Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENELITIAN

KESIAPAN PLB JAGOI BABANG


MENYONSONG PERUBAHAN STATUS
MENJADI PLBN

2019

Oleh
Endang Kusdiana
Yoyok Setyo Nugroho
Benedicta Victoria 2016
Latar Belakang
 Indonesia memiliki wilayah perbatasan dengan beberapa negara
baik perbatasan darat (kontinen) maupun laut (maritim).
 Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung
dengan negara-negara Malaysia, Papua New Guinea (PNG) dan
Timor Leste.
 Perbatasan darat tersebar di tiga pulau, empat Provinsi dan 15
kabupaten/kota yang masing-masing memiliki karakteristik
perbatasan yang berbeda-beda.
 Kalimantan Barat sendiri memiliki 5 PLB yakni Entikong Aruk Jagoi
Babang, Senaning, dan Badau. Dari lima lokasi tersebut, PPLB
(PLBN) yang sudah terwujud adalah Entikong dan Aruk.
Teori manajemen lintas batas menurut Blake (1998), sistem Pengawasan
Lintas Perbatasan negara dibagi atas 3 tipe berdasarkan karakteristik :
1. Jalur A, jalur lintas batas negara yang sudah modern dan dilengkapi
dengan semua unsur pengawasan CIQS (Custom, Imigration,
Quarantines, dan Securities) di Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
2. Jalur B, jalur lintas batas negara yang resmi namun bersifat
tradisional dan unsur CIQS tidak lengkap dan bangunan PLBN-nya
pun sederhana.
3. Jalur C, jalur lintas batas negara tradisional, belum ada pelayanan
unsur CIQ, hanya ada Petugas Pengaman Perbatasan (PAMTAS)
untuk penduduk perbatasan setempat dengan ijin terbatas khusus
untuk keperluan keluarga dan bekerja di ladang/kebun.
Permasalahan Penelitian
 Jagoi Babang merupakan salah satu dari empat (4) PLB
sebagai prioritas I Pembangunan Tahap II di Indonesia
yang akan dibangun berdasarkan Inpres Nomor 1
Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 Pos
Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana
Penunjang di Kawasan Perbatasan.
 Berdasarkan informasi pendahuluan PLB Jagoi Babang telah
ada sejak 15 tahun yang lalu, namun hingga saat ini kondisi
masih belum resmi menjadi PLBN.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Sejauh mana kesiapan PLB Jagoi Babang dalam
menyongsong perubahan status menjadi PLBN dilihat dari
unsur CIQS (Custom, Imigration, Quarantines, dan
Securities) dan kemudahan akses.
2. Bagaimana dampak keberadaan PLB tersebut terhadap
kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan
perbatasan ?
Tujuan penelitian
Mengacu pada permasalahan, maka tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan kepabeanan (Custom) dalam
menyongsong perubahan status menjadi PLBN.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan keimigrasian (imigration) dalam
menyongsong perubahan status menjadi PLBN.
3. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan kekarantinaan (Badan Karantina)
dalam menyongsong perubahan status menjadi PLBN.
4. Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan keamanan dan ketertiban
(Securities).
5. Untuk mengetahui sejuah mana kesiapan sarana dan prasarana kemudahan
akses (konektifitas) polintas batas.
6. Untuk mengetahui dan menganaisis dampak ekonomi terhadap masyarakat
sekitar perbatasan
VARIABEL PENELITIAN
No Variabel Definisi Variabel Indikator
Adanya sarana dan prasarana penunjang seperti
adalah segala sesuatu yang
gedung, peralatan, pegawai sdm dan sarana
berhubungan dengan
penunjang lainnya :
pengawasan pabean
- Tempat penampungan barang/orang
(pemungutan bea masuk
sementara (yakni tempat/bangunan, lapangan
1 Kepabeanan serta bea keluar) atas lalu untuk menimbun barang sementara menunggu
lintas barang dan orang yang
pemuatan atau pengeluaraannya.
masuk atau keluar daerah
- Balai Karantina
Republik Inonesia
- Pos keamanan
- Pos pelayanan kesehatan
adalah kegiatan yang
berhubugan dengan legalitas
migrasi penduduk yakni Adanya sarana dan prasarana
perpindahan penduduk
2 Keimigrasian suatu negara ke negara lain penunjang, seperti gedung, peralatan,
dan sebaliknya baik untuk sdm dan instrumen2 penunjang lainnya..
menetap maupun tidak
menetap.
VARIABEL PENELITIAN
No Variabel Definisi Variabel Indikator
1. Adanya persetujuan resmi di antara
kedua negara untuk menjaga dan
memelihara keamanan dan perdamaian
2. Ada kekuatan untuk melawan agresor
yakni keadaan aman, dan/serangan militer
tenteram, damai jauh dari 3. Adanya kemampuan untuk melindungi
Keaman
3 gangguan baik dari dalam nilai-nilai nasional serta dapat menangkal
an
maupun luar negeri. ancaman dari luar seperti pendatang
haram, Barag / uang haram, bahaya
kesehatan.
4. Adanya komisi perbatasan bersama.
5. Adanya pertemuan rutin dari kedua belah
pihak untuk pengamanan di perbatasan
VARIABEL PENELITIAN

adalah pemeriksaan - Adanya proteksi spesies


perkarantinaan dan berbahaya
pengawasan keamanan - Adanya penelitian di
hayati, yaitu tindakan bidang lingkungan
pengasingan dan/atau - Adanya kontrol polusi
tindakan sebagai upaya - Adanya perlindungan
Kekaran pencegahan masuk dan hewan yang dilindungi
4
tinaan tersebarnya hama dan
penyakit atau organisme
pengganggu dari luar
negeri dan sebaliknya, yang
meliputi karantiana
pertanian, peternakan dan
perikanan
VARIABEL PENELITIAN

- tersedianya jalan
akses menuju negara
yakni kondisi
tetangga
Kemudah dimana para
- adanya jasa
an akses pelintas dapat
5 trasportasi
(Konektifi melintas dengan
- tersedianya kantor
tas) mudah, cepat dan
bea cukai
aman
- tersedianya pos
pelayanan kesehatan
Metode penelitian : Deskriptif kualitatif
Teknik pengambilan data :
a. Studi pustaka
b.Pengamatan langsung
c. Wawancara

Narasumber/Informan :
1. Kepala Kantor Bea Cukai Jagoi Babng
2. Kepala pos penjagaan keamanan PLB
3. Petugas Keimigrasian/kantor terpadu
3. Petugas kesehatan/puskesmas
4. Petugas Balai Karantina/kantor terpadu
5. Penduduk/Pedagang
HASIL PENELITIAN
 Wilayah Perbatasan Jagoi Babang terletak di Desa Jagoi
Kecamatan Jagoi Babang perbatasan Kalimantan Barat-
Malaysia di sebelah Utara dengan jarak sekitar 57 km atau
kurang lebih 2 jam perjalanan dari Ibukota Kabupaten
Bengkayang berjarak 115 km dari Kantor Pemda Kabupaten
Bengkayang,
 Desa Jagoi dari Pontianak berjarak kurang lebih 300
km dapat ditempuh sekitar 7 jam.
 Kondisi jalan sudah cukup baik dan beraspal, hanya
ada beberapa jalan yang berlubang sampai di titik
Nol perbatasan Indonesia-Malaysia.
 Gambaran mengenai aktivitas perekonomian di perbatasan
Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang menunjukkan
adanya dinamika dalam hubungan yang terjadi antara dua
negara di kawasan perbatasan.
 Dampak terbukanya akses perbatasan menunjukkan
berkembangnya aktivitas ekonomi yang berpotensi dalam
pengembangan kawasan perbatasan lebih lanjut.
GAMBARAN KONDISI DI UJUNG PERBATASAN

 Kondisi jalan perbatasan, tidak ada


lampu penerangan jalan dan aspal
beton baru sebagian.
 Di ujung jalan dipasang portal
palang besi untuk memeriksa
pelintas dan barang-barang
bawaan orang yang lalu lalang
melintas, serta ada berupa sebuah
bangunan dari papan, beratapkan
seng.
Kepabeanan
 Adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan pengawasan pabean (pemungutan
bea masuk serta bea keluar) atas lalu lintas
barang dan orang yang masuk atau keluar
daerah Republik Inonesia. Untuk keperluan
tersebut diperlukan adanya sarana dan
prasarana penunjang seperti gedung,
peralatan, pegawai dan sarana penunjang
lainnya.
 Berdasarkan pengamatan dan hasil
wawancara dengan Kepala Kantor Bea dan
Cukai Jagoi Babang memang sarana dan
prasarana masih belum memadai.
 Selanjutnya menurut hasil wawancara dengan
Kepala Kantor Bea dan Cukai Jagoi Babang sarana
dan prasarana masih belum memadai.
 Gedung penampungan semantara barang sitaan,
yang selama ini untuk sementara barang sitaan
dibiarkan ditumpuk di halaman kanor Bea Cukai.
Barang sitaan yang nampak dari hasil pengamatan
diantaranya ada pakaian bekas, kendaraan dan alat
rumah tangga
 Kemudian diperlukannya alat atau fasilitas
pendeteksi barang haram, seperti X-Ray anjing
pelacak sangat diperlukan.
 Sejauh ini pemeriksaan keamanan barang ilegal
masih dilakukan secara manual.
Keimigrasian
 Yaitu kegiatan yang berhubugan dengan
legalitas migrasi penduduk yakni 2019
perpindahan penduduk suatu negara ke
negara lain dan sebaliknya baik untuk
menetap maupun tidak menetap.
 Untuk pelaksanaan ini diperlukan adanya
sarana dan prasarana penunjang, seperti
2016
gedung, peralatan, sdm dan instrumen2
penunjang lainnya.
 Namun berdasarkan pengamatan di  Selama ini proses
lapangan di PLB Jagoi babang belum
mempunyai Gedung khusus keimigrasian.
keimigrasian dilakukan
di kantor terpadu,
pembuatan kartu PLB,
keimigrasian, dll.
b.Tempat terminal penampungan barang
 Tempat penampungan barang/orang sementara (yakni
tempat/bangunan adalah bangunan atau lapangan untuk
menimbun barang sementara menunggu pemuatan atau
pengeluaraannya.
 Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan PLB Jagoi
Babang belum memiliki tempat penampungan (terminal)
barang.
 Beberapa barang hasil sitaan ditumpuk di halaman
kantor Bea Cukai Jagoi Babang.
KONDISI GEDUNG PLB
 Berdasarkan informasi dari
petugas PLB Jagoi Babang sudah
15 tahun beroperasi, namun
kondisinya sampai saat ini masih
dalam kondisi memprihatinkan.
 Gedung PLB sudah lima tahun 2015
mangkrak.
 Bangunan pos lintas batas
negara yang dibangun pada
2013 namun tidak digunakan
hingga sekarang.
2019
UNSUR KEAMANAN
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara
Untuk terlaksananya kondisi keamanan maka dengan petugas aparat pos keamanan perbatasan
diperlukan adanya sistem yang terbentuk dari unsur
masyarakat dan aparat keamanan baik dari Indonesia
yang tersebar di sepanjang jalan menuju
maupun dari pihak Malaysia, untuk ini maka yang perbatasan, didapat informasi bahwa dari segi
diperlukan adalah : keamanan jagoi babang sudah memiliki tujuh
1. Adanya persetujuan resmi di antara kedua negara pos keamanan disepanjang jalur perbatasan
untuk menjaga dan memelihara keamanan dan sirikin malaysia sampai seluas.
perdamaian
2. Ada kekuatan untuk melawan agresor
dan/serangan militer
3. Adanya kemampuan untuk melindungi nilai-nilai
nasional serta dapat menangkal ancaman dari luar
seperti pendatang haram, Barang / uang haram,
bahaya kesehatan.
4. Adanya komisi perbatasan bersama.
5. Adanya pertemuan rutin dari kedua belah pihak
untuk pengamanan di perbatasan
PELAYANAN KESEHATAN
 Untuk pelayanan kesehatan Perbatasan Jagoi Babang sudah
mempunyai satu buah Puskesmas yang cukup megah dan
representatif.
 Di Puskesmas ini terdiri dari beberapa pelayanan, antara lain
pelayanan Rawat Inap, IGD, serta Persalinan yang melayani 24
jam, serta Rawat Jalan.
 Dilihat dari penampilannya Puskesmas ini cukup megah,
disamping itu juga pelayanan cukup baik menurut beberapa
pengunjung. Untuk masyarakat di perbatasan mereka
mendapatkan pelayan terbaik.
2019

 Penampilan yang megah juga menunjukkan bahwa


pelayanan juga bagus, dengan demikian maka
orang yakin untuk berobat ke Puskesmas tersebut.
 Menurut penuturan petugas Orang Malaysia juga
sudah mulai ada yang datang untuk berobat di
Puskesmas ini.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang perawat,
puskemasmas ini sudah memliki pasilitas yang cukup
memadai diantaranya ruang UGD, ruangan poliklinik (poli
gigi, poli umum, dan poli bersalin serta ruangan rawat inap
yang difasilitasi dengan tenaga kesehatan yang ada.
 Pelayanan kesehatan di puskesmas ini juga sudah
diintegrasikan dalam PIS-PK (Program Indonesia Sehat-
Pendekatan Keluarga), program nasional
 SDM juga cukup tersedia, dengan kualitas yang cukup baik
dan memahami banyak bidang, misalnya seorang bidan
tidak hanya memamahi KIA, bidang Kesehatan Lingkungan
tidak hanya memahami tentang kesehatan lingkungannya
saja, tetapi semua tenaga kesehatan di Puskesmas harus
mengetahui semua program yang ada di Puskesmas
sehingga pelaksanaanya mereka saling membantu, baik
dalam SDM, pembiayaan, dan upayanya,
 Kendala yang dihadapi puskesmas ini ….“mereka masih
terkendala dalam fasilitas internet 2019
5. KEMUDAHAN AKSES
 Untuk kemudahan akses bukan hanya
tersedianya akses jalan dan
transportasi namun perlu keterpaduan
dari semua unsur diantaranya adanya
jasa trasportasi, tersedianya kantor
bea cukai, pos pelayanan kesehatan,
keamanan dan semua unsur yang
diperlukan oleh para pelintas batas. Pada tahap awal tengah dibangun jalan
yang cukup lebar menuju perbatasan,
namun jalan tersebut masih dalam
tahap pengerjaan sama halnya dengan
bangunan PLB jalan tersebut terhenti
pembangunanya.
6. KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
Wilayah Perbatasan Jagoi Babang
merupakan daerah yang cukup berkembang,
hal ini dibuktikan dari adanya interaksi
perdagangan yang dilakukan antar
penduduk kedua negara. Hal ini terlihat dari
banyaknya bangunan yang dijadikan
gudang ‘penimbun’ barang-barang dari
negara tetangga, diantaranya tabung gas
elpiji

Berdasarkan jawaban responden barang-barang tersebut


tidak berijin, mereka cukup membayar uang ‘cukai’
saja untuk lolos masuk ke wilayah Indonesia dan
maksimal belanja sebesar 600 ringgit.
Hasil wawancara pedagang
 Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
dilapangan kondisi ekonomi masyarakat perbatasan
jagoi masih tergolong rendah, mata pencarian sebagian
besar adalah petani, ada yang berdagang, dan banyak
yang berdagang ke Malaysia di Pasar Serikin.
 Serikin merupakan desa terdekat di Sarawak dari Jagoi Serikin, 2016
Babang, jaraknya sekitar empat kilometer, infrastruktur
dari sudah cukup baik meski ada beberapa jembatan (2
jembatan) yang kondisinya kurang baik.
 Dari Jagoi Babang menuju Serikin, melewati jalan
perkebunan kelapa sawit milik warga Malaysia.
Jenis-Jenis Komoditi yang Diperdagangkan Para Perdagangan Lintas Batas

 Hal yang paling mengherankan, dari


penuturan pedagang ada sebagian komoditi
produk Indonesia dijual ke Malaysia
kemudian dibawa kembali ke Inonesia
dengan harga yang berbeda.
 Selain perdagangan penduduk perbatasan Serikin 2016
juga banyak terjadi perkawinan silang antar
negara, para pedagang banyak yang memiliki
istri atau suami di Malaysia.
 Ini menandakan bahwa dalam hal ekonomi
dan sosial tidak ada batas. Seluas 2019
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1. Unsur Kepabeanan (Custom) sudah cukup memadai dilihat dari


fasilitas gedung, namun masih diperlukan fasilitas pendukung,
seperti alat deteksi, dan terminal penampungan sementara.
2. Unsur Keimigrasian (Immigration) masih per dibenahi gedung dan
faailitas
3. Unsur Kekarantinaan (Quarrrantine) masih perlu dibenahi gedung,
fasilitas, peralatan dan SDM.
4. Unsur Keamanan (Securities) sudah cukup memadai dengan
tersedianya 7 pos penjagaan diseluruh perbatasan Jagoi Babang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

5. Untuk kemudahan akses pada tahap awan tengah dibangun


jalan yang cukup lebar menuju perbatasan, namun jalan
tersebut masih dalam tahap pengerjaan sama halnya
dengan bangunan PLB jalan tersebut terhenti
pembangunanya.
6. Kondisi ekonomi sosial masyarakat perbatasan jagoi
tergolong rendah, mata pencarian sebagian besar
adalah petani, ada yang berdagang, dan banyak yang
berdagang ke Malaysia di Pasar Serikin.
Saran
1. Pembangunan sarana dan prasarana PLB harus terencana dan
terintegrasi dari semua unsur kemudahan akses konektifitas,
kepabeanan, keimigrasian, keamanan, kesehatan.
2. Agar lebih efektif dan efisien pembangunan PLB juga harus
terintegrasi dengan pembangunan kawasan spasial di sekitar
perbatasan. Konsep pembangunan regional terintergasi dengan
pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi.
3. Untuk memberikan pelayanan kepada para pedagang yang perlu
dilakukan pemerintah Indonesia adalah melihat kenyataan dan
berbuat kebijakan dan/atau kompromi dengan Malaysia tentang
kebijakan di pasar lintas batas tersebut, dengan demikian maka
pemerintah juga dapat berperan, mengelola dan bisa menarik
retribusi dari kegiatan perdagangan di perbatasan.
Saran

4. Perlu dibangun Pos Lintas Batas yang representatif di Jagoi


Babang dan kerjasama dengan pihak Malaysia untuk
membangun akses jalan antara Jagoi babang hingga ke
lokasi pasar Serikin serta penyediaan sarana penginapan
untuk memperlancar hubungan perdagangan antara
Indonesia dan Malaysia.
5. Perlu dibangun pusat kegiatan ekonomi seperti pasar
tradisional, terminal, penginapan di sekitar titik nol
perbatasan Indonesia Malaysia atau di wilayah Kecamatan
Jagoi Babang, Seluas, Sanggau Ledo dan sekitarnya untuk
mengimbangi pasar Serikin di Malaysia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai