Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 6 : Fahira Natasya

Fadila Ramadini
Aulivia Nada Utari
M. Al Kusyairi
Kintan Febriana
Ichsan Faisal S
Syahadatan Jordan

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pemilihan Tanaman
Agroforestry

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Petani menanam pohon karena dua alasan
1. Produksi
2. Pelayanan( service)

1.Untuk produksi artinya untuk bahan bangunan, kayu bakar, obat-o


batan dll

2.Untuk pelayanan adalah untuk pengendalian erosi, mening-katkan


kesuburan, memperbaiki struktur tanah, konservasi biodiversitas dan
tentu saja untuk penyimpanan karbon dan mengurangi efek rumah
kaca.
B. Pengambilan Keputusan Pemilihan Jenis Tanaman

Pemilihan jenis pohon dan pola tanam merupakan hal yang penting didalam
pengelolaan hutan agroforestri. FORDA (2015) menyatakan bahwa pemilih
an jenis tanaman yang akan dikembangkan dalam suatu areal atau lahan hut
an sangat penting karena kesalahan dalam memilih jenis dari segi ekologi d
apatmenyebabkan kegagalan pertumbuhan jenis terpilih di lapangan. Selain
itu persyaratan utama dalam pemilihan jenis adalah kecocokan antara pers a
ratan ekologis jenis tanaman dengan sifat tempat tumbuhnya seperti ketingg
ian tempat, iklim (suhu, curah hujan, toleransi jenis pohon terhadap sinar m
atahari) dan sifat sifat tanah
Menurut Suryanto et al (2005), Faktor-faktor yang perlu dipe
rhatikan dalam pemilihan jenis untuk ditanam:

1. Tujuan penanaman

2. Jenis potensial dan tersedia

3. Jenis yang bisa tumbuh di lokasi


Menurut (Firdaus,2013) interaksi terjadi antara kedua tana
man begitu tergantung pada kebutuhan nutrisi masing-masi
ng tanaman dan juga sifat dari tajuknya,dimana terbagi atas
interaksi positif,netral dan negativ. Interaksi positiv terjadi a
pabila keberadaan dua jenis tanaman dapat saling menguntu
ngkan,menigkatkan produktivitas,dll.
Pemilihan jenis pohon dan pola tanam merupakan hal yang pen
ting didalam pengelolaan hutan agroforestri.
Pemilihan jenis pohon dan pola tanam merupakan h
al yang penting didalam pengelolaan hutan agroforestri. (F
ORDA, 2015) menyatakan bahwa pemilihan jenis tanaman y
ang akan dikembangkan dalam suatu areal atau lahan hutan
sangat penting karena kesalahan dalam memilih jenis dari s
egi ekologi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan je
nis terpilih di lapangan. Selain itu persyaratan utama dalam
pemilihan jenis adalah kecocokan antara persyaratan ekolog
is jenis tanaman dengan sifat tempat tumbuhnya seperti keti
nggian tempat, iklim (suhu, curah hujan, toleransi jenis poh
on terhadap sinar matahari) dan sifat sifat tanah.
faktor-faktor yang dipertimbangkan
petani dalam pemilihan jenis pohon
untuk dibudidayakan
1. Nilai ekonomi/harga,
2. Kemudahan pemasaran,
3. Intensitas panen,
4. Penguasaan pengetahuan, dan
5. Ketersediaan modal
Jenis-jenis tanaman yang menjadi pilihan petani
untuk dikelola antara lain kakao (Theobroma Cacao),
pisang (Musaceae spp), durian (Durio zibethinus),
cengkeh (Sysygium aromaticum), petai (Parkia
speciosa), sengon (Albizia chinensis), kopi (Coffea
spp), medang, kelapa (Cocos nucifera), dan damar
mata kucing (Shorea javanica). Pola tanaman yang
didapat merupakan kombinasi kakao sebagai tanaman
utama dengan cengkeh, pisang, petai, tangkil, dan
durian sebagai tanaman sekunder. Pola tanam kedua
merupakan kombinasi damar sebagai tanaman utama
dengan cengkeh, durian, kelapa dan petai sebagai
tanaman sekundernya.
Identifikasi Komoditas Komersial

Kegiatan awal yang perlu dilakukan dalam pengembangan hutan rakyat


menjadi usaha agribisnis adalah identifikasi komoditas komerisal yang layak
untuk dikemb angkan. Komoditas komersial ini dapat berupa berbagai ragam
produk atau jasa yang dapat diperoleh dari pengelolaan sumberdaya alam
yang mempunyai nilai untuk diperdagangkan. Sebagaimana dikemukakan
oleh Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (2004) ragam produk
dan jasa yang mempunyai nilai komersial untuk pengembangan hutan rakyat
antara lain berupa :
1. Hasil hutan berupa kayu pertukangan untuk bangunan, mebel, perkakas
kerajinan
2. Kayu lapis, pulp dan kertas
3. Hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari tanaman serbaguna (MPTS)
berupa buah-buahan,
biji-bijian, bunga-bungaan, getah-getahan, rotan bamboo, gaharu, damar,
minyak resin , lebah
madu dan sutera alam
4. Hasil pertanian berupa buah-buahan, sayur-sayuran umbi-umbian dan
bunga-bungaan
5. Hasil tanaman industri berupa tanaman rempah, tanaman obat dan minyak
resin serat
6. Jasa lingkungan dari ekosistem hutan yang dapat dikembangkan sebagai
obyek wisata alam wisata petualangan, hutan pendidikan dan hutan
penelitian
Pemilihan Jenis dan Persyaratan

Hasil identifdikasi mengenai ragam produk yang dike


mbangkan dipilih salah satu jenis atau kombinasi jeni
s yang paling sesuai ditinjau dari prospeknya pada m
asa yang akan datang. Untuk menjamin keberhasilan
usaha maka komoditas yang dipilih disamping memp
unyai keunggulan komperatif berupa keunikan produ
k yang dimiliki sesuai spesifik lokasi, harus pula memi
liki keunggulan kompetitif (daya saing) baik dilingkun
gan domestik/lokal maupun internasional. Keunggula
n kompetitif tersebut antara lain mencakup baik mut
u produk (quality), harga produk (price) maupun laya
nan yang dapat diberikan (service).

Gumbira (2000) menyatakan bahwa dalam pengemba


ngan agrobisnis, pemilihan suatu komoditas perlu did
asarkan pada syarat normatif antara lain berbasis sum
berdaya lokal, memiliki pasar dan peluang ekspor, me
nghasilkan keragaman usaha dan menunjang kegiata
n ekonomi lainnya.
Berdasarakan syarat normatrif tersebut Suprianto
(2005) mengemukakan 9 kriteria untuk memilih komoditas yang diharapka
n memiliki keunggulan komperatif berupa keunikan produk yaitu
(1) memiliki pasar domestik dan lebih baik bila memiliki peluang ekspor,
(2) berbasis sumberdaya lokal
(3) dukungan sumberdaya manusia, baik kualitas maupun kuantitas,
(4) memiliki kelayakan finansial sehingga mampu tumbuh dan berkemban
g sebagai sumber penerimaan,
(5) memiliki kelayakan teknis,
(6) memiliki efek multiplayer yang dicirikan dengan kemampuan menghasi
lkan keragaman usaha,
(7) memiliki kelayakan ekologis sehingga tidak mengganggu kelestarian,
(8) tidak bertentangan dengan adat istiadat masyarakat setempat, dan
(9) didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai
Beberapa persyaratan lain dikemukakan oleh F/Fred Winrock
International (1992) mengemukakan kriteria
umum pemilihan jenis sebagai berikut;
a. Mudah beradaptasi terhadap kondisi tanah dan iklim yang
ada
b. Tahan terhadap hama dan penyakit
c. Sedikit biaya dan waktu untuk pengolahan
d. Tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim lainnya
e. Toleran terhadap perlakuan pemangkasan dan trubusan
f. Memiliki pertumbuhan awal yang cepat
g. Mempunyai percabangan rendah yang dapat dengan mud
ah dipotong dengan peralatan sederhana
dan mudah diangkut
h. Mempunyai kadar air kayu yang rendah sehingga mudah
dikeringkan
i. Mempunyai kegunaan lain yang dapat menyokong kehidup
an petani
j. Mempunyai karakteristik akar yang baik

Anda mungkin juga menyukai