Metode Pembuatan Dan Peralatan
Metode Pembuatan Dan Peralatan
PERALATAN
PRODUKSI SEDIAAN SEMI PADAT
ERISA APRILIYANI
(1704101002)
SITI NURAINI
(170410100 )
SALEP
R/ Camphora 1
Vaselin. Flav 9
S.Ungt.Champhoratum
Penyelesaian :
1. Menggerus campora dengan vaselin sama
banyak, baru ditambahkan sisa veselin ad
homogen
2. Menetesi campora dengan etanol 96% gerus ad
larut tambah sisa basis salep
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps
lanae, Unguentum Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep
yang sudah mengandung air antara lain Lanoline (25% air),
Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum (40%).
Contoh Resep 1
R/ Kalii iodiid 3
Lanolin 16
Ugt simplex ad 30
m.d.s.ad.us.ext
Penyelesaian :
• Lebur Alcoholcetylicum, vaselinum dan ol.sesami
• Zincy Oxydum diayak dahulu
• Campur serbuk dengan leburan dasar salep
Cara Pembuatan Salep dengan bahan
tertentu
1. Oleum Cacao
Karena sifatnya polimorfis, maka bila oleum cacao dilelehkan sampai
mencair, semua pada waktu mendinginkan akan memakan waktu yang lama. Maka
dari itu bila salep mengandung lebih dari 10% oleum cacao perlu hati-hati pada
waktu melelehkan. Oleum cacao dilelehkan sampai meleleh, tetapi belum mencair
seperti minyak, setelah itru diturunkan dari penangas air lalu ditambah minyak
dingin atau masa salep dan digerus. Bila kurang daroi 10% maka dapat dibuat
seperti pada pembuatan salep peleburan.
2 Sapo Kalinus
Tidak ikut dipanasi, sebelum dicampu dengan masa salep , maka digerus
dahulu dalam mortir.
3. Styrax
Supaya dimurnikan dulu dengan dipanasi diatas tangas air pada temperatur
tidak lebih dari 75derajat setelah dikolir. Dalam perdagangan sudah ada styrax
yang telah dimurnikan. Bila styrax perlu dicolir harus diyimbang lebih bear 100%
karena diperkirakan 50% hilang pada waktu styrax dikolir.
Cara Pembuatan Salep dengan bahan
tertentu
4. Coloponium
Digerus halus dulu dimortir, setelah itu serbuk coloponium ditaburkan pada
bagian-baguian salep yang telah dilebur dahulu, dimana serbuk coloponium dapat
larut. Setelah itu, seluruhnya dipanasi diatas tangas air, coloponium dapat larut
dalam lemak, minyak, cera dam adeps lanae.
Contoh Resep
R/ Acid salicyl 1
Suld praecip 6
Sapo kalinus6
Cera flava 3
Ol. Arachud ad 30
s.ad.us.ext
Penyelesaian :
• Lebur cera flav dan ol.arachidids aduk sampai dingin
• Acid sal ditambah separo campuran tersebut
• Separo campuran yang lain ditambah sapo kalinus dan sulfur
• Campur kedua campuran tersenut
• Dibuat dua masa karena sapo kalinus dan acid sal akan keluar air, salep jai lembek
Cara Pembuatan Salep dengan bahan
tertentu
5. Balsamum Peruvianum
Jngan ikut dipanasi, ditambahkan pada mas salep yang telah
dingin dan dicampur terakhir. Bila ada ol.ricini dalam resep, digerus
dulu ol.ricini
Contoh Resep
R/ Procaini HCL 0,250
Bals peruvianum
Ol. Ricini aa 5
Ung simplex ad 25
Penyelesaian :
• Buat unguentum simplex dulu
• Larurkan Procain HCl dalam air kurangkan dalam basis
• Tambahkan ol.ricini terahir balsam peruvian ( jangankeras
menggerus)
Cara Pembuatan Salep dengan bahan
tertentu
Zat zat yang ditambahkan terakhir pada
salep yang telah dingin ialah ichtamolum,
tumenol amommum, pix litantracihs, Oleum.
Fagi empyreumatycum depuratum,dan oleum
lunipoeri empyrerumaticum depuratuim.
Oleum lecoris aseli,minyak- minyak eteris,dan
zat yang mudah menguap, seperty camphora,
menthol dan lainya.
Pembuatan Salep secara Khusus
1. Hydragyrum
Menurut Ph.ned V (Farmakope Belanda) hydragyrum
digerus dengan adeps lanae sampai tidak terlihat partikel
hydragyrum yaitu diperoleh partikel Hg<20iu. Penimbangan
Hg dilakukan dengan menggunakan kertas yang dilipat
dengan corong, lubangnya dapat diatur besarnya, dengan
memukul tepi kertas dengan jari maka HG dapat diatur
keluarnya melalui lubang.
2. Hydragiri Oxydum Flavum
Hydragiry Oxydi yang terjadi dan masih basah digerus
dulu dengan adeps lanae setelah itu dicampur vaselin
3. Hydragyri Aminochloridum
Serbuk yang masih basah dicampur dengan adeps
lanae, setelah itu dicampur vaselin.
PASTA
Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan salep tiga
dara
R/ Zincy Oxyd
Oleum olivae
Calcii Hydroxydy sol aa 10
Cara pembuatan :
Gerus serbuk zincy oxyd lalu diayak dengan ayakan no 100. Setelah itu
ditambahkan dalam mortir Aqua Calcis dan campur baik-baik. Setelah itu ditambahkan
minyaknya sekaligus, diaduk sampai diperoleh massa salep yang homogen.
Tipe emulsi yang terjadi A/M untuk penstabilan sebagai minyak kira-kira 3%
diganti dengan cera alba. Penggerusan massa salep jangan lama-lama karena dapat
terjadi pecahnya emulsi.
Penstabilan dapat dilakukan pula dengan penambahan acidum oleinicum crudum
(1 tetes per 5gr minyak) dicampur dulu pada minyak. Pada pencampuran dengan aqua
calcis akan terbentuk sabun Ca-Oleat yang akan menstabilkan emulsu A/M setelah itu
ditambah ZnO dan dicampur.
KRIM
Pengertian :
• Menurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah
sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung
air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar.
• Menurut Farmakope Indonesia, Cream adalah bentuk
sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai.
• Menurut Formularium Nasional Cream
adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental
mengandung air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar.
Pembuatan Krim
A. Metode pertama yaitu bahan-bahan yang
larut dalam minyak (fase minyak) dilebur
bersama di atas penangas air pada suhu
70 0C sampai semua bahan lebur, dan
bahan-bahan yang larut dalam air (fase air)
dilarutkan terlebih dahulu dengan air panas
juga pada suhu 70 0C sampai semua bahan
larut, kemudian baru dicampurkan, digerus
kuat sampai terbentuk massa krim.
Pembuatan Krim
B. Metode kedua, semua bahan, baik fase minyak
maupun fase air dicampurkan untuk dilebur di atas
penangas air sampai lebur, baru kemudian langsung
digerus sampai terbentuk massa krim.
Penyelesaian :
• Lelehkan cera alba, vaselinum dan acid stearicum
• Taambahkan larutan Triathanolaminum + Propylen glycol dalam air
hangat dan campurkan pada lelehan tersebut diatas.
Contoh Resep 2
R/ Acid Stearic 20
Kalii hydroxidi 1,4
Ol. Rosae qs 80
Penyelesaian :
Taburkan bentonit dalam campuran aqua dan
glycerin hangat, aduk biarkan sampai bentonit
larut
LOTION
Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi
atau dispersi, digunakan sebagai obat luar.
Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam
bentuk sebuk halus dengan bahan
pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe
minyak dalam air (o/w atau m/a) dengan
surfaktan yang cocok (FI III,1979)
Pembuatan Lotion
Proses pembuatan Lotion secaca garis besar
adalah mencampurkan fase minyak dengan fase
air (emulsifikasi).
1. Fase air dan emulgator dihomogenkan.
2. Ditambahkan Fase minyak. Kedua fase masing-
masing dipanaskan hingga larut kemudian baru
dicampur.
3. Setelah keduanya tercampur baru ditambahkan
pengawet (sebagai anti mikroorganisme)dan
pewangi. Pengawet & Pewangi ditambahkan
setelah suhu camp. turun hingga 40o sd. 30o C.
Penyelesaian :
Contoh Resep
Lotio Kummerfel,Di. • Ditimbang champora, diasukkan
Resep stadart dalam motir, ditambahkan 3 tetes
R/ Sulf praec 20 spiritus fort dan digerus ad homogen.
Camph 3 • Ditimbang sulf. Praicipitat
Mucil Gum Arab 10 dimasukkan kedalam no. 4, digerus
Sol. Calc Hidrat 134 ad homogen. Dipindahkan dalam
Aq. Rosae 133 kaca arloji, dan dibasahi dengan
s.u.e gliserin
• Ditimbang PGA dimasukkan kedalam
mortar digerus, ditambahkan aqua
rosae 1,2ml digerus ad terbentuk
mucilage
• Ditambahkan no. 5 kedalam mortar
no. 6 diaduk ad homogen
• Ditambahkan sol calc hidrat diaduk
ad homogen
• Diencerkan hasil no 8 dengan aqua
rosae, dimasukan dalam botol
• Diadkan dengan aqua rosae ad tanda
kalibrasi, lalu di tutup dan kocok ad
homogen
GEL
Pengertian Gel
• Farmakope Indonesia edisi IV : Gel kadang kadang disebut
jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
• Formularium Nasional : Gel adalah sediaan bermassa
lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil
senyawa anorganik atau makromolekul senyawa organik,
masing masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
• Ansel : Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah
padat yang terdiri dari suatu disperse yang tersusun baik
dari partikel anorganik yang terkecil atau molekul organik
yang besar dan saling diresapi cairan.
Syarat-syarat Sediaan Gel
Teori Pendukung :
• Tragakan 2%
• Gliserol 25%
• Aqua Dest ad 100 g
• Nipagin q.s
• Mf gellones
Penyelesaian
• Siapkan alat dan bahan
• Timbang Tragakan tambahkan dengan air diamkan beberapa menit lalu gerus ad
terbentuk jelling agent
• Timbang Piroxicam masukan ke dalam mortir sambil digerus ad homogen,
encerkan dengan sedikit air
• Timbang glicerol tambahkan pada mortir sambil di gerus ad homogen
• Masukkan dalam wadah yang sesuai dan beri etiket
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
1. Spatula
Spatula biasanya digunakan untuk
memindahkan bahan padat seperti serbuk,
salep, atau krim. Mereka juga digunakan untuk
mencampur bahan bersama-sama menjadi
campuran homogen. (Madinah, 2008).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
2. Mortar dan Stamper
Mortar dan stamper digunakan untuk
menggiling partikel ke dalam bubuk halus
(triturasi). Penggabungan cairan (levigasi)
dapat mengurangi ukuran partikel lebih lanjut
(Madinah, 2008).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
3. Ointment Slab
Ointment slab memberikan permukaan yang
keras dan bersih untuk pencampuran
senyawa. (Madinah, 2008).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
4. Blender
Blender untuk menggerakkan cairan dalam wadah sehingga dapat
mendispersikan fase dispersi ke dalam medium dispersinya. Selain
itu blender juga dapat menghomogenkan campuran dan memperkecil
ukuran partikel. Dengan adanya pengadukan mengakibatkan terjadinya
tumbukan antarpartikel dispers. (Lieberman HA & Lachmann, 1994).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
5. Homogenizer
Homogenizer paling efektif dalam
memperkecil ukuran fase dispers kemudian
meningkatkan luas permukaan fase minyak
dan akhirnya meningkatkan viskositas emulsi
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
”creaming”. Homogenizer bekerja dengan
cara menekan cairan dimana cairan tersebut
dipaksa melalui suatu celah yang sangat
sempit lalu dibenturkan ke suatu dinding atau
ditumbuhkan pada peniti-peniti metal yang
ada di dalam celah tersebut.. Cara kerja
homogenizer ini cukup efektif sehingga bisa
didapatkan diameter partikel rata-rata kurang
dari 1 mikron tetapi homogenizer dapat
menaikkan temperatur emulsi sehingga
dibutuhkan pendinginan (Lieberman HA &
Lachmann, 1994).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
6. Mixer
Mixer memiliki sifat menghomogenkan
sekaligus memperkecil ukuran partikel
tapi efek menghomogenkan lebih
dominan. Mixer biasanya digunakan
untuk membuat emulsi tipe batch.
Terdapat berbagai macam mixer yang
dapat digunakan dalam pembuatan
sediaan semi padat. Dalam hal ini sangat
penting untuk merancang dan memilih
mixer sesuai dengan jenis produk yang
diproduksi atau sedang dicampur.
(Lieberman HA & Lachmann, 1994).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
7. Agitator Mixers
Secara prinsip mirip
dengan mixer pengaduk yang digunakan
untuk cairan dan untuk serbuk,
memang mixer gerakan planetary sering
digunakan untuk semi
padat. Mixers dirancang khusus untuk semi
padat yang biasanya memiliki bentuk lebih
berat untuk menangani bahan dengan
konsistensi lebih besar. Lengan pengaduk
dirancang untuk menarik, meremas,
membentuk dan bergerak sedemikian rupa
sehingga bahan dibersihkan dari semua sisi
dan sudut tempat pencampuran (Bhatt &
Agrawal, 2007).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
8. Shear Mixers
Mesin yang dirancang untuk pengurangan
ukuran ini dapat digunakan untuk
mencampur. Tetapi meskipun gaya
gesernya baik, efisiensi pencampuran
umumnya buruk. Bentuk rotary mungkin
digunakan dan colloid mill memiliki stator
dan rotor dengan permukaan kerja
kerucut. Rotor bekerja pada kecepatan
antara 3.000-15.000 rpm dan
pembersihan dapat diatur antara 50-500
mikrometer. Suspensi campuran kasar
atau dispersi dimasukkan melalui corong
dan dikeluarkan antara permukaan kerja
dengan gaya sentrifugal (Bhatt & Agrawal,
2007).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
9. Planatory Mixer
Planatory mixer digunakan untuk pencampuran dan
mengaduk bahan kental dan seperti bubur, planatory
mixer tersebut masih sering digunakan untuk operasi
dasar pencampuran dalam industri farmasi. Planatory
mixer digunakan dengan kecepatan rendah untuk
pencampuran kering dan kecepatan lebih cepat untuk
peremasan yang diperlukan dalam granulasi basah (Bhatt
& Agrawal, 2007).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
10 Double Planetary Mixers
Double planetary mixers mencakup dua bilah
yang berputar pada sumbu mereka sendiri,
sementara mereka mengorbit tempat
mencampur pada sumbu umum. Bilah terus maju
di sepanjang pinggiran tempat, menghapus bahan
dari dinding tempat dan membawanya ke bagian
interior. Berlawanan dengan conventional
planetary mixer, negosiasi kedua konsfigurasi
bilah menyapu dinding tempat searah jarum jam
dan memutar dalam arah yang berlawanan pada
sekitar tiga kali kecepatan perjalanan. Shear
blades menggantikan bahan dari dinding tempat
dan oleh aksi tumpang tindih mereka pusat
membawa partikel ke arah agitator shafts,
sehingga menghasilkan gaya geser yang luas.
Dengan menggunakan bahan ini bahkan bahan
yang sangat kental dan kohesif dapat dicampur
secara efisien (Bhatt & Agrawal, 2007).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
11. Sigma mixer
• Sigma mixer berisi pencampuran elemen (blades) dari dua tipe sigma
dalam jumlah yang kontra berputar ke dalam untuk mencapai sirkulasi
ujung ke ujung serta menyeluruh dan pencampuran yang seragam di
pembersihan dekat atau tertentu dengan wadah. Produk campuran dapat
dengan mudah diberhentikan dengan memiringkan wadah dengan tuas
tangan secara manual baik dengan sistem roda gigi yang dioperasikan
secara manual atau bermotor. Mixer yang lengkap dipasang pada baja
dibuat dari kekuatan yang sesuai untuk menahan getaran dan
memberikan performance (Bhatt & Agrawal, 2007).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
12. Ultrasonic Mixers
Metode yang efektif untuk
menangani bentuk-bentuk
tertentu dari masalah
pencampuran adalah untuk
permasalahan bahan terhadap
getaran ultrasonik. Hal ini
memiliki aplikasi khusus dalam
pencampuran dalam preparasi
emulsi (Bhatt & Agrawal, 2007).
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
13. Colloid Mill
Colloid mill berguna untuk
penggilingan, dispersi,
homogenisasi dan merusak
aglomerat dalam pembuatan
pasta makanan, emulsi, coating,
salep, krim, pulp, minyak, dll.
Fungsi utama dari colloid
mill adalah untuk memastikan
kerusakan aglomerat atau dalam
kasus emulsi untuk menghasilkan
tetesan halus yang berukuran
sekitar 1 mikron.
Peralatan Produksi Sediaan Semi Padat
14. Triple-Roller Mill
Berbagai jenis roller mill biasanya digunakan terdiri dari satu
atau lebih rol, terutama triple-roller mill. Alat ini dilengkapi
dengan tiga rol yang terdiri dari bahan tahan abrasi keras.
Mereka dilengkapi sedemikian rupa sehingga mereka datang
dalam kontak dekat satu sama lain dan berputar pada
kecepatan yang berbeda. Materi yang datang di antara rol
dihancurkan dan ukuran partikelnya dikurangi. Penurunan
ukuran partikel tergantung pada gap antara rol dan
perbedaan kecepatannya. Bahan masuk melewati gerbong A,
diantara rol B dan C dimana ia mengurangi ukuran. Kemudian
bahan tersebut lewat di antara rol C dan D dimana ia
kemudian mengurangi ukuran partikel dan menghasilkan
campuran yang halus. Gap antara rol C dan D biasanya
kurang dari celah antara B dan C, setelah melewati materi
antara rol C dan D bahan halus terus dihapus dari rol D oleh
sarana scraper E, dari mana ia dikumpulkan dalam penerima
(Bhatt & Agrawal, 2007). Pada skala besar, roller mill salep
mekanik digunakan untuk mendapatkan salep halus dan
tekstur yang seragam. Perlakuan salep kasar dipaksa untuk
lewat melalui rol stainless steel di mana ia mengurangi
ukuran partikel dan produk halus yang seragam dalam
komposisi dan tekstur yang diperoleh. Untuk skala kecil
kerja, pabrik salep kecil tersedia (Bhatt & Agrawal, 2007).