Contoh : EDTA
 Pendapar
Untuk mempertahankan pH sediaan.
Contoh : NaH2PO4
 Metoda Fusion (pelelehan)
Bahan yang larut dalam fase minyak dipanaskan 60-70⁰,bahan yang
larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama.Kemudian kedua fase
dicampur,aduk/gerus cepat sampai terbentuk masa krim.

 Metoda Triturasi
Zat aktif + zat pembantu dicampur dengan sedikit basis,setelah itu baru
dilanjutkan dengan penambahan sisa basis,atau dapat juga digunakan
pelarut kemudian baru dicampur dengan basis yang digunakan.Metoda ini
paling sering digunakan terutama dalam skala industri.
 Organoleptis
Meliputi penampilan,homogenitas,pH

 Evaluasi Kimia
Penentuan kadar zat aktif
Uji stabilitas kimia sediaan

 Evaluasi Mikrobiologi
Uji potensi antibiotik
Uji sterilitas
 Ujistabilitas dipercepat dengan metoda agitasi atau sentrifugasi
Sediaan disentrifuge dengan kecepatan tinggi (30000rpm).Amati
adanya pemisahan fase.

 UjiStabilitas Sistemik
Oleskan krim pada kaca objek,lalu dipanaskan pada suhu
30⁰,40⁰,50⁰,60⁰,70⁰ C.Amati dengan bantuan indikator (ex:sudan
merah)amati mulai suhu berapa terjadi pemisahan fase.
 CRACKING
pemisahan fase terdispersi
 CREAMING
terbentuknya emulsi yang terkonsentrasi sehingga membentuk krim
pada permukaan emulsi.
 FLOKULASI/AGREGASI
berkumpulnya partikel partikel membentuk suatu gumpalan
 COALESCENCE
bersatunya aglomerat membentuk globul yang lebih besar
 Mudah dicuci dan dihilangkan dari kulit
 Tidak lengket dikulit
 Pelepasan zat berkhasiat dari krim ke permukaan kulit lebih cepat
 Absorpsi obat kedalam lapisan kulit lebih cepat
 Krim dapat memelihara kelembaban kulit
 Krim mudah dipakai,sehingga dispersi obat di permukaan kulit lebih
baik.
 Susah dalam pembuatannya,karena harus dalam kondisi panas
 Emulsi mudah pecah akibat komposisi formula yang tidak tepat
 Mudah kering dan muda rusak,terutama tipe a/m karena
terganggunya sistem pencampuran akibat perubahan komposisi
(penambahan salah satu fase secara berlebihan).
TERIMAKASIH.....

Anda mungkin juga menyukai