Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AGAMA ISLAM

“ K E R A J A A N I S L A M D I S U M AT R A ”

NAMA KELOMPOK:
1 . A F R I A N A A R TA M E V I A M E Y L A N D A (03/ IX A)
2. ALBANI MUHAMMAD BIJE (05/ IX A)
3. IVIA NANRISA MURHASNAIM (18/ IX A)
4 . J O D I S E T YO N U G R O H O (19/ IX A)
5. SHOHIBUL RIZKI ALDIKRI (28/ IX A)
6 . Z U LYA N I S R E V I TA D E W I (32/ IX A)
A. KERAJAAN SAMUDRA PASAI

Didirikan oleh Sultan Malik As Saleh.

Adanya Samudera Pasai ini diperkuat oleh catatan Ibnu Batutah, sejarawan dari
Maroko. Kronik dari orang-orang Cina pun membuktikan hal ini. Menurut Ibnu
Batutah, Samudera Pasai merupakan pusat studi Islam. Ia berkunjung ke kerajaan
ini pada tahun 1345-1346. Ibnu Batutah menyebutnya sebagai “Sumutrah”,
ejaannya untuk nama Samudera, yang kemudian menjadi Sumatera.
Berikut ini adalah urutan para raja yang memerintah di Samudera Pasai, yakni:

• Sultan Malik as Saleh (Malikul Saleh).

• Sultan Malikul Zahir, meninggal tahun 1326.

• Sultan Muhammad, wafat tahun 1354.

• Sultan Ahmad Malikul Zahir atau Al Malik Jamaluddin, meninggal tahun 1383.

• Sultan Zainal Abidin, meninggal tahun 1405.

• Sultanah Bahiah (puteri Zainal Abidin), sultan ini meninggal pada tahun 1428.
Bukti lain dari keberadaan Pasai adalah ditemukannya mata uang dirham sebagai alat-tukar dagang.
Pada mata uang ini tertulis nama para sultan yang memerintah Kerajaan.

Nama-nama sultan (memerintah dari abad ke-14 hingga 15) yang tercetak pada mata uang tersebut di
antaranya:

• Sultan Alauddin

• Mansur Malik Zahir

• Abu Zaid Malik Zahir

• Muhammad Malik Zahir

• Ahmad Malik Zahir

• Abdullah Malik Zahir

Pada abad ke-16, bangsa Portugis memasuki perairan Selat Malaka dan berhasil menguasai Samudera
Pasai pada 1521 hingga tahun 1541.
PENINGGALAN KERAJAAN SAMUDRA PASAI :

• Cakra Donya : sebuah lonceng unik peninggalan Kerajaan Samudra Pasai


yang diberikan oleh Kaisar China di pertengahan abad ke 15 Masehi

• Dirham Pasai

• Naskah Surat Sultan Zainal Abidin : sebuah surat yang ditulis langsung oleh
Sultan Zainal Abidin sebelum dia meninggal pada tahun 1518 Masehi

• Uang Koin Dirham

• Stempel Kerajaan
B. KERAJAAN ACEH
Kerajaan Aceh didirikan Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1530 setelah
melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie. Tahun 1564 Kerajaan Aceh di
bawah pimpinan Sultan Alaudin al-Kahar (1537-1568). Sultan Alaudin al-Kahar
menyerang kerajaan Johor dan berhasil menangkap Sultan Johor, namun kerajaan
Johor tetap berdiri dan menentang Aceh. Pada masa kerajaan Aceh dipimpin oleh
Alaudin Riayat Syah datang pasukan Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de
Houtman untuk meminta ijin berdagang di Aceh.
Penggantinya adalah Sultan Ali Riayat dengan panggilan Sultan Muda, ia
berkuasa dari tahun 1604-1607. Pada masa inilah, Portugis melakukan
penyerangan karena ingin melakukan monopoli perdagangan di Aceh, tapi usaha
ini tidak berhasil. Setelah Sultan Muda digantikan oleh Sultan Iskandar Muda
dari tahun 1607-1636, kerajaan Aceh mengalami kejayaan dalam perdagangan.
Banyak terjadi penaklukan di wilayah yang berdekatan dengan Aceh seperti Deli
(1612), Bintan (1614), Kampar, Pariaman, Minangkabau, Perak, Pahang dan
Kedah (1615-1619).
PENINGGALAN KERAJAAN ACEH :
• Masjid Raya Baiturrahman : Masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda pada
sekitar tahun 1612 Masehi ini berada di pusat Kota Banda Aceh.
• Benteng Indrapatra : Benteng ini adalah benteng pertahanan yng sebetulnya
telah mulai dibangun sejak masa kekuasaan Kerajaan Lamuri, kerajaan Hindu
tertua di Aceh, tepatnya sejak abad ke 7 Masehi.
• Gunongan : Peninggalan Kerajaan Aceh yang berupa sebuah taman lengkap
yang dengannya bangunan keratonnya.
• Makam Sultan Iskandar Muda
• Meriam Kerajaan Aceh
• Uang Emas Kerajaan Aceh
C. KERAJAAN MALAKA
Kerajaan Malaka (orang Malaysia menyebutnya Melaka) terletak di
jalur pelayaran dan perdagangan antara Asia Barat dengan Asia
Timur. Sebelum menjadi kerajaan yang merdeka, Malaka termasuk
wilayah Majapahit.Pendiri Malaka adalah Pangeran Parameswara,
berasal dari Sriwijaya (Palembang). Ketika di Sriwijaya terjadi
perebutan kekuasaan pada abad ke-14 M, Parameswara melarikan diri
ke Pulau Singapura.
Untuk melindungi kekuasaannya dari raja-raja Siam di Thailand dan Majapahit
dari Jawa, ia menjalin hubungan dengan Kaisar Ming dari Cina. Kaisar Ming
inilah yang mengirimkan balatentara di bawah pimpinan Laksamana Cheng-Ho
pada tahun 1409 dan 1414. Dengan demikian, Parameswara berhasil
mengembangkan Malaka dengan cepat. Kemudian, Malaka pun mengambil alih
peranan Sriwijaya dalam hal perdagangan di sekitar Selat Malaka. Selat Malaka
pada waktu itu merupakan Jalur Sutera (Silk Road) perdagangan yang dilalui oleh
para pedagang dari Arab, Persia, India, Cina, Filipina, dan Indonesia.
PENINGGALAN KERAJAAN MALAKA :

• Masjid Agung Deli.

• Masjid Raya Baitulrahman Aceh.

• Masjid Johor Baru.

• Benteng A'farmosa Yang Merupakan Bukti Penaklukan Malaka Terhadap


Pasukan Portugis.

• Mata Uang, Yang Merupakan Peninggalan Dari Akhir Abad Ke-15.

Anda mungkin juga menyukai