Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN

KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
RETARDASI
MENTAL
Kelompok 11

Erika Febriana Pransiska (1702012337)

Merist Salsa Bella Nur (1702012350)

Puji Hartatik (1702012360)

Yunita Kristinawati I.D (1702012381)


Pengertian

– Terdapat berbagai macam definisi mengenai retardasi mental. Menurut WHO (dikutipdari
Menkes, 1990), retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukup. Carter
CH (dikutip dari Tobback C) mengatakan bahwa retardasi mental adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atau kemampuanyang dianggap
normal. (soetjiningsih, 2013)
– Menurut Melly Budiman (1991), seseorang dikatakan retardasi mental, bila memenuhi
kriteria berikut :
– Fungsi intelektual umum dibawah normal
– Terdapat kendala pada perilaku adaptif sosial
– Gejalanya timbul dalam masa perkembangan, yaitudibawah usia 18 tahun.
Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks
dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial berperanan dalam terjadinya
retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992) dibawah ini.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
1. Non- organik
– Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
– Faktor sosiokultural
– Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
– Penelantaran anak
2. Organik
a. Faktor prakonsepsi
– Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos,dll)
– Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragile-X)
– sindrom polygenic familial
b. Faktor pranatal c. Faktor perinatal
 Ganguan pertumbuhan otak trimester I – Sangat prematur
– Kelainan kromosom (trisomi, mosaik,dll) – Asfiksia neonatorum
– Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV – Trauma lahir : perdarahan intra kranial
(Human Immunodeficiency Virus) – Meningitis
– Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi,dll) – Kelainan metabolik: hipoglikemia, hiperbilirubinemia
– Disfungsi plasenta d. Faktor post natal
– Kelainan kongenital dari otak (idiopatik) – Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
 Ganguan pertumbuhan otak trimester II dan III – Neuro toksin, misalnya logam berat
– Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV – CVA (Cerebrovascular accident)
– Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam – Anoksia, misalnya tenggelam
berat, dll)
– Metabolik
– Ibu : diabetes melitus, PKU (phenylketonuria)
– Toksemia gravidarum
– Ibu malnutrisi
Manisfestasi Klinik

– Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )


– Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
– Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
– Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran normal )
– Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
– Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
– Kemungkinan ciri-ciri dismorfik
– Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar
Patofisiologi

Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada
masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan
di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-
keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa ,
kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah tanggaan, ketrampilan sosial,
penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan keamanan ,
akademik fungsional, bersantai dan bekerja. Penyebab retardasi mental bisa
digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental
ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita
retardasi mental, yaitu dengan:

1. Kromosomal Kariotipe 3. CT ( Cranial Computed Tomography) atau


a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
tidak khas a. Pembesaran kepala yang progresif
b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen b. Tuberous sklerosis
c. Terdapat beberapa kelainan kongenital c. Dicurigai kelainan otak yang luas
d. Genetalia abnormal d. Kejang lokal
2. EEG ( Elektro Ensefalogram) e. Dicurigai adanya tumor intrakranial
a. Gejala kejang yang dicurigai
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat
Penatalaksanaan

– Farmakologi – Non Farmakologi


Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan Psikoterapi dapat diberikan baik pada anaknya
gejala hyperkinetik (selalu bergerak, konsentrasi sendiri maupun pada orang tuanya. Untuk anak
kurangdan perhatian mudah dibelokkan). Obat- yang terbelakang dapat diberikan psikoterapi
obat yang sering digunakan dalam bidang retardasi individual, psikoterapi kelompok dan manipulasi
mental adalah terutama untuk menekan gejala- lingkungan(merubah lingkungan anak yang tidak
gejala hyperkinetik, misalnya : menguntungkan bagi anak tersebut).
 Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari
 Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hariEfek
sampingan kedua obat diatas dapat
menimbulkan convulsi
 Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga
menekan gejala hyperkinetik
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
RETARDASI MENTAL

Pengkajian
– Riwayat Kesehatan
– Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya ketrampilan
ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar
kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran normal ), lambatnya pertumbuhan, tonus otot abnormal ( lebih sering tonus
otot lemah ), ciri-ciri dismorfik, dan terlambatnya perkembangan motoris halus dan
kasar.
– Riwayat kesehatan dahulu – Riwayat Tumbuh Kembang
Kemungkinan besar pasien pernah mengalami • Antenatal : kelainan kromosom (trisomi
Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down), 21/Down syndrom) ibu hamil denga usia
Sindrom Fragile X, Gangguan Sindrom ( distrofi otot diatas 40 tahun atau pernah mempunyai anak
Duchene ), neurofibromatosis ( tipe 1), Gangguan dengan sindrom down
metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria ), Abrupsio • Natal : prematuritas, asphyxia
plasenta, Diabetes maternal, Kelahiran premature, neonatorum
Kondisi neonatal termasuk meningitis dan
perdarahan intracranial, Cedera kepala, Infeksi, • Post Natal : meningitis, perdarahan
Gangguan degenerative. intracranial
– Riwayat kesehatan keluarga
Ada kemungkinan besar keluarga pernah
mengalami penyakit yang serupa atau penyakit
yang dapat memicu terjadinya retardasi mental,
terutama dari ibu tersebut.
Riwayat Imunisasi (Minimal Imunisasi dasar)
Imunisasi dasar Usia Reaksi Setelah Pemberian

Hepatitis B 0 - 7 hari Demam serta lemas. Pada kasus yang


jarang terjadi, efek samping bisa berupa
gatal-gatal, kulit kemerahan, dan
pembengkakan pada wajah.
BCG 1 bulan Akan menimbulkan bisul pada bekas
suntikan dan muncul 2-6 minggu
setelah suntik BCG. Bisul bernanah
tersebut akan pecah, dan
meninggalkan jaringan parut.
Sedangkan efek samping lain,
seperti anafilaksis, sangat jarang
terjadi.
Polio (I,II,III) 1,2,3,4 bulan Demam hingga lebih dari
390 C. Efek samping lain
yang dapat terjadi meliputi
reaksi alergi seperti gatal-
gatal, kulit kemerahan, sulit
bernapas atau menelan,
serta bengkak pada wajah.

DPT-HB-Hib 2,3,4 dan 18 bulan Radang, nyeri, tubuh kaku,


serta infeksi.
Campak 9 bulan dan 24 bulan Demam dan kemerahan
pada tubuh.
Pengkajian fisik

1. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali 7. Telinga : keduanya letak rendah; dll


(btk kepala tdk simetris)
8. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
2. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk
9. Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak
ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
sempurna
3. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
10. Tangan: jari pendek dan tegap atau panjang kecil
4. Hidung : jembatan/punggung hidung meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas,
11. Dada & Abdomen : tdp beberapa putting,
dll
buncit, dll
5. Mulut: bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas,
12. Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
langit-langit lebar/melengkung tinggi
13. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang &
6. Geligi : odontogenesis yang tdk normal tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar,
gemuk
Analisa Data
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
(DO,DS) (Pohon masalah)
Tanda mayor Ketidakmampuan kognitif Gangguan interaksi social
Ds :
1. Merasa tidak nyaman dengan situasi social Defisiensi bicara
2. Merasa sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaan
Do : Gangguan interaksi social
1. Kurang responsive atau tertarik pada orang lain.
2. Tidak berniat melakukan kontak emosi dan fisik
Tanda Minor :
Ds :
1. Sulit mengungkapkan kasih sayang
Do :
1. Gejala cemas berat
2. Kontak mata kurang
3. Ekspresi wajah tidak responsive
4. Tidak kooperatif dalam bermain dan berteman dengan
sebaya
5. Perlaku tidak sesuai
Tanda Mayor :
Ketidakmampuan kognitif Gangguan komunikasi verbal
Ds : -
Do :
1. Tidak mampu berbicara \
‘atau mendengar
Gangguan pendengaran
1. Menunjukkan respon tidak sesuai
Tanda Minor :
Ds : -
Do :
1. Afasia
Gangguan komunikasi verbal
2. Disfasia
3. Apraksia
4. Disleksia
5. Disartria
6. Afonia
7. Dislalia
8. Pelo
9. Gagap
10. Tidak ada kontak mata
11. Sulit memahami komunikasi
12. Sulit mempertahankan komunikasi
13. Sulit menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
14. Tidak mampu menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
15. Sulit menyusun kalimat
16. Verbalisasi tidak tepat
17. Sulit mengungkapkan kata-kata
18. Disorientasi orang, ruang, waktu
19. Defisist penglihatan
20. Delusi
Tanda mayor : Ketidakmampuan kognitif Gangguan tumbuh kembang
Ds : -
Do : Efek ketidakmampuan fisik
1. Tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas
sesuai usia (fisik, Bahasa, motoric, psikososial)
2. Pertumnuhan fisik terganggu Gangguan tumbuh kembang
Tanda minor :
Ds : -
Do :
1. Tidak mampu melakukan perawatan diri sesuai usia
2. Afek datar
3. Respon social lambat
4. Kontak mata terbatas
5. Nafsu makan menurun
6. Lesu
7. Mudah marah
8. Regresi
9. Pola tidur terganggu ( pada bayi)
Prioritas Diagnosis Keperawatan

– Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek


ketidakmampuan fisik (D. 0106)
– Gangguan interaksi social berhubungan dengan defisiensi bicara (
D.0118)
– Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
pendengaran ( D.0119)
Rencana Keperawatan
SDKI SLKI SIKI

1. Gangguan tumbuh kembang Status perkembangan (L.10101) Perawatan perkembangan (I.10339)


berhubungan dengan efek Setelah dilakukan perawatan selama Observasi
ketidakmampuan fisik (D. 0106) 3x24 jam diharapakan tumbuh -Identifikasi pencapaian tugas perkembangan
Tanda mayor : kembang menjadi membaik dengan anak
Ds : - kriteria hasil : -Indentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis
Do : Keterampilan / perilaku sesuai usia yang di tunjukkan bayi ( mis. Lapar, tidak
Tidak mampu melakukan meningkat (5) nyaman)
keterampilan atau perilaku khas Kemampuan melakukan perawatan Terapeutik
sesuai usia (fisik, Bahasa, diri meningkat (5) -Pertahankan sentuhan seminimal mungkin
motoric, psikososial) bayi prematur
Pertumnuhan fisik terganggu -Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan
tidak ragu-ragu
-Minimalkan nyeri
-Minimalkan kebisingan ruangan
-Pertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan optimal
Tanda minor : -Motivasi anak berinteraksi dengan
Ds : - anak lain
Do : -Sediakan aktivitas yang memotivasi
Tidak mampu melakukan perawatan anak berinteraksi dengan orang
diri sesuai usia lainnya
Afek datar -Fasilitasi anak berbagi dan bergantian
Respon social lambat / bergilir
Kontak mata terbatas -Dukung anak mengekpresikan diri
Nafsu makan menurun melalui penghargaan positif atau
Lesu umpan balik atas usahanya
Mudah marah -Pertahankan kenyamanan anak
Regresi -Fasilitasi anak melatih
Pola tidur terganggu ( pada bayi) keterampilannpemenuhan kebutuhan
secara mandiri ( mis. Makan, sikat
gigi, cuci tangan, memakai baju)
-Bernyanyi bersama anak lagu-lagu
yang disukai
-Bacakan cerita atau dongeng
-Dukung partisipasi anak di sekolah,
ekstrakulikuler dan aktivitas
komunitas
Edukasi
-Jelaskan orang tua atau pengasuh
tentang milestone perkembangan
anak perilaku anak
-Anjurkan orang tua menyentuh
dan menggendong bayinya
-Anjurkan orang tua berinteraksi
dengan anaknya
-Ajarkan anaka keterampilan
berinteraksi
-Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
-Rujuk untuk konseling, jika perlu
2. Gangguan interaksi social - Interaksi social ( L.13115) - promosi sosialisasi ( I. 13498)
berhubungan dengan defisiensi Setelah dilakukan perawatan Observasi
bicara ( D.0118) selama 3x24 jam diharapakan -Identifikasi kemampuan melakukan
Tanda mayor interaksi sosial menjadi meningkat -interaksi dengan orang lain
Ds : dengan kriteria hasil : -Identifikasi hambatan melakukan
Merasa tidak nyaman dengan situasi Perasaan nyaman dengan situasi -Interaksi dengan orang lain
social social meningkat (5) Terapiutik
Merasa sulit menerima atau Perasaan mudah menerima atau -Motivasi meningkatkan
mengkomunikasikan perasaan mengkomunikasikan perasaan keterlibatan dalam suatu hubungan
Do : meningkat (5) -Motivasi kesabaran dalam
Kurang responsive atau tertarik Responsive pada orang lain mengembangkan suatu hubungan
pada orang lain. meningkat (5) -Motivasi berpartisipasi dalam
Tidak berniat melakukan kontak Minat melakukan kontak emosi aktivitas baru dan
emosi dan fisik meningkat (5) kegiatankelompok
Tanda Minor : Perasaan tertarik pada orang lain -Motivasi berinteraksi diluar
Ds : meningkat. (5) lingkungan ( mis. Jalan – jalan, ke
Sulit mengungkapkan kasih sayang toko buku)
-Diskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam berkomunikasi
dengan orang lain
-Diskusikan perencanaan kegiatan
Do : dimasa depan
Gejala cemas berat -Berikan umpan balik positif dalam
Kontak mata kurang perawatan diri
Ekspresi wajah tidak responsive -Berikan umpan balik positif pada
Tidak kooperatif dalam bermain dan setiap peningkatan kemampuan
berteman dengan sebaya Edukasi
Perlaku tidak sesuai -Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
-Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
-Anjurkan berbagi pengalaman dengan
orang lain
-Anjurkan meningkatkan kejujuran diri
dan menghormati hak orang lain
-Anjurkan penggunaan alat batu ( mis.
Kacamata dan alat bantu dengar)
-Anjurkanmembuat perencanaan
kelompok kecil untuk kegiatan khusus
-Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
-Latih mengekpresikan marah dengan
tepat
3. Gangguan komunikasi verbal -komunikasi verbal (L.13118) - Promosi komunikasi : defisit
berhubungan dengan gangguan Setelah dilakukan perawatan selama pendengaran ( I. 13493)
pendengaran (D.0119) 3x24 jam diharapakan komunikasi Observasi
Tanda Mayor : verbal menjadi meningkat dengan -Periksa kemampuan pendengaran
Ds : - kriteria hasil : -Monitor akumulasi serumen
Do : Kemampuan berbicara meningkat berlebihan
Tidak mampu berbicara \‘atau (5) -Identifikasi metode komunikasi
mendengar Kemampuan mendengar meningkat yang disukai pasien ( mis. Lisan,
Menunjukkan respon tidak sesuai (5) tulisan, gerakan bibir, Bahasa isyarat
Tanda Minor : Kesesuaian ekspresi wajah/tubuh Terapeutik
Ds : - meningkat (5) -Gunakan bahaa sederhana
Do : -Gunakan bahsa isyarat, jika perlu
Afasia -Verifikasi apa yang dikatakan atau
Disfasia ditulis pasien
Apraksia -Fasilitasi penggunaan alat bantu
Disleksia dengar
Disartria
Afonia
Dislalia -Berhadapan dengan pasien secara
Pelo langsung selama berkomunikasi
Gagap -Pertahankan kontak mata selama
Tidak ada kontak mata komunikasi
Sulit memahami komunikasi -Hindari merokok, mengunyah
Sulit mempertahankan komunikasi makanan atau permen karet, dan
Sulit menggunakan ekspresi wajah menutup mulut saat berbicara
atau tubuh -Hindari kebisingan saat
Tidak mampu menggunakan berkomunikasi
ekspresi wajah atau tubuh -Hindari berkomunikasi lebih dari
Sulit menyusun kalimat 1meter dari pasien
Verbalisasi tidak tepat -Lakukan irigasi telinga, jika perlu
Sulit mengungkapkan kata-kata -Pertahankan kebersihan telinga
Disorientasi orang, ruang, waktu Edukasi
Defisist penglihatan -Anjurkan menyampaikan pesan
Delusi dengan isyarat
-Anjurkan cara membersikan
serumen yang tepat
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai