Anda di halaman 1dari 22

1) Bahan golongan obat karbohidrat

karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik


biomakromolekul alam yang banyak ditemukan dalam hidup
makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman yang berklorofil,
karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan
molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut fotosintetis.
a) Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling
sederhana, yaitu karbohidrat yang tidak dapat diuraikan
atau dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lain.
Monosakarida yang penting adalah glukosa, galaktosa,
dan fruktosa.
1. Glukosa
 Struktur kimia : C₆H₁₂O₆
 Pemerian : Hablur tidak berwarna ,
serbuk hablur atau serbuk granul putih ; tidak
berbau ; rasa manis.
 Kelarutan : Mudah larut dalam air;
sangat mudah larut dalam air mendidih ; larut
dalam etanol mendidih; sukar larut dalam
etanol.
 Khasiat & penggunan: Membantu
pembentukan zat lainnya
 Reaksi identifikasi :-
 Contoh hasil reaksi : -
b) Disakarida
1. Laktosa
 struktur kimia : C₁₂H₂₂O₁₁
 pemerian : serbuk hablur, keras,
putih atau putih krem, tidak berbau dan
rasa sedikit manis. Stabil diudara, tetapi
menyerap bau.
 Kelarutan : Air, etanol
 Khasiat dan penggunaan: sumber energi
probiotik atau mikrobiota usus.
 Contoh hasil reaksi : -
c) Polisakarida
1. Amilum (pati)
 Struktur kimia : C6H10O5
 Pemerian : serbuk atau massa
hablur, keras, putih atau putih krem, tidak
berbau dan rasa sedikit manis.
 Kelarutan :Air. Etanol
 Khasiat dan kegunaan: berperan dalam
menjaga kesehatan saluran cerna, karena
laktosa juga merupakan prebiotik yang
merupakan sumber energi bagi probiotik atau
mikrobiota usus.
 Reaksi identifikasi :-
 Contoh hasil reaksi : -

2) Bahan obat golngan antibiotik


Antibiotik adalah golongan senyawa antimikroba yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses
biokimia pada organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh
bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan
pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi, ia termasuk
bahan antibakteri paling penting.
a) Penisilin
Penisilin digunakan untuk kondisi yang terkena infeksi
bakteri, seperti infeksi streptococcus, meningitis, gonore,
faringitis, dan untuk pencegahan endocarditis. Antibiotik
ini juga baik digunakan untuk penederita gangguan ginjal
disertai dengan anjuran dan pengawasan dokter.

Penisilin tersedia dalam berbagai bentuk, seperti


kaplet, sirop kering, dan suntikan. Masing-masing bentuk
obat dapat digunakan untuk kondisi yang berbeda. Jenis
penisilin juga berbeda, seperti Amoxicillin, Ampicillin,
Oxacillin, dan Penicillin G.
1. Amoxicilin
Amoksisilin merupakan antibiotik yang
digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi
bakteri. Obat ini merupakan lini pertama untuk
pengobatan infeksi telinga tengah. Obat ini juga
dapat digunakan untuk mengobati faringitis
streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, dan infeksi
saluran kemih.
 struktur kimia : C16H19N3O5S
 pemerian :Serbuk hablur, putih,
praktis tidak berbau.
 Kelarutan : Sukar larut dalam air dan
metanol, tidak larut dalam benzena, dalam
karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
 Khasiat & penggunaan : Mengatasi infeksi
bakteri, termasuk gonore, otitis media, atau
pielonefritis. Dewasa dan anak-ana
 Reaksi identifikasi :-
 Contoh hasil reaksi :-

b) Sefalosforin
Antibitoik jenis ini bisa digunakan untuk pengidap
infeksi tulang, otitis media, infeksi kulit, dan infeksi
saluran kemih. Sesuai dengan anjuran dan takaran yang
dokter berikan.

Sefalosforin memiliki efek samping, seperti sakit


kepala, nyeri pada bagian dada bahkan syok.
Sefaloaforin memiliki banyak jenis, seperti Cefadroxil,
Cefuroxime, Cefixime, Cefotaxim, Cefotiam, Cefepime,
dan Ceftarolin

c) Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah golongan antibiotik yang
digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan
bakteri aerob gram-negatif. Antibiotik ini cukup efektif
dalam melawan bakteri seperti Mycobacterium
Tuberculosis dan Staphylococcus. Pemakaian obat ini
dapat dikombinasikan dengan antibiotik lainnya.
Cara kerja antibiotik ini adalah untuk menghambat
sintesis protein pada bakteri, sehinga bakteri tidak bisa
bertumbuh kembang. Cara mengonsumsi obat ini harus
dengan anjuran dan pengawasan dokter, jika tidak akan
menimbulkakan efek samping berupa gangguan
kesadaran. Jenisnya pun beragam, antara lain
Paromomycin, Tobramycin, Gentamicin, Amikacin,
Kanamycin, dan Neomycin.

d) Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibiotik yang digunakan untuk
mengobati berbagai sejumlah infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, seperti infeksi pernafasan, infeksi pada alat
kelamin atau infeksi menular seksual, infeksi yang
dituakan dari hewan dan infeksi kulit, seperti jerawat.
Untuk mengonsumsi Tetrasiklin disarankan saat
keadaan perut kosong atau dua jam sebelum makan.
Mengonsusmi obat ini akan menimbulkan efek samping
berupa mual dan muntah, diare, gatal pada kulit, nyeri
pada beberapa bagian tubuh dan demam.
e) Makrolid
Makrolida atau makrolid adalah jenis antibiotik yang
berguna untuk mengobati beragam infeksi bakteri yang
umum terjadi, mulai dari infeksi telinga, radang panggul,
hingga pneumonia. Antibiotik makrolid terbuat dari
berbagai jenis bakteri Streptomyces dan hanya boleh
digunakan dengan resep dokter.

Makrolid bekerja dengan cara menghambat sintesis


protein dalam bakteri, sehingga dapat menghentikan
pertumbuhan bakteri. Obat ini tersedia dalam bentuk obat
minum, seperti tablet, kaplet, sirop, dan sirop kering,
serta obat luar, seperti tetes mata, suntikan, cairan obat
luar, krim, dan gel.
f) Quinolone
Quinolone Antibiotik golongan ini bisa mencegah dan
mengobati penyakit seperti infeksi saluran pernafasan,
infeksi kulit, bronkitis, servisitis, penyakit Lyme, pemfigus,
dan sinusitis. Makrolid sendiri tersedia dalam banyak
bentuk, yakni tablet, kaplet, sirup kering, dan suntik. Cara
kerjanya pun hampir menyerupai golongan lainnya untuk
menghambat sitesis pada bakteri.

Obat ini juga memilki macam bentuk, seperti tablet,


kaplet, sirop kering, dan suntik. Jenis-jenis makrolid
antara lain Erythromycin, Azithromycin, dan
Clarithromycin.
Golongan antibiotik ini memiliki bentuk tablet, kaplet,
dan suntik. Quinilone dapat mengatasi masalah infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran
kemih, infeksi kulit, infeksi mata, infeksi telinga, sinusitis,
bronkitis, pneumonia, radang panggul, hingga infeksi
menular seksual seperti gonore.
Quinolone harus dikonsumsi dengan anjuran dokter
agar tidak menimbulkan efek samping berupa gangguan
pada sistem saraf pusat. Segera konsultasikan ke dokter
jika efek tersebut terjadi.
g) Klorampenikol
Antibiotik ini berfungsi sama untuk menghambat
sintesis protein agar bakteri tidak berkembang biak. Obat
ini bisa digunakan untuk menyembuhkan demam tifus,
paratifus, meningitis dan infeksi pada mata dan telinga.

Efek samping yang timbulkan pun cukup


mengkhawatirkan, yaitu mual, muntah, diare, sakit
kepala, perdarahan saluran cerna, gangguan penglihatan
hingga kebutaan. Maka dari itu obat ini harus sesuai
dengan anjuran dan pengawasan dokter.

3) Bahan Obat golongan alkaloid


Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen
yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tumbuhan (tetapi
ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan).
Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula
amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai
alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang
secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk
digolongan ini.

Berdasarkan proses biosintesisnya dan hubungannya dengan


asam amino, senyawa alkaloid dapat dikelompokkan menjadi alkaloid
sesungguhnya(true alkaloid), proto alkaloid dan pseudo alkaloid.
(Sabirin Matsjeh, 2002)
a) True alkaloid
Ciri-ciri alkaloid ini yaitu basa, toksik, keaktifan fisiologi
besar, biasanya mengandung atom nitrogen didalam cincin
heterosiklik, turunan asam amino, distribusinya terbatas dan
biasanya terbentuk didalam tumbuhan sebagai garam dan
asam organik. Senyawa alkaloid yang tidak bersifat basa, tidak
mempunyai cincin heterosiklik dan termasuk alkaloid kuartener
yang cenderung bersifat asam seperti kolkhisina dan asam
aristolosit.
b) Proto alkaloid
Ciri-ciri alkaloid ini yaitu memiliki struktur asam amino sederhana
dimana atom nitrogen asam aminonya tidak berada dalam
cincin heterosiklik, biosintesis berasal dari asam amino dan basa
seperti meskalin dan efedrin.

c) Pseudo alkaloid
Ciri-ciri alkaloid ini tidak diturunkan dari asam amino dan
umumnya bersifat basa seperti kafein.

Sifat-sifat Senyawa Alkaloid:


a) Sifat fisik
Beberapa senyawa alkaloidyang telah diisolasi
mempunyai sifat fisik yang berbeda dan berupa padatan
kristal garam dengan titik lebur tertentu. Seperti kokain
yang memiliki titik lebur 980C adalah jenis alkaloid yang
ditemukan pada 15 tanaman eftroxilum coca. Namun,
ada beberapa golongan alkaloid yang memiliki bentuk
tidak teratur (amorf) dan ada yang berupa cairan
seperti nikotin dan koniin. Kebanyakan senyawa
alkaloid yang lain tidak berwarna tetapi ada
senyawa alkaloid yang kompleks mempunyai warna
seperti spesies aromatik, misalnya berberin berwarna
kuning dan betanin warna merah. Pada umumnya
basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut
organik, meskipun beberapa pseudoalkaloid dan
protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan
alkaloid kuaterner sangat larut dalam air.
b) Sifat kimia
Sebagian besar senyawa alkaloid bersifat basa
tergantung adanya pasangan elektron bebas pada
atom nitrogen, apabila suatu gugus fungsional
berdekatan dengan nitrogen bersifat pendorong elektron
misalnya gugus alkil, maka elektron pada atom nitrogen
akan naik yang mengakibatkan senyawa tersebut lebih
bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada
dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa daripada
senyawa etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional
yang berdekatan bersifat menarik elektron misalnya
gugus karbonil, maka ketersediaan pasangan elektron
berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan akan
menyebabkan alkaloid bersifat netral dan bahkan
sedikit asam. Contohnya senyawa yang mengandung
gugus amida.
Sifat kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa ini
mudah mengalami dekomposisi terutama saat panas
dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil reaksi
berupa N-oksida. Dekomposisi senyawa alkaloid selama
atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai
persoalan jika penyimpanan dalam waktu yang cukup.

4) Bahan obat golongan Antihistamin


Antihistamin adalah kelompok obat yang digunakan untuk
meredakan keluhan atau gejala akibat reaksi alergi, misalnya
pada rhinitis alergi atau urtikaria.
1. Antihistamin generasi pertama
Antihistamin generasi pertama merupakan jenis
antihistamin yang pertama kali disetujui oleh Food and
Drug Administration (FDA). Pertama kali beredar di
negara Amerika Serikat dan masih digunakan sampai
sekarang.
Cara antihistamin generasi pertama bekerja adalah
melalui reseptor histamin di otak dan sumsum tulang
belakang bersamaan dengan jenis reseptor lain.  Efek
samping yang mungkin Anda rasakan saat mengonsumsi
antihistamin generasi pertama adalah merasa kantuk.
Contoh antihistamin generasi pertama adalah
chlorphenamine (termasuk Piriton), hydroxyzine,
mebhydrolin, cyproheptadine, promethazine.
2. Antihistamin generasi kedua
Jenis ini disetujui oleh FDA dan dipasarkan pertama
kali pada tahun 1980-an. Berbeda dengan pendahulunya,
antihistamin generasi kedua tidak menyebabkan kantuk.
Antihistamin generasi kedua sering dianggap lebih aman
untuk dikonsumsi karena memiliki efek samping yang
lebih sedikit. Contoh antihistamin generasi kedua adalah
cetirizine, fexofenadine dan loratadine, terfenadine,
desloratadine.
3. Antihistamin generasi ketiga
Antihistamin generasi ketiga terdiri atas fexofenadin,
norastemizol dan descarboethoxy loratadin merupakan
metabolit alami obat generasi ke-2 dan secara klinis
berguna dan tidak berpengaruh terhadap elektrofisiologi
jantung.
Contohnya:
a. Chlorphenamine
Chlorphenamine maleat (CTM) merupakan golongan
AH1 yang sering digunakan sebagai antialergi seperti
urtikaria. Jika diberikan secara peroral, CTM memiliki
bioavailabilitas yang rendah antara 25 - 50 %
dikarenakan mengalami first pass metabolism. Efek
samping dari CTM juga kurang disukai yaitu dapat
menyebabkan kantuk, karena CTM merupakan AH1
sedatif (Sean, 2009). Dengan adanya first pass
metabolism dan efek yang tidak disukai tersebut, maka
diharapkan CTM tetap dapat digunakan sebagai
antialergi namun tidak memberikan efek secara sistemik,
oleh karena itu bentuk sediaan semisolida topikal
merupakan salah satu pilihan yang dapat dipilih. Jika
ditinjau dari sifat fisiko-kimianya, CTM memiliki kelarutan
1 bagian dalam 4 bagian air (Depkes RI, 1995),
merupakan kelarutan yang cukup baik sehingga tidak
diperlukan bahan-bahan yang dapat meningkatkan
pelarutan.

 Strukur kimia

C16H19C1N2.C4H4O4
• Pemerian
Pemerian CTM berupa serbuk kristal putih dan
tidak berbau.
• Kelarutan
CTM memiliki kelarutan 1 bagian dalam 4
bagian air,larut dalam etanol dan klorofom,
sukar larut dalam eter dan benzena (Depkes
RI, 1995).
• Khasiat dan penggunaan
Chlorpheniramine atau CTM adalah obat untuk
meredakan gejala alergi yang bisa dipicu oleh
makanan, obat-obatan, gigitan serangga,
paparan debu, paparan bulu binatang, atau
paparan serbuk sari. Obat ini juga digunakan
untuk meringankan gejala batuk pilek (common
cold).

• Reaksi identifikasi
Identifikasi tablet CTM Melarutkan serbuk
CTM dengan 5 tetes aquades Menambahkan
larutan cuprifil
(2 tetes HCl 0,1 N + 2 tetes NaOH 0,1 N +1
tetes CuSO 4 0,05 N)
• Contoh hasi reaksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
pereaksi Ehrlich ranitidin hidroklorida dapat
diidentifikasi. Selain itu, dengan menggunakan
reaksi mikrokristal yaitu dengan ammonium
reineckat kelima senyawa golongan
antihistamin yang diteliti dapat memberikan
kristal yang berbeda-beda. Pada percobaan
dengan kromatografi lapis tipis fase gerak
metanol-butanol (70:30) dapat digunakan untuk
menganalisis famotidin, simetidin, dan
difenhidramin hidroklorida. Sedangkan dengan
fase gerak metanol-amonia (100:1,5) dapat
digunakan untuk menganalisis klorfeniramin
maleat dan ranitidin hidroklorida.
b. Loratadine
Loratadin, yang salah satunya dijual dengan
merek Claritin, merupakan obat yang
digunakan untuk mengobati alergi. Alergi ini
termasuk rinitis alergi dan urtikaria. Loratadin
juga tersedia dalam kombinasi dengan
pseudoefedrina,suatu dekongestan, yang
dikenal sebagai loratadin/pseudoefedrine.

 Struktrur kimia

C22H23ClN2O
• Pemerian
Serbuk putih atau hampir putih,berbentuk
kristal padat.
• Kelarutan
Mudah larut dalam aseton,kloroform dan
toluen,tidak larut dalam air.
• Khasiat dan penggunaan
Loratadine adalah obat untuk meredakan
gejala alergi, seperti bersin, hidung meler, mata
berair, ruam kulit yang terasa gatal, atau
biduran. Pada orang yang alergi, paparan zat
pemicu (alergen) akan meningkatkan produksi
dan kerja histamin, sehingga muncul keluhan
dan gejala alergi.
• Reaksi identifikasi
-
• Contoh hasi reaksi
-
c. Fexofenadin
Fexofenadine HCl merupakan golongan obat
antihistamin generasi kedua. Obat ini bekerja
dengan cara memblokir selektif aktivasi
reseptor H1 oleh histamin sehingga terjadi
pencegahan gejala alergi.

 Struktur kimia

C32H39NO4
• Pemerian
serbuk hablur, berwarna putih, tidak berbau.
• Kelarutan
Loratadine bersifat tidak larut air, namun
sangat mudah larut dalam aseton, alkohol dan
kloroform.
• Khasiat dan penggunaan
Fexofenadine adalah obat untuk meredakan
gejala alergi, seperti bersin, gatal, mata merah
dan berair, serta hidung meler atau tersumbat.
Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan
keluhan dan gejala pada rhinitis alergi dan
biduran.
• Reaksi identifikasi
-
• Contoh hasi reaksi
-

5) Bahan obat golongan vitamin


Istilah vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia
Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat
penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang
sangat vital, dan dari fakta tersebut lahirlah istilah vitamine
dan kemudian menjadi vitamin. Vitamin dikenal sebagai
kelompok seyawa organik yang tidak masuk dalam golongan
protein, karbohirat, maupun lemak. Vitaminmerupakan
komponen penting di dalam bahan pangan walaupun
terdapat dalam jumlah sedikit, karena berfungsi
untukmenjaga keberlangsungan hidup serta
pertumbuhanVitamin diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal.Vitamin-vitamin
tidak dapat dibuat dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, oleh
karena itu harus diperoleh bahan pangan yang dikonsumsi.
Kecuali vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asal kulit
mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Vitamin dapat dikelompokan dalam 2 golongan yaitu


vitamin yang larut di dalam lemak yaitu A,D,E,F dan K;
Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B
kompleks.
1. Vitamin yang larut dalam lemak
a) Vitamin A
pada umumnya terdapat di dalam hasil-
hasil hewani seperti daging, susu, keju, kuning
telur, hati, ikandan telur. Hasil nabati pada
umumnya tidak mengandung vitamin A tetapi
mengandung zat dalam bentuk provitamin A
yang dikenal sebagai beta karoten, misalnya di
dalam buah tomat, pepaya, wortel dan sayur-
sayuran hijau. Semakin hijau daun semakin
tinggi kadar karotennya. Wortel, ubi jalar dan
waluh kaya akan karoten. Slada dan kol miskin
karoten.
 Struktur kimia

C20H30O

 Pemerian
Cairan kuning menyerupai minyak.
Kristal tersolvatasi dari pelarut polar seperti
metanol dan metal format. Praktis tidak larut air
atau gliserol.Larutdalam pelarut alkohol
absolute, metanol dan kloroform, eter, lemak,
dan minyak menampakkan fluresensi jika
diradiasi dengan sinar UV

 Kelarutan
-
 Khasiat dan penggunaan
menunjang pertumbuhan dan
pembelahan sel, menjaga fungsi jantung, paru-
paru, serta ginjal.

 Reaksi identifikasi

Reaksi Carr dan Price:

Zat dalam larutan CHCl3+ 10 ml SbCl3


menjadi warna biru (tidak stabil) yang akan
berubah menjadi ungu cokelat (sesudah
beberapa menit). d) Flurosensi akan terlihat
warna hijau kuning pupus.

 Contoh hasil reaksi


- Zat + AgNO3menjadi merah rosa
- Larutan zat dalam air : jingga

b) Vitamin D
Vitamin D adalah suplemen untuk mencegah
dan mengatasi kekurangan vitamin D. Vitamin D
merupakan vitamin larut lemak yang diperlukan
untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor di
dalam tubuh.

 Struktur kimia

C28H44O
 Pemerian
Hablur putih, tidak berbau, dapat
terpengaruh oleh cahaya dan udara.

 Kelarutan
Tidak larut dalam air, larut dalam etanol,
dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak
lemak .
 Khasiat dan penggunaan
Vitamin D adalah suplemen untuk
mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin
D.

 Reaksi identifikasi
Spektrum serapan infra merah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, pada
rentang panjang gelombang 2-12 mikrometer
menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti ergocalciferol
BPFI.
Spektrum serapan ultraviolet larutan (1
dalam 100.000) dalam etanol P, menunjukkan
maksimum dan minimun hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada
ergocalciferol BPFI, daya serap masing-masing
pada panjang gelombang serapan makasimum
lebih kurang 265 nm berbeda tidak lebih dari
3,0 % Ke dalam larutan lebih kurang 0,5 mg
dalam 5 ml kloroform P + 0,3 ml anhidrida
asetat P dan 0,1 ml H2SO4 P, kocok kuat-
kuat : terjadi warna merah terang dan dengan
cepat berubah menjadi ungu, biru dan akhirnya
hijau.

Lakukan kromatografi lapis tipis seperti


yang tertera pada kromatografi. Tanpa
pemanasan dan secepatnya, buat larutan
skualan(1 dalam 100) dalam cloroform P
mengandung 50 mg ergocalciferol /ml dan buat
larutan baku ergocalciferol BPFI dalam pelarut
sama dan dengan kadar yang sama. Buat
larutan Buat larutan skualan (1 dalam 100)
dalam kloroform P, yang mengandung 100
microgram ergocierol BPFI /ml. Totolkan
secara terpisah masing-masing 10 mikroliter
larutan uji, larutan baku dan larutan ergosterol
pada jarak yang sama dan lebih kurang 2,5 cm
dari tepi bawah lempeng kromatograpi
campuran silika jell 20 cm x 20 cm setebal 0,25
mm.masukkan lempeng kedalam bejana
kromatograpi yang telah dijenuhkan dengan
fase gerak campuran sama banyak
sikloheksana P dan eter P, biarkan fase gerak
merambat hingga 15 cm diatas garis
penotolan. Pengembangan dan penetapan
selanjutnya dilakukan ditempat gelap.angkat
lempeng,biarkan fase gerak menguap dan
semprot dengan larutan asetil klorida P (1
dalam 50) dalam antimon triklorida LP.
Kromatogram yang diperoleh dari larutan uji
(ergocalciferol) menunjukan area jingga
kekuningan,mempunyai harga Rf. Yang sama
seperti larutan baku Ergocalciferol BPFI dan
dapat terlihat area ungu dibawah area
ergocalciferol.warna area ungu tidak lebih
intensif dari area ungu dalam kromatogram
yang diperoleh dari larutan ergosterol.

 Contoh hasil reaksi

5 mg zat + 2 ml lar. antimon (III) klorida P à


hangatkan dalam WB à merah

c) Vitamin E
Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas
molekul yang memiliki aktivitas vitamin E dalam
nutrisi. Vitamin E bukan nama untuk setiap satuan
bahan kimia spesifik namun, untuk setiap
campuran yang terjadi di alam yang menyediakan
fungsi vitamin E dalam nutrisi.

d) Vitamin K
Vitamin K sendiri merupakan vitamin yang larut
dalam lemak. Vitamin ini berperan dalam
pembekuan darah, metabolisme tulang, dan
mengatur kadar kalsium dalam darah.

2. Vitamin yang larut dalam air


a) Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam
air, penting bagi kesehatan manusia. Memberikan
perlindungan antioksidan plasma lipid dan diperlukan
untuk fungsi kekebalan tubuh termasuk (leukosit,
fagositosis dan kemotaksis), penekanan replikasi
virus dan produksi interferon. (Mitmesser et al., 2016)

 Struktur kimia
.

C6H8O6

 Pemerian
Hablur atau serbuk putih atau agak
kuning, tidak berbau, rasa asam. Oleh
pengaruh cahaya lambat laun menjadi
berwarna gelap.

 Kelarutan
Larut dalam 3,5 bagian air, dalam 25
bagian alkohol, dan dalam 10 bagian metil
alkohol; tidak larut dalam eter, kloroform dan
benzen.

 Khasiat dan penggunaan


berfungsi dalam pembentukan protein
yang digunakan untuk membuat kulit, tendon,
ligamen.

 Reaksi identifikasi
 Contoh hasil reaksi
b) Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks adalah stimulus yang
mengubah makanan menjadi bahan bakar di dalam
tubuh. Jenis vitamin yang satu ini menjaga fungsi
tubuh agar tetap berjalan.

Sesuai dengan namanya, vitamin B kompleks


memiliki beberapa turunan vitamin yang dibagi
menjadi delapan jenis, yaitu:

 B1 (tiamin),
 B2 (riboflavin),
 B3 (niasin),
 B5 (asam pantotenat),
 B6 (piridoksin),
 B7 (biotin),
 B9 (asam folat), dan
 B12 (cobalamin).

Anda mungkin juga menyukai