Anda di halaman 1dari 32

MIKROORGANISME PENGHASIL OBAT

1. Antibiotik
• Antibiotik adalah zat yang mampu menghambat bahkan mematikan
mikroorganisme patogen
• Beberapa jenis antibiotik antara lain :
A. Penicilin
• Ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 pada jamur
Penicillium notatum. Zat antibiotic yang dihasilkan oleh jamur ini
disebut penicillin. Mikroorganisme lain penghasil penicillin misalnya
Penicillium chrysogenum
• Penicilium dapat mengobati beberapa penyakit antara lain : Radang
tenggorokan akibat infeksi Streptococcus, Demam rematik,
Aktinomikosis.
• Efek samping dari penicillin antara lain : Pusing, Diare, Mual dan
muntah, Nyeri perut, Insomnia, Perdarahan, Mudah memar, Gatal,
Ruam.
B. Sefalosporin
• Merupakan antibiotic yang digunakan untuk beberapa jenis bakteri
yang mampu menghasilkan enzim penghambat kerja penicillin.
• Sefalosporin dihasilkan dari jamur antara lain : Sefalosporin C
dihasilkan oleh jamur Cephalosporium.
• kondisi yang dapat diobati dengan antibiotik sefalosporin adalah
infeksi telinga, pneumonia, meningitis, infeksi kulit, ginjal, tulang,
tenggorokan, dan gonore.
• Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengonsumsi
sefalosporin, antara lain adalah: Mual atau muntah, Diare, Gatal-gatal
dan ruam pada kulit, Infeksi jamur, Penurunan jumlah sel darah putih
dan trombosit.
C. Streptomisin
• Dihasilkan oleh Streptomyces griseus. Streptomisin dapat membunuh
mikroorganisme yang kebal terhadap penicillin dan sefalosporin
misalnya : Tularemia, Pes atau sampar (plague), Endokarditis bakteri,
Brucellosis, Meningitis, Pneumonia, Infeksi saluran kemih.
• Efek samping yang berisiko terjadi setelah menggunakan
streptomycin adalah: Gangguan fungsi ginjal, Gangguan saraf,
Gangguan pendengaran, Sakit kepala, Hipotensi, Mengantuk, Ruam,
Mual dan muntah, Anemia, Badan terasa lemas
D. Tetrasiklin
• Dihasilkan oleh bakteri Streptomyces aureofaciens dan Streptomyces rimosus.
Tetrasiklin mampu menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Dapat
mengobatika penyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus
influenzae,Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia
psittaci, Chlamydia trachomatis, dan Neisseria gonorrhoeae, misalnya :
• Infeksi saluran pernapasan dan pneumonia.
• Infeksi bakteri yang terjadi pada usus, kandung kemih, dan kelenjar betah bening.
• Infeksi pada alat kelamin atau infeksi menular seksual, seperti sifilis, gonore,
dan chlamydia.
• Infeksi yang ditularkan dari hewan, baik kontak langsung maupun produk
makanan yang dihasilkan hewan tersebut, seperti brucellosis.
• Infeksi kulit, seperti jerawat, rosacea, atau tularemia.
• Efek samping dari tetrasiklin yaitu : Mual dan muntah, Nyeri ulu hati dan diare,
Hilangnya nafsu makan, Bercak putih di dalam mulut atau bibir, Lidah
membengkak dan sulit menelan, Rektum atau area genital membengkak, Gatal di
bagian vagina.
E. Eritromisin
• Dihasilkan oleh bakteri Streptomyces erythreus. Eritromisin biasa
digunakan oleh pasien yang alergi terhadap penicillin. Obat ini dapat
mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, seperti infeksi kulit, mata,
telinga, infeksi saluran kemih, dan pernapasan. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mencegah kambuhnya serangan demam
reumatik pada pasien yang memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik
penisilin atau sulfonamida.
• Efek samping dari penggunaan eritromisin adalah Diare, Gangguan
perut, seperti nyeri dan kram, Kehilangan nafsu makan, Mual,
Muntah.
F. Polimiksin
• Dihasilkan oleh bakteri Bacillus polymyxa. Misalnya Polymyxin B yang
merupakan salah satu obat dari kelompok antibiotik polymyxin yang
umum digunakan untuk infeksi saluran kemih, meningitis, atau infeksi
nosokomial yang disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif. Obat
ini mulai digunakan kembali secara parenteral sebagai terapi
antibiotik lini terakhir pada bakteri gram negatif multi drug
resistant (MDR) dan extensive drug resistant (XDR). Sampai saat ini
hanya polymyxin B dan polymyxin E atau kolistin yang digunakan
secara komersial sebagai antibiotik.
• Efek samping pemberian polymyxin B secara sistemik adalah
kerusakan pada ginjal dan neuron, Gangguan Elektrolit, timbul gatal,
ruam, atau urtikaria pada kulit, i eritema, edema, epifora,
superinfeksi, pruritus, dan iritasi okular
G. Basitrasin
• Dihasilkan oleh bakteri Bacillus subtilis. Basitrasin digunakan untuk
mengbati mengobati infeksi kulit dan mencegah terjadinya infeksi
bakteri pada saat terjadi luka ringan di kulit, seperti tersayat pisau
atau luka bakar yang kecil.
• Bacitracin biasanya jarang menyebabkan efek samping, namun pada
kasus yang langka, penggunaan obat ini bisa menyebabkan
reaksi alergi pada kulit, seperti ruam, bintik-bintik, gatal, Sesak napas
dan kesulitan menelan.
2. Vaksin
• Adalah mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme yang telah
dilemahkan kemudian dimasukkan ke tubuh orang yang sehat untuk
memicu terbentuknya system kekabalan. Vaksin dapat berasal dari
substansi toksoid bakteri yang sudah tidak berbahaya bagi tubuh.
Bakteri yang dilemahkan ini bekerja untuk merangsang sistem
kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mengira bahwa ia sedang
diserang kuman aktif. Proses ini kemudian direspons tubuh dengan
memproduksi antibodi yang diam dalam tubuh dan akan melindungi
tubuh di masa yang akan datang. Proses pembentukan antibodi inilah
yang disebut imunisasi. Contohnya yaitu vaksin hepatitis, polio,
campak, BCG untuk mencegah TBC, DPT untuk mencegah difteri atau
tetanus.
3. Interferon
• Interferon adalah protein alami yang diproduksi tubuh sebagai respon tubuh
dalam melawan senyawa berbahaya, seperti virus, bakteri, atau kanker.
Interferon juga tersedia dalam bentuk obat. Interferon dalam bentuk obat bekerja
dengan meningkatkan respon kekebalan tubuh dan menghambat pertumbuhan
virus, bakteri, atau kanker. Interferon ditemukan oleh Alick Isaacs dan Jean
Lindenmann pada tahun 1957 meneliti respon tubuh terhadap inveksi virus.
• Di Indonesia, terdapat 4 tipe interferon, yakni:
• Interferon Alfa-2a: Digunakan untuk mengatasi Leukemia jenis sel berambut dan
myeloid kronis, sarkoma Kaposi terkait AIDS, hepatitis C kronis, hepatitis B kronis,
kanker ginjal, melanoma, serta limfoma jenis sel-T kutaneus dan folikular.
• Interferon Alfa-2b: Digunakan untuk mengatasi condyloma acuminata (kutil
kelamin), Leukemia sel berambut, Leukemia myeloid kronis, Hepatitis C kronis,
Hepatitis B kronis aktif, melanoma, sarkoma Kaposi terkait AIDS, tumor karsinoid,
limfoma folikular, dan multiple myeloma.
• Interferon Beta-1a: Digunakan untuk mengatasi multiple sclerosis.
• Interferon Beta-1b: Digunakan untuk mengatasi multiple sclerosis kambuhan.
MIKROORGANISME PENGHASIL ENERGI
1. Bahan Bakar Alkohol

• Sekitar tahun 1890, di Brasil telah menggunakan alcohol sebagai pengganti bahan
bakar bensin. Begitu juga dengan Amerika Serikat menggunkan gasohol E10 yang
merupakan campuran 10% alcohol dan 90% bensin. Alkohol tersebut diperoleh
dari hasil fermentasi substrat gula tebu, pati, selulosa, atau jagung dengan bakteri
Zymomonas mobilis, Clostridium thermocellum, Thermoanaerobacter
ethanolicus, dan khamir mutan petite dari Saccharomyces cerevisiae. Seperti
yang dikatakan diatas, alkohol sudah digunakan sebagai bahan bakar oleh
manusia sejak zaman lampau. Empat alkohol alifatik pertama,
yaitu metanol, etanol, propanol, dan butanol, adalah jenis alkohol yang sering
digunakan sebagai bahan bakar karena alkohol-alkohol ini dapat disintesis secara
kimia maupun biologi, dan karakteristik yang dimiliki membuat alkohol ini dapat
dipakai pada mesin-mesin modern saat ini.
2. Gas Metana
• Gas metana (𝐶𝐻4 ) dihasilkan dari mikroorganisme dalam medium kotoran
ternak yang menghasilkan biogas. Proses pembentukan gas metana oleh
mikroorganisme disebut metanogenesis. Mikroorganisme penghasil metana
disebut metanogen, antara lain: Methanobacterium sp., Methanohalobium
sp., Methanomicrobium sp., Methanosarcina sp., dan Methanococcus sp.
• Metana adalah salah satu bahan bakar yang penting dalam pembangkitan
listrik, dengan cara membakarnya dalam gas turbin atau pemanas uap. Jika
dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, pembakaran metana
menghasilkan gas karbon dioksida yang lebih sedikit untuk setiap satuan
panas yang dihasilkan. Di banyak kota, metana dialirkan melalui pipa ke
rumah-rumah dan digunakan untuk pemanas rumah dan kebutuhan
memasak. Metana yang dialirkan di rumah ini biasanya dikenal dengan gas
alam. Metana dalam bentuk gas alam terkompresi digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan dan telah terbukti juga sebagai bahan bakar
yang lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil lain macam bensin
dan diesel.
3. Gas Hidrogen
• Gas hydrogen mempunyai sifat mudah terbakar sehingga dapat
digunakan sebagai pengganti bahan bakar.
• Gas hydrogen terbentuk dari penggabungan 2 atom hydrogen dengan
enzim hidrogenase. Mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim
hidrogenase antara lain: ganggang air tawar Chlorella pyrenoidosa
dan bakteri Clostridium butyricum.
MIKROORGANISME PEMBASMI HAMA TANAMAN
• Cara pemberantasan hama selain menggunakan pestisida, kita juga dapat
menggunakan mikrooorganisme yang dapat menimbukan penyakit bagi hama
tersebut misalnya bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) dan Bacillus popilliae.
• Bakteri Bacillus thuringiensis menghasilkan senyawa delta-endotoksin berupa
toksin protein kristal yang dapat membunuh hama dengan cara menyemprotkan
bakteri tersebut ke tanaman bersama dengan cairan sebagai perekat. Jika ulat
tersebut memakannya maka akan bekerja dengan mengikat reseptor khusus pada
membrane usus ulat maka ulat akan berhenti makan atau muntah. Beberapa jam
ulat akan degradasi, sehingga bakterinya masuk kedalam rongga tubuh ulat.s
Sekitar 1-2 hari ulat akan keracunan dan kemudian menghitam (mati).
• Varietas bakteri Bacillus thuringiensis komersial antara lain :
• Bacillus thuringiensis varietas aizawai untuk membunuh larva ngengat terutama
diamondback(Plutella xylostella).
• Bioinsektisida Baculovirus digunakan untuk memberantas tanaman budidaya
seperti: kumbang kentang, kumbang daun,serangga perengek jagung.
• Selanjutnya ada bakteri minus es yaitu bakteri hasil rekayasa
genetika lainnya yang dimanfaatkan di bidang pertanian berasal
dari keturunan Pseudomonas syringer. Bakteri minus es yang
belum direkayasa dapat menyebabkan luka beku sehingga dapat
merusak jaringan tumbuhan.
• Selanjutnya dapat digunakan juga pemnyemprotan feromon
insekta yang sudah dimanipulasi untuk pengendalian jumlah
hama.Feromon adalah substansi yang dikeluarkan oleh organisme
untuk berkomunikasi secara kimia dengan sesamanya dalam satu
spesies. Dengan memanipulasi feromon, maka dapat
menghambat kehadiran hama di suatu areal pertanian atau
menjadikan hama tidak mampu melakukan perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai