Anda di halaman 1dari 9

*

Siti Fauziah Sudiayah


Eni Kusrini Tri Retnowati
Siti Alimah Dwi Lestari
Ani Latifah Lusi Astiriawati
Sri Suyatmi Wiwit Puji Astuti
Khitan secara bahasa artinya memotong. Secara terminologis
artinya memotong kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Dalam
bahasa Arab khitan juga digunakan sebagai nama lain alat kelamin lelaki
dan perempuan seperti dalam hadist yang mengatakan "Apabila terjadi
pertemuan dua khitan, maka telah wajib mandi" (H.R. Muslim, Tirmidzi
dll.).
Khitan atau sunat bagi wanita juga disyariatkan sebagaimana
halnya bagi pria. Memang, masih sering muncul kontroversi seputar
khitan bagi wanita, baik di dalam maupun di luar negeri. Perbedaan dan
perdebatan tersebut terjadi karena berbagai alasan dan sudut pandang
yang berbeda. Yang kontra bisa jadi karena kurangnya informasi tentang
ajaran Islam, kesalahan penggambaran tentang khitan yang syar’i bagi
wanita, dan mungkin juga memang sudah antipati terhadap Islam.

*
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

‫ُ تَ ْْ ِو ا‬
ً‫ل‬ ُ َ ْ َََ‫ۚ ِْر و‬
َ ْ ‫ۚ ِر‬ َ َ
ِ ‫ار‬ ْ ‫اّلل و‬
ْ ِْ ‫َالَِ ْو‬
َ ِ‫َ ل‬ ِ ‫ون بِ ه‬ ْ ‫ول إِن ُكن ُت‬
َ ‫م تُ ْؤ ِم ُن‬ ِ ‫س‬ ِ ‫ي ٍء َف ُر ُّدو ُه إِلَى ه‬
ُ ‫َّللا وَال هر‬ ْ ‫َف ِإن تَنَاز َْع ُت‬
َ ‫م فِي‬
ْ ‫ش‬
“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (al-
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Hal itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’:59)
Setelah kita kembalikan kepada Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya, serta telah jelas apa
yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya, kewajiban kita adalah menerima
ajaran tersebut sepenuhnya dan tunduk sepenuhnya dengan senang hati tanpa rasa berat.
َ ‫ح‬
‫ون‬ ُ ‫م ْال‬
ُ ِ‫م ْفل‬ ُ ‫ه‬ َ ِ‫م ْعنَا وَََطَ ْعنَا و ََُولَئ‬
ُ َ َ ‫م ََن ل َُقولُوا‬
ِ ‫س‬ َ ‫َح ُك‬
ْ ‫م بَ ِْن َُه‬ ْ ِِ‫ه ل‬ ُ ‫َّللا َو َر‬
ِ ِ‫سول‬ ُ ‫ل ْال‬
ِ ‫م ْؤ ِمنَُِِ إِ َ ا ُد ُعوا إِلَى ه‬ َ ‫إِنهمَا َك‬
َ ‫ان َق ْو‬
Sesungguhnya jawaban orangorang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-
Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar dan
kami patuh.” Dan mereka itulah orangorang yang beruntung. (an-Nur: 51)
Dalam hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kesucian (fitrah) itu ada lima (H.R. Bukhari Muslim) :

1. Khitan
2. Mencukur bulu kemaluan
3. Mencabut bulu ketiak
4. Memendekkan kumis
5. Memotong kuku

Faedah khitan: Seperti yang diungkapkan para ahli kedokteran bahwa khitan mempunyai faedah bagi
kesehatan karena membuang anggota tubuh yang yang menjadi tempat persembunyian kotoran, virus,
najis dan bau yang tidak sedap. Air kencing mengandung semua unsur tersebut. Ketika keluar melewati
kulit yang menutupi alat kelamin, maka endapan kotoran sebagian tertahan oleh kulit tersebut.
Semakin lama endapan tersebut semakin banyak.
Oleh karenanya beberapa penelitian medis membuktikan bahwa penderita penyakit kelamin lebih
banyak dari kelangan yang tidak dikhitan. Begitu juga penderita penyakit berbahaya aids, kanker alat
kelamin dan bahkan kanker rahim juga lebih banyak diderita oleh pasangan yang tidak dikhitan. Ini
juga yang menjadi salah satu alasan non muslim di Eropa dan AS melakukan khitan.
Hukum Khitan

Dalam fikih Islam, hukum khitan dibedakan antara untuk lelaki dan perempuan. Para ulama berbeda
pendapat mengenai hukum khitan baik untuk lelaki maupun perempuan.

Hukum Khitan untuk perempuan

Tidak ada hadist sahih yang menjelaskan hukum khitan perempuan. Ibnu Mundzir mengatakan bahwa
tidak ada hadist yang bisa dijadikan rujukan dalam masalah khitan perempuan dan tidak ada sunnah
yang bisa dijadikan landasan.
Hadist paling populer tentang khitan perempuan adalah hadist Ummi 'Atiyah r.a., Rasulllah bersabda
kepadanya:"Wahai Umi Atiyah, berkhitanlah dan jangan berlebihan, sesungguhnya khitan lebih baik
bagi perempuan dan lebih menyenangkan bagi suaminya". Hadist ini diriwayatkan oleh Baihaqi, Hakim
dari Dhahhak bin Qais. Abu Dawud juga meriwayatkan hadist serupa namun semua riwayatnya dlaif
dan tidak ada yang kuat. Abu Dawud sendiri konon meriwayatkan hadist ini untuk menunjukkan
kedlaifannya. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Talkhisul Khabir. Ibnu Hajar
meriwayatkan bahwa sebagian ulama Syafi'iyah dan riwayat dari imam Ahmad mengatakan bahwa
tidak ada anjuran khitan bagi perempuan. Sebagian ulama mengatakan bahwa perempuan Timur
(kawasan semenanjung Arab) dianjurkan khitan, sedangkan perempuan Barat dari kawasan Afrika
tidak diwajibkan khitan karena tidak mempunyai kulit yang perlu dipotong yang sering mengganggu
atau menyebabkan kekurang nyamanan perempuan itu sendiri.
Imam Mawardi mengatakan bahwa khitan pada perempuan yang dipotong
adalah kulit yang berada di atas vagina perempuan yang berbentuk mirip
cengger ayam. Yang dianjurkan adalah memotong sebagian kulit tersebut
bukan menghilangkannya secara keseluruhan. Imam Nawawi juga menjelaskan
hal yang sama bahwa khitan pada perempuan adalah memotong bagian bawah
kulit lebih yang ada di atas vagina perempuan. Imam Mawardi mengatakan
bahwa khitan pada perempuan yang dipotong adalah kulit yang berada di atas
vagina perempuan yang berbentuk mirip cengger ayam. Yang dianjurkan
adalah memotong sebagian kulit tersebut bukan menghilangkannya secara
keseluruhan. Imam Nawawi juga menjelaskan hal yang sama bahwa khitan
pada perempuan adalah memotong bagian bawah kulit lebih yang ada di atas
vagina perempuan.
Tata Cara Pelaksanaan Khitan Perempuan

1. Siapkan kejiwaan anak yang hendak dikhitan. Hilangkan rasa takut dari dirinya. Bekali orang tuanya dengan
menjelaskan hukumnya dengan bahasa yang sederhana dan menyenangkan.
2. Sterilkan alat-alat dan sterilkan pula daerah yang hendak dikhitan.
3. Gerakkan atau tarik qulfah (prepuce) ke belakang hingga terpisah atau tidak lekat lagi dengan ujung
klitoris, hingga tampak pangkal atas prepuce yang bersambung dengan klitoris. Hal ini akan mempermudah
pemotongan kulit bagian luar sekaligus bagian dalam prepuce tersebut tanpa melukai sedikit pun klitorisnya
sehingga prepuce tidak tumbuh kembali. Apabila prepuce dan klitoris sulit dipisahkan, hendaknya khitan
ditunda sampai hal itu mudah dilakukan.
4. Lakukan bius lokal pada lokasi— meski dalam hal ini ada perbedaan pendapat ulama—dan tunggu sampai
bius itu benar-benar bekerja.
5. Qulfah ( prepuce) ditarik ke atas dari ujungnya menggunakan jepit bedah untuk dijauhkan dari klitoris.
Perlu diperhatikan, penarikan tersebut diusahakan mencakup kulit luar dan kulit dalamprepuce, lalu dicapit
dengan jepit arterial. Perlu diperhatikan juga, jangan sampai klitoris ikut tercapit. Setelah itu, potong kulit
yang berada di atas pencapit dengan gunting bengkok, lalu biarkan tetap dicapit sekitar 5—10 menit untuk
menghindari pendarahan, baru setelah itu dilepas. Jika terjadi pendarahan setelah itu, bisa dicapit lagi,
atau bisa dijahit dengan senar 0/2 dengan syarat tidak bertemu dan menempel lagi antara dua
sisi prepuce yang telah terpotong. Tutuplah luka dengan kasa steril dan diperban. Perban bisa dibuang
setelah empat jam. Apabila terjadi pendarahan di rumah, tahan lagi dengan kapas dan konsultasikan ke
dokter. Hari – hari berikutnya , jaga kebersihannya dengan air garam atau semacamnya. Sangat perlu
diperhatikan, jangan sampai dua sisi prepuce yang telah terpotong bertemu lagi atau menyambung, atau
bersambung dan menempel dengan klitoris.
Waktu khitan:

Waktu wajib khitan adalah pada saat balig, karena pada saat itulah wajib
melaksanakan sholat. Tanpa khitan, sholat tidak sempurna sebab suci yang yang
merupakan syarat sah sholat tidak bisa terpenuhi. Adapun waktu sunnah adalah
sebelum balig. Sedangkan waktu ikhtiar (pilihan yang baik untuk dilaksanakan) adalah
hari ketujuh setelah lahir, atau 40 hari setelah kelahiran, atau juga dianjurkan pada
umur 7 tahun. Qadli Husain mengatakan sebaiknya melakuan khitan pada umur 10
tahun karena pada saat itu anak mulai diperintahkan sholat. Ibnu Mundzir mengatakan
bahwa khitan pada umut 7 hari hukumnya makruh karena itu tradisi Yahudi, namun
ada riwayat bahwa Rasulullah s.a.w. menghitan Hasan dan Husain, cucu beliau pada
umur 7 hari, begitu juga konon nabi Ibrahim mengkhitan putera beliau Ishaq pada
umur 7 hari.
*

Anda mungkin juga menyukai