(Alumunium)
Ulvy Nur Kibriyanti
(D1101161004)
Proses pengolahan bijih bauksit menjadi alumina
• Bijih bauksit tidak digunakan langsung untuk membuat aluminium. Bijih bauksit harus
terlebih dahulu masuk proses pemurnian untuk memperoleh aluminium oksida atau
alumina. Proses ini disebut proses bayer.
• Proses bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan tambang yang
mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida (Al(OH)3). Aluminium
hidroksida lalu dipanaskan pada suhu sedikit di atas 1000 oC sehingga terbentuk
alumina dan H20 yang menjadi uap air.
• Alumina yang udah jadi kemudian dilakukan pemurnian lagi sehingga dihasilkan
alumunium
Proses Bayer
Proses bayer terdiri dari 4 tahap yaitu ekstraksi, pemisahan, presipitasi, dan kalsinasi
1. Tahap ekstraksi
Pada tahap ini, bauksit dan natrium hidroksida diumpankan secara terpisah
kedalam autoclabes, tubular reactor, dan steel vessel. Kondisi operasi tahap ini adalah
pada suhu 140 oC dan tekanan 34 atm. Alumina hidrat yang terdapat dalam bauksit
larut di dalam natrium hidroksida dan menghasilkan natrium aluminat (NaAlO2)
di tahap ini terjadi pemisahan natrium aluminat dengan red mud. Larutan
natrium aluminat difiltrasi untuk memisahkan red mud. Red mud ditambahkan glokulan
untuk meningkatkan settling rate, kemudian dipindahkan dengan menggunakan
thickener yang berdiameter besar. Partikel-partikel padat yang terkandung dalam red
mud dipisahkan dengan filter press. Sedangkan alumunium yang masih terdapat di
dalam red mud didaur ulang dengan menggunakan counter current decantation. Red
mud ditambah dengan kapur (Ca(OH)2) untuk causticization supaya terbentuk natrium
hidroksida dan kalsium karbonat. Reaksi yang terjadi yaitu:
Ada 6 macam precipitating agents yang dapat digunakan di dalam proses ini antara lain
4. Tahap kalsinasi
Aluminium hidroksida dikeringkan di dalam rotary kiln atau fluid – bed calciners
pada temperatur 1100 – 1500 untuk melepaskan air. Hasil kalsinasi aluminium
hidroksida adalah alumina. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
Reaksi Sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
Proses Hall-Heroult
Proses peleburan dilanjutkan dengan penambahan alumina pada larutan kriolit untuk
menggantikan senyawa yang terdekomposisi. Arus listrik konstan tetap dialirkan. Panas yang berasal
dari aliran listrik menjaga agar isi pot tetap berada pada kadaaan cair.
Lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung menuju
cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing-masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000
ton alumunium per tahun
Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan
menghasilkan 1 ton alumunium