Anda di halaman 1dari 15

FOTOSENSITIVITAS

Disusun oleh :
Elshaddai Joldha Lovely Emeralda Sahempa
1865050015
BAB I
PENDAHULUAN
O Fotosensitifitas adalah respon abnormal terhadap
cahaya, biasanya pada sinar matahari, terjadi dalam
hitungan menit, jam atau hari eksposur dan
berlangsung hingga minggu, bulan, dan bahkan lebih
lama. Gangguan fotosensitifitas hanya terjadi pada
daerah tubuh terkena radiasi matahari.
O Reaksi fotosensitivitas yang dapat ditemukan berupa
sunburn, eritema akibat pajanan UVB dan UVC,
fitofotodermatitis, dermatitis berloque,
photosensitizer eksogen, urtikaria solaris dan
polymorphous light eruption.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Fotosensitivitas merupakan istilah umum
untuk menggambarkan reaksi abnormal atau
berubah terhadap energy cahaya.
Fotosensitifitas mengacu pada berbagai
gejala, penyakit, dan kondisi (fotodermatosis)
yang disebabkan atau diperburuk oleh
paparan sinar matahari.
b) Fotoalergik :

i. Hipersensitivitas tipe cepat : Urtikaria Sol


B. Klasifikasi ii. Hipersensitivitas tipe lambat : obat
1. Genetik dan Metabolic
3. Degeneratif dan Neoplasma
i. Xeroderma pigmentosum
i. Karsinoma sel skuamosa neoplasma
ii. Protoporfiria
ii. Melanoma maligna
iii. Polagra

iv. Kwashiorkor
iii. Keratosis aktinik

2. Fototoksik dan Fotoalergik iv. Epitelioma sel basal

a) Fototoksik : 4. Idiopatik
i. Internal : obat
i. Polymorphous light eruption
ii. Eksternal : obat dan tumbuhan
ii. Hidroa estivalis
b) Fotoalergik :
iii. Hidroa vaksiniformis
i. Hipersensitivitas tipe cepat : Urtikaria Solaris

ii. Hipersensitivitas tipe lambat : obat


iv. Retikuloid aktinik

3. Degeneratif dan Neoplasma

i. Karsinoma sel skuamosa neoplasma


C. Epidemiologi
Laki-laki : Perempuan (1:1)

D. Patofisiologi
Energi Cahaya  Energi Kimia

Molekul  Molekul tereksitasi  berubah  reaksi


biologis (lesi klinis)
E. Reaksi Fototoksik
1. Sunburn
Sunburn merupakan reaksi akut,
tertunda, dan inflamasi sementara
respon kulit normal setelah terpapar
radiasi UV dari sinar matahari atau
sumber buatan. Secara alami
sunburn merupakan reaksi fototoksik.
Sunburn ditandai dengan eritema
dan jika parah ditandai dengan
vesikel dan bula, edema, tenderness,
dan nyeri.
2. Dermatitis Fototoksik Topikal
Gambaran klinis seperti dermatitis kontak iritan akut
berupa eritema, edema, vesikulasi, dan terbatas
pada daerah yang kontak dengan agen fototoksik.
Gejala yang ditimbulkan perih, menyengat, dan
membakar bukan gatal. Penyembuhan biasanya
menghasilkan pigmentasi jelas.
3. Fitofotodermatitis
Manifestasi klinis, pasien
memberikan riwayat paparan
tertentu tanaman (jeruk nipis,
lemon, peterseli liar, seledri,
lobak, wortel,). Gejala kulit
perih, sensasi terbakar sinar
matahari, rasa sakit, kemudian
pruritus. Kulit Lesi akut: eritema,
edema, vesikel, dan bula. Lesi
dapat muncul pseudopapular
sebelum vesikel yang jelas.
Tersebar di daerah area kontak,
terutama lengan, kaki, dan
wajah.
4. Dermatitis Berloque
Nama lainnya dermatitis bullosa striata pertansis
dengan kelainan klinis bula tersusun linier pada daerah
terpajan sinar, disertai rasa gatal yang sangat hebat.
Penyebab kelainan tersebut adalah kandungan soralen
pada rumput yang bersifat photosensitizer.
F. Reaksi Fotoalergi
1. Photosensitizer kontak
Secara klinis erupsi berbentuk
papular, likenoid, dan
ekzematosa. Dasar reaksi
tersebut adalah reaksi
hipersensitivitas tipe lambat,
sehingga lesi akan timbul dalam
waktu beberapa jam sampai
beberapa hari setelah pajanan
dengan spektrum sinar
ultraviolet gelombang panjang.
2. Photosensitizer sistemik
Waktu reaksi berlangsung lambat, berupa papul
likenoid sampai perubahan eksematosa. Meskipun
kelainan biasanya cepat menghilang, tetapi ditemukan
juga keadaan yang persisten (persiten light reactivity).
3. Urtikaria Solaris
Karakteristik lesi berupa urtika dikelilingi oleh daerah
eritematosa, meskipun kadang-kadang terlihat urtika
multiple disertai pseudopodi. Lokasi biasanya didaerah
terpajan, tetapi dapat timbul diseluruh tubuh, meskipun
daerah yang terlihat sinar matahari bersifat lebih toleran.
Waktu reaksi berkisar antara beberapa detik sampai
beberapa menit dan urtikaria yang timbul sesuai dengan
arah pajanan. Lesi dapat menetap untuk beberapa menit
sampai beberapa jam bergantung pada intensitas
pajanan.
4. Polymorphous light eruption
Secara klinis gambaran bervariasi, dapat
menyerupai prurigo atau kadang-kadang menyerupai
eritema multiforme. Beberapa lesi dapat bersatu
membentuk plakat, dengan lokalisasi didaerah
muka. Biasanya terdapat satu bentuk lesi yang
menonjil dan umumnya adalah lesi eksematosa.
BAB III
PENUTUP
O Fotosensitivitas mengacu pada berbagai
gejala, penyakit, dan kondisi
(fotodermatosis) yang disebabkan atau
diperburuk oleh paparan sinar matahari
O Pengobatan dan pencegahan
fotosensitivitas melibatkan perlindungan
sinar matahari dan pengobatan gangguan
yang mendasarinya.
Daftar Pustaka
O Oakley AM, Badri T. Photosensitivity. Statpearls Publishing. 2019:1-
19.
O Soebaryo, RW. 2018. Fotosensitivitas. Dalam: Djuanda A, Hamzah
M, Aisah S, [ed]. Ilmu Penyakit Kulit Kelamin. Edisi 7. Jakarta:FKUI;
hal 206-212.
O Fitzpatrick, TB. 2008. Photosensitivity, Photo-induced disorders,
and Disorders by ionizing Radiation. Dalam: Johnson A, Richard
KW, [ed]. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. Edisi 6. The mcgraw-hill companies; hal.232-248.
O Andrews. 2006. Photosensitivity. Dalam James W, Berger TG,
Elston DM, [ed]. Andrews’ Disease of The Skin Clinical
Dermatology. Edisi 10. Canada:WB Saunders Company; Chapter
3.hal 32.

Anda mungkin juga menyukai