Peran Perawat Psikofarmaka
Peran Perawat Psikofarmaka
Tindakan keperawatan :
• Hargai hak azasi klien, lakukan :
a. Identifikasi kejadian pencetus
b. Observasi
c. Buat rencana tindakan sesuai standar dan document
• Lindungi klien dari cidera fisik akibat pengikatan
• Sediakan lingkungan yang aman
• Jaga integritas biologis klien, dengan :
a. Cek tanda vital secara rutin
b. Mandikan & jaga kulit ttp bersih & kering
c. Penuhi kebutuhan toileting
d. Atur suhu ruangan tetap nyaman
e. Beri posisi anatomis
f. Periksa daerah ikatan
g. Ganti posisi klien minimal tiap 2 jam
• Jaga harga diri klien, dengan :
a. Pertahankan privacy klien
b. Jangan memberi penjelasan yang bersifat merendahkan
c. Tetap mempertahankan komunikasi verbal
d. Staf yang merawat harus konsisten
e. Staf yang menangani berjenis kelamin sama
f. Lepaskan ikatan sesuai indikasi
2. Isolasi
Bentuk terapi dgn menempatkan klien sendiri
di ruang tersendiri
• Di indikasikan pada klien yang tidak mampu
mengendalikan perilakunya dan tidak bisa
dikendalikan dengan cara lain
• Tidak dianjurkan klien yang beresiko bunuh
diri, klien yang agitasi disertai gangguan
pengaturan suhu tubuh akibat obat serta klien
dengan perilaku sosial menyimpang.
Prosedur Isolasi :
1. Tunjuk seorang pemimpin
2. Perlihatkan kepada klien kekuatan yang ada
3. Buat rancangan yang tepat, siapkan lingkungan
ruangan
4. Komunikasikan antar perawat
5. Tangkap klien tanpa menyakiti
6. Kendalikan perilaku agresif klien
7. Pindahkan klien ke ruang isolasi
8. Ganti pakaian dengan yang aman dan nyaman
9. Pindahkan benda-benda yang membahayakan
klien
10. Buat rencana askep lanjutan
11. Tetap pertahankan kontak dgn klien
• Setelah di ruang isolasi :
1. Bantu pemenuhan KDM klien
2. Observasi sesering mungkin
3. Pertahankan komunikasi verbal
4. Catat dan dokumentasikan hasil observasi
5. Berikan umpan balik tentang perilaku klien
6. Tetap berikan terapi yang lain
7. Segera melepaskan klien dr ruang isolasi jika
perilakunya mulai terkendali
3. ECT ( Elektro Confulsive Therapy)
Bentuk terapi dengan menimbulkan kejang grand
mall, dimana mengalirkan arus listrik mll
elektroda yg ditempelkan pd pelipis klien.
Awalnya ditujkan untuk klien skizopreni, tetapi
lebih cocok untuk gangguan afektif.
Kontra indikasi :
1. Tumor intra kranial
2. Kehamilan
3. Osteoporosis
4. Infarc miokard
5. Asthma bronchiale
Peran perawat
1. Persiapan :
a. Tangani kecemasan klien
b. Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium
c. Mempersiapkan inform concent
d. Puasakan klien minima 6 jam
e. Hentikan pemberian obat sblm ECT
f. Lepaskan gigi palsu, kontak lens, dll
g. Memakaikan pakaian yg longgar
h. Membantu mengosongkan blast
2. Pelaksanaan :
a. Baringkan klien
b. Siapkan alat
c. Pasang bantalan gigi
d. Sementara ECT dilakukan, tahan persendian dgn
supel
e. Setelah selesai, berikan bantuan nafas
3. Setelah ECT :
a. Observasi TTV sampai stabil
b. Jaga keamanan klien
c. Bila sudah sadar, orientasikan klien
4. Fototerapi
Foto terapi atau terapi cahaya merupak terapi
pemaparan cahaya terapeutik buatan kepada pasien
yang kekuatannya 5-20 kali lebih terang dari
pencahayaan dalam ruangan.
Terapi ini berlangsung cepat dan dapat efektif. Pasien
merasakan sembuh setelah 3-5 hari terapi dan kambuh
bila terapi dihentikan.