Askep Pada Klien Dengan Gangguan Penglihatan
Askep Pada Klien Dengan Gangguan Penglihatan
Miopi
•Miopi merupakan rabun jauh atau tidak dapat melihat jauh. Gangguan ini disebabkan bila mata terlalu panjang
atau lensa mata sangat cembung sehingga bayangan benda jatuh di depan bintik kuning.
Hipermetropi
•Rabun dekat atau tak dapat melihat dekat. Gangguan ini terjadi karena bola mata terlalu pendek atau lensa mata
terlalu pipih sehingga bayangan jatuh dibelakang bintik kuning.
Presbiopi
•Rabun jauh dan dekat. Gangguan ini pada umumnya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira – kira berumur
di atas 45 tahun. Hal ini dapat terjadi karena otot penggerak lensa mata telah mengendur sehingga daya
akomodasinya berkurang.
Astigmatisme
•Astigmatisme adalah gangguan mata yang mengakibatkan penglihatan cenderung kabur. Hal ini dikarenakan
bagian kornea mata tidak rata.
Katarak
•Katarak merupakan gangguan penglihatan karena lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada
selaput jala (retina). Penderita ini umumnya karena sudah tua (umur 55 tahun ke atas) dan dapat diatasi dengan
operasi.
Buta Warna
•Buta warna adalah kelainan pada penglihatan yang tidak dapat atau sulit membedakan warna tertentu yaitu
merah, biru dan hijau. Buta warna bersifat menurun atau genetid, terutama menurun pada anak laki – laki.
GANGGUAN PADA MATA
Neoplasma/Tumor • Tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga
merusak jaringan lunak mati, otot mata, saraf mata dan kelenjar air
Orbita mata
HIPERMETROPI ASTIGMATISME
KATARAK
GLAUKOMA
PENGKAJIAN
Riwayat keperawatan
Data Demografi
- Umur - Sex - Alamat
Riwayat Keluarga & Personal
Riwayat Diet
Jenis makanan yg dimakan
Vitamin (suplemen yg di konsumsi)
Status Sosioekonomi
Riwayat kesehatan masa lalu (DM, Hipertensi, Gangg.Neurologis)
Riwayat kesehatan saat ini
Lamanya perubahan Pandang
Adakah hilang penglihatan yg tiba2 menetap dlm kurun waktu 48 jam
Nyeri yg tiba-tiba dari mata
Benda asing dimata
Trauma pd mata: kapan, apa yg di lakukan
Apakah diplopia & fotofobia, ada buta senja, ada hallo
Penggunaan kontak lens
Faktor Psikosial
Stigma sosial terhadap kebutaan Koping individu
PEMERIKSAAN FISIK PADA MATA
INSPEKSI
1. Amati bola mata terhadap adanya protrusi (penonjolan), gerakan mata, lapang pandang, dan visus
2. Amati kelopak mata, perhatikan bentuk dan setiap kelainan dengan cara sebagai berikut:
Anjurkan pasien melihat ke depan
Bandingkan mata kanan dan mata kiri
Anjurkan pasien menutup kedua mata
Amati bentuk dan keadaan kulit pada kelopak mata, serta pada bagian pinggir Kelopak mata, catat setiap ada
kelainan, misalnya adanya kemerah-merahan.
Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata terkait dengan ada/tidaknya bulu mata, dan posisi bulu mata.
Perhatikan keluasaan mata atas, atau dalam membuka atau sewaktu mata membuka (ptosis)
3. Amati Konjungtiva dan Sclera dengan cara:
Anjurkan pasien untuk melihat lurus ke depan
Amati konjungtiva untuk mengetahui ada/tidaknya kemerah-
merahan, keadaan vaskularisasi, serta lokasinya.
Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah dengan mengunakan
ibu jari.
Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian
bawah, catat bila didapatkan infeksi atau pus atau bila warnanya
tidak normal, misalnya anemic.
Bila diperlukan, amati konjungtiva bagian atas, yaitu dengan cara
membuka/membalik kelopak mata atas dengan perawat berdiri di
belakang pasien
Amati warna sklera saat memeriksa konjungtiva yang pada
keadaan tertentu warnanya dapat menjadi ikterik.
4. Amati warna iris, serta ukuran dan bentuk pupil
Cara inpeksi gerakan mata
Anjurkan pasien untuk melihat lurus kedepan
Amati apakah kedua mata tetap diam atau bergerak secara spontan (nistagmus) yaitu gerakan ritmis bola mata,
mula-mula lambat bergerak ke satu arah, kemudian dengan cepat kembali keposisi semula.
Bila ditemukan adanya nistagmus, amati bentuk, frekuensi (cepat atau lambat), amplitude (luas/sempit), dan durasi
nya (hari.minggu).
Amati apakah kedua mata memandang lurus ke depan mata salah satu mengalami deviasi
Luruskan jari telunjuk anda dan dekatkan dengan jarak sekitar 15-30 cm.
Beri tahu pasien untuk mengikuti gerakan jari anda dan pertahankan posisi kepala pasien. Gerakkan jari anda
kedelapan arah untukk mengetahui fungsi 6 otot mata
Inspeksi Lapang pandang
Berdiri di depan pasien
Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan cara menutup
mata yang tidak diperiksa
Beri tahu pasien untuk melihat lurus kedepan dan
menfokuskan pada satu titik pandang, misalnya hidung anda
Gerakan jari anda pada suatu garis vertical/dari samping,
dekatkan ke mata pasien secara perlahan –lahan
Anjurkan pasien untuk memberi tahu sewaktu mulai melihat
jari anda
PEMERIKSAAN VISUS
Siapkan kartu Snellen atau kartu yang lain untuk pasien dewasa atau kartu
gambar unt uk anak-anak.
Atur kursi tempat duduk pasien dengan jarak 5 atau 6 m dari kartu Snellen
Atur penerangan yang memadai sehingga kartu dapat di baca dengan jelas.
Beri tahu pasien untuk menutup mata kiri dengan satu tangan.
Pemeriksaan mata kanan dilakukan dengan cara pasien disuruh membaca
mulai dari huruf yang paling besar menuju huruf yang kecil dan catat tulisan
terkhir yang masih dapat dibaca oleh pasien .
Selanjutnya lakukan pemeriksaan mata kiri.
Kartu Snellen di buat sedemikian rupa sehingga huruf tertentu yang dibaca
dengan pusat optic mata (nodal point) membentuk sudut sebesar 50˚ untuk
jarak tertentu. Hasil pemeriksaan visus ditulis secara terpisah antara mata
kanan (OD) dan mata kiri (OS) yang dinyatakan dengan pembilang/penyebut.
Pembilang menyatakan jarak antara kartu Snellen dengan mata, sedangkan
penyebut menyatakan jarak suatu huruf tetentu harus dapat dilihat oleh mata
yang normal.
PALPASI
Palpasi pada mata dikerjakan dengan tujuan untuk mengetahui takanan bola mata dan mengetahui adanya nyeri
tekan. Untuk mengukur tekanan bola mata secara lebih teliti diperlukan alat Tonometri yang memerlukan keahlian
khusus.
Cara palpasi untuk mengetahui tekanan bola mata
1. Beri tahu pasien untuk duduk
2. Anjurkan pasien untuk memejamkan mata
3. Lakukan palpasi pada kedua mata. Bila tekanan bola mata meninggi, mata teraba keras.
Pengkajian tingkat mahir (pengkajian funduskopi)
Pengkajian mata tingkat mahir (funduskopi) dilakukan paling akhir. Pengkajian ini dikerjakan untuk mengetahui
susunan retina dengan mengunakan alat oftalmoskop. Untuk dapat melakukan hal ini, diperlukan pengetahuan
anatomi dan fisiologi mata yang memadai serta keterampilan khusus dalam mengunakan alat
DIAGNOSA KEPERAWATAN